Sebelum baca, silahkan siapkan air putih untuk meredakan emosi.
Kisah rumah tangga yang sangat menggemaskan karena perceraian di ucapkan oleh Dony secara sadar pada Lyra, saat istri meminta hak sebagai seorang wanita normal, sudah dua tahun tidak mendapatkan sentuhan dari seorang suami.
Pertikaian antara Lyra dan Keluarga Dony, karena ingin merebut sebagaian harta yang jelas-jelas tidak ada hak Dony walau berstatus suami.
Hinaan dan cacian harus Lyra terima dari keluarga Dony dihadapan Kesy. Sehingga menorehkan rasa trauma luar biasa bagi putri kesayangan mereka.
Mampukah Lyra bangkit dari keterpurukannya, karena kehadiran seorang pria baik dan sangat berbeda dari Dony mantan suaminya?
Cinta seorang perjaka terhormat yang jatuh cinta pada seorang janda. Yang ternyata benar-benar memperjuangkan Lyra demi menyelamatkan psikologis seorang Kesy putri kesayangan yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya.
Baca kisah perjuangan "Perjaka untuk Janda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya Calysta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perceraian
Lyra beranjak ke kamarnya, tanpa menghiraukan panggilan Dony dari luar sana. Dia menerima panggilan telepon dari salah satu rekan kerjanya, yang ternyata tenga berada didepan rumah untuk mengantarkan beberapa dokumen untuk dia bawa ke kantor.
Sisi, wanita seumuran Lyra itu tampak kebingungan saat melihat Dony tengah berteriak keras didepan pintu.
["Hei, laki mu ngapain teriak-teriak didepan pintu? Aku jadi malas mampir. Aku titip sama security kantor saja, yah? Takut kenak damprat sama Kakek tua itu!" kata Sisi melalui telepon seluler.]
["Hmm, tapi jangan cerita ke siapapun, yah? Aku enggak mau ada yang tahu masalah pribadi ku!" tegas Lyra.]
["Iya dear...! Aku berangkat yah. Take care dear...!"]
Sisi menutup telfonnya, melihat kondisi kediaman sahabatnya tampak sepi seperti kuburan. Dia berlalu meninggalkan kediaman Lyra, karena takut diketahui oleh Dony.
Sementara Lyra yang tengah bersiap-siap, untuk berangkat ke kantor bersikap santai, seolah-olah tidak merasa takut pada Dony. Baginya pertikaian yang sering terjadi diantara mereka selalu karena suaminya lah biang kerok selama ini.
Apa maunya Dony diluar sana? Seakan-akan dia pria yang dizolimi oleh istri yang bekerja. Picik bukan? Ya.... sangat picik! Dony berniat menyerang Lyra terus menerus, agar istrinya menyerahkan kediaman mereka sekarang saat mengajukan gugatan cerai.
Lyra membawa Kesy bersamanya, dia yakin... Dony tidak akan mampu menyakitinya dihadapan Kesy.
Benar saja, Lyra membuka pintu, melihat Dony yang berkacak pinggang, seketika berlaku sopan dihadapan putri kesayangannya Kesy.
"Halo sayang Papa! Kamu mau kemana? Kok, pakai baju bebas? Nggak sekolah emangnya?" tanya Dony membungkuk.
Kesy tersenyum, "Enggak Pa, hari ini aku akan ikut sama Mama. Papa kemana? Kok, enggak nginap dirumah? Kenapa mesti berteriak?" tanyanya menatap mata Dony.
Dony tersenyum tipis, melirik kearah istrinya, bagaimana caranya dia akan menjelaskan pada Kesy, apa yang dialami mereka berdua. Apakah dia harus mengatakan pada putri kesayangannya tentang perceraian? Tidak-tidak-tidak, pasti Kesy tidak akan menerima jika dia mengetahui Papa, Mamanya berpisah.
Lyra mengunci kembali pintu rumahnya, menutup pintu teralis, membuka pintu pagar dan menyalakan mesin mobil, tanpa menghiraukan Dony yang masih memeluk Kesy.
"Sayang, kita berangkat sekarang?" panggil Lyra pada Kesy.
Namun, Dony baru tersadar bahwa dirinya kembali terkunci, bahkan tidak bisa masuk kedalam rumah untuk membersihkan diri. Menatap Lyra, atau meminta kunci pada istri yang sudah menjadi mantan tersebut dihadapan Kesy tidak berani. Dia hanya melihat ketidakpedulian Lyra padanya.
Lyra menutup kembali pintu pagar, melihat mobil Dony tidak terparkir di depan rumah, kembali menatap kearah Dony kemudian bertanya, "Mana mobilmu? Apakah sudah kamu jual untuk gono-gini? Oya, tidak usah repot-repot untuk menggugat ku! Karena aku akan memberikan kejutan besar padamu. Dan kembalilah pada Nela, nenek lampir tetangga sebelah."
