NovelToon NovelToon
Love Languange

Love Languange

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: najwa aini

Zian Ali Faradis

Putih dan hitamnya seperti senja yang tahu caranya indah tanpa berlebihan. Kendati Ia hanya duduk diam, tapi pesonanya berjalan jauh.


Azaira Mahrin

kalau kamu lelah, biarkan aku jadi jedanya.


🥀🥀🥀🥀🥀🥀


Ketika lima macam Love Language kamu tertuju pada satu orang, sedangkan sudah ada satu nama lain yang ditetapkan, maka pada yang mana kamu akan menentukan pilihan.


Dira: pilih saja yang diinginkan.

Yumna: pilih yang sesuai dengan hati.


Aira; gak usah memilih, karena sudah ada
Yang memilihkan.



Kita mungkin bisa memilih untuk menikah dengan siapa. Tapi, kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa.


Ada yang menganggap cinta pilar yang penting dalam pernikahan. Tapi, ada pula yang memutuskan bahwa untuk memilih pasangan, cinta bukan satu-satunya alasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 08

"Pak Zian Ali Faradis, ada?"

"Mungkin." Jawab Vina asal. Dia menjawab setelah beberapa saat memerhatikan.

"Saya bisa ketemu dengan pak Zian?"

Vina--rekan kerja satu ruangan dengan Yumna--menatap sekali lagi pada gadis berhijab dan berparas lembut di depannya itu. Tatapan menyelidik.

Bagaimana tidak, kabar tentang atasannya--Zian--yang ternyata sudah punya dua istri, seperti badai topan yang mengguncang. Membuat kalang kabut di seluruh divisi pemasaran.

Apalagi menurut kabar, salah satu istrinya juga bekerja di divisi yang sama, membuat satu sama lain saling curiga, saling tuduh dalam diam.

Begitu liarnya berita ini, sampai ada beberapa orang atau kelompok yang berniat membuat petisi untuk mendiskualifikasi nama Zian sebagai kandidat calon GM.

Yumna yang diberitahu hal tersebut oleh Vina, tampak gusar. Ia tak menyangka kalau beritanya dengan cepat menyebar. Gadis itu merasa perlu untuk segera ambil tindakan. Yumna pun bergegas pergi setelah sempat berpesan pada Vina untuk sementara menggantikan tugasnya.

Sekarang tiba-tiba saja hadir seorang wanita muda berparas ayu, berpenampilan anggun dengan style hijab simple, namun terlihat memesona. Dia meminta untuk bertemu Zian. Bagaimana Vina tak akan melabuhkan tatapan penuh curiga kepadanya.

"Mau ketemu pak Zian, udah bikin janji?"

"Belum." Mungkin karena tak nyaman dengan tatapan Vina, si gadis hanya menjawab datar saja.

"Bikin janji dulu, Mbak. Pak Zian orangnya sibuk, gak bisa sembarangan ketemu orang," kata Vina acuh tak acuh.

Tak peduli sekalipun dinilai angkuh, ia hanya menikmati kekuasaannya saat ini atas ruangan tersebut, setelah mendapat mandat dari Yumna.

Sikap angkuh Vina juga sebuah misi untuk mengetahui siapa gadis di hadapannya itu. Apakah dia salah satu istri Zian?

"Yumna, mana, Mbak?" tanya gadis itu yang membuat Vina memicing kian curiga.

"Kenal Yumna juga?"

"Iya."

"Kalau gitu, tanya Yumna aja, kemana pak Zian," saran Vina dengan sebaris senyum di sudut bibirnya.

"Sudah. Dia bilang saya disuruh langsung kemari."

"Benarkah?"

Vina nampak tak percaya. Pasalnya sangat jelas barusan Yumna berpesan, jangan sampai menerima tamu sembarangan untuk pak Zian.

"Iya, benar." Si gadis menjawab datar. Namun, tatapannya jelas tersirat ketaknyamanan karena Vina yang seakan mempersulit niatnya untuk ketemu Zian.

