NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Perjanjian Duel Abadi di Lembah Bintang Jatuh

Beberapa hari berlalu di Kota Bintang. Zhong Li dan Xue Wei menghabiskan waktu dengan santai, menikmati suasana kota yang ramai. Pagi hari, saat mereka sarapan, keramaian di luar lebih heboh dari biasanya. Para kultivator dan pedagang berbisik-bisik, membicarakan sebuah peristiwa besar yang akan terjadi: Perjanjian Duel 100 Tahun.

"Tuan Zhong Li, ini adalah pertarungan antara Ketua Sekte Bintang Langit dan Ketua Sekte Darah Merah!" seru Xue Wei, matanya berbinar-binar penuh semangat. "Pertarungan ini sangat langka, Tuan! Mereka berdua adalah kultivator di ranah Surgawi, ranah yang kekuatannya setara dengan dewa. Kita harus melihatnya!"

Zhong Li mengangguk, melihat antusiasme pemandunya. Setelah sarapan, mereka bergegas menuju lokasi pertarungan di Lembah Bintang Jatuh. Ternyata, keramaian di kota selama ini disebabkan oleh perjanjian duel ini. Banyak kultivator dari seluruh penjuru Alam Atas datang untuk menyaksikan pertarungan yang langka ini.

Mereka tiba di sebuah puncak gunung yang cukup jauh, bergabung dengan kultivator lain yang berdiri di pinggir lembah. Di bawah, lembah itu memiliki pemandangan yang mencekam dan unik. Banyak batu mentah bintang berwarna ungu muda berkilauan, dan sebuah cekungan besar di tengahnya. Awan tipis menyelimuti lembah, menciptakan aura mistis. Di dua sisi lembah, dua kelompok besar berdiri. Di satu sisi, kelompok dari Sekte Bintang Langit yang dipenuhi aura keagungan. Di sisi lain, kelompok dari Sekte Darah Merah, salah satu sekte tersembunyi, yang memancarkan aura mencekam.

Di tengah-tengah lembah, dua sosok berjalan di udara, seolah berjalan di atas air, menuju ke pusat lembah. Setiap langkah mereka memancarkan aura keagungan dan pencerahan. Mereka adalah Wei Feng, Ketua Sekte Darah Merah, dan Han Li, Ketua Sekte Bintang Langit.

"Sudah lama, temanku," sapa Wei Feng, suaranya terdengar berat. "Sudah waktunya kita melihat siapa yang paling kuat. Apakah kau sudah ada perubahan dari masa lalu?"

Han Li tertawa riang. "Aku benar-benar memiliki teman yang aneh, Wei Feng! Bukannya mengajak minum setelah sekian lama, malah mengajak bertarung."

Semua penonton di pinggir lembah merasakan aura kuat dari kedua sosok itu. Jantung mereka berdebar kencang, napas mereka tertahan. Mereka tahu, pertarungan ini akan menjadi pertarungan yang tak terlupakan.

Tawa mereka berhenti. Tanpa basa-basi, Han Li langsung bertransformasi. Tubuhnya diselimuti cahaya keemasan, dan ia berubah menjadi sosok setengah manusia, setengah elang. Sayap besar tumbuh di punggungnya, cakar tajam keluar dari kakinya, dan matanya bersinar. Ia memegang dua pedang, yang masing-masing mengeluarkan aura angin. Di sisi lain, Wei Feng mengeluarkan sebuah pedang besar setinggi tubuhnya. Pedang itu memancarkan aura darah yang kuat, seolah-olah baru saja menelan ribuan nyawa.

Pertarungan dimulai. Wei Feng mengayunkan pedangnya, menciptakan gelombang darah yang membelah udara. Setiap ayunan pedangnya terasa berat dan mematikan, meninggalkan garis dimensi yang retak. Han Li, dengan kecepatan elangnya, menghindari setiap serangan Wei Feng, lalu membalas dengan ayunan pedangnya, menciptakan badai angin yang dahsyat.

Penonton terkejut, mereka merasakan aura pertarungan yang begitu hebat. Efek dari pertarungan mereka menciptakan gelombang kejut yang merusak area di sekitar mereka.

Xue Wei menatap Zhong Li, matanya dipenuhi kekaguman. "Jadi ini adalah pertarungan antar ranah Surgawi," gumamnya. "Kekuatan mereka seperti dewa."

