Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.
Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.
Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.
Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.
***
-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
| Keras Kepala
Setiap sudut rumah sakit lumayan sepi hari ini, aneh tapi itu nyata. Biasanya pagi-pagi buta begini rumah sakit di penuhi orang-orang yang sakit jiwa dan juga dipenuhi virus. Namun, tak apa itu adalah hari keberuntungan bagi Marvel dan Gesya yang kepalanya selalu berisik memikirkan bagaimana kalau mereka salah? Bagaimana kalau mereka gagal? Dan bagaimana kalau mereka tidak di sukai banyak orang?. Bukan karena berlebihan tetapi kepala mereka terus memutar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi di kehidupan mereka.
Gesya bangun dari tidur lelapnya, mimpi buruk semalam membuat nya sedikit tak nyaman. Badannya terasa pegal karena baru pertama kalinya tidur di sofa rumah sakit, ia lalu meregangkan badan dan membuka tirai kamar rumah sakit. Matanya hampir tidak dapat dibuka karena matahari yang memantulkan cahaya tepat didepan wajahnya.
Saat berbalik ia mendapati suaminya yang baru selesai dioperasi semalam, perlahan ia mendekat mengamati wajah suaminya yang belum siuman. Senyuman kecil mulai terlihat.
"Aku baru sadar kalau marvel ganteng...". Tanpa sadar kata-kata itu di ucapnya, seketika raut wajahnya nya menjadi bingung. "What? Gue bilang apa?. Marvel ganteng? Anjir gue kebelet apa? Kok tiba-tiba banget, ini pasti nyawaku sebagian nya masih tidur! ".
Gesya memperbaiki selimut lelaki yang sedang terbaring itu. Didalam hati nya, gadis itu trauma atas kejadian tadi malam yang menimpa mereka. Sampai sekarang ia belum mau memberitahu apa yang telah terjadi kepada siapa pun, marvel juga akan berfikir seperti itu. Jadi, pikiran mereka sama-sama hendak membebankan satu sama lain.
"Aku ngapain yah? Aku jadi pengen nyapu tapi kan aku dirumah sakit. Atau aku keluar aja yah? Siapa tahu bisa dapat cowok ganteng".
Baru juga keluar dari pintu langkah nya terhalang dengan orang yang dilarikan ke ruang tindakan, kondisi nya sudah lumayan kritis. Ternyata, orang yang dibawa ke ruang tindakan bukan hanya satu masih ada empat pasien lainnya namun ada seorang ibu yang tak dapat diselamatkan.
"Suster, suster! ". Gesya menahan satu suster yang memegangi surat tanda tangan keluarga pasien.
"Iya ada yang bisa saya bantu? ".
"Eg, itu mereka kenapa yah? ".
"Oh maksudnya orang-orang yang lagi nangis itu yah? ". Tanya suster itu lagi.
"Engga! Kalau mereka-mereka itu udah pasti nangis karena sedih! Maksud aku bapak-bapak dan ada beberapa anak yang baru aja di masukkan ke ruang tindakan".
"Oh yang itu? Itu mereka sekeluarga. Kecelakaan mobil karena truk yang rem nya blong, hanya empat orang itu yang bisa diselamatkan dan ibunya nggak bisa diselamatkan. Selengkapnya saya nggak tahu lagi, kak".
"Kasian yah? Padahal anak-anaknya masih kecil banget kayak kecoa terbang".
"Kak, suami kakak udah siuman? Kita mau mengecek kondisi nya".
"Belum, sus. Kalau udah siuman nanti saya kabarkan.... ".
"Baik kalau begitu. Saya pamit dulu.... ".
Selepas suster itu pergi, gesya memerhatikan orang-orang yang tengah bergumul didepan ruang tindakan. Matanya pula beralih pada seorang gadis yang melamun tanpa arti di ruang tunggu. "Gadis itu kenapa yah? Aku mau nyapa tapi kelihatan sok asik nggak yah?. Nggak usah dah! ".
Matanya beralih lagi pada seorang gadis berjalan sempoyongan ke arah kasir. Kelihatan nya gadis itu sedang susah dan sedih. "(Kenapa yah di rumah sakit nggak ada orang yang ketawa?, semua orang yang ada dirumah sakit kayak orang sedih dan nggak berdaya) ".
Bukan hanya itu, adapun orang yang menangis seraya berdoa di ruang tunggu. "(Kayaknya hanya aku yang nggak sedih disini, istri macam apa aku ini?. Sebaiknya aku masuk aja dari pada melongo-melongo nggak jelas disini) ". Batinnya.
Ia yang mendengarkan kata hati masuk kedalam ruangan nya kembali. saat masuk pergerakan kecil dari tangan suaminya mulai terlihat, tanda-tanda siuman pun juga mulai terlihat. "Vel, kamu udah sadar? ". Tanya nya sambil duduk di samping ranjang rumah sakit.
