NovelToon NovelToon
Takdir Kedua Nainara

Takdir Kedua Nainara

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Cewek naif itu sudah mati!

Pernah mencintai orang yang salah? Nainara tahu betul rasanya.
Kematian membuka matanya, cinta bisa berwajah iblis.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua, kembali ke sepuluh tahun lalu.
Kali ini, ia tak akan menjadi gadis polos lagi. Ia akan menjadi Naina yang kuat, cerdas, dan mampu menulis ulang akhir hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10.

Suasana ruang tengah kian mencekam. Bibi Sri dan Julian hanya terdiam, tak berani menyela. Nathan pun membeku, berusaha memahami mengapa kakaknya sampai terlihat begitu marah.

Sementara Gia perlahan bersembunyi di belakang Nathan, jemarinya menggenggam tangan cowok itu erat, terasa jelas getaran ketakutan dari tubuhnya.

“Kak Naina…” lirih Gia dengan mata berkaca-kaca.

“Atas dasar apa kakak menuduh aku sebagai pencuri? Lalu memaki aku seperti ini? Apa salahku?” tanyanya dengan suara bergetar, wajahnya memohon belas kasihan.

“Aku cuma ajak Nathan jalan, bukan untuk memanfaatkan dia,” lanjutnya. Namun kontras sekali dengan tangan satunya yang masih menggenggam paper bag.

“Lalu ini apa?” Naina merebut paksa paper bag itu, mengeluarkan isinya dan menjatuhkannya ke lantai. Barang-barang mewah berserakan.

“Kamu yakin semua ini bukan dari uang adik aku?” tuduh Naina tajam.

Gia tak menjawab. Hanya melirik ke arah Nathan seolah meminta perlindungan.

“Kak…” ucap Nathan ragu.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipinya. Nathan terperanjat, menatap Naina tak percaya.

“Kak Naina! Kok tega kakak menampar adik sendiri?!” Gia sontak maju, mencoba membela.

Plak! Plak!

Dua tamparan beruntun mendarat di pipi Gia. Gadis itu mendesis menahan sakit, kedua pipinya memerah dan mulai membengkak. Matanya menatap Naina penuh amarah.

“Kau…”

“Naina! Kenapa kamu berani menampar anak Bibi?!” suara lantang terdengar. Bibi Jema baru saja pulang, langkahnya cepat menghampiri dengan pakaian glamor yang nyaris menyaingi gaya majikan.

Naina tersenyum tipis, sinis. “Menurut Bibi kenapa saya menamparnya?” tanyanya balik. Ia menatap Bibi Jema dari atas ke bawah.

“Oh ya, Bibi dari mana? Rapi sekali, pakai tas mahal. Lupa ya kalau Bibi itu cuma pembantu di rumah ini?”

“Kak Naina! Jaga bicaramu!” Nathan langsung menegur, suaranya meninggi. “Aku nggak tau kenapa kakak jadi seperti ini, tapi bisakah bicara tanpa harus merendahkan orang lain? Papi sama Mami nggak pernah ngajarin kita begitu!” Tatapannya penuh kecewa, sempat membuat Naina terdiam sejenak.

“Iya, tidak pernah…” gumamnya lirih, lalu kembali menatap Nathan. “Tapi mungkin karena kita terlalu baik, makanya orang ini bisa semaunya di rumah kita.” Jemarinya menuding tepat ke arah Bibi Jema.

“Semaunya?!” bentak Bibi Jema, matanya berkilat menahan amarah. “Jelaskan maksudmu itu apa?”

Naina mendekat, berujar tegas, “Bibi belum sadar juga? Bibi nggak merasa sudah melakukan pencurian sebelumnya?”

Ruangan mendadak hening. Bibi Jema tertegun, menoleh sekilas pada Gia yang semakin menunduk, wajahnya pucat.

“Kamu berani menuduh saya?” suara Bibi Jema bergetar, tapi senyumnya miring menantang. “Kalau begitu, mana buktinya?”

“Beberapa pakaianku hilang, begitu juga dengan kalungku. Kamarku berantakan, dan kebetulan hanya kalian yang ada di rumah sebelum ini, Kalau bukan kalian, siapa lagi?” tuduh Naina dengan nada menusuk.

