" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
datang dengan benda asing
Aldi dan Antika saling pandang, mereka juga bingung harus bagaimana, mereka datang tanpa persiapan yang pasif, saat mereka sedang melamun Tiba-tiba terdengar suara Tejo.
" Tuan, nyonya, anda kan bisa kembali ke dunia anda, kenapa bingung!" Ujar Tejo.
" Jo...apakah di sekeliling alam liar ini Ada goa atau semacamnya, untuk mereka." Tanyaku, saat melihat semua orang yang berkumpul.
" Tiga ratus meter dari posisi anda berdiri ada sebuah goa tuan, " jawab Tejo.
Antika dan Aldi saling pandang, lalu melihat ke arah rombongan itu.
" Apakah bisa mas, mereka yang sakit lumayan banyak?" Ucapku ragu.
" Buat gerobak tapi bannya?" Ujar mas Aldi, namun sesaat kemudian dia terdiam.
" Tejo, bisa kah kamu bantu saya, saya mau buat gerobak namun masalahnya rodanya pakai apa, apakah di sekeliling kami ada yang bisa di gunakan?" Tanya mas Adi dari dalam hati.
" Bisa mengunakan kayu tuan, namun membutuhkan waktu." Jawab Tejo, Antika dan Aldi menarik nafas dalam-dalam, sangking bingungnya.
" Kita tandu mas bagaimana mas?" Usul ku.
" Masalahnya ini yang sehat hanya mereka dan mas, gak mungkin kamu mau ikut bantu kan." Ujar mas Aldi.
" Kita kasih usul aja dulu mas, siapa tau tuan Gama bisa mencari solusinya." Ujarku.
" Baiklah, yuk kita samperin mereka." Jawab mas Aldi.
Saat Antika dan Aldi mendekat dua pria yang terluka di bagian punggung dan kaki, menggeliat melihat di sekeliling, matanya bertemu dengan tuan Gama.
" Mereka yang membantu kita." Ucap tuan Gama sambil menunjuk kami yang berjalan mendekati mereka.
" Alhamdulillah.. syukur lah, kalian sudah sadar, bagaimana apakah ada yang sakit tuan." Ujarku menatap kedua pria yang sudah sadar itu, mereka menggeleng tanda tidak ada yang sakit.
" Minumlah lagi airnya, agar tidak dehidrasi." Ucapku sambil menyodorkan gelas berisi air.
" Tuan Gama, kami mau ke bukit itu, sepertinya ada goa untuk kita beristirahat malam ini." ujar mas Aldi menunjuk arah barat yang terdapat bukit.
" Bolehkah kami ikut tuan untuk malam ini aja." Ucap memohon tuan Gama, Aldi dan Antika tersenyum lalu mengangguk.
Akhirnya kedua pria yang tadinya terluka, meminta izin untuk menggendong wanita paruh baya itu, dan wanita muda itu di gendong oleh Tuan Gama, sedangkan tiga pria yang sehat, membantu dua orang yang terluka parah, satu di bagian wajahnya yang satunya di bagian dada dan punggung, namun luka itu belum sembuh sempurna masih meninggalkan bekas dan tenaga yang belum sepenuhnya fit, sedangkan pria muda yang kakinya terluka itu berjalan sendiri, karena tidak di izinkan membantu.
Mereka berjalan beriringan, dua tandu di tengah-tengah, sedangkan pria yang tidak di izinkan membantu dan pria muda mengendong seorang gadis berjalan di depan beriringan, sedangkan tuan Gama menggendong istrinya memilih berjalan di depan Antika dan Aldi mereka semua berjalan menuju bukit.
Sesampainya di goa, Aldi dan yang lainya berjalan masuk kedalam goa.
" Tuan, bagaimana dengan hewan yang tadi?" Tanya Gama, ia memikirkan bagaimana kelompoknya malam ini, mau makan apa jika hewan yang tadi tidak di ambil.
" Kalian mau mengambilnya?" Tanya mas Aldi, aku hanya diam saja sambil memang kayu-kayu untuk membuat api unggun. untung di saku celana ku ada korek api jadi gak terlalu bingung.
Empat pria berjalan keluar dari goa setelah Tuan Gama membolehkan.
" Ma...apakah di kebun virtual ada buah yang bisa di petik?" Tanya mas Aldi dengan nada berbisik.
" Sepertinya ada mas." Jawabku.
" Ma sepertinya kita bermalam di sini, apakah bisa kita pulang sebentar untuk memberitahukan mereka?" Ujar mas Aldi, aku menghentikan aktivitasku dan menatap suamiku.
" Kita pergi setelah mereka tidur mas." jawabku menolak.
Saat kami mengobrol empat pria yang tadi keluar untuk mengambil hewan buruan mereka tadi, kini kembali dengan wajah lesu terlihat sekali raut wajah kecewa merek saat masuk kedalam goa yang sudah menghangat karena api unggun.
" Ada apa? mana binatang tadi?" Tanya tuan Gama.
" Maafkan kami, setelah sampai sana binatang itu di seret oleh kelompok lain, jumlah mereka juga lumayan banyak kami tidak berani melawan mereka." Jawab Vasco dengan sedikit menunduk,menyesal kenapa gak dari tadi dia ambil sebagian dagingnya sebelum ke goa, ia merutuki kebodohan nya.
" Kalian tidak usah khawatir, saya ada sedikit buah nanti kita makan bersama." Ujarku menenangkan suasana tegang dan khawatir itu.
saat semua orang sedang sibuk, Antika memilih berjalan ke sisi goa yang terlihat jelas ada batu besar, Antika berjalan ke arah batu setinggi orang dewasa itu, Antika mengelus cicinnya dan menghilang, kini sudah berada di ruang kebunnya.
