NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Kapten

Jerat Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara / Duda / Cintapertama
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Jhonatan Wijaya, seorang Kapten TNI yang dikenal kaku dan dingin, menyimpan rahasia tentang cinta pandangan pertamanya. Sembilan tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara Akmil dan langsung jatuh cinta, namun kehilangan jejaknya. Pencariannya selama bertahun-tahun sia-sia, dan ia pasrah.

Hidup Jhonatan kembali bergejolak saat ia bertemu kembali dengan gadis itu di rumah sahabatnya, Alvino Alfarisi, di sebuah batalyon di Jakarta. Gadis itu adalah Aresa, sepupu Alvino, seorang ahli telemetri dengan bayaran puluhan miliar yang kini ingin membangun bisnis kafe. Aresa, yang sama sekali tidak mengenal Jhonatan, terkejut dengan tatapan intensnya dan berusaha menghindar.

Jhonatan, yang telah menemukan takdirnya, tidak menyerah. Ia menggunakan dalih bisnis kafe untuk mendekati Aresa. Ketegangan memuncak saat mereka bertemu kembali. Aresa yang profesional dan dingin, berhadapan dengan Jhonatan yang tenang namun penuh dominasi. Dan kisah mereka berlanjut secara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Jhonatan membonceng Aresa menuju Taman Kota. Angin siang yang berhembus tidak mampu menghapus rasa galau yang kini melingkupi Aresa, meski ia sudah berusaha menutupinya.

“Kapten,” ujar Aresa sambil bersandar di punggung Jhonatan. “Tahu nggak, saya lagi galau maksimal. Saya diputusin—hubungan yang sudah bertahun-tahun berakhir dalam tiga puluh detik lewat telepon. Rasanya seperti proyek besar yang tiba-tiba dicancel saat deadline.”

Jhonatan melirik lewat kaca spion, menangkap keresahan dalam suara Aresa. “Maka dari itu, Res, jangan terlalu dipikirkan,” ujarnya tenang. “Itu tandanya dia nggak pantas buat kamu.”

“Saya tahu,” sahut Aresa pelan. “Tapi saya butuh pelampiasan. Saya mau ayam geprek level lima! Yang penuh cabai!”

Jhonatan terkekeh pelan. “Baiklah, Nona Galau. Permintaan dikabulkan,” ujarnya sambil menggeleng pelan. Ia tahu, ini bukan sekadar soal makanan—ini tentang hati yang sedang berusaha menenangkan diri.

*****

Mereka tiba di pusat kuliner Taman Kota. Sesuai janjinya, Aresa langsung memesan ayam geprek dengan level pedas tertinggi, sementara Jhonatan memilih level normal.

Saat makanan datang, Aresa sudah siap melampiaskan emosinya pada tumpukan cabai itu.

“Tunggu, Res!” seru Jhonatan, meraih piring Aresa.

“Kenapa, Kapten? Jangan ganggu ritual pelampiasan saya,” protes Aresa heran.

Jhonatan menukar piring mereka tanpa banyak bicara. “Saya ingat kamu punya riwayat asam lambung,” ujarnya tegas. “Kamu nggak bisa makan yang sepedas ini. Kita tukar.”

Aresa terdiam. Ia hanya bisa menatap Jhonatan yang mulai memakan ayam geprek level lima miliknya. Wajah Jhonatan menegang, matanya berair, tapi ia tidak mengeluh sedikit pun.

“Kapten! Anda nggak perlu nyiksa diri begini!” seru Aresa panik.

Jhonatan tersenyum getir. “Nggak apa-apa,” ucapnya pelan. “Anggap saja ini hukuman karena saya sudah melanggar janji jam pulang semalam.”

Aresa terpaku. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar tersentuh oleh sikap Jhonatan.

****

Setelah makan, tenggorokan Jhonatan masih terasa panas. Aresa yang peka segera beranjak membeli minuman dingin, memberi kesempatan bagi Jhonatan untuk mengambil ponselnya.

Ia menekan salah satu nama di daftar kontak. Suaranya serak tapi tegas.

“Yan, masalah Sella. Gue mau lo sama Azzam bertindak duluan,” ucapnya cepat. “Publikasi foto-foto gue sama Aresa, buat narasi seolah dia panik dan nggak terima gue udah punya Aresa. Tekan dia. Gue segera balik, tapi kalian panaskan situasi dulu.”

