Mengejar Cinta Mr. Ling

komennnnnnnn

***

Semua orang bisa menangis namun tidak semua orang bisa menangis begitu saja. Ada beberapa orang yang rela menahan kesedihannya dan menutupinya dengan senyuman meskipun itu palsu. Sama halnya dengan Ailee, gadis cerita dengan sejuta kecentilannya untuk Kalingga seorang. Namun sampai saat ini usahanya belum juga membuahkan hasil.

Tadi, Ling akan turun ke dapur namun terhenti saat mendengar percakapan Ailee dengan papinya. Entah kenapa gadis itu mengatakan kata kata yang dia sendiri seolah sudah lelah dengan janji pulang dari papinya. Bahkan Ailee sendiri yang mengakhiri zoom itu. Ling yang berniat ke dapur pun tidak jadi dan kembali ke kamarnya, lebih tepatnya ke balkon kamar.

Ia sudah cukup lama berdiam disana. Mungkin sekitar adik dan teman adiknya itu bergosip ria. Bahkan Ling juga kembali mendengar ucapan Ailee. Apa hidup gadis itu memang sekesepian itu?

Ling masih diam disana. Ia duduk di kursi panjang yang ada disana. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu kursi sedangkan kakinya ia selonjorkan ke depan. Ling memejamkan matanya. Menikmati semilir angin dan rintikan hujan yang turun.

Sedangkan di dalam kamar, Briella sudah tidur lelap. Ailee baru saja akan tidur lelap namun tiba tiba ponselnya berdering. Ia menggeram dalam hati dan mau tak mau harus bangun untuk mengangkat telepon itu. Ia melirik ke samping, Briella sudah nyaman dalam tidurnya. Ia tidak bisa mengangkat telepon di dalam kamar karena Briella sudah tertidur, takutnya mengganggu. Ailee pun memilih balkon kamar Briella.

Perlahan ia menggeser pintu balkon dan mengangkat telepon itu setelah pintu kembali di tutup.

"Kenapa pi?" Tanya Ailee.

"..."

"Katanya mau panggilan video. Sibuk ya? Atau gak bisa pulang lagi?" Tanya Ailee.

"..."

"Ya udah. Ailee kan udah biasa sendiri juga, papi sama mama gak usah mikirin Ailee juga. Ailee baik baik aja disini. Ada Magi sama tante Ashel juga," ucap Ailee.

"..."

"Papi gak usah janji lagi. Ini janji kelima papi yang belum papi tepatin buat pulang. Sekarang mau janji lagi? Mendingan gak usah pi, lagian biar Ailee enggak berharap juga papi sama mama pulang," ucap Ailee.

"Ailee tutup dulu, disini ujan takutnya ada petir," ucap Ailee. Ia pun mematikan panggilannya sepihak.

Helaan nafas berat keluar dari mulut Ailee. Lagi dan lagi papinya berbohong.

"Ailee udah kenyang sama janji papi sama mama. Percuma juga kalian tempatin orang buat awasin Ailee dari jauh. Ailee butuhnya kalian bukan orang orang suruhan kalian. Ailee udah cape pi, sekarang kepercayaan Ailee mungkin udah gak ada lagi buat kalian," gumamnya.

Ling yang sejak tadi berada disana mendengar jelas apa yang dibicarakan oleh Ailee dan papinya karena pria tinggi itu bangun dan berdiri di belakang Ailee. Bahkan Ling mendengar jelas gumaman Ailee.

Ailee mengetikan sesuatu di ponselnya. Ia sedang mengirimi seseorang pesan.

"Cuacanya emang cocok buat rebahan," ucap Ailee. Ia mendongkakan kepalanya melihat rintikan hujan yang turun.

"Astaga," ucap Ailee terkejut saat ia membalikan tubuhnya. Ia hampir saja menubruk tubuh Ling namun ia refleks memundurkan tubuh atasnya.

"Ngapain sih ngagetin aja," gerutu Ailee.

"Lo yang ngapain," ucap Ling.

"Ada telepon tadi jadi nelepon disini, di dalem Briell udah tidur. Kasian kalo keganggu," ucap Ailee. Ia menatap pria jangkung di depannya. Dari jarak sedekat ini, ia bisa dengan puas memandangi wajah Kalingga si mulut pedas ini.

