NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Ini kelanjutan cerita Mia dan Rafa di novel author Dibalik Cadar Istriku.

Saat mengikuti acara amal kampus ternyata Mia di jebak oleh seorang pria dengan memberinya obat perangsang yang dicampurkan ke dalam minumannya.
Nahasnya Rafa juga tanpa sengaja meminum minuman yang dicampur obat perangsang itu.
Rafa yang menyadari ada yang tidak beres dengan minuman yang diminumnya seketika mengkhawatirkan keadaan Mia.
Dan benar saja, saat dirinya mencari keberadaan Mia, wanita itu hampir saja dilecehkan seseorang.

Namun, setelah Rafa berhasil menyelamatkan Mia, sesuatu yang tak terduga terjadi diantara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Perjalanan yang normalnya memakan waktu 3 jam itu dipersingkat menjadi dua jam karena kondisi jalan yang cukup lengang, mengingat waktu mendekati larut malam.

Ketika mobil yang dikemudikan Bryan memasuki halaman rumah, mereka langsung disambut oleh Gilang, Pak Vino dan Bu Resha yang berdiri di depan pintu.

Raut ketegangan tampak jelas dari wajah mereka. Terutama Gilang.

"Ada apa dengan Mia? Kenapa dia seperti ini?" Pertanyaan itu langsung tercetus ketika membuka pintu mobil dan mendapati putrinya terbaring dalam pangkuan sang bunda dengan keadaan tak sadarkan diri.

"Bryan ada apa dengan Adik kamu? Kenapa dia?" Pak Vino turut bertanya ketika Bryan terburu-buru turun dari mobil.

"Papa, Mama, aku jelaskan di dalam, ya. Kita bawa Mia masuk dulu."

Mata Gilang sudah menggambarkan perasaan marah dan khawatir.

Dalam hitungan detik raut wajahnya memerah memancarkan amarah.

"Tolong tenang, Mas. Aku akan jelaskan semuanya," bujuk Airin.

Gilang menghembuskan napas panjang. Masih terdengar kalimat istigfar dari mulutnya.

Dengan perasaan berkecamuk ia menggendong putrinya memasuki rumah dan membawanya menuju kamar, membaringkan ke tempat tidur.

Sementara Airin yang seperti kehilangan energi itu langsung menangis dalam pelukan Bu Resha. Isak tangisnya terdengar pilu.

"Aku sudah mendapatkan hukuman atas perbuatanku dulu, Kak. Sekarang anakku yang merasakan akibatnya." Airin berucap lirih. Suaranya bergetar.

"Apa maksudnya, Dek? Apa yang terjadi dengan Mia?" tanya Bu Resha.

Namun, Airin seolah tak sanggup berucap apapun.

"Tenang dulu, Dek. Ayo, kita fokus pada Mia," bujuk Bu Resha.

Mereka akhirnya menyusul ke kamar di mana Pak Vino, Bryan dan Gilang membawa Mia. Gadis itu sedang terbaring di tempat tidur dalam balutan selimut.

Gilang duduk di sampingnya, mencium kening dan berusaha membangunkan putrinya.

"Bisakah kalian keluar dulu? Biar kami yang urus Mia," pinta Bu Resha.

Para lelaki itu bergegas keluar dari kamar. Bryan memilih mengajak mereka duduk di ruang keluarga agar dapat berbicara lebih leluasa.

"Sekarang jelaskan ada apa dengan Mia? Kenapa dia pulang dalam keadaan seperti ini?" tanya Pak Vino.

Bryan terdiam sejenak, seolah sedang memilih kata yang tepat untuk menenangkan dua lelaki raksasa di keluarga Hadiwijaya.

Pak Vino dan Gilang memang dua ayah yang lembut, namun tidak jika sesuatu sudah terjadi pada anaknya.

Sebab mereka dapat berubah layaknya singa yang buas.

"Papa ... Ayah, sepertinya ... ada berniat jahat pada Mia. Ada yang mau menjebaknya," ucap Bryan pelan.

Kedua tangan Gilang terkepal, rahangnya mengetat. Matanya yang basah tampak memerah dan napasnya menjadi lebih cepat.

