NovelToon NovelToon
Love Languange

Love Languange

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: najwa aini

"Izinkan aku menikah dengan Zian Demi anak ini." Talita mengusap perutnya yang masih rata, yang tersembunyi di balik baju ketat. "Ini yang aku maksud kerja sama itu. Yumna."



"Jadi ini ceritanya, pelakor sedang minta izin pada istri sah untuk mengambil suaminya," sarkas Yumna dengan nada pedas. Jangan lupakan tatapan tajamnya, yang sudah tak bisa diumpamakan dengan benda yang paling tajam sekali pun. "Sekalipun kau benar hamil anak Zian, PD amat akan mendapatkan izinku."


"Karena aku tau, kau tak akan membahayakan posisi Zian di perusahaan." Talita menampakkan senyum penuh percaya diri.


"Jika aku bicara, bahwa kau dan Zian sebenarnya adalah suami istri. Habis kalian." Talita memberikan ancaman yang sepertinya tak main-main.


Yumna tersenyum sinis.
"Jadi, aku sedang diancam?"


"Oh tidak. Aku justru sedang memberikan penawaran yang seimbang." Talita menampilkan senyum menang,
Dan itu terlihat sangat menyebalkan.


Yumna menatap dalam. Tampak sedang mempertimbangkan suatu hal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwa aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 08

"Pak Zian Ali Faradis, ada?"

"Mungkin." Jawab Vina asal. Dia menjawab setelah beberapa saat memerhatikan.

"Saya bisa ketemu dengan pak Zian?"

Vina--rekan kerja satu ruangan dengan Yumna--menatap sekali lagi pada gadis berhijab dan berparas lembut di depannya itu. Tatapan menyelidik.

Bagaimana tidak, kabar tentang atasannya--Zian--yang ternyata sudah punya dua istri, seperti badai topan yang mengguncang. Membuat kalang kabut di seluruh divisi pemasaran.

Apalagi menurut kabar, salah satu istrinya juga bekerja di divisi yang sama, membuat satu sama lain saling curiga, saling tuduh dalam diam.

Begitu liarnya berita ini, sampai ada beberapa orang atau kelompok yang berniat membuat petisi untuk mendiskualifikasi nama Zian sebagai kandidat calon GM.

Yumna yang diberitahu hal tersebut oleh Vina, tampak gusar. Ia tak menyangka kalau beritanya dengan cepat menyebar. Gadis itu merasa perlu untuk segera ambil tindakan. Yumna pun bergegas pergi setelah sempat berpesan pada Vina untuk sementara menggantikan tugasnya.

Sekarang tiba-tiba saja hadir seorang wanita muda berparas ayu, berpenampilan anggun dengan style hijab simple, namun terlihat memesona. Dia meminta untuk bertemu Zian. Bagaimana Vina tak akan melabuhkan tatapan penuh curiga kepadanya.

"Mau ketemu pak Zian, udah bikin janji?"

"Belum." Mungkin karena tak nyaman dengan tatapan Vina, si gadis hanya menjawab datar saja.

"Bikin janji dulu, Mbak. Pak Zian orangnya sibuk, gak bisa sembarangan ketemu orang," kata Vina acuh tak acuh.

Tak peduli sekalipun dinilai angkuh, ia hanya menikmati kekuasaannya saat ini atas ruangan tersebut, setelah mendapat mandat dari Yumna.

Sikap angkuh Vina juga sebuah misi untuk mengetahui siapa gadis di hadapannya itu. Apakah dia salah satu istri Zian?

"Yumna, mana, Mbak?" tanya gadis itu yang membuat Vina memicing kian curiga.

"Kenal Yumna juga?"

"Iya."

"Kalau gitu, tanya Yumna aja, kemana pak Zian," saran Vina dengan sebaris senyum di sudut bibirnya.

"Sudah. Dia bilang saya disuruh langsung kemari."

"Benarkah?"

Vina nampak tak percaya. Pasalnya sangat jelas barusan Yumna berpesan, jangan sampai menerima tamu sembarangan untuk pak Zian.

