Menikah Dengan Sahabat Mantan

bab 9

Kukuruyuk kukuruyuk ukkkk ukkk.

Ayam pun mulai ber kokok, itu tanda nya hari sudah mulai pagi. Aku pun ter bangun ketika mendengar kokok kan ayam.

"HHuuuuuAAmmmmm'... Gangguin aja si ayam ini yaa!.. Aku kan lagi seru seru nya mimpi, malah di ganggu, hemm bodo amat tidur lagi aja kali ya?"

Aku bicara tanpa membuka mata ku ini. Karna mata ku ini lengket sekali bagai kan ter kena lem.

"Pagi, sayangggg," ucap mas Tio, yang kini berada dalam pelukan ku.

Aku pun mulai ter, kejut.

(Hemmmppp'... Apa itu mas Tio ya yang bicara tadi, di mana dia yaa?... Oooo iya, aku lupa buka mata.)

SETTTTTTT

Aku pun membuka mata, ku.

"AaaaaAaaaaa"

Aku ter kejut lagiii ... Ter nyata aku meluk mas Tio.

(Wadidawwww-wadidawwww. Tolong bantu aku ya ALLAH ... kini aku memeluk nya. Buat lah dia untuk tidak melihat ku.)

Aku ini sedang merajuk, karna tadi malam, sudah capek capek dandan, eh malah di tinggalin bobo, sambil dengkuran lagi.

Aku tau sihhh! dia ke capean, tapi masa perjuangan ku yang selama ber jam jam ini, di sia sia kan begitu saja. Aku pun memejam kan mata ku lagi. Karna kalau mas Tio liat.

Yaa aku saja yang Pura-pura nggak liat ... yahuiiiii

....

"Yangg kamu kenapa? tadi teriak kok mata nya merem lagi?" kata Tio.

(Ya elah sayang-sayang, tadi malam aja aku di tinggalin tidurrr, kan aku sudah cape cape dandan) batin ku.

Dan aku pun menjawab, "Sindi nya lagi tidur. Jangan di ganggu!"

"Lahhhh, Sinn. Kok tidur bisa bicara sih?" ucap mas Tio

"Aku ini, kalo lagi tidur memang bisa bicara!... apa lagi klo ada yang bikin aku merajuk,

bisa aku cakar-cakar tu tangan ,teruss aku cubitin, aku tampoll juga muka nya, dan aku tarik baju nya sampai koyakk!" umpat ku sambil meremmm.

"Ya enak dong, Sin ... Kan aku gak perlu cape-cape buka baju lagi," kata mas Tio.

Aku pun membuka mata ku. "Iiihhhhh dasar cowoookk!... Aku semalam sudah cape dandan, dan setelah selasai, eeee kamu nya tidurr.

Aku nggak mau bicara dulu deh sama kamu.

Aku lagi merajukkk! " 😒 "hehhhhh" umpat ku seballll.

"Yaa jangan gitu juga kali yank. Aku ini kan juga capee abis ngurus lestoran, pas dateng mau minta jatah, ehh di tinggal dandan lama benerrr,

kan aku jadi ngantuk Sin. Aku nggak tahan, karna aku belum tidur satu hari setengah malam.

Masa kamu tega sihh, sama masss?" 🥺🥺 ucap mas Tio

(Ya elahhh, tu muka, kasian banget sihhhh. Aku jadi nggak tega liat nya, ya udah deh maafin ajee kali ya?)

"Alululu, sini bayi gede ku, yang imutzz!.. biar aku peluk," umpat ku

Mas Tio pun mendekat dan memeluk ku.

"Yangg, bayi gede mu mau minta syusyu!" 🥺ucap mas Tio.

"Syusyu apa'an, mas?" jawab ku.

"Itu syusyu yang, gantung!" kata mas Tio sambil menunjuk buntelan melon ku.

"Ya elahh, mass. Ujung-ujung nya mes*m!"

"Yaa nggak papa kali, yangg. Sama bini sendiri juga, boleh ya, yanggg?"🥺

(Aduuuuhhh tu muka, kok gitu amat ya)

"Ya udah deh, mas. tapi cuma itu aja yahh. Jagan yang lain, karna aku masih merajuk!" umpat ku 🙄

"Yahhh kok gitu yangg, merajukk nyaa!.. masa aku gagal lagi minta jatah nya. Terus kapan dong aku di beri jatah?" umpat mas Tio

"Yaaa nggak tau juga, mass!.. Mungkin saat aku sudah tidak merajuk lagi. Ya biasa lahh, wanitaa. kalo merajuk nya suka lama, tapi kalo mas buat aku bahagia. Yaa mungkin, rajuk nya bisa hilang!" kata ku.