"Siapa orang yang berani melakukan itu pada anakku?"

Melihat amarah dalam tatapan sepupunya, Pak Vino mengusap bahu.

"Tenang dulu, biar Bryan jelaskan semuanya." Pak Vino menatap Bryan. "Jelaskan semuanya, Nak."

Bryan menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.

Ia menjelaskan setiap kejadian seperti yang didengarnya melalui rekaman suara yang dikirim Joane padanya.

Mulai dari Rafa yang berbuka puasa dengan air putih dan kurma, hingga pada saat keduanya mulai merasakan gejala aneh dan akhirnya Rafa mencari Mia karena takut Mia dimanfaatkan seseorang.

Penjelasan panjang Bryan itu membuat Pak Vino dan Gilang tampak begitu murka. Nyaris kehilangan kendali.

"Dugaan sementara ada yang sengaja mencampurkan obat perangsang ke minumannya Mia. Masalahnya, Mia meminumnya dan memberikan setengah pada Rafa, yang tanpa sengaja membuat mereka terjebak dan..."

"Cukup, jangan teruskan! Aku tidak kuat mendengarnya!" ucap Gilang memijat kepala.

Seolah telah kehilangan pijakan. Terlebih ketika melihat putrinya pulang dalam keadaan tanpa busana dan hanya memakai selimut.

"Ya Allah, anakku ... kenapa harus dia?"

"Apa ada orang lain yang melihat kejadian itu?" tanya Pak Vino.

"Tidak, Pa. Saat aku, Bunda dan Om Joane tiba, mahasiswa lainnya masih di masjid. Kami langsung membawa pulang Mia. Jadi, belum ada yang tahu kejadian ini."

Sepasang mata Pak Vino terpejam. Menatap nanar, memikirkan betapa hancur keponakannya.

"Assalamualaikum." Ucapan salam dari Joane mengalihkan perhatian mereka.

"Wa'alaikumsalam," balas Pak Vino menatap dua lelaki yang baru saja tiba.

Gilang yang terduduk menahan air mata itu sontak menoleh.

Meskipun sadar perbuatan Rafa adalah sebuah kesalahan yang tak disengaja, namun ia tetaplah seorang ayah.

Naluri sebagai pelindung dari seorang putri yang kehormatannya terenggut tetap memicu ledakan emosi.

Ironis memang. Putri kesayangannya ternoda oleh lelaki yang ia percaya untuk menjaganya.

Serta merta Gilang berdiri mendekati Rafa dengan tatapan membunuh.

Sementara Rafa hanya menunduk dan tak berani lagi mengangkat kepala.

Dirinya siap menerima hukuman apapun dari Gilang maupun Pak Vino.

"Adakah penjelasanmu tentang anakku?" desis Gilang geram.

Tangannya mengepal seperti akan melayang ke wajah Rafa.

Melihat itu, Joane tidak tinggal diam. Sebelum Gilang melakukan sesuatu pada Rafa, ia lebih dulu berdiri di hadapan Rafa sebagai bentuk perlindungan.

"Aku benar-benar minta maaf atas apa yang sudah terjadi. Anakku bersalah dan kamu berhak memberinya hukuman. Tapi, setidaknya dengarkan penjelasannya dulu. Kalau setelah itu kalian tetap mau menghukumnya, silahkan. Tapi, aku Ayahnya dan aku wajib melindungi anakku," ucap Joane penuh rasa bersalah.

Pak Vino turut berdiri menghampiri Gilang dan Joane, memposisikan diri di tengah.

"Mari kita bicara dengan hati dingin. Kekerasan hanya akan memperburuk masalah."

Gilang terduduk lesu di kursi. Menahan napas yang memburu, menekan ledakan emosi yang menembus ubun-ubun.

"Joan, apa yang sudah mereka lakukan? Aku masih berharap semua yang dikatakan Bryan tidak benar. Aku percaya anakmu untuk menjaga anakku lebih dari siapapun. Tapi, kenapa semua ini harus terjadi?" ucap Gilang lirih, menahan air mata.

