Keluarga Grand Duke Chamberlain yang hidup dalam keharmonisan dikejutkan dengan kedatangan Putri asli setelah 20 tahun usai insiden yang menewaskan Amrielle, Grand Duchess Chamberlain sebelumnya.
Kedatangan Calista otomatis mengusik Faelynn, Sang Putri palsu yang selama ini di besarkan tanpa kekurangan apapun.
"Apa Kau tidak merasa janggal dengan dirinya yang tiba-tiba ada di Kediaman ini ? Putri asli yang muncul setelah sekian lama, kira-kira apa pemicunya ? Kita tidak akan tahu sampai Dia bertindak. Aku bahkan tidak mendapat gambaran sedikit pun untuk masa mendatang. Calista itu terlalu tenang. Terlalu sunyi. Terlalu tersembunyi. Dia bermain terlalu rapi." —Putra Mahkota, Davendra Czar Aberstwyth
“Jangan sentuh Aku dengan tangan kotor Mu! Ayah tidak mungkin memihak Mu hanya karena hal yang terjadi malam ini!” —Faelynn Lirael Chamberlain
“Tapi Kau di tampar ‘Hanya karena’ hal yang terjadi malam ini Faelynn, sebanyak dua kali malah. Huhuhu," —Calista
=> Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08
Dari hasil teriakan Eva, saat ini Calista sudah berdiri di depan meja kerja Grand Duke, Jarrel Acheson Chamberlain. Bukan hanya sekedar berdiri, tetapi Dia tengah memarahi Calista.
“Baru saja Ku puji Diri Mu karena menunjukkan perubahan dalam hal makan, Kau kembali berulah ? Astaga Calista. Bagaimana cara Mu berjalan sampai menjatuhkan vas itu ? Apa Kau tau kenapa Vas itu berharga ? Itu pemberian Kaisar terdahulu pada Grand Duke karena Grand Duke beberapa generasi sebelumnya sangat mencintai barang-barang antik. Namun lihat diri Mu ? Lihat ulah Mu ? Kau menghancurkan benda itu. Grand Duke sebelumnya bisa bangkit dari kubur jika mengetahui hal ini.”
“Maafkan Saya... Tuan Duke...” Sambil menahan sakit di badan, Calista masih menjawab dengan dialek hamba. Seolah Dia dan Jarrel adalah orang asing di dalam ruangan ini.
“Hah, Kau di skors selama sebulan. Kembali ke kamar!"
“Baik. Saya permisi Tuan Duke. Sekali lagi maaf.”
Walau tidak mengerti apa arti dari di skors selama sebulan, Calista menerima hukuman nya tanpa perlawanan. Tanpa niatan utuk membujuk Jarrel sedikitpun.
Jarrel langsung terduduk, memegang kepalanya yang sakit. Tak tega melihat anak itu memasang wajah ketakutan di hadapan Nya. Namun sekeras apapun Jarrel mencoba, Dia akan selalu emosi dengan apapun yang Calista lakukan.
Setelah keluar, Calista tertatih-tatih memegang pundak kiri nya yang sakit. Saat melihat Kesatria, Dia mendekat kemudian bertanya dengan wajah kesakitan.
"Permisi Tuan Kesatria. Apa Aku boleh minta waktu Mu sebentar?"
"Tentu Nona Calista."
“Terimakasih karena sudah mau Aku sita waktu Mu sebentar. Apa Tuan Kesatria tau di skors sebulan itu hukuman yang seperi apa ?”
“Ah, jadi Nona Calista di skors. Itu adalah hukuman yang melarang Nona Calista beraktifitas di luar kediaman Duke. Anda tidak bisa mengikuti pesta teh para lady, pesta ulang tahun para bangsawan, dan pesta-pesta lainnya."
“Oh, kukira hukuman seberat apa. Ternyata hanya seperti itu ? Terimakasih karena sudah mau memberitahu Ku Tuan Kesatria, Aku pergi dulu.”
“Baik Nona, selamat beristirahat.”
...***...
Keesokan hari nya, pagi-pagi benar Calista menemui Jayendra yang ada di tempat latihan. Walau pundak kiri nya masih sakit, tapi tidak sesakit kemarin sehingga Calista terlihat baik-baik saja dari luar.
Usai menunggu selama 30 menit, Jayendra pun keluar.
“Ada urusan apa ?”
“Umm, Saya ingin mengirim surat untuk Kakek. Kata Eva, Saya harus mendapat ijin dari Tuan Muda Jayendra terlebih dahulu. Bolehkah ?”
“Hahhh, Kau hanya akan membuat pekerjaan Kakek tambah banyak dengan surat yang Kau kirim. Kau kumpul dulu saja surat-surat itu, jika sudah ada 14 atau 15 surat, Kau bisa datang pada Ku. Aku akan mengirim Nya pada Kakek.”
“Apa harus sampai belasan surat ?”
