NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.

Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Ikuti kisahnya...
update tiap hari...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 #Salah Kirim

Sore itu, Zander masih bersama Balchia. Bos Mafia itu sudah ingin pulang, tetapi Balchia tak membiarkannya pergi. Kali ini, ia harus ke studio Balchia untuk menemani wanita itu menghadiri pemotretan.

“Zan, jaga terus istrimu. Kakek mau pulang sekarang.” Tuan Raymond beranjak dari kursi. Dengan isyarat mata, ia menyuruh satu anak buahnya membawa barang-barang belanjaan menantunya itu.

“Ck, bilang saja kau tak mau juga meladeni wanita ini,” gumam Zander mendecak lidah.

Setelah Tuan Raymond pergi, hanya Zander yang sekarang menunggu Balchia yang masih belum selesai di depannya. Para kru terdengar memuji kecantikan Balchia dan hasil foto yang memuaskan untuk desain gaun terbaru bulan ini dengan gaya trend kekinian di kalangan wanita muda. Ia selalu menjadi peringkat atas dan model paling banyak diikuti.

Tetapi semua itu tak ada artinya bagi Zander karena di hatinya sudah terukir nama wanita lain yang sudah sepuluh tahun ini menempati.

Tiba-tiba, perhatiannya terusik dengan berita yang disiarkan dari televisi studio itu. Berita kematian seorang wanita yang dibunuh secara tragis. Berita mengerikan itu membuat Balchia yang bercanda tawa bersama para fotografer seketika diam.

“Nona Chia, anda baik-baik saja?” tanya seorang kru melihat wajah Balchia agak pucat.

“A-aku ke toilet dulu. Kalian lanjutkan saja.” Buru-buru Balchia meninggalkan ruangan itu.

“Di mana dia?” tanya Zander pada fotografer istrinya.

“Tuan Zan, istri Anda baru saja pergi.” Mereka menjawab dengan sedikit ketakutan karena tatapan dingin Zander selalu tajam dan dingin mematikan. Meskipun memiliki wajah nyaris sempurna, tetap saja auranya serasa maut yang mengintai.

“Kemana perginya?” tanya Zander datar.

Mereka serempak menunjuk ke arah toilet.

Dalam toilet, Balchia tampak sangat panik. Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari tas lalu menghubungi anak buahnya. “Bodoh!” Balchia langsung marah begitu panggilan tersambung.

“Sudah aku bilang urus baik-baik, tapi yang kalian lakukan selalu saja gagal! Aku tidak mau tahu, kalian yang harus tanggung resiko ini! Jangan menyeretku, atau keluarga kalian akan kuhabisi!” ancam Balchia ke bawahannya yang mengurus jasad Julian.

Tok Tok Tok…

Tiba-tiba, Balchia tersentak mendengar pintu di belakangnya diketuk seseorang. Wanita itu memutuskan panggilannya, kemudian dengan cepat merapikan penampilannya sejenak.

“Oh, Zan?” ucap Balchia sedikit gugup melihat Zander yang berdiri di depan pintu.

“A-ada apa datang kemari, Zan?” tanya Balchia terbata-bata. “Apa dia barusan sudah mendengarku?” pikir Balchia cemas.

“Kakek sudah pulang, aku juga ingin pulang sekarang. Kalau kau masih punya kerjaan lagi, kau pulangnya pakai mobilku,” ucap Zander menyodorkan kunci mobil.

Zander ingin segera pulang ke rumah, tapi bukan dengan mobilnya, melainkan pulang bersama Hansel yang akan ia hubungi.

“Ah tidak kok, kerjaanku sudah selesai. Kita pulang bersama ya.” Balchia menggeleng dan secepatnya merangkul tangan Zander.

Zander hanya diam, kemudian menghubungi Hansel untuk tidak menjemputnya. Anehnya, dalam perjalanan pulang, Balchia terus diam. Biasanya Balchia selalu bicara dan membuat Zander kesal, tapi Balchia sekarang berbeda.