"Ka-kamu siapa? ".
Mata gesya membelalak, alisnya mengerut. "Jangan bikin khawatir yah! Kamu nggak mungkin hilang ingatan! ".
"Aku beneran nggak ingat, aku kenapa? Dan dimana? ". Ucapnya terbata-bata.
"Nggak lucu Marvel! Semalam kamu masih ingat aku lho! Masa tiba-tiba kamu lupa ingatan. Ini aku gesya, istri kamu! ".
Marvel tertawa kecil, membuat gesya marah. "Panik banget sih, nggak mungkin aku lupa kamu". Kata marvel dengan suara yang sedikit serak.
"Apa yang kamu ketawain? Jangan bercanda, aku itu khawatir, kamu pikir tusukkan pisaunya nggak dalem? Untung dokter nya Perpesional".
"Aku pikir kamu nggak khawatir. Kamu ada ngasih tau kejadian ini ke tante jasmine dan om vino? ".
"Nggak. Emang mereka akan peduli? ".
"Seenggaknya kamu udah coba".
Gesya memutar bola matanya. "Aku nggak mau nyoba hal-hal yang nggak pasti, menurut kamu mereka akan jauh-jauh dari Swiss kesini hanya untuk jenguk kamu?, sedangkan yang dekat aja mereka nggak peduli. Aku juga nggak mau ngasih tahu bunda dan ayah bahkan oma sama kakek karena kita bakal dimarahin".
"Terserah, menurut aku lebih baik kamu kasih tahu jangan main-main sembunyi kayak gini. Oh yah, bisa nggak buatin aku makanan? Aku lapar banget".
"Ngga tahu aturan nya yah?. Orang yang habis operasi itu nggak boleh makan dulu, nanti yah kalau udah pulang dirumah? Sekarang harus puasa dulu. Oh iya jahitan nya masih sakit nggak? ".
"Sakit banget, terus keram, nggak nyaman rasanya. Mau lihat? ". Marvel tersenyum nakal.
"Kamu mau nunjukkin jahitan nya atau mau pamer sixpack? ".
"Pamernya kan sama istri sendiri! ".
"Kalau gitu sama yang lain nggak boleh yah? Mana sini gue lihat. Habis ini aku mau panggil suster".
Marvel membuka setengah kancing bajunya memperlihatkan jahitan yang cukup banyak dan luka yang masih basah. "Untung nggak nembus jantung".
Gesya memasang wajah khawatir melihat luka tersebut, dan melihat luka itu lebih dalam lagi. "Itu waktu di jahit sakit nggak? ".
"Bweeehh!!! ". Teriaknya membuat gesya tersentak takut. "Sakit banget sumpah! Gue udah pengen mati beneran! Rasanya kayak ditanduk kerbau".
"Seriuss? Terus kamu nangis nggak? ".
Marvel tertawa kembali dan mengancing seluruh bajunya, ia merasa gemas dengan pertanyaan istrinya. "Kenapa harus nangis? Laki-laki kan nggak boleh nangis, laki-laki itu harus pemberani".
"Awas yah kalau suatu saat nanti kamu nangis".
"Pasti ada waktu nya, Sya. Kalau suatu saat nanti aku nangis berarti aku beneran udah nggak kuat".
"Berarti kamu harus kuat terus!. Bentar yah aku panggil kan suster dulu".
Gesya meraih telepon genggam yang sudah tersedia di meja dan menelpon ke telepon kasir.
"Halo, ada yang bisa kami bantu? ".
"Suster, pasien nomor dua udah siuman, sudah bisa di periksa sekarang".
"Oke baik, kami akan segera tiba, mohon ditunggu yah, kak".
"Iya, jangan lama-lama yah, sus?. Saya takut digombalin sama orang ini disini".
"Oke".
Gesya duduk kembali di kursi, tak lama satu dokter lelaki memasuki ruangan yang mereka tempati, disusul salah seorang suster cantik yang membawa tetoskop dan beberapa obat-obatan didalam baki.
"Selamat pagi. Bagaimana kondisi lukanya? Apa masih ada rasa nyeri atau ada yang masih sakit? ".
"Masih, dok. Lebih nyeri yang sekarang daripada rasa sakit yang dioperasi tadi malam".
"Oh iya, itu wajar sebenarnya. Boleh dipapah suaminya, kak? ".
"Iya, dok! Boleh banget! ". Katanya dengan senyuman manis, tapi hatinya merasa keberatan.
Gesya perlahan memapah tubuh lelaki itu untuk duduk, setelah itu suster yang ada di samping dokter meletakkan baki yang ia genggam di atas meja dekat brankas. "Kak, kakak boleh ikut saya sebentar?. Ada yang ingin saya bicarakan sedikit".
