Kegilaan Hot Daddy

...“Andai kamu tau kegilaanku, mungkin kamu takut untuk tidur dengan pulas di sisiku saat ini. Pria yang kamu anggap melindungimu ini lah yang justru menjadi ancaman terbesar bagimu.” – Abercio Sanchez...

...❣️❣️❣️❣️❣️...

...“Daddy Cio salah. Justru yang menjadi ancaman terbesar di sini adalah aku. Bukan Daddy. Bisa-bisanya pria dewasa sepertimu percaya bahwa gadis yang berusia delapan belas tahun ini masih anak-anak?” – Ciara A. Garnacho...

“Ciara nggak boleh tidur di sini ya?”

Wajah gadis itu menjadi muram. Ia bangkit dari duduknya di sisi ranjang. Kemudian perlahan-lahan melangkah menuju pintu kamar sembari memeluk erat boneka beruang kesayangannya. “Ciara biasanya tidur sama Mommy, nggak pernah sendiri. Jadi Ciara takut.”

“Tapi Ciara bakalan belajar tidur sendiri kok,” sambung gadis itu tanpa menoleh ke arah Abercio.

Abercio mengepalkan tangannya. Gadis itu benar-benar membuat dia frustasi. Dengan perasaan yang berkecamuk, Abercio memutar tubuhnya dan menahan lengan gadis itu. “Ciara tidur sama Daddy Cio, ya?”

“Sorry, tadi aku lagi mikirin kerjaan. Ada beberapa hal yang lupa aku selesaikan,” sambungnya berbohong.

Wajah muram Ciara berubah menjadi girang. Ia langsung memeluk tubuh Abercio yang masih mengenakan handuk sepinggang. Tubuh bagian atasnya yang masih telanjang, dipeluk dengan erat oleh Ciara. Untung saja ada boneka yang membatasi mereka berdua saat ini. Jika tidak, tentu gadis itu sudah merasakan sesuatu yang membengkak dan mengeras di bawah sana.

“Ya udah, sekarang Ciara tiduran dulu. Aku mau pakai baju. Ya?” ucap Abercio sambil memegang kedua bahu Ciara.

Ciara mengangguk pelan. Kemudian ia langsung menuju ke ranjang dan merangkak ke atasnya. Posisi merangkak gadis itu saja sudah memancing kegilaan Abercio. Pria itu tak henti-hentinya menghela nafas berat sambil memejamkan matanya sesaat. Lalu, ia ke kamar mandi lagi untuk mengenakan pakaian tidurnya.

Kurang lebih beberapa menit Abercio memakai baju sambil mengeringkan rambut di kamar mandi, kemudian ia keluar dan mendekat ke arah ranjang. Ia duduk di sisi ranjang dan berniat ingin merebahkan badannya di samping Ciara.

“Syukurlah, dia udah tidur,” gumam Abercio pelan.

Abercio menatap wajah tenang Ciara yang saat itu sedang tidur. Tanpa sadar, ia menyentuh pipi gadis itu dan membelainya dengan lembut. Ia kembali bergumam dengan pelan.

“Andai kamu tau kegilaanku, mungkin kamu takut untuk tidur dengan pulas di sisiku saat ini. Pria yang kamu anggap melindungimu ini lah yang justru menjadi ancaman terbesar bagimu.”

Setelah bergumam pelan, Abercio memutuskan untuk tidur dan membelakangi Ciara. Ia memaksakan memejam matanya. Meskipun kepala atas dan bawahnya sudah sangat sakit dan membuatnya frustasi, ia tetap harus bersabar jika ingin melahap gadis itu. Tunggu beberapa bulan lagi, pikirnya. Biarkan gadis itu terbiasa dan nyaman dulu di rumah besar ini.

Di saat yang sama, saat di mana Abercio memaksakan tidur sambil membelakangi Ciara, gadis itu membuka matanya dengan perlahan. Ia menatap punggung pria itu dengan tatapan yang penuh arti. Kemudian, gadis yang semula polos itu, kini tersenyum setengah sambil menyeringai.

“Daddy Cio salah. Justru yang menjadi ancaman terbesar di sini adalah aku. Bukan Daddy. Bisa-bisanya pria dewasa sepertimu percaya bahwa gadis yang berusia delapan belas tahun ini masih anak-anak?” gumam Ciara dalam hati.

...❣️❣️❣️...

Dua minggu yang lalu.

Di malam yang begitu mencekam, waktu menunjukkan pukul sebelas lewat. Saat itu, Darren dan Ciara sudah tidur. Tapi tidak dengan Lucy. Pikirannya yang gundah dan resah membuat ia tak bisa tidur. Tak lama kemudian, ponselnya bergetar.