Kalingga memang tampan sekali. Wajar saja, dia keturunan bibit yang unggul. Sudah pasti ia akan tampan seperti papinya. Sayangnya, Ling sulit sekali digapai.

"Ngapain lo lihatin gue kayak gitu," ucap Ling.

"Suka aja lihatnya. Ling ganteng, gak ngebosenin buat diganggu," ucap Ailee.

Tuk..

Ling menjitak dahi Ailee membuat gadis itu mengaduh kesakitan. Ia mengusap usap dahinya yang sakit akibat jitakan Ling.

"Lebay," ucap Ling. Pria itu pun membalikan tubuhnya dan beranjak dari sana. Ailee tentu saja kesal dan melangkahkan kakinya untuk menarik Ling, lantai balkon licin karena terkena air hujan. Membuat kaki Ailee tidak bisa menahan bobot tubuhnya. Alhasil ia menarik lengan Ling untuk bertumpuan agar tidak jatuh.

Ling dengan gerakan refleks menahan tubuh Ailee agar tidak jatuh namun sayang, kaki Ling juga terkena air hujan dan licin. Ia pun tidak bisa menahan tubuhnya dan terjatuh menimpa Ailee.

Untuk beberapa saat, Ling terdiam dengan mata membulat. Sedangkan Ailee memejamkan matanya karena menahan sakit di punggungnya. Apalagi tubuh Ling menimpa tubuhnya. Namun sedetik kemudian Ailee ikut membulatkan matanya saat matanya terbuka.

Pertama kali dalam hidup mereka, bibir mereka bertemu. Keduanya sama sama terdiam karena terkejut. Belum lagi tubuh mereka yang terkena percikan air hujan membuatnya basah.

Ling menarik tubuhnya sehingga ciuman terlepas namun Ailee dengan cepat menahannya.

"Ling cium aku?" Tanyanya polos.

"Lepas," ucap Ling.

"Ini ciuman pertama aku Ling," ucap Ailee.

"Lepasin Ailee," ucap Ling. Ia menekuk tangannya untuk menahanbobot tubuhnya sedangkan yang sebelahnya lagi memegang tangan Ailee untuk menariknya agar tangannya terlepas.

"Lepas Ailee sebelum gue berubah pikiran," ucap Ling.

"Emang kalo Ling berubah pikiran mau ngapain Ailee? Jarang jarang loh kita sedekat ini," ucap Ailee.

Ucapan gadis ini seolah menantang Ling. Kalingga adalah pria normal, apalagi di usia remaja seperti ini nafsunya sangat besar. Tatapan Ling jatuh pada manik mata berwarna coklat muda milik Ailee. Mata teduh itu selalu menatap dirinya dengan penuh damba.

"Jangan salahin gue Ailee," ucap Ling. Ailee mengernyit heran, namun tak berselang lama tubuhnya menegang saat Ling kembali menyatukan bibir mereka. Bahkan Ling tidak lagi menahan bobot tubuhnya dan membiarkannya menimpa tubuh kecil Ailee. Kedua tangan Ling memegang tekuk Ailee dan menekan ciumannya.

Tidak ada pergerakan dari Ailee. Gadis itu masih terkejut dengan tindakan Ling. Ia bahkan tidak sadar jika salah satu tangan Ling turun ke atas dadanya dan merem*snya kuat sampai sampai Ailee menggeram sakit dan membuka mulutnya. Hal seperti itu tidak Ling sia sia kan. Lidahnya masuk menerobos rongga mulut Ailee. Mengabsen setiap inci bagian mulut gadis ini.

Tangan Ailee turun untuk menyingkirkan tangan Ling yang terus merem*s squishynya dengan kuat. Sebelumnya squishy Ailee tidak pernah direm*s seperti ini. Tentu saja akan ada sensasi rasa sakit disana. Ditambah Ling merem*snya dengan tidak berperasaan.

Ling diam menikmati permainannya. Ternyata milik wanita memang se-empuk ini. Selama ini ia hanya melihatnya di film biru saja. Dengan gemas Ling menggigit bibir Ailee cukup kuat hingga bibir itu mengeluarkan darah.

Setelah cukup puas, Ling pun melepaskan ciumannya dan menatap Ailee.

"Murahan," ucap Ling.

Tbc.