Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 Magic Shop (2)
Mereka akhirnya sampai di toko sihir Salabim. Toko ini terlihat setelah melewati gang-gang kecil di tengah ibukota.
Bahkan tidak ada papan nama yang menunjukkan bahwa toko ini merupakan toko sihir, sehingga wajar jika tidak ada orang biasa yang mengetahui keberadaan toko ini.
“Jika bukan karena Lord, saya tidak mungkin bisa sampai di toko ini.” Winter menggelengkan kepala melihat toko dihadapannya.
“Apakah Anda diam-diam mencari toko ini karena takut ayah Anda mengetahui bahwa Anda membeli artefak sihir?”
“...”
“Saya paham, beberapa orang masih takut dengan sihir. Wajar jika ayah Anda meminta anda menjauhi sihir atau artefak sihir. Tapi, saya dapat menjamin sihir tidak berbahaya seperti yang orang-orang pikirkan.”
“... Itu juga yang saya pikirkan.”
“Ya?”
“Pemimpin kuil sudah mengatakan bahwa sihir merupakan salah satu berkah Aether. Tapi mengapa orang-orang masih takut dengan sihir? Belum lagi artefak yang dibuat oleh penyihir memiliki kegunaan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Apa yang salah dengan itu?”
“.....”
“Yang salah, adalah orang-orang yang menuduh penyihir sebagai ajaran sesat tanpa bukti apapun, sehingga para penyihir harus hidup tersembunyi karena takut ketahuan. Diperlakukan sebagai kasta terendah bahkan hingga sekarang. Ini sangat tidak adil bagi kehidupan penyihir!”
Tanpa sadar Winter mengeluarkan semua perasaan di hatinya. Faktanya sejak kecil dia selalu dicemooh oleh orang-orang di kediaman Lancester karena hal ini. Ibu nya yang merupakan penyihir dianggap aib keluarga Lancaster.
Meskipun penyihir sudah tidak dianggap ajaran sesat, pembulian kepada penyihir masih terus terjadi di kerajaan Windland. Bahkan penyihir dianggap kasta terendah yang setara dengan budak.
“Pffttt..”
Winter yang kembali tersadar segera menoleh saat mendengar suara tawa yang tertahan. Di sebelahnya Kayleigh memalingkan wajahnya dengan menutup mulutnya dengan sebelah tangan.
“..Ah, maaf Nona. Saya tidak bermaksud tidak sopan.. Hanya saja, saya jarang menemukan orang yang membela penyihir di kerajaan ini.”
Winter menundukkan kepalanya karena malu, semburat kemerahan terlihat di pipi putihnya.
“..Saya akan masuk duluan, Lord!”
Dia lalu bergegas masuk ke dalam toko Salabim tanpa menoleh kebelakang.
“Tunggu saya, Nona Sia!”
...***...
Kayleigh tampak asik mengamati artefak-artefak sihir. Melihat Kayleigh yang lengah, Winter bergegas menemui pelayan toko dan memintanya membungkuskan bahan-bahan yang tertera di kertas miliknya.
Seperti yang dikatakan Kayleigh, tidak banyak artefak yang dijual oleh toko. Hal ini terjadi karena langkanya penyihir saat ini.
Terutama artefak sihir menghabiskan mana yang banyak saat pembuatannya. Sehingga jumlah artefak menjadi sedikit dan harganya sangat mahal.
Tiba-tiba mata Winter teralihkan oleh bros berwarna biru laut yang terpampang di salah satu etalase toko.
Entah karena saat ini Kayleigh mengenakan pakaian berwarna biru, artefak itu terlihat cocok digunakan oleh penyelamatnya. Winter merasa artefak biru ini akan menjadi bayaran terbaik untuk orang yang membantunya hari ini.
"Bolehkan aku tau kegunaan dari artefak ini?"
Tanya Winter pada pelayan yang dia panggil ketika melihat bros itu.
"Ini adalah artefak yang akan melindungi pemiliknya ketika dalam bahaya.”
“Melindungi saat ada bahaya?”
“Saat bahaya muncul, artefak ini akan membuat sihir pelindung heksagonal yang mampu menahan serangan apapun yang datang ke arah pemakainya."
"Wah, ini artefak yang sangat bagus! Saya ingin membeli ini satu."
"Tapi Nona, seperti yang Anda ketahui harga artefak ini cukup-"
Belum sempat pelayan itu menyelesaikan perkataannya, Winter mengangkat kantung besarnya yang berisi kumpulan emas.
"Baik Nona, akan saya bungkuskan satu untuk Anda!"
