Aluna adalah salah satu atlit panahan terbaik saat ini dan selalu mendapatkan juara pertama di setiap kejuaraan, namun nasibnya naas hanya karena menemukan novel milik Orang lain di paper bagnya dan membacanya, lalu berakhir masuk ke dalam novel tersebut Luna kira dia akan menggantikan pemain utama karena memiliki nama yang sama dengannya, namun ketika makin memasuki bab-bab novel selanjutnya, jalan cerita Novel tersebut malah berubah total karena kedatangannya ke dalam novel tersebut Luna yang sejak di dunianya tak pernah memiliki pacar, harus di hadapkan dengan pemain Pria yang hanya bukan satu tapi 4 untuk menjadi Suaminya semua Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nasib Luna?
Novel hanya karangan fiktif dan fantasi saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Prok..Prok..Prok"
Terdengar suara tepukan tangan dari semua Penonton yang menonton Luna dan Jendral Theo memanah target dengan sempurna
"Hebat Luna" teriak Antonio yang sangat senang melihat perkembangan Sang Adik yang bisa memanah dari jarak dekat dengan papan panah
"Sekarang kita akan melakukan dengan jarak 90 centimeter" ucap Jendral Theo dan Luna mengangguk senang
Jendral Theo mulai mengatur posisi dari jarak 90 Centimeter, Luna yang berada di belakang nya hanya memperhatikan gerakan nya, kemudian Jendral Theo mulai bergerak memainkan busur panah nya dan Anak panah mulai di luncurkan, lalu tak lama anak panah tersebut langsung mendarat di target papan panah
"Skor 10" teriak Prajurit yang ada di sana dan itu membuat Jendral tersenyum sesaat
"Silahkan Tuan Putri" ucap Jendral Theo yang menggeser pergerakkan nya ke arah pinggir dan memberi tempat pada Luna untuk dia bergerak bebas seperti nya tadi
Luna yang sudah melihat pergerakkan Jendral Theo tadi, mulai mengikuti cara nya, bagi nya ini sangat lah biasa, karena di Dunia sebelum nya, dia bisa melakukan ini dan kata Pelatih, ini adalah seni berkuda dan memanah, karena di Dunia Luna sebelum nya sudah tidak ada peperangan seperti Dunia yang Luna tempatin saat ini
Luna mulai melancarkan busur dan Anak panah nya, dia mulai bergerak seperti Jendral Theo contohkan tadi dan saat ini anak panah tersebut langsung menuju ke papan panah yang terletak jauh di depan sana
"Skor 10" teriak Prajurit yang berada di sebelah papan panah tersebut
"Prok...Prok..Prok"
Terdengar tepukan tangan yang keras dan itu berasal dari para penonton yang menonton latihan Luna saat ini
"Anda sungguh hebat Putri Luna" puji Jendral Theo
"Terima kasih, ini juga berkat bimbingan Anda, Jendral Theo" ucap Luna tersenyum
"Kita lanjutkan besok hari Putri, karena matahari mulai melambung tinggi" ucap Jendral Theo yang mengerti bahwa di depan nya ini biar gimana pun tetap lah Wanita dan Putri Luna adalah Putri Kerajaan yang sangat di sayang oleh Raja Aldes
"Baik Jendral Theo" ucap Luna yang setuju untuk menghentikan latihan nya karena cuaca juga sangat panas
Tak lama setelah Luna memasukkan kuda nya ke dalam kandang, Luna langsung berkemas mengambil semua barang nya dan dia berikan pada Vio yang menunggu nya setia sejak tadi
"Putri, Anda sangat hebat sekali, tadi itu pertandingan dan latihan yang sangat hebat" sahut Vio sambil membuntuti Luna dari belakang
"Terima kasih Vio, sekarang bawa itu semua ke kamar ku, Aku mau istirahat sejenak di kebun buah, di sana seperti nya udara nya sejuk" ucap Luna
"Baik Putri" sahut Vio yang langsung membawa barang-barang milik Luna ke kamar nya
Sesampainya Luna di kebun buah, Luna melihat banyak sekali buah mangga yang bergantungan di atas sana dan Luna memutuskan untuk naik ke pohon agar bisa menikmati buah sambil merasakan udara yang sangat sejuk dari atas pohon mangga
