kisah cinta di dalam sebuah persahabatan yang terdiri atas empat orang yaitu Ayu , Rifa'i, Ardi dan Linda. di kisah ini Ayu mencintai Rifa'i dan Rifa'i menjalin hubungan dengan Linda sedangkan Ardi mencintai Ayu. gimana ending kisah mereka penasaran kaaan mari baca jangan lupa komen, like nya iya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Husnul rismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 8. kangen masakan ayu
Rifa'i yang tak langsung pulang kerumah memutuskan untuk mampir sebentar di rumah ayu. Iya kangen sekali dengan masakan ayu yang sangat cocok dengan lidahnya itu.
Rifa'i mulai melaju mengarahkan mobilnya ke rumah Ayu, . Ia memang sangat menyukai masakan Ayu, dan hari ini ia merasa kangen dengan aroma dan rasa masakan yang selalu disajikan Ayu. Saat tiba di rumah Ayu, Rifa'i disambut dengan senyum hangat oleh Ayu dan keluarga ayu
"Ada apa, bang ? Kok mampir?" tanya Ayu sambil membersihkan tangan dari tepung yang masih menempel.
"Habis jemput Linda, terus kepikiran sama masakanmu. Kangen deh," jawab Rifa'i dengan nada santai.
Ayu tertawa dan mengajak Rifa'i masuk ke dalam rumah. "Wah, kebetulan banget, aku lagi masak buat buka puasa nanti. Kamu mau coba?" tanya Ayu sambil menyuguhkan beberapa hidangan lezat di atas meja.
iya hari itu adalah hari senin di mana sudah menjadi kebiasaan ayu melaksanakan puasa sunah senin kamis.
Rifa'i mengangguk antusias, "Tentu saja, aku tunggu!" Lalu Rifa'i pun mulai menuju menghampiri dimana ayah ayu duduk dan memutuskan untuk mengobrol bersama sambil menunggu hidangan nya datang.
Rifa'i berjalan menuju ke tempat Ayah Ayu duduk, lalu menyambutnya dengan senyum hangat. "Assalamualaikum, Pak. Gimana kabar?" tanya Rifa'i sambil menjabat tangan Ayah Ayu.
"Waalaikumsalam, Rifa'i. Kabar baik, Alhamdulillah. Kamu gimana kabar?" jawab Ayah Ayu dengan senyum.
Rifa'i duduk di sebelah Ayah Ayu dan mulai mengobrol tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaan hingga kegiatan sehari-hari. Ayah Ayu sangat menyukai Rifa'i karena sifatnya yang sopan dan ramah.
Sementara itu, Ayu sibuk menyiapkan hidangan untuk Rifa'i. Ia memasak dengan penuh cinta dan perhatian, sehingga aroma masakan yang keluar dari dapur semakin menggugah selera Rifa'i. Setelah beberapa saat, Ayu akhirnya membawa hidangan yang lezat dan menyajikannya di depan Rifa'i. "Silakan, bang . Makanlah!" kata Ayu dengan senyum.
Rifa'i tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Ayu. "Terima kasih, Ayu. Aroma masakanmu selalu membuatku tak sabar untuk mencicipinya," kata Rifa'i sambil mengambil sendok dan mulai mencicipi hidangan yang disajikan.
Rifa'i makan dengan lahap nya , sementara Ayu duduk di sebelahnya dengan senyum. "Enak banget, Ayu," puji Rifa'i. Ayu tersenyum dan mengangguk. Rifa'i kemudian berpaling ke Ayah Ayu, "Pak, mari ikut makan ". kata Rifa'i sambil menyodorkan piring kosong ke ayah ayu .
Ayah Ayu tersenyum, " iya Rifa'i kamu makan aja dulu, saya sudah kenyang tadi saya sudah makan . jawab ayah ayu. lalu ayah ayu berpamitan " iya sudah kamu lanjut makan nya iya di enakin bpak mau ke belakang tadi masih benerin dapur yang genteng nya turun karena hujan lebat semalem "
Rifa'i mengangguk paham, "Oh iya Pak. Saya makan dulu ya," kata Rifa'i sambil menikmati hidangan yang disajikan. Ayu tersenyum, menonton Rifa'i makan dengan lahapnya.
ayah ayu pun mengangguk dan mulai berjalan menuju ke arah belakang rumah untuk memperbaiki genteng dapur yang bocor.