“Kak… jadi kakak menuduh kami yang mengambil barang-barang itu?” suara Gia bergetar, matanya berkaca-kaca.

“Ya! Memang bukan begitu?” Naina tersenyum miring, sinis. “Heran aku, kenapa sih kamu selalu datang ke rumah ini? Yang bekerja kan hanya Bibi. Apa segitu miskinnya sampai-sampai berpura-pura dekat dengan Nathan, padahal niatmu sebenarnya mencuri barang-barangku?”

“Kalian minta bukti, kan? Nih, lihat!” Naina menekan layar ponselnya. Rekaman yang tadi disalin diputar, semua mata tertuju pada layar. Gia menunduk, seluruh tubuhnya gemetar, wajahnya memerah oleh malu.

"Jadi..." Naina mengitari mereka berdua, seperti sedang mengukur reaksi, "Kalau Aku lapor polisi—" ujarnya dingin,

"Jangan.. tolong jangan lapor polisi, Naina" Bibi Jema memotong kalimat Naina dengan wajah panik yang terukir jelas, lalu tiba-tiba dia berlutut, tangannya meraba lantai, kemudian menatap Gia seolah memberi isyarat untuk ikut berlutut merendahkan diri.

Nathan di buat melongo, seolah sulit menerima kenyataan bahwasanya orang yang selama ini di anggap baik ternyata tidak lebih dari sekedar pencuri berkedok pembantu.

"Biar Aku yang menghubungi polisi!" Nathan berdiri, suaranya datar namun tegas, nadanya jelas menyimpan kecewa.

“Nathan…” lirih Gia, suaranya serak.

“Jangan, tolong…” Bibi Jema memohon sambil menahan air mata. “Aku akan kembalikan pakaian-pakaian itu, Nona. Tolong jangan laporkan kami.”

"Hmm, gimana ya.." Naina menaruh tangannya di dagu seolah sedang menimbang langkah apa yang harus dia lakukan. "Boleh saja," ujarnya pelan, "tapi kembalikan kalungnya dulu!" sambungnya.

Mata Bibi Jema membulat sempurna, wajahnya pucat pasi, "Kalung.." kalimatnya tertahan,

"Kenapa? jangan bilang Bibi sudah..." Naina menggeleng, "Tidak, kembalikan kalungnya sekarang sebelum Aku lapor kasus pencurian ini ke pihak berwajib!"

Bibi Jema tergagap. “Iya… iya, tapi beri aku waktu. Kalungnya baru saja kubawa ke toko perhiasan untuk—”

“Pergi ambil sekarang!” potong Naina dengan suara naik karena amarahnya memuncak. “Bibi Sri, minta Pak Agi menemaninya. Dalam dua jam kalung itu tidak kembali, lihat saja akibatnya!” ancam Naina, matanya menyala penuh amarah, hampir melayangkan sepatunya ke arah Bibi Jema jika perlu.

...----------------...

Benar saja, dua jam berlalu, Bibi Jema sudah pulang dari sana. Beruntung pemilik toko membolehkannya mengambil kembali barang itu, dengan catatan di bayar berkali lipat dari harga yang dia dapat tadi. Alhasil, Bibi Jema mengeluarkan uangnya lagi untuk menebus kalung itu.

Langkah cepat masuk ke dalam rumah, dia menyerahkan kalung itu pada Naina. Sementara Naina, dia mengelus dadanya saat mendapati kembali kalung yang berukir kristal itu.

“Jadi.. Masalah ini tidak sampai ke polisi kan, Naina?” Tanya Bibi Jema ragu-ragu. Naina tersenyum smirk, senyum yang membuat Bibi Jema dan Gia makin was-was.

“Karena kalungnya sudah kembali... sesuai janji, Aku tidak akan lapor polisi,” ujarnya.

Spontan Bibi Jema dan Gia menghela nafas lega.

“Tapi mulai hari ini, Bibi di pecat!” lanjut Naina. Bibi Jema seolah terasa di cekik, dia tidak terima dengan itu.

