NovelToon NovelToon
Koki Kesayangan Tuan Daniel

Koki Kesayangan Tuan Daniel

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Menikah dengan Musuhku / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu_ Melani_sunja

Menjadi seorang koki disebuah restoran ternama di kotanya, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Ayra. Dia bisa dikenal banyak orang karena keahliannya dalam mengolah masakan.
Akan tetapi kesuksesan karirnya berbanding terbalik dengan kehidupan aslinya yang begitu menyedihkan. Ia selalu dimanfaatkan oleh suami dan mertuanya. Mereka menjadikan Ayra sebagai tulang punggung untuk menghidupi keluarganya.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seorang pria kaya raya bernama Daniel yang terkenal dingin dan kejam. Ayra dipaksa menjadi koki pribadi Daniel dan harus memenuhi selera makan Daniel. Ia dituntut untuk membuat menu masakan yang dapat menggugah selera Daniel. Jika makanan itu tidak enak atau tidak disukai Daniel, maka Ayra akan mendapatkan hukuman.
Bagaimana kah kisah Ayra selanjutnya?
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu_ Melani_sunja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Daniel murka

Sampai menjelang pagi, Rayyan masih berada di dalam hutan. Ia bersusah payah untuk lari dan sembunyi dari kejaran pengawal Daniel. Ia berlari tak tentu arah, melewati semak semak dan jalanan yang sulit, karena vila tempat Daniel tinggal merupakan area perbukitan.

Malam itu, ia bisa kabur dari gudang tempat ia di sekap karena dibantu oleh Safar, temannya. Safar yang telah dahulu disekap, bisa meloloskan diri dan keluar dari tempat penyekapannya. Usai berhasil meloloskan diri, Safar mengendap-endap dari balik dinding kemudian naik melalui jendela untuk mengeluarkan Rayyan.

"Kita harus pergi yang jauh dari sini Yan! Kalau tidak mereka bisa menangkap kita dan menghabisi kita!" Kata Safar sambil terus berjalan menyusuri semak belukar di dalam hutan.

"Aku tahu tempat yang aman, kamu ikuti saja aku!"

"Tapi istri mu bagaimana? Dia masih berada di sana?"

"Alah sudah, biarkan saja! Aku tak peduli!"

"Gila kamu!"

"Sekarang lebih baik kita pikirkan keselamatan kita sendiri. Tapi yang aku heran, kenapa bisa tuan Daniel itu mengetahui keberadaan kita? Bukankah dulu tuan Steven bilang, kalau mereka tidak akan pernah tahu keberadaan kita?"

"Kemungkinan tuan Daniel sudah tahu jika ibunya itu memang sengaja dicelakai, bukan murni kecelakaan. Kalau sampai dia tahu, jika sebenarnya kita yang telah menabrak mobil ibunya dari belakang, bisa habis kita!"

Rayyan berhenti berjalan, ia mengamati sekelilingnya lalu berjongkok di pinggir aliran sungai untuk mencuci muka nya.

Safar ikut jongkok dan juga mencuci mukanya yang telah lebam lebam.

"Sementara ini, tuan Daniel hanya tahu status kita sebagai penadah, bukan pelaku, tapi kemungkinan lama lama dia pasti tahu yang sebenarnya!" ujar Rayyan.

Safar beralih duduk menyandarkan tubuhnya di bawah pohon besar, mengamati keadaan hutan yang mulai hangat terkena sinar matahari.

"Kalau tahu akan begini, dulu aku tak ikut ikutan Yan."

"Ah sudah! Jangan disesali, lagian dulu uang yang kita terima itu banyak. Tenang saja kita pasti ada jalan keluar! Kita akan cari keberadaan tuan Steven dan nyonya Rinda, kita akan minta perlindungan dari mereka."

"Tapi bukannya mereka sudah pergi ke luar negeri?"