Mendengar cemoohan istrinya, Dony justru merasa tidak nyaman. Dia baru tersadar, ternyata mobil yang di belikan Lyra sudah tergadai di salah satu kerabat dekatnya, dengan alasan memperbaiki kap depan yang di hancurkan Lyra pada keluarga.
Apalagi mengingat kejadian tadi malam, yang sangat menjijikkan bagi Lyra. Jangankan memberikan ruang untuk Dony masuk kedalam rumah, melihat wajah sok memiliki kuasa saja sudah sangat membuat Lyra muntah dan tersadar, bahwa bukan Dony yang dia butuhkan saat ini.
Dony menjawab pertanyaan Lyra tanpa rasa malu, "Mobil ku di bengkel! Nanti aku akan ke kantor mu, mengambil uang untuk menebus mobilku."
Lyra menautkan kedua alisnya, "Haaah, ke kantor aku? Minta sama keluarga mu! Siapa aku? Aku hanya mantan, Don..... mantan istri!" teriaknya tanpa peduli harus didengar orang lain.
Lyra memasuki stir kemudi, meninggalkan Dony yang baru tersadar, bahwa dia sudah berangkat dengan membawa kunci duplikat.
Dony berlari mengejar mobil Lyra, berteriak agar istrinya berhenti dan memberi kunci rumah, tapi dia malah diejek habis-habisan oleh mantan istri sendiri dari dalam mobil.
Lyra berhasil membalas rasa sakit hatinya kali ini pada Dony. Laki-laki jahat yang tidak memiliki perasaan dan belas kasih. Jika seorang suami menyia-nyiakan istri yang sudah membantu dalam perekonomian keluarga, apa hukumnya jika dia berbuat seperti itu karena diperlakukan tidak baik oleh suaminya sendiri.
Dua tahun kebutuhan biologis Lyra tidak dipenuhi oleh Dony. Jangankan uang, atau harta benda lainnya. Diri sendiri saja tidak mampu dia persembahkan untuk membahagiakan Lyra? Yang dia butuhkan hanya keseimbangan dalam menghadapi kelembutan dan kehangatan seorang suami bagi seorang istri.
Benar, surga istri terdapat pada ridho suami. Namun, jika yang memberi ridho saja tidak peduli pada pasangan, untuk apa dipertahankan Lyra? Pertanyaan-pertanyaan yang pernah di lontarkan wanita berusia 32 tahun itu pada suaminya, tentang apa masalah yang terjadi hingga tega dia tidak menyentuh Lyra selama itu, tapi Dony memberi jawaban seolah-olah bahwa istrinya lah yang bersalah. Sehingga Lyra menemukan bukti yang sangat kuat, tentang perselingkuhan Dony dan Nela tetangga sebelah rumah.
Perceraian, hanya kalimat itu yang ada dibenak Lyra saat ini. Dia membawa Kesy bersamanya, untuk tinggal di kediamannya yang berada dekat dengan kota dan sekolah putri kesayangan. Rumah pemberian keluarga yang sengaja Lyra jadikan rumah singgah jika dia sedang ada pertemuan dengan beberapa rekan kerja.
Menurut Lyra, untuk mendapatkan uang lebih yang sangat menggiurkan adalah memberi tempat tinggal yang layak, bagi rekan kerja yang melakukan perjalanan dinas ke kotanya hanya untuk beberapa hari, dan membayar sewa rumahnya yang memiliki fasilitas sama dengan hotel berbintang.
Rumah yang difasilitasi tiga kamar tidur, dan tiga kamar mandi, di lengkapi beberapa interior minimalis yang dia cicil dari jerih payahnya, tanpa meminta pada Dony, menjadi investasi yang sangat menguntungkan baginya sebagai wanita yang tidak akan jatuh miskin jika bercerai dari suami yang tidak berguna tersebut.
Jika berharap gaji yang Lyra terima setiap bulan, itu hanya cukup untuknya dan membayar sekolah Kesy. Karena sudah lebih dari tujuh bulan, Dony tidak mau memberi nafkah lahir pada keluarganya, termasuk kepada Kesy putri kesayangan dengan alasan klasik 'toko sepi'.
_____
like and vote....🔥🔥
udah bagus di demenin Ama Zul.
kalo Eva jadi Zul,Eva talak sepuluh,supaya ngga bisa ketemu LG di neraka maupun di sorga .😁
aku mampir thor
sifat dan sikapnya sangat aku dambakan. masih adakah d dunia nyata ini laki2 sprt zul