"Tentu, sus. Vel, aku pergi dulu yah? ".
"Iya, hati-hati".
Suster tersebut membawanya ke luar ruangan raut wajahnya terlihat serius. "Maaf yah sudah mengganggu waktunya".
"Nggak masalah sih, sus. Lagian dokter lagi meriksa kondisi marvel didalam kan?. Suster mau ngomong apa? ".
"Kami dari pihak rumah sakit ingin bertanya, apakah pasien pernah di aniaya? ".
Gesya hanya tersenyum terpaksa mendengar pertanyaan suster, dari mana mereka tahu kalau marvel pernah dianiaya, sedangkan ia saha belum pernah mengetahui nya kecuali goresan pisau di pergelangan tangan dekat nadi marvel. "Kenapa suster tiba-tiba nanya itu yah?".
"Kalau misalnya kakak keberatan ingin memberitahukan tidak apa-apa ka-".
"Enggak, sus. Saya sendiri nggak tahu suami saya di aniaya, suster tahu dari mana? ".
"Kami menemukan banyak luka memar di punggung pasien, bahkan di kantong jaket pasien banyak sekali obat penenang, kalau obat itu sering dikonsumsi akan berbahaya, saya bisa menunjukkan bungkus obatnya, dia seperti ini".
Suster itu menunjukkan obat yang ia temukan di kantong marvel. Obat itu tak asing, karena gesya pernah membuka kan obat yang sama untuk marvel konsumsi. Yang ia tahu obat itu adalah penenang asma. "Saya pernah lihat dia mengonsumsi ini, memang sudah setiap pagi ia konsumsi. Tapi bukannya obat ini adalah obat untuk penyakit asma? ".
"Bukan, tapi ini adalah obat tidur!. Dan nggak baik seseorang konsumsi obat ini setiap hari apalagi penderita asma itu akan tambah memperburuk".
Gesya menghela dan membuang nafas muak. "(Apa yang pengen cowok itu lakukan? Ternyata dia tetap ingin berusaha bunuh dirinya secara perlahan?, marvel please jangan lakukan yang macam-macam uang ATM kita nggak bakal cukup bjir!) ".
"Tolong diawasi yah? Saya lihat-lihat kayaknya pasien punya tekad untuk bunuh diri, kak".
"Emang! ".
"Ha? ".
"Eh keceplosan. Nggak sus, dia mungkin salah ambil obat saja, lain kali akan saya peringati.... ".
"Terima kasih atas pengertian nya yah, kak. Ini obatnya kakak pegang dulu". Kata suster memberikan obat yang ia genggam.
"Mari masuk kedalam ruangan lagi, dokter pasti sudah selesai memeriksa". Kata suster lagi selepas gesya mengambil obat tersebut.
Dokter telah menunggu diruangan seraya memeriksa obat-obatan, melihat susternya sudah kembali, ia memberi isyarat kepada gesya. "Kalau ada apa-apa silahkan kunjungi rumah sakit ini lagi".
"Siap, dokter. Jadi bagaimana hasil pemeriksaan nya? ".
"Pasien nya jangan terlalu banyak gerak-gerak dulu. Lukanya sudah mulai kering jadi sebentar siang sudah boleh makan, besok pagi kalian sudah boleh pulang, hari ini fokus mengontrol di rumah sakit dulu".
"Oh iya iya, Terima kasih banyak yah dokter".
"Obat-obatan nya sudah saya tulis untuk diminum kapan saja. Kalau perlu bantuan lakukan panggilan ke meja kasir lagi, saya mau pamit ke ruang sebelah".
Dokter itu pergi menemui pasien dikamar sebelah timur, seusai itu marvel menatap gesya. "Sya, tadi suster bicara apa sama kamu? ".
"Jujur sama aku".
Marvel bingung kenapa tiba-tiba gesya meminta nya untuk jujur. "Kenapa tiba-tiba nyuruh aku jujur? Dan jujur buat apa? ".
"Selama ini obat yang kamu konsumsi itu bukan obat untuk penyakit kamu sekarang tapi obat tidur? ".
"(Kok gesya bisa tahu? ) ".
"Apa?! Mau bilang apalagi sekarang? Mau bohong lagi. Heh lo tu udah lebih dari orang gila tau nggak sih?, sebenarnya apa sih yang ada di pikiran kamu sampai-sampai mau bunuh diri sendiri".
"Ini kehidupan aku dan kamu nggak usah ikut campur! Kamu nggak tahu apa-apa tentang aku! ".
"Aku tahu marvel! Semua!. Aku tahu bagaimana kehidupan kamu dimasa kecil!, bahkan sampai sekarang aku tahu, please deh nggak usah macam-macam kamu nggak kasihan sama ibu kamu yang masih pengen kamu hidup untuk mencari kebahagiaan, marvel? ".