"Tidak, tuan Steven masih di negara ini, ia keluar negeri hanya untuk menyembunyikan nyonya Rinda, agar status kematiannya tetap aman, sehingga mereka bebas menjalin hubungan. Lagian dulu mereka kan janji akan melindungi kita, setelah kita membantu mereka?!"

Safar mengangguk, menatap Rayyan sekilas lalu tertunduk mengingat kejadian 3 tahun lalu.

Ia ingat betul, waktu itu ia sedang kesulitan biaya untuk biaya persalinan istrinya yang harus menjalani operasi caesar. Ia tak memiliki biaya sepeserpun, uangnya habis untuk modal stock kendaraan bekas, sementara kendaraannya belum ada satu pun yang laku terjual.

Saat itu, Rayyan datang menawari sebuah pekerjaan dengan bayaran besar. Tanpa ia pikir panjang lagi, ia menerima pekerjaan yang Rayyan tawarkan. Ia tinggalkan istrinya di rumah sakit menjalani operasi sendiri. Ia bergegas mengikuti Rayyan menemui Steven, yang tak lain adalah ayah Daniel sendiri. Mereka diminta untuk mencelakai nyonya Arum sesuai yang ia rencanakan.

Nyonya Arum merupakan ibu kandung Daniel yang terkenal dermawan dan juga sederhana.

Saat itu Arum diminta untuk menemani Rinda, menantunya untuk pergi ke dokter kandungan. Namun di tengah jalan, tepatnya di tepi jurang yang sepi, Rinda tega membius Arum hingga tak sadarkan diri. Setelah itu Rinda turun dan berganti masuk kedalam mobil yang ditumpangi Rayyan dan Safar yang telah mengikutinya dari belakang.

Setelah itu, mobil yang Arum naiki sengaja mereka tabrak dan akhirnya jatuh ke dalam jurang dan terbakar di sana. Setelah memastikan kendaraan itu hangus terbakar, Rayyan dan Safar mengantarkan Rinda ke bandara untuk menemui Steven.

Tapi sayangnya, setelah mendapatkan bayaran yang cukup banyak, Safar justru mendapatkan kabar dari rumah sakit jika istri dan bayinya meninggal dunia. Mengingat itu, hati Safar kembali terluka, bahkan dari sudut matanya mulai menitikkan air mata.

Rayyan menepuk bahu Safar yang terlihat melamun.

"Heh...! Ayo pergi! kita cari tempat yang aman!" Kata Rayyan membuyarkan lamunan Safar.

"Ayo..." Balas Safar sambil mengusap air matanya.

Mereka kembali melanjutkan perjalanannya, bersembunyi sembunyi dan tetap waspada dalam setiap langkahnya.

***

Sementara di villa, Daniel terlihat sangat marah pada pengawalnya yang gagal menangkap Rayyan dan Safar kembali. Ia berulang kali menendang meja dan membanting beberapa guci serta pajangan dinding. Para pengawalnya hanya diam menunduk tak berani membuka mulutnya sama sekali.

"Bodoh kalian semua! Bisa bisa mereka bisa kabur secara bersamaan!! Kemana saja kalian semalam?! Mereka adalah satu satunya kunci yang tahu perihal kecelakaan yang menimpa ibu dan istri ku!"

"DASAR BODOH!!"

"PRAAANG..."

Daniel melempar gelas ke sembarang arah, hingga membuat gelas itu pecah dan berserakan di lantai.

Dari balik pintu, Ayra yang terbangun menempelkan telinganya pada daun pintu. Ia coba menguping pembicaraan mereka yang tak terlalu jelas.

"Kenapa lagi itu tuan Daniel? Apa mas Rayyan berhasil ditangkap? kedengarannya dia sangat marah?!"

Ayra coba mengintip dari lubang pintu, namun ternyata yang terlihat hanya ruang kosong. Ia tak bisa melihat apa apa karena Daniel dan pengawalnya berada di lantai bawah.

"AAAKHHH...!"

"JEDIEERR..."

