NovelToon NovelToon
Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Pengantin Dadakan Tuan Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Noor.H.y

Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Bertemu mantan

Diujung restoran yang tak terlalu ramai itu, pandangan Aruna terpaku pada sosok yang nampak tak asing baginya. Jantungnya berdegup pelan, ia mengenali siluet itu, meski hanya sekilas.

Aruna menyudahi makan malamnya dengan gerakan tenang, lalu beranjak dari tempat duduk. Langkahnya pelan, penuh ke hati-hatian menuju lebih dekat dengan sosok yang dikenalnya. Ia sengaja memilih jalur tersembunyi, berlindung di balik sekat dan bayangan lampu gantung, agar kehadirannya tak di sadari.

Aruna menyunggingkan senyum "Heh.. Ternyata mereka bulan madu disini juga" Aruna terus melihat kemesraan di antara Yogi dan sang istri yang membuat Aruna merasa emosi "Pakai suap-suapan segala lagi, sok romantis banget". Gumam Aruna merasa kesal lalu berbalik berniat pergi dari tempat itu, tiba-tiba

Prang !!!

Aruna kaget saat membalikkan badan, tak sengaja pelayan restoran yang sedang membawa piring dana gelas kosong menabrak dirinya.

"Maaf Mbak, saya nggak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf". Ucap pelayan restoran memohon lalu membersihkan pecahan piring dan gelang yang tercecer. Aruna hanya membersihkan baju yang terkena air sisa di gelas.

Mendengar keributan dibelakang tempat duduknya, Yogi menoleh. Ia pun kaget saat melihat Aruna sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.

Yogi beranjak duduk lalu menghampiri Aruna.

"Runa.. Lo ngapain disini?" Gerakan tangan Aruna terhenti saat mendengar suara yang tak asing, ia pun mengangkat kepalanya. Kaget saat melihat Yogi yang sudah berdiri tepat di depannya.

* *

Disisi lain Raka yang sudah selesai menelfon kembai ke tempat duduknya, dia bingung ternyata Aruna sudah tak ada di meja tempat mereka makan malam.

"Kemana Aruna, nggak jelas banget tiba-tiba hilang".

Pandangan Raka mengedar ke setiap sisi restoran, beberapa saat kemudian pandangannya terhenti di ujung restoran saat melihat Aruna sedang berdiri dengan seorang pria.

"Aruna ? Dengan siapa ?" Gumam Raka, merasa ada yang tidak beres ia pun segera menghampirinya.

"Lo ngikutin kita ? Masih belum move on?". Tanya Sonia istri Yogi, yang kini sudah berdiri dengan bergelayut mesra di samping Yogi.

Aruna mencebikan bibirnya, merasa malas dengan apa yang ia lihat. Niatnya cuma mengintip, eh nasibnya yang buruk membuat ia ketahuan.

"Ada apa ini ?" Kata Raka dari belakang Aruna

Dengan cepat Aruna menarik tangan Raka, menggandeng tangannya tak lupa tersenyum ke arahnya. Raka yang tak tahu apa yang akan Aruna lakukan saat ini hanya mengikuti saja.

"Gue lagi bulan madu sama suami disini, dan apa ? Move on? Sorry ya gue move on dari cowok modelan kaya dia". Ucap Aruna lalu berbalik pergi dengan menarik tangan Raka untuk mengikutinya.

Saat mendengar ucapan Aruna, Raka mengerti lelaki bersamanya tak lain adalah mantan kekasih Aruna yang memutuskannya untuk menikahi wanita lain.

"Jadi itu lelaki yang membuatmu patah hati, sampai-sampai ingin kamu hancurkan acara pernikahannya.."

"hm.."

"Lelaki seperti itu jangan di ingat lagi, lupakan, masih juga gantengan saya kemana-mana..".

Aruna menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Raka.

"Ngapain lihatin saya begitu? Memang benar kan, saya lebih ganteng, lebih kaya pastinya".

"Tapi gue nggak suka sama lo".

"Saya juga nggak". Raka menimpali Aruna, lalu beranjak pergi meninggalkannya.

* *

Di dalam kamar, Raka masuk dengan membawa beberapa paper bag ditangannya. Ia melihat Aruna yang sedang berdiri melamun sambil melihat pantai di malam hari.

"Masih galau mikirin mantan?" Raka melangkah menghampiri Aruna dan berdiri disampingnya

"Nggak, gue lagi mikir aja.. besok mau berenang di pantai, snorkeling, wisata kuliner. Jadi enaknya mana dulu yang di coba".

Raka menjitak dahi Aruna, ia pun mengaduh.

"Au.. Sakit tau". Ia mengembungkan pipi cemberut

"Itu baju ganti buat kamu, mending kamu bersih-bersih sekarang, bajumu kotor pasti tadi".