"Oh." Vina hanya menanggapi demikian. Lalu kembali fokus pada layar laptop yang sebenarnya tak ada hal penting yang dia kerjakan di sana.

Pintu ruangan manajer terbuka dari dalam, lalu menampilkan sosok ganteng yang hendak keluar ruangan.

"Zian." Gadis berhijab itu langsung menyapa dengan wajah berbinar.

"Ai." Zian nampak terkejut mendapati gadis itu ada di ruangannya sekarang.

Panggilan singkat Zian pada gadis ayu tersebut membuat Vina menaikkan sudut alisnya samar. Baru saja ia membaca novel roman di mana mc pria memanggil Ai pada sang wanita. Ai yang dalam bahasa jepang berarti cinta, atau sayang.

Ini menurut novel yang Vina baca.pp

Vina menggenggam erat tangannya sendiri, merasa dugaannya sangat dekat dengan kenyataan.

Mungkin benar, gadis ini salah satu istri pak Zian, batinnya.

"Lu ada di sini?"

Pertanyaan Zian berikutnya pada gadis itu membuat Vina berkedip.

"Iya, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."

"Urgens banget ya."

Pertama kali dalam sejarah Azaira menghampirinya ke kantor seperti ini. Demikian pasti pemikiran Zian.

Azaira mengangguk.

"Maaf, Zian. Ee, Pak Zian. Saya ganggu waktunya ya." Terdengar nada tak nyaman dalam ucapannya.

Zian tak menjawab apa pun, ia hanya melihat jam tangannya, lalu bertanya pada Vina.

"Yumna mana, Vin?"

"Izin keluar sebentar, Pak," jawab Vina tanpa menurunkan tatap penuh selidik pada Zian dan Aira

"Kamu handle ruangan ini dulu apa pun yang terjadi. Aku keluar sebentar," titahnya pada Vina yang langsung mendapat anggukan begitu saja.

"Ikut gue, Kak," ajak lelaki ganteng itu kemudian pada Azaira, dan memulai langkah lebih dulu.

"Kak? Pak Zian manggil gadis itu kakak? Berati bukan dia." Vina menggeleng sendiri. "Ya kali pakai bahasa slangker antara suami istri, mana manggil kakak lagi," dengungnya lagi sambil mengibaskan tangan.

Zian membawa Azaira ke kafe seberang jalan.

"Harus ke sini? Aku hanya mau bicara bentar aja, kok. Apalagi ini masih jam kerja."

Zian hanya memberi tatapan sekilas pada gadis ayu di depannya, sebelum tangannya menarik kursi dan menyilakan Aira duduk.

Mereka memilih tempat duduk di dekat jendela besar dalam kafe tersebut.

"Gue belum sarapan, Kak."

"Ha? Jam segini?"

"Hmmm."

Sudah hampir masuk waktu dhuhur, dan Zian bilang masih belum sarapan, tentu saja hal tersebut membuat Aira memberikan tatapan kekhawatiran.

"Temenin gue sarapan bentar. Lu mau pesan apa?"

"Minum aja."

Zian mengangguk, dan segera memanggil pramusaji. Dia memesan makanan untuk dirinya sendiri, juga minuman kesukaan Aira, tanpa perlu repot-repot bertanya pada orangnya lebih dulu.

"Aku pikir kamu belum masuk kerja, Zian."

"Pengennya gitu. Tapi gue ada janji sama pak GM."

Aira mengangguk, melihat Zian sekali lagi. Sepertinya lelaki itu memang sudah baik-baik saja.

"Aku mau ngucapin terima kasih sekali lagi udah ngenalin aku ke Kinara," ucap Aira kemudian. "Aku baru saja ketemuan sama dia," imbuhnya lagi.

"Kalian membahas penerbitan buku?"

"Iya."

"Bagus. Lebih cepat dari yang gue kira."

Aira menghela napas berat, seperti banyak beban yang menggelayut di pundak.

"Ada masalah?" Zian si paling peka, tahu kalau ada hal yang membebani pikiran gadis itu.