"Iya, benar." Si gadis menjawab datar. Namun, tatapannya jelas tersirat ketaknyamanan karena Vina yang seakan mempersulit niatnya untuk ketemu Zian.

"Oh." Vina hanya menanggapi demikian. Lalu kembali fokus pada layar laptop yang sebenarnya tak ada hal penting yang dia kerjakan di sana.

Pintu ruangan manajer terbuka dari dalam, lalu menampilkan sosok ganteng yang hendak keluar ruangan.

"Zian." Gadis berhijab itu langsung menyapa dengan wajah berbinar.

"Ai." Zian nampak terkejut mendapati gadis itu ada di ruangannya sekarang.

Panggilan singkat Zian pada gadis ayu tersebut membuat Vina menaikkan sudut alisnya samar. Baru saja ia membaca novel roman di mana mc pria memanggil Ai pada sang wanita. Ai yang dalam bahasa jepang berarti cinta, atau sayang.

Ini menurut novel yang Vina baca.pp

Vina menggenggam erat tangannya sendiri, merasa dugaannya sangat dekat dengan kenyataan.

Mungkin benar, gadis ini salah satu istri pak Zian, batinnya.

"Lu ada di sini?"

Pertanyaan Zian berikutnya pada gadis itu membuat Vina berkedip.

"Iya, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu."

"Urgens banget ya."

Pertama kali dalam sejarah Azaira menghampirinya ke kantor seperti ini. Demikian pasti pemikiran Zian.

Azaira mengangguk.

"Maaf, Zian. Ee, Pak Zian. Saya ganggu waktunya ya." Terdengar nada tak nyaman dalam ucapannya.

Zian tak menjawab apa pun, ia hanya melihat jam tangannya, lalu bertanya pada Vina.

"Yumna mana, Vin?"

"Izin keluar sebentar, Pak," jawab Vina tanpa menurunkan tatap penuh selidik pada Zian dan Aira

"Kamu handle ruangan ini dulu apa pun yang terjadi. Aku keluar sebentar," titahnya pada Vina yang langsung mendapat anggukan begitu saja.

"Ikut gue, Kak," ajak lelaki ganteng itu kemudian pada Azaira, dan memulai langkah lebih dulu.

"Kak? Pak Zian manggil gadis itu kakak? Berati bukan dia." Vina menggeleng sendiri. "Ya kali pakai bahasa slangker antara suami istri, mana manggil kakak lagi," dengungnya lagi sambil mengibaskan tangan.

Zian membawa Azaira ke kafe seberang jalan.

"Harus ke sini? Aku hanya mau bicara bentar aja, kok. Apalagi ini masih jam kerja."

Zian hanya memberi tatapan sekilas pada gadis ayu di depannya, sebelum tangannya menarik kursi dan menyilakan Aira duduk.

Mereka memilih tempat duduk di dekat jendela besar dalam kafe tersebut.

"Gue belum sarapan, Kak."

"Ha? Jam segini?"

"Hmmm."

Sudah hampir masuk waktu dhuhur, dan Zian bilang masih belum sarapan, tentu saja hal tersebut membuat Aira memberikan tatapan kekhawatiran.

"Temenin gue sarapan bentar. Lu mau pesan apa?"

"Minum aja."

Zian mengangguk, dan segera memanggil pramusaji. Dia memesan makanan untuk dirinya sendiri, juga minuman kesukaan Aira, tanpa perlu repot-repot bertanya pada orangnya lebih dulu.

"Aku pikir kamu belum masuk kerja, Zian."

"Pengennya gitu. Tapi gue ada janji sama pak GM."

Aira mengangguk, melihat Zian sekali lagi. Sepertinya lelaki itu memang sudah baik-baik saja.

"Aku mau ngucapin terima kasih sekali lagi udah ngenalin aku ke Kinara," ucap Aira kemudian. "Aku baru saja ketemuan sama dia," imbuhnya lagi.

"Kalian membahas penerbitan buku?"

"Iya."