Ketika Luna sudah memetik satu buah dan bersiap memakan nya, tiba-tiba dari bawah ada suara Pria berteriak memanggil nya
"Wah di cariin dari tadi, ternyata ada di sini" teriak William tersenyum
"Pangeran William, ada apa?" teriak Luna sambil bertanya
"Aku ke atas aja" sahut William yang menyusul Luna naik di atas Pohon mangga
"Heem, ternyata enak juga duduk di atas sini, sejuk sekali" ucap William melihat sekitar nya dan merasakan angin sepoi-sepoi dari Pohon mangga yang dia duduki saat ini
"Ada apa mencariku?" tanya Luna yang ternyata menatap nya sejak tadi
"Ah, gak apa, hanya ingin tau kamu sudah di kamar atau masih berjalan-jalan" ucap William
"Putri Luna, seperti nya itu enak sekali" tunjuk William pada buah Mangga yang Luna makan saat ini
"Mau?" tanya Luna dan William mengangguk cepat
"Ambil sendiri, tuh banyak, tinggal pilih" tunjuk Luna
"Kirain di kasih yang kamu punya" ucap William kecewa
"Eh enak banget, masa Pangeran mau sisa bekas Aku" sahut Luna terkekeh
"Aku mau kok, asal kamu ijinkan" sahut William
"Jangan Pangeran, ini bekas ku, masih banyak kok yang utuh tuh pilih sendiri" ucap Luna kesal
"Nanti, Aku akan ambil sendiri" sahut William akhir nya mengalah
"Putri Luna, apa bisa kita berteman?" tanya William lagi
"Teman? Bukan nya kalian teman Kakak ku yang berarti juga teman ku, Pangeran" ucap Luna cuek
"Bukan itu yang ku maksud, maksud ku teman dekat, ehm...teman spesial" ucap William
"Ya Putri Luna, kami juga mau jadi teman dekat mu" ucap Andreas yang tiba-tiba berada di dahan pohon satu tingkat di bawah William dan Luna saat ini
"Kami?" tanya Luna yang melihat ke bawah dan ternyata di bawah ada Andreas, Dominic dan Alexander
"Iya kami berempat, ingin jadi teman dekat mu, bukan hanya teman biasa" ucap Alexander menjelaskan ulang
"Teman dekat? Kenapa bisa kayak gini jalan cerita Novel nya, kan di dalam Novel cerita nya mereka berempat tidak menjadi teman dekat, hanya sebatas teman Antonio saja, apa jalan cerita ini sudah berubah isi nya?" gumam Luna dalam hati yang pusing memikirkan jalan cerita asli yang berubah tiba-tiba
Lalu Luna teringat perkataan Caluna yang dari cerita Novel ini yang telah membawa roh nya ke Dunia ini, dia bilang jika jalan cerita isi Novel akan di tentukan oleh Aku sendiri, jika jalan nya sama , maka Aku akan bernasib tragis seperti dia di dalam kehidupan ini, tapi kalau jalan cerita nya berbeda maka akhir cerita Novel ini juga akan berbeda
Lebih baik Aku terima saja pertemanan ini, agar nanti mereka tak membun*h ku di akhir cerita
"Baik, Aku akan terima kalian berempat menjadi teman dekat ku" ucap Luna menyetujui permintaan ke Empat Pria yang menunggu jawaban nya
"Terima kasih Luna, boleh kan Aku hanya memanggil mu nama saja?" tanya Dominic
"Boleh, Pangeran" ucap Luna yang sebenarnya canggung dengan keadaan saat ini
"Jangan panggil kami Pangeran, Panggil aja seperti Antonio, Kak William gitu, boleh ya?" pinta William
"Boleh deh, tapi itu jika kita sedang tak ada siapa pun, kalau ada Ayahanda, Aku tetap akan memanggil mu secara resmi, Kak Will" ucap Luna
"Baik lah, kami mengerti Luna" ucap William
"Hey, kalian sedang apa di atas sana?" teriak Antonio dari bawah yang melihat ke empat teman nya duduk di atas pohon mangga Kerajaan nya
"Kami sedang berbincang dengan Luna" teriak Alexander
"Apa? Ada Luna di atas sana? Luna turun sekarang, di cari Ayahanda" teriak Antonio dengan wajah terkejut dan tak lama Luna langsung turun ke bawah, kemudian menemui Kakak nya, Antonio
"Iya Kak, Aku akan menemui Ayahanda" ucap Luna yang langsung bergegas pergi dari Antonio