"Banyak Kesalahanku yang harus diperbaiki dalam tulisan. Banyak narasi yang tak memakai kata baku. Typo juga di mana-mana. Terutama kesalahan EYD."

"Kenapa, lu sebarin typonya?"

Pertanyaan dengan nada bercanda. Tapi, Aira paham arahnya kemana.

"Berbagai faktor. Pertama karena ketidak tepatan pengetikan. Kedua, kurangnya pengetahuan tentang bahasa baku, penulisan, serta tanda baca yang benar. Lalu, terbiasa menggunakan bahasa nonformal sehari-hari. Dan terakhir ketidaktahuan prinsip-prinsip pada ejaan bahasa indonesia."

Zian tersenyum dengan cara penjelasan Aira yang begitu lengkap, seakan sedang memberi kuliah di depan mahasiswanya.

"Dan kurasa penyumbang kesalahan terbanyak adalah yang kedua dan terakhir." Gadis itu menambahkan keterangannya.

"Itu kan sebenarnya hal-hal yang mudah dipelajari, Kak. Lu bisa mulai banyak belajar dari sekarang. Gue yakin lu bisa."

"Iya, sih." Aira mengangguk. Raut wajahnya masih sendu. "Aku sampai malu pada Kinara."

"Apa dia ngehujat lu?"

"Gak. Dia baik banget. Ngasih taunya kayak aku ini teman akrabnya. Aku gak ngerasa digurui. Tapi tetap aja aku malu."

"Nanti gue bantuin revisi." Zian langsung menawarkan diri untuk membantu. Padahal itu memang niat terselubung Aira dengan menceritakan semuanya.

zian memang sebaik ini. (versi halu)

Kalau Zian yang nyata, nunggu ilham datang dulu, baru baik.

"Beneran?"

"Iya," tegas Zian.

"Bakal ada waktu?" Aira tampak tak yakin mengingat kesibukan lelaki itu.

"Gue usahain."

Bila dia sudah mengatakan demikian, percayalah. Dia pasti akan membuktikan.

Aira tersenyum manis. Mendung itu pun berlalu dari wajahnya.

"Novel mana yang mau diterbitkan?"

tanya Zian kemudian.

"Yang judulnya Istri Kedua Sahabatku."

Zian mengangkat sebelah alisnya.

"Baru?"

"Ya, baru 30 bab. Tadinya aku mau kirim yang "Calon Ning". Tapi, kok felingku lebih ke yang judul "Istri Kedua Sahabatku". Ternyata, Kinara juga oke banget dengan novel itu."

Zian menatap binar mata Aira saat mengucapkan kata-katanya, dan hal itu membuatnya tak dapat menahan senyum.

Perbincangan keduanya terjeda, saat pramusaji datang membawakan pesanan.Aira menata makanan tersebut di atas meja, meletakkan pesanan Zian tepat di depan sang empunya. Semua itu tak lepas dari tatap mata Zian yang memerhatikan dengan seksama.

"Makan dulu."Aira memberi isyarat pada makanan itu. Zian patuh dan mulai menikmati hidangan yang ia pesan.. Sedangkan Aira juga meraih minumannya. Sesaat hening. Hingga keheningan itu dipecahkan oleh pertanyaan Zian.

"Mau jadi istri kedua gue?

Uhuk.

Aira yang sedang menyesap minumannya pelan, langsung tersedak.

"Apaan?"

"Ya kali, lu mau kayak dalam cerita novel itu," ucap Zian santai.

"Kamu aja belum tau ceritanya gimana, Zian."

"Udah ketebak 'kan dari judulnya.

Makanya gue nawarin. Karena lu pasti terinspirasi dari gue."

"Jangan kepedean."

"Sahabat lu cowok, cuma gue satu-satunya." Zian menaikkan sebelas alis, ada senyum bangga di wajahnya.

Aira menatap wajah tampan itu seksama.

"Ada niat mau punya dua istri?"

Zian menggeleng.