Daniel menendang pintu kuat kuat, seketika membuat pintu vila menjadi rusak. Usai melepaskan amarahnya, Daniel pergi ke lantai dua, masuk ke ruangan pribadinya dan menutup pintunya.

Di bawah, para pengawalnya kebingungan, mereka tahu jika Daniel sedang marah seperti itu, pasti ia akan meluapkan dengan minum alkohol, sementara kesehatan Daniel saat itu sedang tidak baik.

"Bagaimana ini? kalau tuan terlalu banyak minum, dia pasti tambah sakit. Tapi kalau kita mencegah, kita akan terkena amukannya?!" kata Bram, orang kepercayaan Daniel.

"Kita hubungi tuan Steven saja Bram."

"Bodoh...! kalau kita hubungi tuan Steven, sama saja membongkar rahasia tuan Daniel, tuan Daniel kan memang sudah mencurigai tuan Steven."

Mereka terdiam, memikirkan sejenak solusi terbaik untuk keadaan itu.

"Braaammm...!" Panggil Daniel dari atas dengan keras.

Bram segera berlari menaiki tangga menuju ruangannya. Saat Bram membuka pintu, aroma minuman jenis wine menyeruak menusuk hidung.

"Ada apa tuan? Tuan jangan terlalu banyak minum, kesehatan mu sedang tidak baik!" Ujar Bram, mendekat dan menjauhkan botol wine dari tangan Daniel.

"Jangan atur hidup ku! Sekarang minta wanita untuk masak! Aku lapar!" Daniel menuang kembali wine kedalam gelas lalu meneguknya.

"Setelah itu, kamu cari dua bajingan itu sampai ketemu!" imbuhnya.

"Baik tuan...!" Bram keluar dan kembali menutup pintunya.

Ia beralih membuka pintu kamar Ayra. Mendengar ada yang akan membuka pintu, Ayra segera menjauh dari pintu dan duduk di tepi ranjang.

"Ceklek..."

Bram masuk menatap Ayra yang berpura pura tengah melihat langit langit kamar itu.

"Tuan Daniel memintamu untuk memasak!" ujarnya pada Ayra.

Ayra menoleh sambil mencibir, "Aku gak mau! Bebaskan aku setelah memasak, baru aku mau!"

"Tidak ada negosiasi! Tuan Daniel sedang sangat marah karena ulah suami mu, sekarang dia tengah mabuk. Kalau kamu tidak mau menuruti kemauannya, maka tamatlah riwayat mu!" Ancam Bram.

Seketika tenggorokan Ayra jadi tercekat, ia usap pipi nya sejenak lalu berdiri.

"Oke oke, aku akan masak!" Kata Ayra terpaksa.

Mereka turun menuju dapur, Bram terus berdiri mengawasi Ayra yang terlihat sedikit kebingungan.

"Masak apa tapi? Aku tak tahu mau masak apa?" Keluh Ayra.

"Kamu kan koki? Kamu pasti tahu masakan yang harus kamu olah untuk seorang yang tengah mabuk. Lagian ku lihat tuan Daniel sangat menyukai masakan mu, jadi tak mungkin jika ia akan menolak masakan yang kamu buat!" Balas Bram.

"Dari mana kamu tahu dia suka dengan masakan ku? semalam dia bilang, dia hanya sedang lapar saja, makanya dia menghabiskan makanannya."

Bram tersenyum menatap Ayra yang tampak polos, " Dia tidak meminta ku untuk mencicipi terlebih dahulu, artinya dia suka dan percaya dengan masakan mu."

"Iya juga ya, kalau begitu, akan aku buat kan menu special untuk nya, siapa tahu setelah ini dia kan membebaskan ku?!" ujar Ayra.

"Hemm, tapi kamu tetap harus berhati-hati dan dalam pengawasan ku!" Imbuh Bram.

"Heemm"

1
Devan Wijaya
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
eli♤♡♡
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Makasih banget thor!
✨♡vane♡✨
Banjir air mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!