elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Pernikahan, Kucing, dan Kejujuran Abadi
Hari Pernikahan. Suara lonceng katedral bergema di seluruh Kerajaan Astrea. Elara berdiri di belakang pintu besar, mengenakan gaun sutra perak yang telah dilonggarkan korsetnya oleh Lady Seraphina yang masih jengkel. Gaun itu indah, meskipun Elara masih berpikir sulamannya terlihat seperti gigi palsu yang mahal.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Tugas: Melaksanakan upacara pernikahan. Jaga Pikirkan 'Nasi Hangat' selama upacara untuk menahan panik.]
Di aula katedral, Raja, para bangsawan, dan perwakilan dari kerajaan sekutu berkumpul. Elara bisa merasakan tekanan dari ribuan mata yang akan segera menatapnya.
"Aku akan muntah. Aku akan tersandung. Aku akan lupa salam 'Jenderal Padi Hangat'. Aku pasti akan jatuh, dan Rayden akan meninggalkanku di sana untuk mati karena malu. Tidak, Nasi Hangat. Aku adalah Elara. Aku kuat. Aku adalah Padi Hangat."
Di depan altar, Rayden, mengenakan seragam upacara putih keemasan, terlihat tenang. Namun, ia menyentuh jepit rambut bebek emas yang tersembunyi di balik lencana militernya.
Tiba-tiba, Elara mendengar suara Rayden di kepalanya, bukan melalui telinganya, melainkan langsung ke kesadarannya, lembut dan menenangkan.
"Aku mendengarmu, Elara. Jangan muntah. Kau terlihat sempurna. Jika kau tersandung, aku akan berpura-pura aku juga tersandung. Dan jangan khawatir, Nasi Hangat. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Teruslah memikirkan hal-hal yang tidak senonoh tentang jubah Pastor. Itu akan membuatmu tetap membumi."
Elara tersenyum kecil, merasa lega. Rayden menggunakan bug itu sebagai jalur komunikasi rahasia, menenangkannya tanpa ada yang menyadarinya.
Musik dimulai. Pintu katedral terbuka. Elara mulai berjalan, tangannya memegang karangan bunga dengan erat.
Saat ia mencapai altar, Pastor Agung menyambutnya. Elara mengambil napas dalam-dalam. Inilah saatnya. Dia harus melakukan salam uniknya.
Elara membungkuk sedikit, dan kemudian, ia memberikan hormat ala 'Jenderal Padi Hangat' yang kaku. Seisi aula terdiam, bingung. Beberapa bangsawan tua terlihat hampir pingsan.
Namun, Rayden hanya tersenyum lebar. Ia balas membungkuk, lalu membalas hormat kaku Elara dengan hormat yang sama konyolnya.
Reaksi Rayden memecah keheningan. Beberapa bangsawan muda tertawa. Raja hanya menggelengkan kepala, terbiasa dengan keanehan putranya.
Upacara pun dimulai. Sepanjang upacara, Elara berusaha fokus pada Pastor, sambil di saat yang sama, Rayden terus mengirimkan bisikan mental padanya.
"Jangan panik, Elara. Cincinnya ada di tangan kiriku. Pastornya baru saja salah mengucapkan nama leluhurku. Kau akan menjadi permaisuri. Kita akan memiliki bebek. Dan kucing oranye. Kau ingat kucing itu, Nasi Hangat?"
Fokus Elara tetap stabil, perpaduan antara etiket dan humor konyol yang menjadi dasar hubungan mereka.
Saat tiba pada sumpah pernikahan, Rayden menatap mata Elara, tanpa jeda, tanpa keraguan. "Saya, Rayden dari Astrea, mengambil Anda, Elara, sebagai pasangan saya. Saya bersumpah untuk menghormati, melindungi, dan mendengarkan Anda, dalam setiap pikiran Anda, selamanya."
Elara membalasnya dengan suara yang mantap. "Saya, Elara, menerima Anda, Rayden, sebagai pasangan saya. Saya bersumpah untuk mendukung, mencintai, dan membuat Anda tertawa dengan setiap pikiran saya, selamanya."
Cincin disematkan. Ciuman pun terjadi—ciuman yang penuh janji, rahasia, dan pengetahuan intim.
Malam harinya, di ruang perjamuan, Elara dan Rayden menyambut para tamu. Lyna hadir, tersenyum tulus, membawa hadiah yang netral.
Tepat sebelum Elara dan Rayden pergi untuk memulai kehidupan baru mereka, sebuah kejutan terjadi.
Raja mendekati Elara dan tersenyum. "Permaisuri Elara, saya tahu Anda memiliki permintaan yang unik. Kami telah berusaha memenuhinya."
Pintu di belakang Raja terbuka, dan seorang pelayan mendorong kereta kecil. Di atas kereta itu, duduk seekor Kucing Oranye Besar dengan bulu tebal, mengenakan mahkota emas mini yang lucu di kepalanya.
Elara tersentak. Dia menatap Rayden. Rayden tersenyum.
"Janji Raja," bisik Rayden. "Dan aku tidak ingin kau berpikir hal-hal aneh tentangku jika aku tidak memenuhinya."
Elara tertawa, air mata haru mengalir. Kucing Oranye itu, yang kini diberi nama "Padi Hangat I" (sesuai firewall mental Elara), adalah bukti visual bahwa alur cerita telah sepenuhnya ditulis ulang.
Elara menoleh ke Rayden. Dia memikirkan satu hal, hal yang paling tulus dan paling mendalam yang pernah ia kirimkan.
"Aku mencintaimu, Rayden. Lebih dari bebek emas, lebih dari padi hangat, dan lebih dari novel mana pun. Terima kasih karena telah mendengarkanku."
Rayden menciumnya lembut di dahi, di depan semua orang. "Aku juga mencintaimu, Permaisuri Elara. Dan percayalah, ini adalah permulaan yang paling menarik."
[Sistem 'Eros' (Inti dibekukan, Fungsi pemantauan masih aktif): Misi Selesai. Alur Cerita 'The Broken Heart System' dimulai. Happy End.]
