Karena dikhianati oleh sang kekasih membuat Inez hancur sehancur-hancurnya dan dia memilih menenangkan diri di taman kota, tak sengaja juga dia menyelamatkan seorang bocah kecil tampan saat di ganggu oleh anak-anak jalanan namun tiba-tiba bocah itu memanggilnya dengan sebutan mama.
"Mamaaaa!" ucap bocah kecil itu.
Disisi lain seorang bocah kecil tersesat di taman kota dan di bantu oleh seorang wanita cantik pun membuat dia memanggilnya mama, itu karena dia sangat merindukan sosok seorang ibu yang tidak pernah dia rasakan sejak lahir dan saat melihat wanita itu bocah itu langsung menginginkan wanita itu menjadi mamanya.
Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9_Mengantar Pulang
Sedangkan Inez yang melihat Bara di depannya pun dibuat terkejut bagaimana bisa seorang Bara Nahlu Wijaya berada di depannya.
Dan parahnya lagi ternyata Daniel adalah anaknya karena Inez mendengar bahwa Bara memanggilnya dengan sebutan papa tadi.
"Apa! ini papanya Daniel?" tanya Inez memastikan saja.
"Iya." jawab Daniel dengan santainya.
Dengan polosnya Daniel menjawab seperti tak ada beban sama sekali.
"Sepertinya kakak harus pergi dulu ya Daniel," pamit Inez.
"Mama mau kemana?" tanya Daniel dengan sedih.
"Aduh jangan panggil mama lagi dong ya," mohon Inez merasa tidak enak jika terdengar orang orang lain.
"Enggak mau!"
"Lah kan waktu itu udah sepakan buat panggil kakak," sahut Inez.
"Enggak mau!" pekik bocah itu.
Daniel pun akhirnya menangis sedangkan Bara hanya diam melihat anaknya sepertinya sangat tidak ingin di tinggal oleh perempuan tersebut.
"Aduh jangan nangis ya," mohon Inez kemudian memeluk Daniel.
"Mama gak akan pergi lagi kan?" tanya Daniel.
Mendengar hal itu Inez pun terdiam sejenak dan melihat ke arah Bara meminta pertolongan namun Bara tak menanggapi hal tersebut dan tetap biasa saja.
"Iya iya tapi Daniel harus janji gak nangis lagi ya!"
"Iya, ma."
Setelah itu Daniel pun benar saja tidak menangis lagi, selesai menangisnya Daniel pun memperkenalkan sang mama kepada sang papa.
"Pa, kenalin ini mamanya Niel!" sahut Daniel memperkenalkan inez kepada sang papa.
"Hai mamanya Daniel! Saya Bara papanya Daniel." sapa Bara seperti tidak terjadi apa-apa.
"Ehh iya tuan, saya Inez."
"Maaf kalau anak saya membuat mbk risih," ucap Bara.
"Jangan panggil mbk pak panggil Inez saja." ucap Inez dengan canggung.
"Oh iya Nez kamu juga jangan panggil saya tuan kayak tua banget panggil Bara saja."
"Sepertinya tidak bisa tuan secara tuan adalah seorang pebisnis sukses dan gak mungkin saya kurang ajar seperti itu." ucap Inez segan.
"Ya sudah terserah kamu." ucap Bara tidak ingin memperpanjang masalah.
"Maaf ya kalau Daniel ganggu kamu." ucap Bara tidak enak.
"Enggak apa-apa kok tuan." sahut Inez gugup.
"Mama kenapa sendirian di sini?" tanya Daniel.
"Tadi nungguin temen kakak tapi gak jadi."
"Kalau gitu mama jalan-jalan bareng sama Niel sama papa aja!" ajak bocah kecil itu.
"Ehh gak usah deh kakak masih harus pergi!" ucap Inez.
"Tadi kan mama udah janji kalau gak akan pergi lagi," rengek Daniel.
"Tapi kakak harus kerja sayang." ucap Inez.
"Iya sayang kakaknya kan harus kerja nanti kalau kakaknya udah gak sibuk baru jalan-jalan lagi." sahut Bara membantu Inez untuk kabur.
"Enggakkkkkk." Daniel berteriak kencang.
"Ya udah di temenin sebentar ya." sahut Inez tidak tega untuk meninggalkan bocah kecil itu.
"Iya." Daniel membalas dengan menganggukkan kepalanya.
"Maaf ya Nez ngerepotin kamu!" ucap Bara.
"Iya gak papa kok tuan,"
Setelah itu mereka pun berjalan-jalan menyusuri deretan toko dan tempat bermain.
"Daniel mau beli apa?" tanya Inez.
"Niel mau itu ma!" ucap Daniel dengan menunjuk sebuah photo box.
"Daniel mau foto?" tanya Bara.
"Iya Pa."
"Ya udah ayo."
Setelah itu mereka bertiga pun berjalan menghampiri photo box tersebut dan mereka pun mengabadikannya dengan foto bersama.
Rasanya senang sekali Bara melihat sang anak sangat senang dan gembira, mereka bertiga sudah seperti keluarga kecil yang sangat bahagia.
"Kamu senang sayang?" tanya Bara saat mereka sudah selesai foto dan sedang duduk santai di restoran.
"Iya, Neil seneng banget pa." sahut Daniel dengan wajah berseri.
"Dari tadi papa di cuekin terus," ucap Bara cemburu karena sang anak hanya melihat ke arah Inez dan tidak melihat ke arahnya.
"Hehe maaf pa."
"Daniel kakak minta maaf ya karena kakak harus pergi sekarang, nanti kakak pasti akan dateng lagi." Inez meminta izin untuk pergi.