"Bagaimana kalau aku nggak kunjung dapat kebahagiaan itu? Bagaimana kalau Tuhan berkata tidak? ".
"Kamu boleh pasrah tapi jangan menyerah! Kamu pikir aku adalah anak yang paling bahagia dan ingin hidup? Aku hidup karena aku masih hidup! Aku nggak mau lagi berharap kepada dunia terlalu dalam, semua orang yang ada didunia semuanya munafik! ".
"Tujuan kamu apa? Bicara seperti ini ke aku? ".
"Aku nggak tahu tujuannya, mulut aku langsung spontan bilang seperti itu. Mulai sekarang jangan konsumsi obat itu lagi! Aku nggak suka! Aku udah terlalu banyak mengecewakan orang, kali ini aku nggak pengen mengecewakan tante jasmine".
Gesya berbalik mencari tong sampah kemudian membuang obat itu.
Kalau dipikir-pikir, apakah memang manusia akan pantas berharap?. Akankah manusia terus-terus an berharap, walaupun pada akhirnya ia akan kalah dengan semesta yang memiliki kenyataan?. Setidaknya kita sudah pernah menjadi tokoh utama dalam kehidupan masing-masing.
Berharap itu seharusnya baik, namun jika terlalu berharap juga tidak baik, bukan semesta yang salah, kekecewaan itu justru datang dari sebuah harapan yang terlalu besar.
Gesya yang marah, duduk di sofa membuka ponselnya, terdapat beberapa panggilan tak terjawab dari sahabatnya. "Kayaknya tidur ku nyenyak banget, celine nelpon pagi-pagi untuk apa yah? Masa dia udah bangun jam tiga pagi, telepon balik nggak yah?. Chat aja deh".
Rasa penasaran nya hilang sekejap mata, ternyata sahabat nya menelpon nya begitu pagi hanya untuk memberitahu bahwa selfie sudah ditunangkan dengan seorang lelaki tampan. Gesya tidak percaya kalau lelaki tersebut tampan. Setampan apa sih dia? pikir nya. Dilandasi rasa penasaran, ia menyuruh sang sahabat bernama Ziva mengirimkan foto tunangan selfie.
"Whatt omaga! Ganteng poll". Mata gesya berbinar-binar memandangi foto yang baru saja ziva kirim.
"Siapa yang ganteng? ".
"Ini tunangan sahabat aku, unyu banget kayak kucing! ".
"Ganteng an gue kali!. Sya, bawa gue jalan-jalan dong".
"Lu nggak dengar kata dokter tadi?. Lo itu nggak boleh banyak gerak dulu".
"Kan bisa pakai kursi roda".
"Bacot lo! Jangan nambah masalah prat seratus yah! Kemarin motong tangan sendiri, minum obat tidur, sekarang mau apalagi? Aku juga lagi sibuk chatting an sama sahabat aku, jangan ganggu! ".
"Ayolah! Disini aku malah tambah depresi, bisa-bisa aku jatuh kan diri diluar jendela yang amat besar seperti lapangan Bung Karno di belakang kamu".
"Oh!! Kayaknya orang ini bukan hanya gila ternyata, kayaknya dibawa ke rumah sakit jiwa juga nggak ngaruh. Oke tapi bentar aja yah! ".
Dengan mata yang menatap sinis, gesya pergi meminta kursi roda ke ruang pengurus peralatan. Saat pulang ia tidak membawa apapun ditangannya. Marvel berfikir mungkin memang tak diizinkan untuk keluar rumah sakit oleh dokter.
"Nggak di izinin yah? ".
"Katanya tadi boleh nggak usah pakai kursi roda, tapi aku nggak mau nyari perkara, nggak usah kemana-mana yah hari ini? Kamu istrahat aja dulu sambil nunggu makanan siang datang".
"Masa kamu tega? ".
"Masalah nya matahari nya panas anjirr! Keras kepala banget kalau dibilangin".
"Yah matahari nya juga bisa membuat sehat dan kuat! Nggak bikin mati, kamu mau aku cepat sembuh kan? ".
"Hii! Sebal banget! Yaudah ayo, apapun yang terjadi dijalan jangan salahkan aku".
"Aku janji! ".
"Janji? ".
"Iyah! Janji! ".
Setelah sekian banyak nya perdebatan akhirnya gesya yang mengalah. Hatinya ingin berteriak 'aku benci marvel!!' namun kata-kata itu tertahan dilidah nya. Gesya menggandeng erat tangan marvel takut lelaki itu akan jatuh, tanpa sadar marvel canggung, tangannya mulai keluar keringat dingin.
"(Shit!. Gue kenapa? Apa jangan-jangan gue jatuh cinta sama gesya? Nggak marvel! Lo nggak boleh jatuh cinta sama gesya) ".
