Raya yang baru saja melakukan ujian nasional, mendapatkan musibah saat akan datang ke tempat tinggal temannya. Kesuciannya direnggut oleh pria tak dikenal. Raya memutuskan untuk melaporkannya ke polisi. Bukannya keadilan yang dia dapatkan, namun ancaman. Tidak hanya sampai di situ saja, dia dinyatakan hamil akibat insiden itu. Lagi-lagi bukannya keadilan yang dia dapatkan, namun perlakuan buruk yang dia terima.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9 Satu Tahun
Sudah beberapa hari semenjak Raya keguguran. Tidak ada yang mencari keberadaan perempuan itu, seolah Raya memang tidak pernah hadir dalam kehidupan mereka.
Keanu masih tetap menjalani aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa dan bekerja di perusahaan.
“Keanu, bagaimana kalau kita menonton film setelah pulang kuliah nanti,” ucap salah seorang gadis yang sejak dulu sudah menyukai Keanu.
Keanu mendengkus. Dia paling tidak suka ada perempuan yang sok akrab dengan dirinya. Sahabat-sahabat Keanu melirik sinis perempuan itu, karena dianggap mengganggu.
“Er,” panggil salah satu sahabat Keanu yang bernama Virza.
“Kenapa, kok murung gitu?”
“Gak apa.”
Eriza langsung pergi meninggalkan para pria itu. Gadis itu juga jadi tidak bersemangat untuk kuliah sejak Raya tidak ada. Mereka sudah bersahabat sejak sekolah dasar, dan sekarang Raya pergi tanpa mengatakan apa-apa padanya, tentu saja dia jadi sedih.
“Apa dia punya masalah yang tidak aku ketahui? Lebih baik sekarang aku pergi ke panti saja.”
Sesampainya di panti
“Bu?”
“Eriza? Bagaimana, apa sudah dapat kabar dari Raya?”
“Belum. Apa selama ini Raya punya masalah pribadi? Sebelumnya dia tidak pernah menghilang seperti ini. Kegiatannya sehari-hari hanya kuliah, kerja, pulang. Apa Raya pernah bercerita sesuatu pada Ibu?”
Bu Mirna terdiam. Apa menghilangnya Raya ini ada hubungannya dengan masalah pelecehan itu? Aap orang-orang itu yang sudah membuat Raya pergi?
“Bu, apa Raya punya masalah?”
Bu Mirna hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau membuka aib Raya, meski itu kepada sahabatnya sendiri. Raya tidak bercerita pada Eriza, tentu karena tidak mau aibnya diketahui oleh orang-orang.
“Kita doakan saja semoga di mana pun Raya berada, dia akan baik-baik saja.”
Satu tahun kemudian
Raya berjalan dengan tergesa-gesa menuju kampusnya. Wajah cantiknya semakin terlihat cantik. Raya memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya setelah satu tahun berlalu. Sudah dua hari Raya menjadi mahasiswi baru.
“Hai, Aya,” sapa Livia, salah satu teman sekelasnya.
“Hai, Liv.”
Raya duduk di sebelah Livia, dan mengeluarkan buku untuk mata kuliah pertama.
“Pagi, semuanya.”
“Pagi, Pak.”
Raya, atau yang sekarang dipanggil Aya, mencatat penjelasan dosen. Selama satu tahun ini, Raya mengalami perjalanan hidup yang tidak bisa dia lupakan. Selalu merasa takut saat berhadapan dengan orang-orang baru, terutama para pria. Selalu cemas jika bertemu dengan orang-orang yang ada di masa lalunya. Dia ingin mengubur semua kenangan itu. Pergi sejauh mungkin dari kota yang selama ini dia tinggali. Bekerja siang malam untuk menghidupi dirinya.
Sementara itu di tempat lain, Keanu masih tetap sama. Masih dingin dan minim ekspresi.
“Kenapa sih, Keanu? Lagi ada masalah?”
“Gak. Hanya lelah saja.”
Keanu memang semakin sibuk bekerja. Perusahaan semakin berkembang pesat di tangannya, meski dia belum menjadi seorang CEO.
“Aku pergi duluan.”
Keanu tiba di perusahaan, semua orang menunduk hormat padanya. Pakaian pria itu hanya kemeja putih yang digulung hingga siku, dengan rambut yang sedikit berantakan, dan wajah dingin bertatapan tajam, namun selalu membuat orang-orang terpikat padanya.
Hidup Keanu selalu datar-datar saja selama ini, hingga satu tahun yang lalu, dia melakukan kesalahan.
Raya mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Tidak ada waktu untuknya bersantai-santai, meski dia baru saja pulang dari kerja. Raya telah bersumpah pada dirinya sendiri, akan mengubah hidupnya. Tidak akan lagi menjadi orang miskin yang lemah. Sudah cukup penderitaannya selama satu tahun ini.
Banyak tumpukan buku di atas meja kecilnya dan di lantai.