“Tidak..” lirihnya. Membayangkan berapa lama dia Abdi di rumah ini, dan seberapa besarnya gaji yang dia dapat, tentu saja membuat wanita itu tidak ingin di pecat.

“Tapi itu keputusan saya sudah bulat, Bibi! Setelah ini kemasi barang-barang kamu!” Setelah mengucapkan itu, pandangan Naina tertuju ke Gia, “oh iya, untuk baju-baju yang kamu curi dari lemari Aku, anggap saja itu buang sial Aku untuk kamu!” tambahnya sebelum kembali duduk di antara Julian dan Nathan yang hanya menyimak.

“Kamu setuju kan Bibi Jema di pecat?” tanyanya pada Nathan, dan di angguk mantap oleh pria itu.

.

.

Setelah drama tadi, Nathan lebih banyak diam di dalam kamar. sementara Naina dan Julian berbincang santai di ruang tengah seolah ketegangan barusan tak pernah ada.

"Aku antar kamu pulang," ujar Naina saat Julian hendak pamit. Setelah di angguk setuju, gadis itu berlari ke kamar, sekedar memoles diri sebentar.

Begitu sendiri, Julian membuka ponsel, menghubungi James.

"Tolong carikan aku kos yang sederhana, sekarang!" perintahnya.

"Cari kos sederhana? aku tidak salah dengar kan, Tuan? James tak habis pikir di seberang. Baru dua hari, kelakuan aneh tuannya makin di luar nalar.

"Lakukan saja! kirim alamat kosnya, nanti!" tanpa menunggu protes James lagi, Julian mematikan sambungan teleponnya, lalu kembali duduk tenang.

Dua puluh lima menit kemudian, Naina turun dengan pakaian rapi. "Ayok," ajaknya keluar dari sana, menuju tempat di mana pak Agi sudah menunggu di depan mobil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

 

1
uni_riva
ada sekolah apa thoorr 😁
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: jiakhhhhh typo yang melenceng🤣🤣
total 1 replies
uni_riva
perjanjian apa yg sdh di sepakati mereka yaaa/Slight/
uni_riva
aku juga tak paham maksud nya bijimana /Shy/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aku pun/Proud/
total 1 replies
uni_riva
mna nih lanjutin nya thoorr /Cry/
uni_riva
si jae ini lawan atau kawan yaw
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Siapa lagi tuh si jaevan
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Masa calon pacar zora liatin na airin mulu 😅
total 2 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalo sama julian dia udah tue trus kan bukan manusia 🤔 kalo sama si kalron dia benalu parasit
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Sama yg pasti2 aja lah 😂
total 2 replies
uni_riva
jgn sampe nih Zora sama Nathan jadian jga ya /Facepalm//Slight//Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Julian sama Naina saja belum😂
total 1 replies
uni_riva
modus mu Julian /Facepalm//Facepalm/
⧗⃟ᷢʷ Ñåñā💜: Akal-akalan barat🤣
total 1 replies
uni_riva
naina gak bsa tegas apa sama si gorong2 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Naina: nge-tes hts🫦😂
total 1 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kebanyakan mikir ah julian mah /Proud/
uni_riva
knp gak saling mengungkapkan Klo kalian saling jatuh cinta /Shy/
uni_riva
jgn sampe naina kepincut lagi sama si gorong2 yaaa thoorr 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aaron: Naina hanya boleh untukku🫦
total 3 replies
uni_riva
knp blm up jga thoorr /Cry/
uni_riva: gak bisa saballllll aku lagi thoorr /Angry//Angry//Angry/
total 2 replies
uni_riva
dalam mimpi mu 😤
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalungna othor noh yg simpen 😅
uni_riva
turunkan tanganmu, bukan thoorr 😁
uni_riva
cih ternyata nih org gak pinter2 amat 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: itu pintarnya secuil, di urutan 25 dari bawah, berarti masih ada 25 orang di bawahnya🤣
total 3 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Waduh siapa tuh yg datang /Determined//Determined/
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: 😁😄 iya
total 5 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Bagus ceritana mantull 🤗🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!