"(Nih cowok kalau dekat aku pasti jadi tegang banget, apa dia mulai nggak nyaman sama aku? Mungkin karena efek sakit aja kali yah? Dia kayak udah nggak seceria dulu, dia kayak bukan lagi Arthur yang gue kenal) ".
Ketika sampai diluar rumah sakit, marvel menampar dirinya sendiri, jantung terlalu berdetak kencang rasanya tidak nyaman sekali. Gesya tersentak mengapa marvel menampar dirinya sendiri tanpa alasan yang jelas.
"Lu kenapa? Kok nampar diri lo sendiri? ".
"E-enggak, nggak kenapa-napa tiba-tiba aja pengen nampar diri sendiri".
"Lu makin hari makin nggak jelas, marvel?. Ada apa? Kamu punya masalah cerita aja sama aku". Ujarnya sambil menatap marvel.
"(Jangan natap gitu, sya!. Jantung gue kayak udah mau keluar terbang ke atas awan) ".
"Gue nanya, marvel! ".
"Gue nggak kenapa-napa! Nggak ada masalah juga. Santai!. Lanjut jalan aja.... ".
Ditengah perjalanan banyak pria yang memerhatikan gesya yang memakai baju sedikit terbuka menunjukkan kulitnya yang amat bening, bayangkan saking cantik nya gadis itu membuat salah satu lelaki muda seusianya menabrak tiang listrik.
"Lain kali jangan pakai baju terbuka kayak gini, gue nggak suka".
"Sorry yah, tapi hak kamu apa?. Ini kan baju style aku sendiri, masa kamu nggak perbolehkan makai baju kesukaan aku. Tega sekali jadi suami".
"Kamu nggak lihat orang-orang disini kebanyakan cowok sama preman? Mereka ngelihat in kamu mulu dari tadi".
"Terus kenapa? Kamu cemburu? ".
"U-untuk apa aku cemburu. Aku hanya ngasih tahu ini demi kebaikanmu sendiri suatu saat nanti, cewek yang suka baju terbuka kayak kamu dinikahin hanya untuk senang-senang aja! Lama-lama juga nyari yang baru dan aku nggak suka kamu deketin cowok kayak gitu".
"Maksud kamu tak bilang kayak gitu, berarti kamu adalah salah satunya dari cowok yang sifatnya begitu? ".
"Nggak level!. Aku nggak mudah jatuh cinta ke cewek, Sya. Kalau aku udah jatuh cinta berarti selamanya untuk wanita itu, dan nggak akan nyari yang lain lagi".
"Mmmm". Gesya berfikir sejenak. "Kalau misalnya wanita itu bakalan pergi diluan, apa kamu bakal nyari lagi? ".
"Never, Gesya. Aku lebih memilih meminta pergi diluan".
"(Kira-kira siapa yah cinta sejati yang akan seorang anti cinta temukan?. Aku pikir pemikiran Arthur setelah hilang ingatan udah berubah, ternyata pemikiran nya tentang cinta masih tetap sama) ". Batin gesya.
"Permisi, ini pengantin baru yah? ".
Gesya dan marvel menoleh ke segala sisi,mencari arah panggil lan barusan berasal.
"Dibawah sini neng! ".
"Eh! Dibawah rupanya. Saya nggak lihat.... ". Gesya tertawa kecil.
"Kalian suami istri yah? ".
Marvel dengan cepat melepaskan tangannya dari gandengan istrinya. "Bukan, buk..... ".
"Tidak usah berbicara bohong, Nanti pahalanya makin banyak dineraka".
"Saya sendirian aja kok, buk".
"Terus kenapa tadi kalian berdua bergandengan tangan begitu".
"Ha? ". Gesya melirik marvel yang ada disamping nya. "Eh kau siapa? ".
"Kamu juga siapa? ".
"Tuh kan, buk!. Kita nggak saling kenal kok! ".
"Saya tahu tujuan kalian menipu saya agar saya tidak menawarkan gelang ini kan?. Saya ini Indigo kalian berdua tidak bisa berbohong. Saya ingin memberikan gelang ini untuk kalian, gratis.... ".
Wanita parubaya itu memanggil gesya berjongkok didepannya, saat tangan nya memakaikan gelang itu, kepala gesya sontak terangkat ke atas dengan tatapan kosong. Seketika pikirannya terulang lagi disaat ia memimpikan seorang nenek tua yang bertamu dirumah nya sebelum pernikahan dilaksanakan.
"Sya, kamu kenapa? ". Tanya marvel panik
Nafas gesya sesak setelah sadar. Sedangkan, nenek tua itu hanya tersenyum tipis dan memberikan satu gelang lagi untuk suaminya. "Gelang ini kamu pakaikan sendiri ke pergelangan suamimu sebelah kanan".
