"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Di cafe X
Nampak Nayla yang sangat cantik dan sexy, memakai dress berwarna merah kontras dengan kulit putih bersihnya. Ia tengah duduk sendiri menunggu kedatangan nyonya Rika sesuai dengan perjanjian mereka tadi pagi.
Nayla kembali melihat jam di ponsel miliknya.
"Aku nggak datang terlambat kan..?". Bertanya heran kerena nyonya Rika tak kunjung datang. Padahal ini sudah lewat setengah jam dari perjanjian mereka..
"Semoga saja nyonya itu mengurungkan niatnya karena melihat penampilanku saat ini". Gumam Nayla sambil terus melihat pintu masuk cafe.
"Maaf saya datang terlambat nona Nayla". Nyonya Rika berjalan dengan anggun dan langsung menarik kursi didepan Nayla untuk duduk.
"Nggak apa-apa nyonya, saya memiliki banyak waktu luang". Ujar Nayla yang berusaha menahan agar tidak terlihat wajah kesalnya.
" Saya langsung keintinya saja. Apa keputusan akhir mu, nona nayla?" Nyonya Rika berbicara dengan wajah santainya. Ia sangat yakin kalau Nayla akan menerima tawarannya.
"Emmm apa tidak ada syarat lain, nyonya.? Saya bersedia jadi pembantu dirumah nyonya atau apapun itu akan kulakukan jika nyonya mau memberikan saya pinjaman untuk pengobatan ibu saya..." ujar Nayla dengan wajah memelasnya
"Dasar gadis bodoh...! Sudah ku katakan, aku akan membantu pengobatan ibumu. Juga membiayai kebutuhan mu dan adikmu. Aku juga akan mencabut laporan yang telah kubuat. Hanya dengan satu syarat yaitu kau harus memisahkan anakku dan istrinya..!". Tegas nyonya Rika. Agar Nayla tau bahwa penawarannya hanya berlaku dengan syarat itu.
"Baiklah aku bersedia" ujar Nayla pada akhirnya.
"Gadis pintar..!" Ujar Rika
"Lalu apa yang harus, saya lakukan?"
Nyonya Rika mengambil amplop coklat lalu memberikannya kepada Nayla.
Nayla menerima dan membuka amplop tersebut, lalu membaca nya. Ini adalah surat perjanjian yang harus di tanda tangani Nayla dan nyonya rika. Didalam nya tertulis, bahwa selama Nayla tidak berhasil membuat keretakan di hubungan Anaknya ibu Rika dan istrinya. Maka utangnya belum di anggap lunas"
"Persyaratan apa ini nyonya, bagaimana kalau aku tidak berhasil membuat keretakan dalam hubungan mereka". Pekik Nayla lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya mau tidak mau, kau harus membayar utangmu atau kau selesaikan tugasmu". Ucap nyonya Rika tersenyum.
"Nih ibu benar-benar licik ya.." Nayla melihat ibu Rika dengan mata menajam.
"Aku harus bisa lebih pintar dari nyonya Rika, Agar bisa lepas dari semua ini...! Kamu pasti bisa.." bisik suara hati Nayla.
"Oke aku setuju..." Lalu Nayla menandatangani perjanjian tersebut.
"Oke dua hari lagi aku akan mengadakan pesta hari jadi pernikahan dengan suamiku. Kau harus datang sebagai tamu kehormatan ku. Saat itu aku akan memperkenalkan kau dengan anakku.." ucap ibu Rika mengambil surat di tangan nayla
"Lalu jika anakmu tidak ingin aku dekati. Apakah aku akan bebas nyonya..?" Ujar Nayla penuh harap.
"Hahahaa jangan bermain-main dengan ku nona Nayla. Jika anakku tidak menyukaimu, kau harus melakukan berbagai cara agar dia mau menyukaimu. Atau kau harus mengganti semua kerugianku secara cash, karena aku juga akan memberikan mu secara cash". Ibu Rika berdiri dengan menyerahkan amplop tebak dan meninggalkan Nayla yang masih syok dengan apa yang barusan saja ibu Rika katakan.
---
Nayla Azzahra, diusianya yang baru saja 24tahun menggantikan semua peran ayahnya sebagai kepala keluarga.
Ibu yang memiliki riwayat penyakit jantung terkejut dengan perubahan situasi dengan sepeninggal ayahnya menjadi sering sakit-sakitan.
Nayla harus menanggung pengobatan jangka panjang ibunya yang tidak sedikit jumlahnya. Karena uang yang tidak sedikit itu ia di haruskan bekerja apapun asal memiliki gaji besar. Airmatanya mengering seiring dengan tangis lelahnya menjalani hidup. Nayla gadis yang baru mekar menyeruak, meredup dan layu dengan sendirinya.
Hingga suatu hari seorang ibu menawari untuk membantunya keluar dari kesulitan hidup dengan mengorbankan harga dirinya. Apakah ini sepadan?. Nayla yang lelah. Menerima tanpa mengeluh.
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga