NovelToon NovelToon
Lahir Kembali Di Medan Perang

Lahir Kembali Di Medan Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Penyelamat
Popularitas:35k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

Seorang pria modern yang gugur dalam kecelakaan misterius terbangun kembali di tubuh seorang prajurit muda pada zaman perang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Saat itu Surya akhirnya mengerti mengapa Belanda menghujani Benteng Pusat dengan meriam dan bom bakar, bukan Benteng di sisi selatan atau Kobrin kecil di pinggiran kota.

Instruktur terkutuk itu—Joko—telah membocorkan seluruh rencana pertahanan kepada Belanda. Ia mengkhianati semua orang.

Dugaan Surya benar. Belanda segera mengerahkan mortir berat dan pesawat Mustang untuk menghantam posisi pusat pertahanan Republik.

Di pos komando Belanda, Kolonel Van der Laan bahkan tak kuasa menahan decak kagum ketika mendengar laporan pengkhianatan itu.

“Siapa bilang orang Jawa hanya bisa bertempur membabi buta tanpa taktik? Rencana ini luar biasa. Kalau bukan karena adanya pengkhianat, mungkin pasukan Republik sudah berhasil lolos dari pengepungan kita.”

Kolonel Van der Laan awalnya memperkirakan arah pelarian pejuang Republik ke hutan di utara. Ia sudah menempatkan sebagian besar pasukannya di sana. Baru kali ini ia sadar bahwa kabar itu hanyalah umpan yang sengaja disebarkan oleh pihak Republik.

Namun kini, setelah mendapat bocoran dari Joko, ia segera mengubah rencana. Artileri Belanda diarahkan untuk membombardir titik-titik penyusupan di dekat benteng, dan bala bantuan segera dikirim ke sisi timur kota.

Akibatnya, para pejuang Republik yang mencoba berkumpul di dekat gereja tua di pusat kota justru semakin terjebak.

Yang lebih parah, ini bukan hanya soal militer, tapi psikologis.

Jika hanya seorang prajurit biasa yang menyerah, itu mungkin masih bisa dimaklumi. Bagaimanapun, kondisi mereka memang genting. Sekalipun berhasil menembus kepungan, apa yang menanti mereka di luar sana? Hutan lebat, rawa, dan pasukan patroli Belanda yang tersebar di jalan-jalan utama.

Tapi kali ini yang berkhianat adalah seorang instruktur orang yang selama ini berdiri di depan, memberi semangat, mengajar tentang “perjuangan sampai titik darah penghabisan”. Bagaimana mungkin orang semacam itu menyerah, lalu bergabung dengan musuh?

Para pejuang terpukul. Mereka marah, kecewa, bahkan mulai kehilangan arah.

Mayor Wiratmaja tertegun sejenak, lalu berusaha menenangkan pasukannya.

“Tidak! Itu hanya kabar bohong. Jangan percaya begitu saja!”

Ia menatap pasukannya satu per satu, lalu bersuara tegas:

“Dengar baik-baik! Tidak seorang pun boleh menyebarkan rumor tanpa bukti. Siapa yang berani membuat gaduh, akan saya tindak tegas. Mengerti?”

“Baik, Pak Mayor!”

“Siap!”

Jawaban serentak terdengar, meskipun jelas tidak semua percaya.

Surya bisa merasakan keresahan yang tak bisa dibendung. Beberapa prajurit yang pernah dekat dengan Joko bahkan mulai ragu pada keputusan mereka.

Okta, seorang pemuda yang dulunya aktor sandiwara rakyat, meludah dengan kesal.

“Aku punya ide, Surya. Bagaimana kalau kita menyerah saja ke Belanda, tapi dengan satu syarat biar kita yang habisi si pengkhianat itu!”

Surya menghela napas panjang. Ia bisa memahami amarah Okta. Dibandingkan musuh yang jelas-jelas menyerang, lebih sakit lagi melihat orang dalam yang selama ini dianggap saudara justru menjual mereka.

Namun Surya menggeleng.

“Jangan bodoh, Okta! Kalau pun kita menyerah, mana mungkin Belanda menaruh kita di tempat yang sama dengan dia?”

“Lalu apa? Kita biarkan dia tertawa di seberang sana, melihat kita mati satu per satu?” Okta mendengus, matanya penuh api. “Dia pasti sedang duduk manis, melihat kita jatuh, berdarah, dan kehilangan nyawa.”

Surya menepuk bahunya.

“Tenanglah, kawan. Percayalah, Belanda tidak akan membiarkannya hidup nyaman. Mereka tidak pernah sungguh-sungguh percaya pada orang yang menjual bangsanya sendiri.”

Surya tahu, Belanda sering menggunakan para pengkhianat hanya untuk sementara, lalu membuang mereka setelah tak lagi berguna. Joko mungkin masih merasa aman, padahal ajalnya sendiri sedang menunggu.

Sementara itu, di tepi sungai Sinar, regu pertama pejuang Republik sudah bergerak. Mereka menurunkan rakit sederhana dari bambu, memasang senapan mesin di atasnya, lalu mendayung dalam gelap.

Setiap ayunan bambu terasa berat. Mereka tahu, di seberang sungai sudah menunggu pasukan Belanda dengan senapan otomatis.

Namun pilihan sudah tidak ada lagi.