Gesya mengangguk perlahan, awalnya marvel menolak karena pergelangan tangan kanannya ada goresan pisau yang ia berusaha sembunyikan ke semua orang. Tapi gesya bersikeras memakaikan nya.
Gesya sedikit menatap nenek tua yang pernah ia temui didalam mimpinya. "(Pertanda apa ini? Nenek ini seperti tidak ada bedanya dari eyang) ".
"Semoga kalian berdua beruntung dalam segala hal". Ujar sang nenek tua. Sungguh, gesya masih sangat bingung kenapa bisa-bisanya ada seorang yang tak ia kenal masuk kedalam mimpinya dan seperti mirip dengan eyang nya yang sudah meninggal dunia. Gesya berniat untuk secepatnya pergi dari pasar.
"Terima kasih, buk. Saya dan suami saya mau pamit dulu, jadi tidak enak karena sudah memberikan gelang ini secara gratis".
"Tidak apa-apa, kalian baru pertama kali mampir kesini kan? Lain kali datang lah lagi untuk jalan-jalan".
"Tentu, buk. Saya mau pulang dulu ke rumah sakit". Gesya menjaga pandangan kepada sang nenek, langkah nya cepat berjalan pulang.
Selekas keduanya berpamitan untuk kembali kerumah sakit, pandangan nenek itu selalu tertuju kepada mereka, Memerhatikan mereka hingga mereka tak terlihat lagi.
Di jalan menuju rumah sakit, gesya terusan melamun, tanpa sadar ia meninggalkan marvel dibelakang nya.
"Gesya! ". Lirih Marvel, nafasnya tak teratur. Memegangi dadanya, menahan lengan gesya.
Gesya tersadar dari lamunan, melirik Marvel. "Ada apa? ".
"Kayaknya asma aku kambuh lagi! Kita istrahat bentar yah? ".
"Yaudah, duduk disana aja".
Gesya memapah tubuh lelaki yang tengah menahan sesak didadanya untuk duduk di kursi taman bunga, didepannya terdapat laut dengan air jernih.
"Aku bilang apa tadi? Jangan keras kepala kalau dibilangin. Perempuan itu nggak pernah salah, ini akibatnya gara-gara kamu nggak dengerin kata ku! ".
"Gue kan nggak tahu kalau asma aku bakalan kambuh lagi".
"Sekarang mau gimana? Rumah sakit masih jauh. Kamu nggak bawa obatnya? ".
"Nggak. Aku nggak bawa obat selain obat tidur itu...., it's okay pasti reda sendiri".
Istri nya merasa khawatir namun amarahnya lebih dalam, tak tega untuk memarahi juga sedikit dalam dari amarahnya, jadi dia tidak tahu harus memberi ekspresi apa selain terusan mengelus punggung marvel. "Yakin akan reda sendiri?. Aku carikan obat aja yah?".
"Nggak perlu repot-repot, duduk disini aja yah? ".
"Tapi aku nggak tenang! ".
"Harus tenang, sayang!. Ini udah biasa aku dapatin setiap hari".
Gadis tersebut perlahan menyandarkan marvel di pundak nya, masih sempat ragu karena belum pernah ia melakukan hal seperti yang ia lakukan kali ini kepada orang lain. Bisa dibilang marvel adalah lelaki ke pertama yang membuat nya khawatir begitu dalam.
"(Mungkin nenek tadi mengetahui semuanya? Tapi nggak mungkin, bukannya dunia ini seluas daun kemangi? Eh kelor? Bisa saja hanya terlihat mirip dengan eyang yang muncul di mimpi aku, tetap berfikir positif, sya. Kamu harus fokus sama orang yang lagi butuh kamu sekarang) ".
"Vel, udah enakan?. Atau mau aku gendong? ".
"Aku kan udah bilang jangan curi kata-kata aku, seharusnya aku yang harus bilang seperti itu".
"Tapi kan sekarang kamu yang sakit, masa aku yang harus digendong kan jadi kebalik".
"Aku mau disini aja".
Sembari mengelus punggung marvel. Gesya teringat pada ayah dan bunda nya yang jarang menghubungi karena pekerjaan, semenjak pekerjaan menumpuk dan pertengkaran mulai terjadi gesya mulai diabaikan walaupun tak seutuhnya terabaikan. Hanya saja, hati gadis itu sakit. Ulang tahun nya yang dulu sering kali disebut dan diingat perlahan menghilang saat usia mulai bertambah dan kedewasaan muncul.
Setelah makin dewasa, semakin juga terasa berat sebuah kehidupan. Dilain sisi orang-orang meminta umur panjang saat berulang tahun, gesya malah meminta agar ulang tahun ini adalah yang terakhir kalinya.
Beberapa jam telah berlalu cepat, meski masih merasa sesak marvel memutuskan untuk melanjutkan perjalanan balik ke rumah sakit. Disana, suster sudah lama menunggu kepulangan mereka agar pasien nya bisa buka puasa.