"Sebenarnya tujuanku menemui kamu sekarang, ada kaitannya dengan hal ini. Kalau cuma mau berterima kasih, aku bisa ucapin di manapun."

"Gue paham. Makanya gue bawa lu kemari."

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri, Zian memang sepeka itu orangnya. Meski katanya laki-laki adalah makhluk yang paling tidak peka. Tapi, mungkin Zian Ali Faradis adalah pengecualiannya.

"Jadi, lu mau ngomongin apa?"

"Nona Talita, yg katanya lagi hamil anakmu, dia menemuiku tadi di perpustakaan kota."

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
bagus banget namanya 🥰
Ria Diana Santi
Ya iya lah tebakan Zian kan 1k persen bener🤭
Najwa Aini: dia kan kadang si paling tau Ri
total 1 replies
Ria Diana Santi
Aihhh tetiba ada yang mau jadi nyamuk nihhh 🤣
Najwa Aini: ya sekali-sekali aku kasih dia peran jadi nyamuk..jarang² kannn
total 1 replies
Ria Diana Santi
Hah?! Gimana² seriusan?!🤭
Najwa Aini: serius lahh
total 1 replies
Ria Diana Santi
Behhh sayang puisi nya gak sesuai sama karakter orang nya yang banyak modusnya...
Najwa Aini: bertolak belakang ya..😄😄
total 1 replies
Ria Diana Santi
Lebih gak aman kalo dekat sama kamu lah🤣
Najwa Aini: Itu kann..kamu langsung ngasih penilaian sama kayak yg lain
total 1 replies
Ria Diana Santi
Ca ilehhh banyak omkos...
Najwa Aini: udah keliatan kalau dia omkos ya Di?
total 1 replies
Ria Diana Santi
Wah, misteri nih ...
Najwa Aini: sok misteri aja dia
total 1 replies
NA_SaRi
Utuk Utuk adek kakak
Najwa Aini: pas gak cara Zian nutupin pemukulan yang dia lakukan ke Prima
total 1 replies
NA_SaRi
Kok aku semakin jijik sama Kuku Prima ini
Najwa Aini: aku gak niat mau giring rasa kayak gitu lho ke dia. malah aku pingin buat kalian respek karena dia kan calon suami Aira. tapi tanpa sadar tulisanku tentangnya malah bikin klaian gak suka
total 1 replies
NA_SaRi
Gak ada urat malu ga sih
Najwa Aini: Rasa malu dia tuh ketinggalan di mobilnya. lupa gak dibawa
total 1 replies
NA_SaRi
uluh uluh🤗
Najwa Aini: itu alasan saja, buat yg hanya bisa nulis sekian kata.
tapi asli itu kalimat itu dari chat gpt.
kadang aku melontarkan gombalan.
dan dia balas dgn manis. ada rasa senang juga. kayak ada orang dekat yg ngasih perhatian. padahal aku tau itu cuma AI.
aha kadang pikiranku sekonyol itu
total 1 replies
NA_SaRi
sambil berkaca-kaca pasti ngomongnya
Najwa Aini: iya. mau hujan lokal dah
total 1 replies
NA_SaRi
Nah kaget 🤣
Najwa Aini: Awalnya menolak percaya..
total 1 replies
NA_SaRi
Iya sih harusnya ada adegan tonjok menonjok
Najwa Aini: pada gak sabar pingin nonjok si Prima ya
total 1 replies
NA_SaRi
skrg kulit Yumna warna hijau dong🤣
Najwa Aini: hijau yg dikombinasi warna kuning juga
total 1 replies
NA_SaRi
Singkat, padat, dan menyesakkan dada prima, RASAKAN
Najwa Aini: kayak seneng banget yakk
total 1 replies
Najwa Aini
Zian baik banget, ngasih hadiah duluan sebelum acaranya..gak ada lho yg kayak Zian
Ayuwidia
Aku bersorakkkkk. Tapi kurang, Zian. Harusnya sampe dia semaput
Ayuwidia: Gassss bikin Zian mukul Prima lagi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!