Seketika wajah Daniel berubah 180 derajat dari sebelumnya sumringah menjadi murung.
"Iya sayang, nanti kak Inez nya pasti bakalan dateng lagi kok." timpal Bara.
"Ya udah tapi mama janji ya bakal dateng lagi!" ucap Daniel.
"Iya sayang."
"Pa, kita anter mama yuk!' ucap Daniel.
"Iya, ayo."
Setelah itu mereka pun mengantarkan Inez pulang ke rumahnya.
Saat sudah sampai Bara pun menghentikan Inez yang akan keluar dari mobil.
"Inez." Panggil Bara.
"Iya, ada apa?" jawab Inez mengentikan aksinya untuk keluar dari mobil mewah tersebut.
"Aku boleh minta nomor kamu? Takutnya nanti Daniel ngerengek minta ketemu biar lebih enak." Bara mencoba meminta nomor Inez.
"Iya, boleh."
"Terima kasih."
"Iya, kalau begitu saya permisi tuan." pamit Inez sedangkan Daniel sudah tertidur pulang di kursi belakang di mana ada kursi khusus balita di sana.
Setelah selesai Inez pun turun dan saat turun dari mobil ternyata tetangga dari Inez sedang berada di luar sehingga mereka melihat bahwa Inez di antar oleh seorang lelaki.
Saat mobil mulai menjauh para tetangga pun mulai menyindir dengan ucapannya yang kejam.
"Udah malem dan di anter laki-laki lagi, pasti pekerjaannya gak halal tuh." ucap salah satu ibu-ibu yang memang mulutnya pedas sekali.
Inez tahu mereka pasti sedang membicarakannya namun dia tetap bodoh amat toh dia sendiri yang menjalankan hidupnya.
"Iya tuh Bu, gak perawan lagi tuh anak!" ucap ibu-ibu yang lainnya.
"Ih ada wanita gak bener dong di kawasan kita!" timpa yang lainnya.
Namun Inez tidak menggubrisnya dan memilih untuk masuk ke dalam rumahnya saja.
"Sabar Nez mereka emang kayak gitu." Inez mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Kesal rasanya Inez dengan ibu-ibu dekat dengan rumahnya, karena selalu saja tidak suka dengan apa yang ia miliki selalu saja suka menyindir.
"Memang kodratnya perempuan kalau suka gosip dan suka nyindir." gumam Inez.
Inez sebenarnya ingin sekali pindah dari kontrakan ini namun dia juga berfikir dia sudah menempati kontrakan ini lama sekali dan juga harganya yang terjangkau apa lagi di kota besar seperti kota A ini.
🥕🥕🥕
Sedangkan saat sedang dalam perjalanan mengantar Inez tadi, Daniel tertidur lelap di pangkuan Inez sehingga tadi tidak tega Inez untuk membangunkannya.
Setelah mengantar Inez pulang, Bara pun melajukan mobilnya ke mansionnya.
Dia sebenarnya sedikit tidak enak dengan Inez karena harus menemani Daniel hingga larut malam padahal dia besok harus kerja.
Setelah sampai Bara segera menggendong sang anak ke kamarnya dan menidurkannya.
"Mbk indah!" panggil Bara saat keluar dari kamar Daniel.
"Iya, tuan."
"Nanti kamu cek ya Daniel, sekarang saya harus ke negara Y untuk perjalanan bisnis, mungkin empat sampai semingguan saya di sana!" ujar Bara.
"Baik, tuan."
Setelah itu Bara pun bergegas ke kamarnya dan membersihkan barang-barangnya, memang perjalanan bisnis ini sangat mendadak sekali, itu pun terjadi saat perjalanan pulang mereka tadi setelah mengantar Inez pulang.
Berat rasanya buat Bara untuk meninggalkan sang anak sendirian, dia takut jika bangun tidur besok Daniel akan mencarinya.
Setelah mengemasi barangnya Bara pun segera memasuki pesawat pribadinya yang terparkir di belakang rumahnya, maklum orang kaya.
"Kita berangkat!" ucap Bara kepada Mike saat mereka sudah berada di pesawat.
"Baik tuan."
Perjalanan hampir memakan waktu 12 jam namun karena pekerjaan saat sampai pun Bara langsung pergi ke kantornya yang berada di sana.
Sedangkan Bara saat pagi datang dia sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, namun ia tak menemukan sang papa.
"Mbk indah, papa mana?" tanya Daniel.
"Ehhh.. papa nya tuan muda udah berangkat kerja, tadi mau bangunin tuan muda tapi gak jadi!" les mbk indah.
"Oh." Daniel menjawab dengan singkat padat dan jelas.
"Mbk indah, kemarin waktu aku sama papa ke mall kita ketemu sama mama loh!" sahut Daniel antusias saat menceritakan tentang pertemuannya dengan sang mama di mall kemarin.
"Yang mana tuan muda?" tanya mbk indah penasaran.
"Itu loh mbk yang ketemu sama Niel waktu di taman kota," jawab Daniel.
"Oh, itu."
"Iya, mbk. Mbk tahu gak kalau mama janji gak bakalan ninggalin Niel lagi!" ucap Daniel dengan senang nya.
"Wahh, selamat ya tuan muda akhirnya udah ketemu sama mama nya!" ucap mbk indah memberikan selamat dan ikut senang juga.
"Iya, mbk makasih."
Setelah mengucapkan itu Daniel pun lanjut sarapan, setelah itu berangkat menuju ke sekolahnya.
.
.
Bersambung.....
liburan ditempat mewah ..enak banget ..
asikkk deh ..