“Tentu. Biaya pengiriman nya cukup tinggi. Bicara tentang biaya, Kau pasti paham maksud Ku kan ?”
"..."
“Kembali ke kamar dan jalani hukuman Mu seperti tidak pernah ada di Kediaman ini. Jangan ganggu latihan Ku!"
“Baik. Maaf telah mengganggu latihan Anda, Tuan Muda Jayendra.” Ucap Calista dan berlalu pergi.
Kesatria yang bertugas menjaga pintu ke tempat latihan hanya bisa melongo saat Jayendra sudah masuk kembali ke dalam.
“Rakyat biasa saja bisa berkirim surat dengan bebas. Malahan, biaya nya tidak seberapa. Apa masuk akal seorang Putra Duke mengkhawatirkan Biaya ?” Monolognya tidak percaya
Calista pun berjalan kembali ke kamar nya dalam ketidaktahuan bahwa Diri nya sudah di tipu oleh Sang Kakak. Setelah masuk ke kamar, Calista mendekati meja dan berucap.
“Syukurlah sudah ada empat surat yang Ku buat sejak hari pertama. Sekarang Aku hanya perlu membuat sepuluh surat. Haahh, Kakek..” Monolog Calista tidak bersemangat.
Tok tok.
Calista pun langsung membuka pintu, dan di dapati Desi yang terlihat gelisah melihat situasi.
“Desi ? Ada apa ?”
“Sssttttt, Kami datang sembunyi-sembunyi Nona." Kata Desi sambil mengecilkan suara. Mereka tengah berbisik-bisik.
“Kami ?” Batin Calista dan menengok ke arah lain. Nampak sembilan pelayan perempuan yang lain tengah melakukan pekerjaan di seputar kamar Calista, lebih tepat nya berpura-pura sambil melihat situasi
“Apa yang Kalian lakukan di sini dengan pergerakan mencurigakan ?”
“Nyonya Duchess sudah mengeluarkan perintah. Karena Nona Calista sedang diskors, siapapun pelayan yang berinteraksi dengan Anda akan di beri hukuman dalam rupa potong gaji dan juga penurunan pangkat kerja.”
“Baiklah, terimakasih karena telah memberitahu Ku. Aku tidak akan berinteraksi dengan para pelayan agar gaji dan juga pangkat Mereka aman. Kalian juga pergilah sebelum dilihat oleh Nyonya Duchess.”
“Nona Calista, Kami akan sangat merindukan interaksi dengan Mu.” Bisik Desi dengan sungguh-sungguh.
“Aku juga. Kalian kembalilah para pekerjaan yang seharusnya. Sampai bertemu sebulan lagi.”
“Umm, Jaga diri Mu baik-baik Nona Calista.”
Pelayan yang lain melambaikan tangan dalam keheningan. Setelah mereka pergi Calista menutup pintu kamar.
...***...
Diskors... Calista belum mengetahui dengan baik arti sesungguhnya dari hukumannya ini. Dia hanya tau bahwa Dia tidak boleh beraktifitas di luar kediaman Grand Duke Chamberlain selama sebulan penuh dan tidak boleh berinteraksi dengan para pelayan agar mereka tidak mendapat kerugian apapun. Sehingga Calista pun tidak tau bahwa Dia tengah di permainkan.
Karena belum memiliki pelayan, Calista mengurus sendiri semua yang Dia butuhkan. Air cuci muka, air mandi, berpakaian, ataupun makanan maupun minuman. Tentu tidak terasa berat sama sekali karena Calista hidup seorang diri selama kurang lebih lima tahun. Hal yang Dia syukuri adalah Dia tidak perlu lagi repot-repot memikirkan tentang uang untuk membeli makanan.
Calista pun merasa bersyukur bahwa Dia tidak akan memakan makanan dengan cita rasa yang aneh karena Dia sendiri yang mengambil makanan di dapur. Calista pikir selama sebulan ini Dia akan menjalani hari dengan damai seorang diri, namun ternyata tidak...
“Selamat pagi Nona.” Tutur Eva di dalam kamar Calista.
“Ya ? Apa ada sesuatu ?” Calista yang baru terbangun berusaha merespon dunia luar.
“Kami membawakan air cuci muka.” Jawab Fani.
“Tidak perlu. Aku sedang di skors, jika Kalian berinteraksi dengan Ku, gaji kalian akan di potong dan pangkat kalian—“
Byuuurr..
Zizi sudah menuangkan air dingin ke tubuh Calista yang masih terduduk di atas ranjang.
“Mana mungkin gaji Kami dipotong dan mendapat penurunan pangkat ? Yang ada Nyonya Duchess akan memberi Kami gaji lebih.” Pungkas Vanya
“Sampai bertemu lagi dalam waktu dekat, Nona Calista.” Sambung Reni dan Mereka berlima pun keluar dengan tawa.