Raka berlalu rebahan di sofa sembari membuka ipad yang tadi berada di meja.

Selang beberapa menit Aruna keluar dari kamar mandi. Ia menatap Raka, dilihatnya yang masih sibuk dengan ipad ditangannya.

"Ehm.. Jadi kita tidurnya dimana?" Tanya Aruna ragu-ragu

"Kamu tidur saja di ranjang, saya ditidur di sofa". Balas Raka, lalu menutup ipad nya. "Saya tidur dulu, selamat malam". Lanjut Raka merembahkan dirinya lalu memejamkan mata.

Ditengah malam Aruna terbangun dan tak bisa tidur lagi, ia membolak balikkan badannya ke samping kanan dan kiri. Akhirnya ia lun terduduk, terlihat Raka yang masih tertidur lelap dengan selimut yang sudah terjatuh kebawah.

"Segitu capeknya dia, apa gimana.. Sampai pules gitu tidurnya, padahal di sofa. Apa nggak sakit tu badan". Aruna beranjak berniat untuk membenarkan selimut Raka.

Saat Aruna sampai di dekat Raka, ia perlahan meraih selimut untuk menyelimutinya. Namun, langkah kakinya tersandung ujung kaki meja. Tubuhnya limbung, kehilangan keseimbangan, dan tanpa sempat menahan diri, ia terjatuh—tepat di atas dada Raka.

Raka terbangun saat merasakan tekanan berat di atas dadanya. Kelopak matanya membuka perlahan, masih setengah sadar, hingga pandangannya langsung bertemu dengan wajah Aruna yang begitu dekat—jauh lebih dekat dari biasanya.

Waktu seolah berhenti.

Mata mereka saling bertamu, bertatapan dalam diam. Tak ada kata yang terucap, hanya desiran napas yang terasa saling menyapa di antara jarak yang nyaris tak ada.

Jantung Aruna berdetak kencang, begitu pula Raka yang perlahan mulai sepenuhnya sadar.

Detik-detik hening itu terasa begitu lama, seperti dunia enggan bergerak. Tapi kemudian, Aruna tersadar dari keterpakuannya. Dengan cepat, ia bangkit berdiri, wajahnya memerah, sorot matanya gugup.

“Ma-maaf! Tadi nggak sengaja, itu meja sih pake nyandung kaki gue segala” ucapnya terbata, membetulkan rambut yang agak berantakan sambil mundur satu langkah.

Raka masih terbaring, memandangi Aruna yang canggung seperti anak kecil yang baru saja ketahuan mencuri permen.

Diliriknya jam dinding—jarum pendek masih menunjuk angka dua. Dini hari.

Raka mengerjap pelan, lalu menoleh ke arah Aruna yang kini berdiri kikuk di sisi sofa.

“Napa udah bangun?” tanyanya datar, suara seraknya masih berat karena baru terjaga. “Masih jam dua.”

Aruna menghindari tatapannya, tangan meremas ujung lengan bajunya sendiri.

“Gak bisa tidur,” jawabnya singkat.

“Kenapa?” Raka mengerutkan dahi.

“Gak tau… tadi terbangun gara-gara mau pengen pipis. Eh malah nggak bisa tidur lagi,” gumam Aruna, menunduk. "Ya udah, mending lo tidur lagi masih malam juga". Lanjut Aruna menuju ke ranjang.

Bukannya membaringkan badannya, Raka malah berdiri mengambil jaket miliknya lalu menatap Aruna.

"Saya pun sudah tidak bisa tidur, mau temani saya jalan-jalan ke pantai?"

"Malam-malam begini?". Aruna menatap tak yakin, hanya balas anggukan oleh Raka.

Akhirnya, mereka berdua keluar dari kamar dan berjalan menyusuri tepi pantai. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma laut yang khas. Pasir terasa dingin di telapak kaki mereka, dan bulan menggantung pucat di langit, memantulkan cahayanya di permukaan air yang tenang.

Mereka tidak banyak bicara—dan memang tidak perlu.

Keheningan di antara mereka terasa nyaman, ditemani hanya oleh suara ombak yang bergulung pelan memecah di bibir pantai.

Aruna melirik ke samping. Raka berjalan di sisinya, tangan dimasukkan ke saku celana, wajahnya tenang seperti malam itu sendiri.

Langkah mereka pelan, seirama, menyusuri garis pantai yang sepi.

"Kalau tiba-tiba kekasihmu kembali, apa yang akan kau lakukan?".

Raka menghentikan langkahnya, dan menoleh menatap Aruna.

Bersambung * *

1
Elisabeth Ratna Susanti
tinggalkan jejak 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
run away.┲﹊
Wah! Gak sabar nunggu karyamu yang baru, Thor!
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir di karyaku 😊
total 1 replies
Takagi Miho
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
Noor.H.y: makasih kak.. sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!