"Ini makanannya, buah-buahan nya juga sudah lengkap. Kalau butuh sesuatu boleh kabarkan lewat telepon yah, kak! ".
"Sebenarnya mau sekali repot-repot kesana kemari dirumah sakit kalau butuh sesuatu, lain kali telepon kesini saja kalau makanan nya sudah siap!".
"Lho, kenapa kak? Biasanya keluarga pasien yang sering menyusahkan orang rumah sakit". Kata suster tersebut tanpa takut dosa.
"Karena memang hanya saya yang kurang kerjaan disini".
"Sekarang kakak nggak boleh kurang kerjaan lagi, silahkan disuapin yah suaminya, saya lanjut antar makanan yang lain".
Gesya tertawa kecil melihat banyak makanan yang dibawa kan oleh suster rumah sakit, tak usah heran kalau suster disitu kadang menjadi model jadi-jadian yang nyasar dirumah sakit. "Marvel, sekolah kamu gimana? ".
"Aku udah minta izin, besok baru masuk".
"Jangan dulu! Besok kan kamu baru bisa pulang dari hospital, kamu istrahat beberapa hari dirumah. Nanti aku mau pindah belajar disekolah kamu biar nggak susah ngawasin kamu".
"Harus banget kayak gitu? Nanti aku nggak bebas! ".
"Biarin! Daripada terjadi apa-apa lagi kan? ".
"Aku bisa jaga diri! ".
"Sstt diam! Nggak usah ngebantah! Salah kalau istri perhatian ke suami?. Nih makan cepetan, bubur nya masih panas pasti enak".
Marvel mencicipi bubur nya, rasanya hambar tidak seenak bubur yang dibuat oleh gadis yang sedang menyuapi nya bubur sedikit demi sedikit. "Rasanya tawar, taruh garam dikit dong".
"Pasti garamnya udah diukur untuk orang yang sakit, makan aja!. Nanti kalau udah sembuh aku buatin bubur yang biasanya kamu buat sarapan setiap pagi".
"Orang kaya ternyata bisa masak juga? ".
"Punya pembantu bukan berarti nggak belajar masak didapur kan?. Perempuan itu harus tahu masak ".
"Pembantu mu ada berapa banyak selain bi fitri? ".
"Sebenarnya bi fitri pembantu yang ke enam puluh tujuh".
"Kok bisa banyak banget? ".
"Rumah ku itu ada banyak, sama enam pulau pribadi wajar kalau banyak pembantu nggak sich? ".
"Gue nggak ngerti kenapa orang kaya sering menyusahkan diri sendiri! ".
"Saya juga tidak mengerti. Makan dihabisin bubur nya biar cepet sembuh! Lain kali aku ajak jalan-jalan ke Mars".
(20:05)
Hari sudah malam, gesya yang sibuk mengurus suaminya dirumah sakit baru selesai habis mandi dan berpakaian. Ia keluar dari kamar mandi mendapati marvel melamun diatas ranjang.
"Kamu belum tidur? Udah malam ".
"Belum ngantuk ".
"Tidur yok!. Aku dongengin yah... ". Gesya duduk disamping ranjang marvel menggenggam tangan lelaki yang diinfus sementara.
"Sekarang aku bakal ngasih imajinasi yang akan buat kamu tidur nyenyak, tutup mata kamu perlahan dan bayangkan-".
"Bayangkan apa? ". Marvel bertanya setelah menutup matanya.
"Dengar kan dulu!. Okey fokus. Bayangin kamu ada di atas awan, disana banyak banget mobil dan motor yang berkeliaran disana-".
Marvel membuka matanya menatap gesya, "sayang, diatas awan mana ada kendaraan? ".
"Ha? ".
"Iya, bukannya kendaraan hanya ada di daratan aja yah? Memangnya ada kendaraan beroda dua atau empat di awan? ".
"Iya juga yah?.... Yaudah tidur lagi, tutup matanya dan fokus memikirkan apa yang aku katakan". Pintanya. "Bayangin kamu ada di padang gurun yang panas banget.... berdebu banget, dan disitu banyak unta yang berkeliaran". Lanjut gesya yang sudah mulai mengantuk.
"Terus ada satu unta yang lewat didepan kamu, terus ada sembilan, datang sembilan, sembilan, datang sembilan, sembilan, ada sembilan lagi, ada sembilan unta lagi, sepuluh unta, sembilan nyusul, sembilan, sepu-". Karena terlalu mengantuk gesya menguap disepanjang perkataannya.
"Terus untanya bertambah satu, nyusul dua unta, nyusul sepuluh lagi, nyu-".
Marvel mengarahkan kepalanya ke arah gesya dengan mata yang masih tertutup. "Eh bentar-bentar, sayang". Panggil nya yang membuat gadis yang ingin tertidur itu kaget.