Dari seberang, suara Arian terdengar mantap. “Siap, Jo. Lo tenang aja, gue urus. Fokus di sana dulu,” sahutnya yakin.

Jhonatan menutup panggilan tepat ketika Aresa kembali membawa dua gelas es teh.

“Kenapa, Kapten?” tanya Aresa sambil menyerahkan minuman. “Wajah Anda seperti baru nerima laporan ancaman teroris.”

“Hanya pekerjaan, Res,” jawab Jhonatan singkat, meneguk es teh cepat-cepat.

Aresa mengangkat alis. “Yakin cuma itu?” tanyanya curiga.

“Yakin,” sahut Jhonatan, menatap lurus ke depan.

“Ya sudah,” ucap Aresa kemudian sambil tersenyum kecil. “Kalau begitu, ayo. Saya butuh pelampiasan lagi. Kita ke tempat wisata yang lagi hits di kota ini!”

Jhonatan mengangguk singkat. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju taman yang ramai pengunjung.

Aresa terlihat lebih santai, bahkan tertawa lepas. Di sela-sela itu, Jhonatan diam-diam memotret Aresa—seolah ingin mengabadikan versi paling jujur dari gadis itu.

“Kapten!” seru Aresa tiba-tiba, mendekat. “Jangan curi-curi foto! Ayo sekalian foto bareng, biar sandiwaranya total!”

Jhonatan terkekeh. “Baiklah,” ujarnya sambil mengangkat ponsel.

Mereka berpose di depan air mancur—terlalu dekat untuk disebut rekan kerja, tapi juga terlalu nyaman untuk dibilang pura-pura.

Di mata publik, mereka pasangan sungguhan—dan mungkin, di hati mereka, batas antara sandiwara dan kenyataan mulai kabur.

*****

Siang makin terik. Mereka kembali ke rumah Adnan dan disambut suara tawa Zias, Gio, dan Adnan di ruang keluarga.

“Wah, pengantin baru sudah pulang,” sindir Adnan sambil tertawa.

Aresa hanya tersenyum kecil. “Aku bantu Ibu di dapur dulu ya, Pak,” ucapnya sopan.

Ia pun bergegas ke belakang, bergabung dengan Hera dan para santri putri yang sedang memasak makan siang.

Jhonatan memperhatikan dari jauh—ada sesuatu yang hangat di dadanya melihat Aresa begitu mudah menyatu dengan suasana rumah.

Setelah Aresa pergi, Jhonatan duduk bersama Adnan. Kesempatan berbicara serius pun datang.

“Pak Adnan,” ucapnya pelan, “saya mohon maaf atas keterlambatan semalam. Saya sudah melewati batas yang dijanjikan.”

Adnan tersenyum tenang. “Sudah, Nak,” ujarnya lembut. “Kami tahu, Aresa bahagia hari ini. Itu yang utama.”

Jhonatan menarik napas lega, lalu menunduk sopan. “Pak, saya juga harus berpamitan. Waktu cuti saya tinggal satu hari. Saya harus kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas penting,” katanya dengan nada berat.

“Tentu,” jawab Adnan, menepuk bahunya pelan. “Terima kasih sudah menemani Aresa. Salam untuk keluargamu di Jakarta.”

****

Malam harinya, setelah makan malam dan sesi bercerita hangat bersama keluarga, Aresa berbaring di kasurnya.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar—panggilan dari atasannya di Madrid.

“Hola,” sapanya cepat.

Suara berat dari seberang menjawab, “Aresa, debes regresar a Madrid de inmediato. Hay algo muy importante y urgente relacionado con el nuevo sistema.”

(Aresa, kamu harus segera kembali ke Madrid. Ada hal penting dan mendesak terkait pengembangan sistem baru.)

Aresa langsung bangkit duduk. “De acuerdo, señor. Me encargaré de ello de inmediato,” ujarnya tegas.

(Baik, Pak. Saya akan segera datang.)

Ia mengetuk pintu kamar orang tuanya. Adnan dan Hera yang sedang bersiap tidur menatap heran.

“Pak, Bu,” ujar Aresa dengan nada tergesa. “Aku harus kembali ke Madrid. Atasanku meminta aku segera ke sana. Ada hal penting dan mendesak.”