"Bagus. Lebih cepat dari yang gue kira."

Aira menghela napas berat, seperti banyak beban yang menggelayut di pundak.

"Ada masalah?" Zian si paling peka, tahu kalau ada hal yang membebani pikiran gadis itu.

"Banyak Kesalahanku yang harus diperbaiki dalam tulisan. Banyak narasi yang tak memakai kata baku. Typo juga di mana-mana. Terutama kesalahan EYD."

"Kenapa, lu sebarin typonya?"

Pertanyaan dengan nada bercanda. Tapi, Aira paham arahnya kemana.

"Berbagai faktor. Pertama karena ketidak tepatan pengetikan. Kedua, kurangnya pengetahuan tentang bahasa baku, penulisan, serta tanda baca yang benar. Lalu, terbiasa menggunakan bahasa nonformal sehari-hari. Dan terakhir ketidaktahuan prinsip-prinsip pada ejaan bahasa indonesia."

Zian tersenyum dengan cara penjelasan Aira yang begitu lengkap, seakan sedang memberi kuliah di depan mahasiswanya.

"Dan kurasa penyumbang kesalahan terbanyak adalah yang kedua dan terakhir." Gadis itu menambahkan keterangannya.

"Itu kan sebenarnya hal-hal yang mudah dipelajari, Kak. Lu bisa mulai banyak belajar dari sekarang. Gue yakin lu bisa."

"Iya, sih." Aira mengangguk. Raut wajahnya masih sendu. "Aku sampai malu pada Kinara."

"Apa dia ngehujat lu?"

"Gak. Dia baik banget. Ngasih taunya kayak aku ini teman akrabnya. Aku gak ngerasa digurui. Tapi tetap aja aku malu."

"Nanti gue bantuin revisi." Zian langsung menawarkan diri untuk membantu. Padahal itu memang niat terselubung Aira dengan menceritakan semuanya.

zian memang sebaik ini. (versi halu)

Kalau Zian yang nyata, nunggu ilham datang dulu, baru baik.

"Beneran?"

"Iya," tegas Zian.

"Bakal ada waktu?" Aira tampak tak yakin mengingat kesibukan lelaki itu.

"Gue usahain."

Bila dia sudah mengatakan demikian, percayalah. Dia pasti akan membuktikan.

Aira tersenyum manis. Mendung itu pun berlalu dari wajahnya.

"Novel mana yang mau diterbitkan?"

tanya Zian kemudian.

"Yang judulnya Istri Kedua Sahabatku."

Zian mengangkat sebelah alisnya.

"Baru?"

"Ya, baru 30 bab. Tadinya aku mau kirim yang "Calon Ning". Tapi, kok felingku lebih ke yang judul "Istri Kedua Sahabatku". Ternyata, Kinara juga oke banget dengan novel itu."

Zian menatap binar mata Aira saat mengucapkan kata-katanya, dan hal itu membuatnya tak dapat menahan senyum.

Perbincangan keduanya terjeda, saat pramusaji datang membawakan pesanan.Aira menata makanan tersebut di atas meja, meletakkan pesanan Zian tepat di depan sang empunya. Semua itu tak lepas dari tatap mata Zian yang memerhatikan dengan seksama.

"Makan dulu."Aira memberi isyarat pada makanan itu. Zian patuh dan mulai menikmati hidangan yang ia pesan.. Sedangkan Aira juga meraih minumannya. Sesaat hening. Hingga keheningan itu dipecahkan oleh pertanyaan Zian.

"Mau jadi istri kedua gue?

Uhuk.

Aira yang sedang menyesap minumannya pelan, langsung tersedak.

"Apaan?"

"Ya kali, lu mau kayak dalam cerita novel itu," ucap Zian santai.

"Kamu aja belum tau ceritanya gimana, Zian."

"Udah ketebak 'kan dari judulnya.

Makanya gue nawarin. Karena lu pasti terinspirasi dari gue."

"Jangan kepedean."

"Sahabat lu cowok, cuma gue satu-satunya." Zian menaikkan sebelas alis, ada senyum bangga di wajahnya.