Zhong Li hanya menonton dengan santai, matanya fokus pada setiap gerakan mereka. Pertarungan semakin panas. Han Li mengeluarkan jurus ilahinya, menciptakan badai angin putih beliung yang begitu besar hingga langit bergemuruh. Wei Feng membalas dengan jurus ilahinya, menciptakan gelombang darah dari pedangnya yang besar. Badai angin dan gelombang darah itu terus berbenturan, menciptakan badai petir di atas awan.

menciptakan badai petir di atas awan. Pertarungan senjata terus berlanjut dengan kekuatan penuh, mereka beradu pedang dan pukulan dengan jurus-jurus mematikan di dalam badai yang mereka ciptakan. Hingga pada akhirnya, Han Li dan Wei Feng melayangkan pukulan terakhir. Pukulan itu menciptakan ledakan besar yang membuat keduanya terpental jauh, mengakhiri pertarungan dengan hasil seri.

Setelah ledakan dahsyat yang mengakhiri pertarungan, anggota kedua sekte bergegas menghampiri ketua mereka. Han Li dari Sekte Bintang Langit dan Wei Feng dari Sekte Darah Merah berdiri terpisah, wajah mereka menunjukkan keseriusan yang mendalam. Namun, tak lama kemudian, raut wajah itu berubah menjadi tawa.

"Kamu hebat seperti biasa, temanku, Ketua Sekte Bintang Langit!" teriak Wei Feng, suaranya menggelegar di seluruh lembah.

Han Li membalas dengan tawa riang. "Kamu juga sama, Ketua Sekte Darah Merah!"

Mereka berjalan saling mendekat, lalu bersalaman dan berpelukan, menyambut satu sama lain sebagai dua sahabat lama yang akhirnya bertemu kembali.

Matahari telah terbenam, menyisakan semburat jingga di cakrawala. Lembah Bintang Jatuh kini bertambah cekung akibat pertarungan sengit yang terjadi. Batu-batu mentah bintang yang berkilauan kini terlihat lebih jelas, menambahkan keunikan pada lembah itu.

Zhong Li berbalik dan berjalan kembali, diikuti oleh Xue Wei. Di sekitar mereka, orang-orang masih ternganga, takjub dengan pertarungan yang baru saja mereka saksikan. Di sepanjang perjalanan kembali ke penginapan, Xue Wei mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih banyak, Tuan Zhong Li," katanya dengan tulus. "Karena Anda, saya bisa melihat pertarungan itu. Itu adalah pengalaman yang luar biasa, dan saya mendapatkan pencerahan yang tak ternilai dari sana."

Zhong Li hanya menghiraukan perkataan Xue Wei dan terus berjalan. Mereka tiba di kota dan langsung menuju penginapan untuk beristirahat, bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka keesokan harinya.

Pagi harinya, seperti biasa, Xue Wei mengetuk pintu kamar Zhong Li untuk mengajaknya sarapan. Mereka berjalan menuruni tangga dan menuju ruang makan. Di sana, mereka melihat pengemis dan gadis kecil yang pernah mereka temui. Gadis kecil itu melihat Zhong Li dan matanya langsung berbinar. Ia berlari menghampiri Zhong Li.

"Tuan, Anda di sini!" serunya dengan riang.

Zhong Li tersenyum tipis dan mengusap kepala gadis kecil itu. Pengemis tua itu juga datang menghampiri, membungkuk hormat. "Terima kasih, Tuan, karena telah membantu kami," ucapnya tulus.

Zhong Li mengangguk, lalu mengundang mereka untuk makan bersama di mejanya. Selama makan, pengemis itu memperkenalkan dirinya sebagai Wu Chen, dan gadis kecil itu bernama Xiao Yu.

"Kami akan kembali ke kampung halaman kami," kata Wu Chen, "di benua timur."

Mendengar itu, Xue Wei bersemangat. "Benua timur adalah tujuan kami selanjutnya! Bagaimana kalau kita pergi bersama? Kita bisa menyeberangi lautan bersama-sama."

Zhong Li hanya mengangguk setuju. Wu Chen sangat gembira, ia berulang kali mengucapkan terima kasih, merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Zhong Li.

Setelah sarapan, Xue Wei mengeluarkan giok peta. "Untuk sampai ke benua timur, kita harus pergi ke pelabuhan," jelasnya.

Xue Wei menunjuk ke arah peta, menjelaskan rute yang harus mereka ambil:

Kota Bintang: Dari Kota Bintang, mereka harus melakukan perjalanan ke arah timur selama seminggu penuh.

Hutan Perbatasan: Mereka akan melintasi sebuah hutan besar yang memisahkan Kota Bintang dengan pesisir. Hutan ini penuh dengan hewan spiritual yang tidak berbahaya, tetapi tetap harus berhati-hati.

Pelabuhan Angin: Setelah melintasi hutan, mereka akan tiba di Pelabuhan Angin, pelabuhan terbesar di benua ini. Dari sana, mereka bisa menyewa kapal untuk menyeberang ke benua timur.

Wu Chen dan Xiao Yu mendengarkan dengan saksama. Perjalanan ini akan menjadi petualangan yang tak terlupakan bagi mereka.

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!