Hari-hari berlalu, Raya menjadi mahasiswi yang berprestasi di kampusnya. Begitu juga dengan Keanu, yang menjadi pebisnis muda yang diincar oleh para perempuan dari berbagai kalangan.
Raya membuat desain gedung apartemen. Kaya salah satu dosennya, setiap dua tahun sekali akan ada kompetisi membuat desain. Entah itu desain perumahan, perkantoran, perhotelan, atau properti lainnya. Raya harus menyiapkannya dari sekarang, karena akan banyak yang harus dia buat.
Raya bangun pagi-pagi sekali, untuk mengerjakan pekerjaan rumah lebih dulu. Tempat tinggalnya tidak besar, tapi sangat nyaman.
“Julia, aku pergi dulu, ya. Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku.”
“Jangan khawatir. Kuliah dan bekerjalah dengan tenang.”
Julia adalah tetangga yang sering Raya mintai tolong. Beda usia mereka lima tahun.
“Aya, bagaimana desain yang kamu buat?”
“Sedang dalam proses, Pak.”
“Bagus. Kalau butuh sesuatu, kamu bisa berkonsultasi dengan saya.”
Begitu jam istirahat dimulai, Raya bukannya ke kantin, tapi dia pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku.
Brugh
“Maaf,” ucap Raya pada seseorang.
Orang itu memperhatikan Raya, seperti pernah melihatnya entah di mana. Raya yang merasa diperhatikan, pergi dengan tergesa-gesa.
“Kamu kenapa, Ay?”
“Gak apa.”
Livia meringis melihat buku-buku tebal yang Raya bawa. Melihatnya saja sudah membuat Livia ingin pingsan, apalagi harus membacanya.
“Kamu ingin membaca semua buku itu?”
“Tidak, hanya ingin aku jadikan bantal. Siapa tahu saja dengan begitu, semua ilmunya bisa pindah ke otakku.”
Livia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Raya.
“Ayo makan, aku sudah pesankan makanan untuk kamu. Hari ini aku yang traktir.”
“Kamu terlalu sering mentraktirku.”
Livia diam saja. Selama mengenal Raya beberapa minggu ini. Raya selalu membeli makanan yang paling murah, atau membawa bekal dari rumahnya.
“Oya, bagaimana kalau aku ke rumah kamu?”
“Jangan, rumahku sangat kecil. Tidak akan nyaman untuk kamu.”
“Tidak apa.”
“Jangan.”
Raya tidak mau ada orang yang tahu rumahnya. Dia juga tidak mau menceritakan tentang dirinya terlalu banyak. Dia tidak mau lagi ada seseorang yang mengancam dirinya dengan melibatkan orang lain. Cukup di masa lalu, sekarang jangan lagi.
“Ayo makan, kalau mau tambah, bilang saja.”
Livia tidak akan memaksa Raya untuk mengajaknya ke rumah. Mungkin Livia pikir Raya minder dengan dirinya yang anak orang kaya. Livia juga merasa kalau Raya ini begitu tertutup. Jika melihat wajah Raya, dia merasa seperti pernah melihat Raya sebelum mengenal perempuan ini di kampus.
Raya baru pulang jam sepuluh malam. Membersihkan diri dan mengerjakan tugas yang menumpuk. Ada banyak makalah yang harus dia buat. Untung saja Raya pernah menjadi mahasiswi dulu, meski hanya sebentar saja. Selalu mendapatkan juara kelas dan juga terbiasa membuat makalah dan proposal saat sekolah dulu, sangat menguntungkan Raya saat ini.
Tidak membutuhkan waktu lama, Raya sudah selesai mengerjakannya, tinggal di print saja.
Di sana, Keanu pun merasa sangat lelah. Dia harus memantau beberapa proyek pembangunan yang ada di dalam dan luar negeri. Pria itu melepaskan beberapa kancing kemejanya. Melihat tumpukan berkas yang harus dia baca.
Keanu kembali ke apartemennya. Apartemen yang membuat dia bertemu dengan Raya. Dia satu lift dengan Eriza.
“Keanu?”
Keanu diam saja. Eriza jadi kikuk sendiri, untung saja lift berhenti di lantai unitnya. Melihat nomor lantai itu berhenti, Keanu diam. Dia terus melihat angka itu hingga lift kembali naik dan dia sampai di lantai tujuannya. Keanu berjalan dengan pelan, menekan angka yang sudah dia ganti password-nya.
sudah pernah terpisah dari keluarga kandungnya, terbuang oleh suami dan keluarga suaminya, sudah pernah gila😥, semoga mama mika
menemukan kebahagiaannya.
digantung sm kak author
biar readernya penisirin 🤣🤣🤣🤣
di gantung ceritanya
lanjut thor
tapi raya masih muda kok, kepala dua, mommy mika lebih kurang kepala 4 .
raya mau punya adik🥰
opa jastin merasakan mengurus istrinya hamil
dapat anak baru Justin 😁😁😁
raya dapat adek 🤗🤗