Drrttt… Drrtttt…

Lucy bangkit dari kasur kapuk yang sudah lama ia gunakan untuk tidur bertiga dengan anaknya itu. Ia menatap layar ponselnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Wanita yang berusia empat puluh tahunan tersebut keluar ke depan teras rumah. Ia menekan tombol hijau di layar dan menarik nafasnya mengumpulkan keberanian.

“Pak Abercio. Saya terima tawaran Bapak untuk menikah kontrak dengan saya. Asalkan kedua anak saya hidupnya terjamin dan bahagia,” ucap Lucy saat mengangkat panggilan tersebut.

Di saat yang sama, tanpa sepengetahuan Lucy, Ciara mengikuti Lucy yang gerak geriknya sudah sangat mencurigakan beberapa hari ini. Ia mendengar apa yang baru saja ibunya itu katakan pada seseorang yang disebut Abercio oleh Lucy.

“Pernikahan kontrak? Lalu, siapa itu Abercio?” pikir Ciara dalam hati.

...❣️❣️❣️...

Empat hari yang lalu. Malam di mana Lucy mengenalkan Abercio kepada Darren dan Ciara.

#POV Ciara

Malam itu, aku benar-benar penasaran. Apakah Abercio yang Mommy sebut di telfon itu adalah Abercio Sanchez yang terkenal itu? Pria kaya raya yang dikatakan sukses di segala bidang, terutama usaha properti. Lalu, apa alasan dia menikah dengan Mommy? Bukankah dia terkenal dengan sosok hidung belangnya yang suka gonta ganti wanita? Aku tak akan membiarkan Mommy tersakiti untuk kedua kalinya!

“Selamat malam.”

Suara bariton seorang pria yang terdengar begitu berat dan khas, membuat aku tak tahan untuk tak mencari asal suara tersebut. Aku menoleh ke belakang, ke arah asal suara itu.

“D a m n !!! Dia adalah Abercio Sanchez!” pekikku dalam hati. Aku benar-benar terkejut setengah mati!

Ternyata benar itu adalah Abercio Sanchez Si Pria Kaya yang gila wanita! Aku benar-benar tak habis pikir, apa yang ditawarkan pria itu pada Mommy sampai-sampai Mommy menerima tawaran pria itu untuk menikah kontrak dengannya! Padahal, pria itu usianya terpaut belasan tahun lebih muda dari Mommy!

“Dia akan menjadi ayah sambung kalian.” Ucap Mommy sambil tersenyum paksa.

Yah, aku sih tak heran dan tak terkejut sama sekali. Tapi bagaimana dengan Kak Darr—

“Mom! This is crazy!” seru Kak Darren dengan suara yang lantang.

Ck! Baru saja aku memikirkan Kak Darren. Ternyata dia lebih cepat menolak kehadiran pria itu dariku. Sejujurnya, aku juga ingin menolak pria ini, tapi … entah kenapa aku sangat penasaran dengan kontrak yang ia buat dengan Mommy-ku. Padahal, wajahnya tergolong sangat tampan untuk memikat para gadis-gadis muda di luar sana untuk melakukan pernikahan kontrak dengannya. Termasuk aku!

Byurr!!!

Yah … Kak Darren, kok malah nyiram air ke wajah ‘Daddy Kita’? Sejujurnya aku ingin sekali tertawa, tapi aku harus mempertahankan image polos dan manjaku ini di depan Mommy. Dengan begitu, aku bisa tahu hal apa yang sedang pria itu rencanakan?

“Terima kasih. Sa-saya titip Ciara, ya?” tutur Mommy. Kemudian Mommy keluar mengejar Kak Darren.

And now … hanya aku dan pria dewasa ini yang tersisa. Mari kita lihat, apa yang akan pria ini lakukan selanjutnya. Aku benar-benar penasaran dengan—

“Ciara …” gumam pria itu.

“Iya, Om?” sahutku tanpa sengaja.

Yah … siapa suruh dia menggumamkan nama ku? Aku pikir dia memanggilku! Pokoknya, apapun yang terjadi, aku harus mempertahankan image anak kecil yang manja dan polos! Jadi sekarang, ayo angkat wajah dan menatap pria itu dengan tatapan yang … seolah tak terjadi apa-apa. Aku akan menunjukkan padanya apa itu tatapan yang polos dan penuh hipnotis!

...❣️❣️❣️...

...BERSAMBUNG…...