" Tejo, saya butuh keranjang untuk isi buah aja, oh ya bantu saya Teleportasi ke toko penjual karpet bisa kan jo." Ujarku pada Tejo.
" Siap nyonya." Jawab Tejo sigap.
Antika langsung berpindah, ke pasar tanpa di sadari siapapun Antika keluar dari samping toko penjual ikan, Antika baru ingat.
Ia mengambil ponsel dan mengirim pesan ke suaminya.
" Mas..Tika di pasar pas samping jual ikan, beli kah, untuk menganti hewan buruan mereka." Tanyaku pada mas Aldi, sambil aku menunggu balasan mas Aldi, aku berjalan mencari tikar yang bisa di lipat - lipat.
" Tingg.." notifikasi masuk.
" Beli aja ma, tapi kalo bisa ikan sungai aja ma, kan tak jauh dari sini ada sungai biar tidak curiga nanti mas ambil sambil menjemputmu." Jawab mas Aldi.
Karena sudah mendapatkan jawaban, setelah membayar tikar aku menuju penjual ikan setelah selesai aku memilih membeli beberapa peralatan untuk memasak darurat terutama alat bakar ikan dan arang, tak lupa membeli lampu emergency dan jaring untuk tutup goa agar tidak di masuki oleh hewan buah atau pemburu lain karena bukit itu sangat dekat dengan hutan.
" Mas..tolong jemput tika di sebelah goa yang ada pohon besar." Ujarku mengirimkan pesan ke mas Aldi.
" Tingg..." Suara notifikasi itu berbunyi memecahkan suasana sunyi dalam goa.
" Saya permisi dulu menjemput istri saya." Ujar mas Aldi dan berdiri.
" Tuan...izinkan saya ikut." Ujar tuan Gama menawarkan diri.
" Saya ikut juga tuan, kasihan istri tuan di luar sana sendirian, kenapa tadi tidak meminta kami aja yang mencari buahnya." Ucap salah satu pemuda yang sudah terlihat sehat.
" Tidak apa-apa dia berani." Ujar mas Aldi.
" Baiklah ayo kita jemput istri tuan di mana? sebentar lagi mau malam." ucap tuan Gama.
" Tidak usah tuan, saya sendiri saja." Tolak mas Aldi, ia tidak ingin orang lain tau, takutnya mereka di kira siluman atau sejenisnya.
" Baik lah, kami akan menunggu tuan, tapi izinkan salah satu dari kami ikut untuk tetap menjaga tuan dan istri tuan yang sudah menolong kami dari maut." ujar salah satu pria yang terluka parah sebelumnya.
" Baiklah, karena kalian memaksa saya meminta apa yang kalian lihat saya harap kalian tak bertanya banyak, Karen kami berdua tidak akan memberitahunya." Jawab tegas dan pasrah mas Aldi, menatap kesemua pria di hadapannya.
" Kami janji tuan kami akan diam." jawab satu pria yang terluka di bagian wajah sebelumnya yang masih meninggalkan bekas walau sudah tak sakit.
Akhirnya mas Aldi pergi bersama dua pria, tuan Gama dan pria bernama gardo yang memiliki luka di bagian wajah.
" Kalian tunggulah disini." perintah mas Aldi.
Mereka pun mengangguk namun pandangan mereka tetap tak lepas dari punggung mas Aldi, tak lama Antika muncul di hadapan mereka dan terkejut, Antika pun sama terkejut namun tidak dengan mas Aldi.
" Tuan...istri...anda.." Ucapan itu terputus-putus dari bibir tuan Gama dan pria bernama gardo.
" Seperti kata saya tadi, apa yang kalian lihat jangan sampai menimbulkan pemikiran negatif, kami tidak ingin ada masalah di depan nanti." Ucap tegas mas Aldi, kali ini tatapan mas Aldi begitu tajam menatap dua pria di hadapannya, kedua pria itu mengangguk tak banyak bicara lagi.
" Mas, ..sebentar aku ambil buahnya dulu dan peralatan untuk bakar ikan serta ikannya ada di keranjang." Ucapku, dan ku lirik kedua pria itu menatap kamu dengan diam.
" Tuan Gama, tolong bawa ini dan sebentar ada lagi." Ujar mas Aldi. Detik kemudian Antika muncul lagi dengan tas ransel dan tas berisi peralatan dan piring plastik, serta ikan yang sudah di marinasi dan di simpan dalam box kusus.
Mereka melongo melihat banyaknya barang yang muncul secara Tiba-tiba, namun melihat senyum ramah Antika dan Aldi mengingatkan mereka, mereka diam dan mengangguk tanpa banyak bicara, para pria membawa semua barang yang Antika bawa kecuali Antika.
Sesampai di dalam goa semua orang melongo melihat para pria datang membawa barang aneh menurut mereka, barang yang tak pernah mereka lihat atau tau dan kegunaannya apa pun mereka juga gak mengerti, mereka saling pandang lalu melirik ke arah wanita berhijab hijau toska yang sedang tersenyum ramah, sedangkan yang baru siuman tidak mengetahui siapa wanita cantik dan ada pria yang baru mereka ketahui jika telah menolong mereka dari maut.
BONUS DOBLE UP, KEMARIN LIBUR KARENA ADA LOMBA AGUSTUS DI SEKOLAH ANAK, TERIMAKASIH ATAS SUDAH SETIA MEMBACA KARYA MAMA...MAAF JIKA TERLAMBAT UP KADANG JARINGAN TAK MENDUKUNG..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
lanjuttt