Zander hendak menanyakan apa yang terjadi, namun ia urungkan setelah sebuah pesan masuk ke ponselnya. Mendadak, mata Zander membelalak. Wajahnya mulai sedikit tersipu karena pesan itu berisi foto dua beby Z yang menggemaskan.

“Lucu sekali,” batin Zander lalu melihat nama si pengirim pesan. Ia pikir dari Ibunya, tetapi tenyata dari nomor Sahira. Wajah datarnya seketika berubah drastis. Seakan ada kilauan bercahaya di matanya.

“Apa ini? Apa dia salah kirim? Atau sengaja mengirimkannya padaku?” gumam Zander. 

Entah mengapa, hanya sebuah foto biasa tapi mampu membuat hatinya berdebar-debar.

Di sisi lain, Sahira yang bermaksud mengirim foto itu ke Mauren, ia justru salah kirim ke nomor Zander. Sahira sedikit panik dan takut, tapi ia mulai kembali tenang setelah mobil Daren terdengar di luar rumah. Sahira harap, Kakek Tuan kecilnya itu bisa menemukan anaknya yang hilang.

“Tidak masalah gajiku dipotong setengah, asalkan anakku kembali,” batin Sahira.

.

.

Asik memandangi foto dua bayi itu, kening Zander sedikit berkerut, “Lama-lama kenapa wajah mereka kelihatan mirip? Apa mataku yang salah?” pikir Zander lalu melirik Balchia yang menunduk di sampingnya.

“Hm ada apa, Zan? Kenapa melihatku begitu?” tanya Balchia begitu sadar diperhatikan oleh suaminya itu.

“Apa dia tahu sesuatu?” pikir Balchia makin gelisah dan takut.

“Ngomong-ngomong, aku belum tahu siapa Dokter yang membantumu melahirkan. Apa kau bisa beritahu aku siapa orangnya?” tanya Zander menyimpan ponselnya agar Balchia tak melihat foto yang dikirim Sahira.

Jantung Balchia serasa berhenti berdetak. “Kenapa kau mau tahu?” tanyanya sambil tersenyum dan berusaha tenang.

“Aku hanya ingin berterima kasih karena dia sudah membantu kelahiran anakku,” jawab Zander tanpa melihat Balchia.

“Oh itu… kau tidak perlu berterima kasih. Aku sudah mewakilimu mengatakan itu padanya. Dia juga sudah tidak ada di kota ini. Dia sudah pindah ke luar negeri,” pungkas Balchia sedikit tersenyum.

Zander menyipitkan matanya, agak curiga dengan gelagak Balchia yang aneh. 

“Ya sudahlah, kalau begitu.” Zander pun berpaling ke arah jendela di sampingnya, dan akhirnya tak bertanya lagi. 

Balchia menghela napas lega. Dalam hati, ia berharap berita kematian Julian tak mencuri perhatian keluarga suaminya. 

Namun sepulangnya Balchia dan Zander dari studio, situasi di rumah itu terasa mencekam. Semua orang terlihat berkumpul di ruang tamu, tak ketinggalan Sahira juga duduk di sebelah Mauren. Tatapan mereka tertuju ke arahnya.

“Ada apa ini? Kenapa kalian semua duduk di sini? Sedang menunggu siapa?” tanya Zander sebelum duduk di sebelah Daren, Ayahnya. Sedangkan Balchia, wanita itu tampak sangat gelisah dengan keringat dingin bercucuran di keningnya. 

1
Yus Nita
jangan mau sahira, mungkin ini hanya jebakan yg di buat Rames dan klrga ny
Yus Nita
siksa dulu, hancur kan karier ny, baru camak kan ke penjara. 😀😀😀😀😀
Yus Nita
dlm mimi sono, zander mencintsi mu peremouan iblis
Yus Nita
syukuriinnn...
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀
Yus Nita
gimanadiamau punya asi, jku melahir kan saja tdkpernah. ada masa ny diluman rubah itu akan kena axab ny
Uswatun Kasanah
Lanjut Thor 💪💪🙏🙏🩷🩷🩷
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap kk, update tiap hri 😇 ikuti terus... ya 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!