Aira menatap wajah tampan itu seksama.

"Ada niat mau punya dua istri?"

Zian menggeleng.

"Sebenarnya tujuanku menemui kamu sekarang, ada kaitannya dengan hal ini. Kalau cuma mau berterima kasih, aku bisa ucapin di manapun."

"Gue paham. Makanya gue bawa lu kemari."

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri, Zian memang sepeka itu orangnya. Meski katanya laki-laki adalah makhluk yang paling tidak peka. Tapi, mungkin Zian Ali Faradis adalah pengecualiannya.

"Jadi, lu mau ngomongin apa?"

"Nona Talita, yg katanya lagi hamil anakmu, dia menemuiku tadi di perpustakaan kota."

1
Ria Diana Santi
Mengapa begini? Kirain lah lah...
Ria Diana Santi
Anakku ikut ambil peran juga ternyata
Ria Diana Santi
Ihhh buntut banget ini mah penampakan begitu...
Ria Diana Santi
Ngakak parah ihhh dasar Yumna. Kak Nofi banget ini mah
Ria Diana Santi
Ca ilehhh ini mah kak Ay banget dialognya... menurut ku sih
Ria Diana Santi
Cie perhatian banget si Aga ini... so sweet
Ria Diana Santi
Ca ilehhh kembang kempis tuh kumisnya Zian yang asli...
Ayuwidia
Aku baca ini sambil rebutan hp sama Ryu 😆

Aku kasih vote biar calonnya Zian tambah semangat
Najwa Aini: Makasih Votenya ya..buat bekal ngetik nih..uto up besok.

Ryu pliss deh..ngertiin kita yang udah tua2 ini...
total 1 replies
Ayuwidia
Nah lho, nggak bisa disangkal. Buruan halalin Kak Aira, Bang
Najwa Aini: Belum siap mahar.
Masa mau pakai mahar slang damkar juga
total 1 replies
Ayuwidia
Ahayyyyy, Kak Aira langsung nggak bisa ber word-word. Mukanya juga merah seperti kepiting rebus
Najwa Aini: Gak ada lagi narasi setelah itu kannn..
kenapa dibikin sendiri.
Aku sengaja di bagian itu selesai gitu aja..
Biar kalian rusuh. eh ini anak rusuh duluan
total 1 replies
Ayuwidia
Butuh hati buat bersandar
Najwa Aini: Uwuhhh tau banget si Dira.
punya kemampuan jadi cenayang nih
total 1 replies
Ayuwidia
Pujian dari lubuk hati terdalam, ahay. Memuja dalam senyap
Najwa Aini: Senyap itu tanda kasih sayang lbh besar..kataku ke Zian.

Dia bilang...
cakepp..
ambigu kannn
total 1 replies
Ayuwidia
Betul, sependapat
Ayuwidia
Nah lho, ajak ketiganya juga halal
Najwa Aini: Pasti seru kalau pendampingnya 3 orang sekaligus
total 1 replies
Ayuwidia
Tunangan Di memang gitu. Gampang ngambek. Kaya' bocah yang nggak dikasih permen sama emaknya
Najwa Aini: Dia juga cembokur ma Zian yg asli..
😁😁
total 1 replies
Ayuwidia
Woah, berapa mantan lu, Bang?
Najwa Aini: Kalau menurut cerita di kutunggu jandamu, mantannya 4..
Selaku itu memang dia
total 1 replies
Ayuwidia
Kamu mang harus giat bekerja, Bang. Demi memanjakan istri dan anak2. Hahay
Ayuwidia: pftttttt
total 4 replies
Ayuwidia
Barakallah fii umrik, Diandra
Ayuwidia: sama2
total 2 replies
Ayuwidia
apa tuch yang bikin seneng?
Najwa Aini: Makan bareng
total 1 replies
Ayuwidia
Jangan-jangan yg dijodohkan sama Zian adalah Aira. Kalau benar bakal so sweet banget
Ayuwidia: Hiyaaaaaa
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!