NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Tuan Ximen

Gadis Kesayangan Tuan Ximen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kaya Raya / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Damien Ximen, pengusaha dingin dan kejam, dikelilingi pengawal setia dan kekuasaan besar. Di dunia bisnis, ia dikenal karena tak segan menghancurkan lawan.

Hingga suatu hari, nyawanya diselamatkan oleh seorang gadis—Barbie Lu. Sejak itu, Damien tak berhenti mencarinya. Dan saat menemukannya, ia bersumpah tak akan melepaskannya, meski harus memaksanya tinggal.

Namun sifat Damien yang posesif dan pencemburu perlahan membuat Barbie merasa terpenjara. Ketika cinta berubah jadi ketakutan, akankah hubungan mereka bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Beberapa hari kemudian.

Lampu-lampu gemerlap dan dentuman musik keras memenuhi ruangan. Damien duduk di sudut VIP sebuah klub malam ternama, ditemani Calvin dan Steven. Di sekitar mereka, wanita-wanita penghibur tertawa genit sambil menyesap minuman mahal. Calvin dan Steven terlihat santai dengan masing-masing wanita di pangkuan mereka, tetapi Damien tetap duduk sendiri, dingin dan menyendiri, menatap kosong pada gelas whisky di tangannya.

Ia meneguk minumannya perlahan, lalu memecah keheningan dengan suaranya yang berat, “Informasi yang aku inginkan, apakah sudah ada hasilnya?”

Calvin yang duduk di sebelahnya, langsung menghentikan tawanya dan menoleh serius. “Tuan Ximen, Barbie Lu tinggal bersama ibunya, Joey, dan ayah tirinya, Simon. Dari informasi para tetangga, ibu dan anak itu sering bertengkar, terutama karena kehadiran si ayah tiri.”

Damien menaikkan alis, mulai tertarik.

“Joey menikah dengan Simon sekitar dua bulan lalu. Simon adalah manajer di sebuah majalah dewasa,” lanjut Calvin, menurunkan suaranya sedikit.

“Majalah dewasa?” Damien bertanya, nadanya mengandung nada sinis dan penuh ketidakpercayaan.

“Benar, Tuan,” Calvin mengangguk, wajahnya menunjukkan kekesalan yang tertahan. “Dia seorang duda—sudah empat kali menikah. Katanya, pernikahan-pernikahannya kandas karena dia menjalin hubungan dengan atasannya, tapi hal itu tidak diketahui oleh Joey maupun Nona Lu.”

Steven yang sejak tadi mendengarkan ikut menyela dengan nada mencemooh, “Pengoda wanita?”

Calvin menatap Steven sekilas lalu kembali menatap Damien. “Lebih tepatnya pemangsa. Semua karyawan di kantornya menjaga jarak darinya. Dia suka menggoda wanita mana pun tanpa peduli status mereka. Aku rasa Joey benar-benar tidak mengenalnya dengan baik dan menikah tanpa berpikir panjang.”

Damien memandangi gelasnya lama, lalu menenggak isinya habis dalam satu tegukan. Pikirannya melayang ke percakapan yang dulu membuatnya kesal

"Aku memukulnya karena dia ingin menyentuhku,"

ucapan Barbie terdengar kembali di kepalanya, lebih jelas dari suara musik di sekelilingnya.

"Barbie adalah sasarannya," ucap Damien tegas, suaranya dingin seperti es. Ia bangkit dari tempat duduk tanpa menoleh lagi. Langkah kakinya mantap meninggalkan ruangan penuh musik dan lampu.

Calvin dan Steven saling pandang dengan cepat, lalu segera menyusul bos mereka. Malam yang seharusnya penuh kesenangan itu berubah menjadi awal dari sebuah aksi.

Tempat lain — Rumah Tinggal Barbie Lu

Malam itu, hujan rintik-rintik membasahi kaca jendela. Suasana rumah kecil itu tenang, nyaris hening. Barbie sedang mandi, membilas tubuhnya. Ia tidak tahu bahwa ancaman justru menunggu di luar kamar mandinya.

Joey, ibunya, pergi keluar sebentar untuk membeli sesuatu. Yang tersisa hanya Simon—ayah tirinya—yang duduk di ruang tamu sambil menonton TV dengan volume dikecilkan. Namun pikirannya bukan pada layar kaca.

Dentuman air dari kamar mandi membuat niat kotornya muncul ke permukaan. Perlahan, ia bangkit, berjalan mengendap menuju pintu kamar mandi. Wajahnya menyeringai, penuh hasrat menjijikkan. Tangannya hendak menyentuh kenop pintu ketika—

Klek.