Tidak lama pelayan itu kembali dengan membawakan seluruh pesanan yang diminta oleh Winter. Melihat mata pelayan itu yang berbinar setelah melihat Winter membayar semua pesanannya, Winter tertawa pelan.
"Sepertinya Anda mendapatkan semua barang yang Anda cari."
"Berkat Lord, saya mendapatkan barang yang saya inginkan. Saya sangat berterima kasih, Lord Kayleigh!"
"Saya senang mendengarnya, kalau begitu saya akan mengantarkan Anda kembali ke rumah."
Winter menggelengkan kepalanya.
"Toko ini ternyata dekat dengan butik tempat pelayan saya menunggu. Saya juga sudah menghapal jalan menuju ke sini, jadi saya tidak bisa merepotkan Lord lebih lanjut. Lalu sebelum berpisah...."
Winter mengambil salah satu bungkusan berisi artefak yang sudah dibeli sebelumnya.
Tiba-tiba pria yang sebelumnya bersama Kayleigh muncul. Pria yang dipanggil Dion itu membisikan sesuatu kepada Kayleigh dan dibalas oleh anggukan olehnya.
"Nona, mohon maaf sepertinya saya harus segera pergi. Apa Anda yakin Anda bisa pulang sendiri?"
Winter meremas artefak yang sedang dipegangnya dan memasukkannya kembali. Dia lalu mengangguk dengan senyum yang mengembang.
"Tentu saja, terima kasih banyak Lord Kayleigh."
Kayleigh mengambil tangan kanan Winter dan menciumnya dengan halus.
"Saya menantikan pertemuan kita selanjutnya, Nona Sia."
Setelah berpamitan dengan canggung dan melihat punggung Kayleigh yang menghilang, Winter segera berlari menuju butik. Dia berharap tidak ada masalah apapun yang terjadi selama dia menghilang.
...***...
"Apa maksudnya Lady sedang sakit perut? Kamu bahkan tidak memberikan dia obat ketika dia sakit perut selama ini?!"
"Kami sudah bertanya, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Kami tidak bisa menerobos masuk tempat wanita bangsawan sebelum mendapat izin."
Pelayan itu membuat wajah frustasi. Tapi seorang pelayan rendah tidak bisa sembarangan masuk ke tempat bangsawan seenaknya. Terutama jika bangsawan tinggi yang berada di dalam.
"Lady baru saja sembuh, bagaimana jika dia pingsan di dalam? Lalu, mengapa tidak ada yang memanggil saya atau penjaga di depan?!"
Saat Sia akan mendobrak pintu, Winter keluar dari ruangan dengan wajah terengah-engah.
"Jangan membuat.. Keributan.. Sia.."
Winter bersyukur karena dia tidak terlambat, namun napasnya masih tersengal-sengal karena berlari sekuat tenaga.
"Lady Winter, saya sangat khawatir! Saya baru saja sampai dan mendengar kabar bahwa Anda sudah di dalam sana selama satu jam! Apa yang terjadi? Apa Lady sakit lagi?" Sia bergegas mendekati Winter dan memeriksa tubuhnya.
"Aku.. Aku baik-baik saja, Sia. Aku.. Hanya sakit perut. Tapi sekarang sudah sembuh.."
"Tapi mengapa Lady terengah-engah? Apa Anda sesak napas lagi? Mari kita pulang sekarang dan bergegas menemui dokter!"
"Lady Winter, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan kami! Jika Anda memberi kesempatan, kami akan datang ke mansion Lancaster begitu Anda sembuh!"
"Tunggu.. Tunggu.."
Winter mengangkat tangannya dan menarik napas beberapa kali. Begitu napasnya kembali normal dia segera berbicara dengan tenang.
"Aku sudah baik-baik saja sekarang. Madam, mari kita lihat gaun yang sudah Madam siapkan."
"Anda yakin baik-baik saja, Lady? Anda tidak perlu memaksakan diri!”
"Aku sudah baikan jadi mari kita lanjutkan. Debut tinggal sebentar lagi, jangan sampai kita membuang-buang waktu, Sia."
Sejujurnya Winter tidak menyangka bahwa Sia akan khawatir ketika mendengar dia sakit perut.
Untunglah dia kembali tepat waktu, jika tidak Sia pasti sudah mendobrak toilet butik dan menemukan Winter tidak ada di sana. Winter menarik napas dengan lega.
Setelah memilih dan memberikan beberapa saran pada perombakan gaunnya, akhirnya Winter telah menyelesaikan pesanan gaun debutan. Menjelang malam, Winter telah kembali ke kediaman Lancaster.
...-BERSAMBUNG-...
Good luck Lily!