"Lho kamu belum tidur? ".
"Nggak sayang!. Aku justru cari tahu sebenarnya seratus eman unta itu mau kemana? ".
Mendengar pertanyaan dari suaminya, ia hanya dapat menatap wajah marvel dengan tatapan kosong. "(Anjirr! Bukannya tidur malah diitung untanya, yang benar aja!. Nyesel gue mau dongengin orang ini) ".
"Gesya, malah diem! Aku na-".
"Lo itu fokus bayangin aja! Jangan malah dihitung! ".
"Aku kan penasaran!. Kamu juga dongeng nya kok seperti itu. Ini dia dampak didongengin orang histeris dan ceritanya misterius".
"Ndak usah banyak komplen, ini masih bagus nggak aku putarin lagu Jepang yang rasenggan-rasenggann!. Tidur nya susah amat! ".
"Makanya aku selalu minum obat tidur!aku susah tidur".
"Itu nggak baik marvel! Nanti kamu ketergantungan! ".
"Tapi aku nggak bisa tidur tanpa obat itu! ".
"Pokoknya aku nggak mau kasih kamu minum obat itu lagi!. Aku mau keluar cari mati diluar!".
"Sya! ". Marvel menarik tangan gesya yang ingin melepaskan tangannya.
"Apalagi marvel? Bweh! Lama-lama gue layangkan sendal jepit yang gue pakai ini! ".
"Aku nggak bisa tidur tanpa kamu! Tapi kamu juga berisik! ".
"Kenapa nggak sekalian ajak suster cantik nemenin kamu disini?! Jangan buat susah ini udah malem! ".
"Ta-".
Gesya merengek keras menutupi telinganya kemudian berjongkok dilantai. "Arghh!! Aku mau PULANGGG BUNDAAA!!! ".
"Jangan teriak-teriak, gesya!. Malu tahu! ".
"Diam nggak? Diam nggak?. Kalau kamu berisik aku mau numpang tidur dikamar cowok sebelah! Mau selingkuh! ". Kata gesya mengancam.
Mulut marvel terkunci, gesya mengatur nafas kehidupan nya, saking kesalnya ia ingin mencekik dirinya sendiri. "Ok! It's okay, aku tidur disamping kamu. Tapi jangan bilang ini ke siapapun! ".
Perkara lupa membawa springbed, gesya harus tidur berdua di ranjang rumah sakit dengan orang yang amat sekali ia benci, namun hanya orang itu juga yang selalu menemani nya setelah menikah.
Berbagai cara telah dilakukan oleh gesya, tapi ia malah yang tertidur duluan mendahului marvel yang ia jaga agar lelaki tersebut cepat masuk ke alam mimpi. Marvel yang belum bisa tertidur menatap gesya yang tertidur pulas disamping nya.
Marvel tersenyum tipis, jari telunjuk nya membelai rambut yang menutupi wajah cantik istrinya. "(Aku nggak tahu apa yang aku rasakan kemarin, dan sekarang. Aku juga nggak tahu sebenarnya kamu rasa hal yang berbeda saat bersamaku, aku nggak pernah bilang, yang aku tahu aku udah jatuh cinta sama kamu) ". Batinnya.
"(Aku sudah pernah bilang, dikehidupan yang singkat ini aku hanya ingin mecintai satu gadis, kamu boleh ajarkan aku hal apa saja, tapi jangan pernah mengajarkan aku hidup tanpa kamu) ".
Mengapa penyesalan selalu datang pada akhir? Karena hampir semua rahasia terungkap pada akhir sebuah cerita. Bagaimana kalau sebuah pasangan tidak dapat lagi disebut "kita"?. Jika bisa memilih, lebih baik tidak usah memiliki pasangan yang istimewa, terkadang juga orang istimewa bisa pergi mendahului kita, terkadang pula rasa sakit dalam tercipta dari orang yang kita anggap istimewa melebihi diri kita sendiri.
Tetaplah menjalani hidup dengan penuh keyakinan, tapi jangan berkeyakinan pada setan. Hidup ini tak selamanya, kita hanya perlu menjalani pahit manisnya kehidupan yang sudah ditentukan oleh yang maha kuasa.
Dan selalu ingat, kesuksesan itu sering muncul dari hal-hal yang paling terkecil, menurut orang banyak hal kecil tidak berguna tanpa sadar itu adalah sebuah pelajaran untuk melewati hal-hal yang paling terbesar dalam hidup masing-masing. Selamat menderita didalam dunia, carilah kebahagiaan dan tempat berlindung tanpa menghakimi diri sendiri.
__________________________________ __
*Terima kasih telah membaca. Jangan lupa dukungan nya 💐💪. Siapa disini yang ulang tahunnya sering terabaikan atau dilupakan? 🥹.