Pintu mendadak terbuka. Barbie berdiri di ambang pintu, mengenakan baju tidur tipis dan balutan jubah. Rambutnya masih basah, pipinya merah karena suhu hangat air, tapi matanya membelalak kaget melihat kehadiran Simon di depan pintu.

"Kenapa kau di sini?" bentak Barbie tajam, tubuhnya mundur setengah langkah karena terkejut.

Simon dengan cepat menyembunyikan ekspresi bejatnya dan memasang wajah seolah polos.

"Tidak ada… aku hanya ingin memastikan apakah kau butuh bantuan," ujarnya sambil menelusuri tubuh Barbie dengan tatapan menjijikkan dari atas ke bawah.

Barbie mendengus kesal, lalu melangkah cepat menuju ruang tamu, menahan geli dan marah dalam dada.

"Di mana Mama?" tanyanya dingin.

"Mamamu keluar sebentar. Barbie…" Simon mendekatinya dari belakang, suaranya berubah lembut penuh racun. "Bagaimana kalau kita… bersenang-senang malam ini?"

Tangan Simon tiba-tiba memeluk tubuh Barbie dari belakang. Napasnya yang bau alkohol terasa di leher gadis itu.

"Lepaskan!" teriak Barbie keras. Ia langsung menginjak kaki Simon sekuat tenaga.

"AAHH!" Simon menjerit kesakitan, mundur beberapa langkah sambil memegangi kakinya.

"Dasar hidung belang! Kau sudah menikah dengan mamaku dan masih berani mendekatiku?! Kurang ajar!" bentak Barbie, matanya berapi-api penuh kemarahan.

Simon tertawa miring, tatapannya menjadi gelap dan tak waras.

"Barbie, kau seharusnya bangga. Mamamu seharusnya berterima kasih karena masih ada pria sepertiku. Tapi tahukah kau alasan sebenarnya aku menikahinya? Karena dari awal yang kuinginkan adalah kamu!"

Barbie bergidik, merasa ingin muntah mendengarnya. Simon melangkah lebih dekat.

"Aku cemburu setiap kali mamamu mencoba menjodohkanmu dengan Andy Yang! Setiap malam aku tidur dengannya, aku membayangkan wajahmu! Setiap jari yang menyentuhnya, aku berharap itu adalah kamu!"

"Kau menjijikkan!" desis Barbie, lalu tanpa ragu melayangkan tamparan keras ke wajah pria itu.

Brukk!

Tamparan itu tepat mengenai pipi Simon, membuat wajahnya terpelintir ke samping. Suasana hening sesaat… lalu amarahnya meledak.

Dengan gerakan cepat, Simon membalas. Tangannya yang besar dan kasar menghantam wajah Barbie.

Plakkk!

Barbie terpental, tubuhnya terjatuh ke belakang dan membentur sudut meja.

Brakk!

Bunyi keras terdengar saat kepala Barbie menghantam kayu. Gadis itu terdiam, tubuhnya terkulai di lantai.

Darah mengalir dari pelipisnya. Matanya menatap kosong ke langit-langit, tubuhnya menggigil.

"Tidak tahu diri, sudah lama aku sabar denganmu. Kalau bukan karena menginginkan tubuhmu, apa kau mengira aku akan tinggal di sini," ucap Simon yang mendekati Barbie yang penglihatannya mulai buram.

1
Isnanun
kalo serius sama Barbie tahan Damien jangan tergoda
yuning
jangan cemen Damian
yuning
nikahi saja Barbie
Naufal Affiq
bawak barbie kawin lari aja tuan
Nabil abshor
cembukot sayang,,,,
Naufal Affiq
dia cemburu barbie,kalau kau dekat sama jimmy
yuning
mafia posesif dan cemburu 😁
Isnanun
Betul Barbie
yuning
cemburumu membakar tuan 😁
Naufal Affiq
ada yang cemburu ya,nikahin aja tuan,jangan buat kepala mu pusing
yuning
yg cemburu menggemaskan
Isnanun
memberi hukuman yg nikmat🤭🤭🤭
Nabil abshor
tenang sayang,,,, dia tdk bakalan diapa²in k,,,,
yuning
pasti nya yg akan buat reader bahagia 😁
yuning
dia adalah jodohmu
Naufal Affiq
lanjut thor
eva lestari
thooor..brarti eliza ama barbie sodara an ya...trs knp si david he gk kenal ama barbie .lupa gt?


damien pokoknya hrs jagain barbie trs yaaa ..titip barbie sampai bab nya end heheheh
yuning
betul
eva lestari
duuuuuhhh... syeruuuu uyyyyy.....gk sbr wait next chapter....

bqrbie emg ank nya david ya...tp ko knp gk mau ngurus yaaa....pasti gara2 emak nya si eliza niihhhh....
eva lestari
cerdik jg barbie heheheheh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!