Eva, Fani, Zizi, Vanya dan juga Reni adalah lima pelayan Faelynn yang membuat Calista menjalani masa skors selama sebulan. Pagi ini Mereka kembali berulah.
“Kalian pikir Aku akan menangis dengan air dingin ini ? Mana mungkin ? Selama ini Aku mandi di air sungai pagi-pagi subuh agar tidak dilihat para pria. Yang Aku sayangkan hanya kasur ini. Bagaimana cara mengeringkan nya ?” Monolog Calista yang sudah turun dari kasur.
Sesuai perkataan Reni di pagi hari, Mereka berlima bertemu lagi dengan Calista untuk merundungnya saat Dia makan, mengambil air dan melakukan aktivitas lain. Calista salah mata saja, makanan nya pasti sudah tertukar dengan yang basi. Atau sudah ada cita rasa yang aneh. Hal ini juga berlaku pada air minum, air cuci muka, maupun air mandi.
Mereka tidak ada henti-hentinya melakukan banyak hal yang menjengkelkan. Saat mentari sudah diganti rembulan, Calista akan mendapati bangkai tikus, ular, dan binatang menjijikkan lainnya di atas kasur.
Dalam Diam Calista membereskan kekacauan, berharap bisa mendapati hari yang tenang.
Namun semenjak menjalani masa Skors, sudah sepuluh hari Calista lalui dengan perundungan yang tiada habis-habisnya.
...***...
“Hm ? Mereka belum datang ?” Ucap Calista saat membuka mata.
Setelah melangkah untuk mengambil air cuci muka, yang ingin diambil sudah tersedia di depan pintu. Begitu juga dengan sarapan. Semua nya berjalan normal. Namun Calista dapat merasakan dengan jelas sesuatu yang mengerikan akan terjadi.
Karena sebelum memecahkan Vas, lidah nya di suguhan dengan rasa enak. Dengan Skeptis Dia menjalani seharian penuh di dalam kamar. Sampai tenggorokannya sudah benar-benar kering dan mengharuskan Dia pergi ke dapur.
Langit sudah gelap. Calista melangkah dengan langkah lebar agar cepat-cepat sampai ke dapur dan kembali, namun saat pikirannya terlalu fokus untuk cepat-cepat sampai... Tubuh nya sudah mengudara. Lebih tepatnya di dorong ke arah tangga.
Brakkkh!!
“Auuwww..” Keluh Calista saat kening nya mengenai ujung anak tangga dan menciptakan luka yang cukup besar sehingga membuat darah mengucur dengan deras.
“Haahh.. Hahh...”
Dengan tenang Calista mengatur nafas. Kepanikan tidak mampir sama sekali dalam diri nya. ‘Ketenangan akan menyelamatkan’ adalah moto hidup Calista selama ini.
“Kau sudah mendapat pertanda untuk tidak keluar dari kamar kan ? Lalu kenapa Kau keluar ? Kau tidak boleh bertemu dengan tamu spesial hari ini.”
“Ingat, kau tidak bisa meminta obat pada para Pelayan. Kamu dalam masa skors.”
“Selamat malam, Nona Calista.”
“Mimpikan Kami dalam tidur Mu.”
“Hahaha, Kau bahkan tidak ingin Dia tenang dalam mimpi Nya ?”
“Ya~ Begitulah.”
"Hahaha.."
Lima pelayan itu pun pergi meninggalkan Calista sendirian.
Tak ada waktu untuk bersedih dan berteriak sakit, Calista langsung mengambil lampu sihir dan berjalan pelan ke hutan kecil yang ada di belakang kediaman Grand Duke. Ada pepohonan yang tidak terlalu dirawat di sana, sehingga tanaman obat yang sering dia pakai pasti tumbuh subur.
...***...
“Ugghh, dimana tanaman dengan daun bulat ? Padahal hutan ini cukup subur— Ughh, jika darah terus keluar sebelum Aku menemukan tanaman obat itu, Aku yakin besok Aku sudah kehabisan darah dan mati.”
“Kau sedang apa ?”
“!” Calista langsung menoleh. Pendarahan di kepala membuat penglihatannya buram apalagi di bawah langit malam.
“Karena ini suara pria, pasti Tuan Kesatria kan ?”
Pria yang baru muncul itu menaikkan satu alis, otaknya butuh beberapa detik untuk memahami situasi.
“Dia tidak mengenal Ku.” Batinnya dengan garis senyum yang melengkung ke atas.
“Benar. Aku Kestaria di kediaman ini.” Tutur nya berbohong. Walau memang saat ini Dia memakai seragam kesatria dari Kediaman Duke Chamberlain, Dia bukanlah Kesatria di sini.
...***...
...Jangan lupa like dan komen ya Guys. Neo butuh penyemangat lewat ketikan Kalian🫶 Silahkan pergi ke Chapter selanjutnya usai meninggalkan jejak Guys😌♥️...