Ada dua puluh lima rakit bambu yang berhasil dirakit. Masing-masing bisa menampung sepuluh orang, dan sebagian besar pejuang yang naik rakit bisa berenang.

Itu karena hampir semua pasukan Republik yang bertahan di benteng Yogya terbiasa dengan sungai: Sinar, Opak, Progo sejak kecil mereka akrab dengan arus air yang deras. Berenang sudah jadi bagian hidup mereka.

Rencana pelarian pun disusun.

Dua puluh lima rakit dibagi menjadi tiga gelombang: delapan atau sembilan rakit di bagian utara, tengah, dan selatan. Tujuannya agar pasukan Belanda di seberang tidak bisa memusatkan tembakan ke satu titik.

Jika rencana ini tidak bocor, peluang keberhasilannya sangat tinggi.

Gelombang pertama sekitar 250 orang hanya berhadapan dengan satu peleton Belanda di seberang sungai. Ditambah serangan dilakukan malam hari, besar kemungkinan satu serbuan bisa meluluhlantakkan posisi lawan.

Setelah itu, pejuang Republik bisa segera membangun pertahanan di tepi seberang, lalu rakit berikutnya membawa gelombang lanjutan sampai semua pasukan berhasil menyeberang.

Namun, semua itu tinggal mimpi.

Begitu rakit-rakit diturunkan ke sungai, beberapa suar ditembakkan dari kubu Belanda.

Langit malam mendadak memutih seperti siang hari. Cahaya magnesium memantul di permukaan Sungai Sinar yang hitam berkilat, bagaikan kaca yang disinari matahari.

Lalu, bagaikan badai, hujan peluru pun datang.

Senapan mesin Belanda meraung, mortir meledak, dan rentetan peluru bersiul di atas permukaan air. Sungai seketika berubah jadi neraka. Rakit-rakit itu dihantam bertubi-tubi, prajurit-prajurit muda terlempar ke air dengan tubuh bersimbah darah.

Salah satu rakit bahkan langsung hancur berkeping-keping dihantam mortir, menenggelamkan semua yang ada di atasnya.

Namun masih ada secercah harapan. Karena area serangan pejuang Republik cukup luas, tembakan Belanda tidak bisa sekaligus menghentikan semua rakit. Selama ada satu sektor yang berhasil lolos, peluang menerobos tetap ada.

Tapi harapan itu segera dihancurkan.

Dua ledakan menggelegar.

“BOOOM!”

Dua bom besar dijatuhkan dari pesawat Mustang Belanda mengguncang bumi.

Kali ini, serangan benar-benar tepat sasaran. Rupanya ada pengamat Belanda yang berbaring di tepi sungai dengan teropong, mengarahkan artileri dan pesawat lewat radio. Setelah menyesuaikan tembakan pertama, gelombang berikutnya menghantam dengan presisi mematikan.

Satu bom jatuh hanya seratus meter dari gereja tua yang dijadikan markas darurat. Ledakan itu mengguncang tanah hingga Surya nyaris muntah darah.

Bom kedua lebih mengerikan.

Ia jatuh tepat di sisi gereja, menembus dinding yang sudah rapuh, lalu meledak di fondasi bangunan.

“DOOOOMM!!!”

Ledakan itu merobek batu bata dan kayu jati penyangga atap. Kaca jendela pecah bersamaan, suara ledakannya seperti puluhan gong pecah sekaligus:

“Ping! Ping! Ping! Pong! Pong! Pong!"

1
FATKA NUDIN
Thor knp ga up² sya kira bakal up sekali sehari ini udh bbrp hari kok ga up² ... pdhl ceritanya bagus klo smpe berhenti sayang bngt sih...
Dhani Chandra
keren nih ceritanya...
Nani Kurniasih
semoga gak ada mata mata
Nani Kurniasih
mereka percaya Surya bisa cari jalan apa aja biar pletonnya selamat semua
Nani Kurniasih
top banget dech surya
Nani Kurniasih
bima kepikiran pengen balik ke masa depan gak ya?
Nani Kurniasih
/Good/
HINATA SHOYO
sekali2 crazy up thor 😄
HINATA SHOYO
mulai menurun sudah up nya thorr hmmmm lama2 jarang2 up n cerita tidak tuntas🤔🤔🤔 smogalah jgn kaya thor lain nya
Nani Kurniasih
masih kepikiran sama Toni
Nani Kurniasih
😭
Nani Kurniasih
suka klo banyak karakter pendukung gini
Nani Kurniasih
ternyata udah dari dulu semua diukur pake ijazah dan pangkat bukan dari pengalaman dan kemampuan.
Cha Sumuk
cerita nya serasa hidup gitu tegang bc nya..
Nani Kurniasih
klo ada bintang 10 udah saya pencet dech 👍🏻 ceritanya bagus
Nani Kurniasih
klo ke timur kembali lagi ke pos bukan ya?
Nani Kurniasih
kalian tuh ditumbalkan sama Pranoto.. aduuuh mengsedih banget resimen 333 .. jadi pengen nyentil si Pranoto biar ditembak tank belanda
HINATA SHOYO
kelass kau thor kerenn habis ceritanya smngkin menarik n tidak taruk ulur jelas n akurat..lluarr biasa lanjuttt thorr gassspokll
Syahrian
👌
HINATA SHOYO
mana nih thor ko belum up??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!