Joane menunduk. "Semua di luar kendali mereka. Sebelumnya Rafa sudah menghubungiku dan menanyakan cara untuk meredamnya. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa,"

"Rafa juga menghubungiku 5 kali. Tapi, saat aku menghubunginya kembali, sudah tidak dijawab," tutur Bryan.

Pak Vino yang pernah berada dalam situasi yang sama tentu paham dengan apa yang dirasakan Rafa.

Sebab itu ia berusaha menekan ego dan amarahnya. Mencoba memahami situasi dari sudut pandang Rafa tanpa menghakimi.

"Rafa, tolong jelaskan, apa kamu tahu siapa yang memungkinkan ingin menjebak Mia?" tanya Pak Vino.

Rafa menggeleng sebagai jawaban, tanpa suara. Lidahnya terasa kaku untuk berucap. Rasa bersalah menikam hati semakin dalam.

Gilang menatap Rafa yang duduk tepat di hadapannya. Sebuah tatapan tajam yang seperti sanggup mengoyak tubuh itu.

"Rafa ... aku ingin bertanya satu hal. Tolong jawab sejujurnya," ucap Gilang menarik napas dalam-dalam demi menguatkan hati.

Setidaknya ia ingin mendengar sendiri dari Rafa.

"Apa kamu dan Mia sudah terlibat hubungan sentuhan layaknya suami istri?"

Rafa merasakan seluruh tubuhnya meremang. Ia gemetar. Semakin menunduk, ia menghela napas.

Kemudian .. menganggukkan kepala perlahan.

"Astaghfirullah, Ya Allah." Gilang terpejam dengan air mata mengalir.

Tak tahan rasanya, Gilang segera berdiri. Memilih masuk ke kamar putrinya. Jika tetap di sana, ia takut akan kalap dan memukuli Rafa.

Begitu memasuki kamar, terlihat Airin dan Bu Resha sedang duduk di tempat tidur sambil menangis memeluk Mia yang kini sudah berpakaian.

Bu Resha menyeka air mata dan segera keluar kamar. Membiarkan Gilang dan Airin berbicara.

"Adrian dan Amar di mana, Mas?" tanya Airin.

"Sesuai permintaan kamu. Mereka dan Mama ke rumah Mas Vino," jawab Gilang.

Saat di perjalanan tadi, Airin meminta agar mertua dan kedua anak lelakinya yang masih remaja untuk pergi ke rumah Pak Vino.

Airin tidak ingin kedua anaknya yang masih remaja terlibat pembicaraan orang dewasa.

Selain itu, ia takut Adrian dan Amar mungkin kehilangan rasa hormat pada kakak perempuannya.

Airin langsung berdiri, berhambur ke pelukan suaminya. Tangisnya pecah di ruangan itu.

"Kenapa harus Mia, Mas? Aku yang melakukan kesalahan di masa lalu, tapi kenapa Mia yang harus merasakan akibatnya? Dia bukan anak jahat sepertiku. Dia anak yang baik. Selama ini dia menjaga dirinya dengan baik, lalu kenapa dia harus mengalami hal seperti ini?"

*************

*************

1
Endang 💖
aduh Mia kami bakalan nyesel kalok tau bahwa Rafa itu sangat tulus sama kamu.
jangan mudah terhasut mia
Endang 💖
ada yang ngadu domba Rafa dan mia
Ninik
wah ada bibit pelakor yg udah mulai ugat uget kaya ulat bulu
Endang 💖
di rayu dong Rafa biar GX ngambek lagi,dia hanya kecewa aja tu
Ninik
kalau Mia membenci Rafa Yo salah yg jahat Leon tp otak Mia dah lemot makanya dia membenci org yg salah
Endang 💖
tambah lagi thor...
apa Mia GX tinggal bareng Rafa, terus Rafa gmana
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semangat rafa
julia anggana
Luar biasa
Endang 💖
kasian ternyata kisah hidup Rafa..
tambah lagi thor..🙏😁🫣
Yasmin Natasya
double up dong thor...
Endang 💖
ayo cepat Rafa dan Mia butuh bantuan itu
olip
bagus dan menarik
olip
lnjut
Endang 💖
waduh mia dalam bahaya, semoga Rafa cepat menolong Mia...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!