"Terus aku harus gimana yangg? supaya kamu bahagia?... Apa aku harus joget donal bebek aja, atau goyang domang, emmmm atau mau Jalan-jalan, shoping, ke taman ,atau ke mall, atau heilinggg, ke pantai, emm apa mau perhiasan, kamu mau apa yanggg?"

"Emmm, aku mau apa ya, mass?... Aku jadi bingung."

"Apa kamu, mau. aku puasin di ranjang aja yangg? biar kamu bahagia!" ucap mas Tio sambil muka nya yang sumbringah.

"Emmmm boleh juga tuh, mas. Yang terakhir!...

Upppssssss ," umpat ku..

Aduhhh aku keceplosan, dasar ni mulut, giliran yang gitu aja nggak bisa bohong.

Kan tadi aku mau jual mahal dulu sama Tio.

Masa nggak ada perjuangan nya, untuk mendapat kan perawan. Ihhh dasaarr ni mulut, malah keceplosan lagi.

"Yang benerrr, Sinn. Kamu mau yang terakhir dari ucapan ku tadi?" ucap mas Tio 😃 dengan wajah yang sangat bahagia.

Aku hanya diam ter paku dan masih merutuki kesalahn ku. Gara-gara mulut ku sendiri. Tanpa mendengar jawaban dari ku. Mas Tio mulai mendekat kan wajah nya, mau mencium ku.

"Eettttttttttsss ... Massss kita belum sikat gigi kali! mau main, cium cium ajeee!"

"Ayo kita sikat gigi, dulu!" ajak mas Tio dengan semangat 86 nya.

Mas Tio pun mengangkat tubuh ku, dan membawa ku ke kamar mandi. Setelah sampai di kamar mandi, mas Tio pun menurun kan ku, dengan sangat perlahan.

Mas Tio mulai membasuh sikat gigi nya dan mulai mengoles kan pasta gigi nya dengan sangat banyak.

Aku pun ter nganga melihat nya.

Tapi aku masih ingat. Gara-gara aku ngaga, mulut ku jadi di masukin lalat, dan aku pun langsung me nutup mulut ku.

"Mass, itu kok pasta gigi nya banyak amat?... sampai jatuh lagi itu ke bawah, saking banyak nya?"

Rupa nya, mas Tio ngoles nya sambil ber cermin, bukan nya liat arah sikat gigi. Dia malah liat muka nya. Me moyong-moyong kan bibir nya, sambil tersenyum senyum sendiri lagii. Menampilkan kan gigi putih nya yang rapi itu.

"Mass, kamu ngapain sihhh, kok gitu?" tanya ku yang masih kebingungan.

"Ini yanggg, aku mau liat wajah ku aja. Gimana gituh, wajah ku ketika lagi mau nyium kamu, ter nyata aku tampan juga ya, sin!" jawab mas Tio yang sangat kepedean itu.

Walau pun itu memang bener, sihh ... Tapi aku nggak mau mengakui nya ... nanti mas Tio malah terbang lagi kalo di bilang iya.

"Emmm nggak juga sih, mas. biasa aja,"

umpat ku.

"Masa sihh, yangg?... Aku ini kan ,tampan,"

ucap mas Tio sambil tersenyum di cermin.

"Ihhhhh pede bangett kamu, mas."

Aku pun mengambil sikat gigi dan pasta gigi. Untuk diri ku sendiri.

"Yangg, kita mandi bareng yukk! di bhatub, sambil berendam air panas yukk."

"Nggak deh, mas. aku malu!" ucap ku sambil tersenyum dengan wajah ku yang memerah karna malu.

"Kok malu sih, yangg?... Kan cuma sama aku. Aku kan suami kamu, masa kamu malu sih yangg?"

"Yuuuu plissss yangg, mandi bareng aku."

"Emmm ya udahh deh, maaaass. Tapi jangan nyosor ya Mas kamu itu."

"Iya, aku nggak bakalan nyosor, yangg. Paling tangan aku, ya biasa lah yangg, tangan aku ini bisa gerak sendiri."

"Masa sih, Mas? kamu kali, yang gerakin."

"Emmm yaudah deh, Sin. Kita mandi aja yukkk," ajak mas Tio mengalih kan pembicara'an.

"Yaudah ayo, Masss." Mas Tio pun mulai menarik ku, ke bhatub kamar mandi ini.