Tidak butuh waktu lama, Rifa'i sudah menghabiskan makanannya sampai tidak tersisa lagi. Kemudian, mereka lanjut mengobrol.
Ayu bertanya kepada Rifa'i, "Oh iya, gimana keadaan Linda sekarang? Katanya sudah pulang?"
Rifa'i tersenyum dan menjawab, "Alhamdulillah, Linda sudah mulai membaik. Tadi aku jemput dia."
Ayu tersenyum lega, "Syukur Alhamdulillah deh kalau gitu." Rifa'i mengangguk setuju, dan mereka berdua melanjutkan obrolan dengan suasana yang lebih santai dan lega.
Rifa'i bertanya kepada Ayu dengan nada penasaran, "Oh iya, Yu, kamu sebenarnya lagi deket sama siapa sih?"
Ayu menjawab dengan sedikit bingung, "Deket gimana?"
Rifa'i tersenyum dan menjelaskan, "Ya, kayak ada cowok yang lagi dekat gitu. Kamu kan sering bingung sendiri, aku jadi penasaran."
Ayu tertawa dan menjawab, "Ah, nggak ada kok, . Aku lagi fokus sama kerjaan aku dulu aja.
Rifa'i melanjutkan, "Kenapa kamu gak nyoba buat mengenal Ardi lebih dalam lagi? Aku lihat dia ada rasa sama kamu!"
Ayu tertawa dan menjawab, "Ngaco kamu, bang! Ardi udah kayak abang aku sendiri, kita udah sahabatan dari kecil. Iya, kayak aku sama Ardi, lebih ke persahabatan aja."
Rifa'i tersenyum dan mengangguk, "Oh, gitu ya. Aku cuma penasaran aja."
Ayu tersenyum dan memukul bahu Rifa'i, "Pokoknya, jangan mikirin yang bukan-bukan, ya
Rifa'i menjawab sambil nyengir dan menggaruk kepala, "Hehehe, gak, Ayu..." Nada suaranya terdengar santai dan penuh canda, membuat Ayu tidak bisa tidak tersenyum.
Mereka pun terus mengobrol hingga tak terasa waktu adzan Maghrib sudah tiba. Ayu pun berpamitan untuk berbuka puasa, " Alhamdulillah sudah adzan sudah waktu nya berbuka ,emmm bang aku mau berbuka puasa dulu iya ."
Rifa'i mengangguk, "Oh, iya Ayu. Aku juga harus pulang nih, malah betah kelamaan ngobrol di sini "
Ayu pun tersenyum, " hehehe iya gak papa lah bang, Iya sudah hati-hati di jalan, bang ."
Rifa'i mengangguk dan pamit, "Iya, makasih Ayu."
Kemudian Rifa'i mulai melangkah keluar sambil mengucapkan salam kepada Ayu, "Assalamualaikum, yu." Ayu menjawab salam Rifa'i sambil tersenyum, "Waalaikumsalam, Bang."
" oh iya sampein salam ku jugak buat pakde dan bude iya! " kata Rifa'i sebelum keluar dari rumah ayu .
" oh iya bang nanti pasti aku sampein " jawab ayu masih dengan senyum manis nya itu.
" makasih iya ! aku pamit dulu " kata Rifa'i lagi sambil melangkah keluar
Ayu pun mengantar Rifa'i sampai depan pintu, lalu kembali ke dalam rumah dan langsung menuju dapur untuk berbuka puasa. Rifa'i pun mulai berjalan pulang .
Rifa'i pun mulai naik ke mobilnya dan menghidupkan mesin mobilnya. Setelah memastikan semua dalam keadaan siap, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.
Sesampai di rumah, Rifa'i langsung menuju ke kamar untuk berganti baju dan memakai sarung. Setelah selesai, ia menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Dengan langkah ringan, ia melangkah menuju masjid, siap untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.