Hera mendekat, memeluk putrinya erat. “Cepat sekali, Nduk,” ucapnya lembut. “Tapi kami mengerti. Tugasmu penting. Hati-hati di jalan, jaga diri baik-baik.”

Adnan mengangguk tenang. “Pesawatmu dari Jakarta, kan? Semoga lancar, Nak,” ujarnya.

Aresa merasa lega. Orang tuanya tidak menahannya. Ia kembali ke kamar dan cepat membereskan barang bawaannya yang tak seberapa.

****

Keesokan paginya, suasana sarapan di rumah Adnan kembali ramai.

Setelah sarapan, Jhonatan berdiri di depan keluarga untuk berpamitan.

“Bapak, Ibu—semuanya, terima kasih atas sambutan hangatnya. Saya harus berpamitan. Pagi ini saya kembali ke Jakarta,” ucap Jhonatan sambil membungkuk hormat.

“Loh, lo pulang duluan, Jo?” tanya Alvino heran.

“Iya, gue ada kerjaan mendadak,” jawab Jhonatan.

“Oh, ya udah. Hati-hati. Gue balik besok pagi,” sahut Alvino santai.

Semua anggota keluarga memberi salam perpisahan.

Saat Jhonatan hendak melangkah keluar, Aresa muncul—belum sempat ikut sarapan.

“Tunggu, Kapten,” ujarnya cepat. “Saya juga harus ke Jakarta pagi ini. Penerbangan saya ke Madrid dijadwalkan secepatnya.”

Semua mata langsung tertuju pada Aresa.

Jhonatan tersenyum tipis. “Kalau begitu, mari kita berangkat bersama, Res,” ujarnya menawarkan. “Naik mobilku saja. Daripada kamu repot naik bus ke Jakarta, biar aku yang antar. Anggap saja ini janji terakhir dari sandiwara kita.”

Aresa tidak berpikir dua kali. “Tentu, Kapten. Akan sangat membantu,” sahutnya tulus.

Ia berpamitan kepada keluarganya.

Sang kakak, Alif, tak kuasa menahan air mata. Ia belum benar-benar menuntaskan rindunya.

“Hati-hati di sana, Dek. Mas masih kangen banget,” ucap Alif lirih.

“Iya, Mas. Maaf ya, selalu bikin repot. Aku sayang sama Mas,” ucap Aresa sambil memeluknya erat.

Dan pagi itu, keduanya—Jhonatan dan Aresa—meninggalkan Banjarnegara bersama.

Menuju Jakarta.

Menuju kenyataan yang menunggu dengan masalah, fitnah, dan mungkin… sesuatu yang lebih dalam dari sekadar sandiwara.

1
Shin Himawari
mau makin tanggung jawab Jo? nikahin aja Aresa nya langsung🤣
Shin Himawari
hayoo mas kapten ujian restu pertama harus kamu selesaikan nii🤭
Wida_Ast Jcy
waduh.... gawat donk. kabur aja lah kamu joe
Wida_Ast Jcy
nah siap siap dech kamu dpt masalah besar
Nurika Hikmawati
lgsg pgn dibawa pulang aja /Facepalm/
Nurika Hikmawati
jadi jonathan ini duda ya?
Nurika Hikmawati
Jonathan jatuh hati pada pandangan pertama
sunflow
pemanasan dlu bang
sunflow
lindungi aresa dari belatung nangka bang..
sunflow
iya tahanan rumah tp ga perlu lapor
sunflow
duda to bang jho
mama Al
wah cocok camer dan cantu
mama Al
wkwkwkw... Kena jebakan Batman
mama Al
koreksi diri apa yang membuat kamu di tolak.
mama Al
susah juga ya, pengen yang enak-enak
kim elly
baru kenal udah curhat
kim elly
ayo gass klo di traktir mah
Mutia Kim🍑
Tuh dengerin kata-katanya Aresa. Yang ada nanti kasihan yg jdi istrinya Jhonatan karena dijadikan pelarian
Mutia Kim🍑
Yuk cepet kenalin Aresa ke Jhonatan🤣 Jhonatan auto kaget pasti
Drezzlle
Rencana Sella berhasil, lagipula Aresa juga belum tentu suka kamu Bang Jo. Udah terima aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!