NovelToon NovelToon
Ibu Sambung Kekasihku

Ibu Sambung Kekasihku

Status: tamat
Genre:Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:399
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Ini salah, ini sudah melewati batas perkerjaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rindu

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kebiasaan yang berubah di hidup ku, kebiasaan saat masih kuliah atau kebiasaan ku saat di kosan yang lama.

Walaupun berkali-kali aku sudah berusaha mengikhlaskan dan menerima semua yang terjadi, tapi tetap saja di hati ini masih ada rasa tidak ikhlas dan kesal terhadap semuanya.

Pagi ini aku sudah rapih dan bersiap untuk berangkat kerja, tidak seperti kemarin, hari ini aku akan berangkat kerja naik angkutan umum agar lebih menghemat.

Sampai di toko tempat ku bekerja, sudah ada Ibu Ida, si pemilik toko. Langsung saja aku membantunya untuk menata barang-barang yang akan dijual di toko ini.

"Pagi Bu, maaf ya aku baru datang."

"Pagi, gak apa-apa nak. Ini kayaknya Ibu nya aja yang kepagian."

Pelanggan pun mulai berdatangan satu persatu untuk berbelanja, aku sudah menempati posisi di kasir. Memang toko ini tergolong lumayan ramai karena berada di pusat perekonomian di kota ini.

"Ini kembaliannya mba, terima kasih." Ucapku sambil memberikan uang kembalian kepada pelanggan.

Tak terasa, waktu sudah siang dan itu tandanya waktunya aku beristirahat walaupun hanya sekedar duduk dan minum. Saat sedang beristirahat tiba-tiba aku teringat kepada sosok Bunda ku yang sedang ada di rumah dan tidak tahu menahu keberadaan ku sekarang.

Anggap saja jika aku ini memang anak durhaka, membalas segala pengorbanan yang telah Bunda ku lakukan untuk ku malah aku balas dengan hal yang pastinya nanti akan memalukan.

Waktu istirahat pun telah habis, aku kembali menjalankan perkerjaan ku. Oh ya, selama aku beristirahat tadi, aku bergantian dengan Ibu Ida untuk menjaga toko.

Kembali kepada kesibukan awal ku yaitu melayani para pembeli, pembeli silih berganti mengantri untuk melakukan pembayaran. Sampai tiba pada seseorang yang membuat ku kaget kepalang, pembeli itu adalah Geovan.

Kenapa dia bisa sampai disini? Bukankah tempat ini lumayan jauh dari kawasan tempat nya bermain. Seakan tidak terjadi apapun diantara kami, aku melayani nya seperti aku melayani pembeli yang lain.

"Jadi kamu kerja disini setelah berhenti sekolah?" Dia bertanya kepada ku sambil menyerahkan uang untuk membayar belanjaannya.

"Kamu bisa lihat sendiri." Aku berusaha untuk bersikap cuek kepada nya.

"Bisa kita ngobrol sebentar?"

"Ngobrolin apa? Kamu gak lihat aku lagi kerja?"

"Mumpung lagi gak ada pelanggan, sebentar aja."

Kebetulan dia adalah pembeli terakhir yang ada di toko ini, aku pun mengiyakan ajakannya dan kami pun duduk di kursi yang ada di dekat jendela toko.

"Amira, kamu kenapa sih? Tiba-tiba putusin aku, berhenti sekolah dan sekarang? Aku lihat kamu kerja disini." Pertanyaan menyerca dari nya ketika kami baru saja duduk di kursi itu.

"Udah aku bilang kalo aku gak kenapa-kenapa Van. Dan aku mohon setelah ini tolong jangan temui aku lagi."

"Kenapa aku gak boleh ketemu sama kamu lagi? Sebenci itu kamu sama aku?"

"Van, tolong ngertiin aku. Sekarang kamu boleh pergi dari sini, aku masih banyak kerjaan."

Aku pun beranjak dari duduk ku dan berniat kembali ke posisi kasir untuk melanjutkan pekerjaan ku.

"Oke fine, kalo itu yang kamu mau. Tapi kamu harus inget, aku gak semudah itu buat lupain kamu."

Dia juga ikut beranjak dari duduk nya dan keluar dari toko. Jika saja tidak dalam posisi seperti ini, mungkin aku sudah berhambur ke pelukannya karena rasa rindu yang benar-benar sudah tidak tertahankan. Lagi-lagi aku merasa sedih atas takdir ku ini, kenapa harus seberat ini? Lupakan soal itu, aku harus kembali berkerja.

______________________________________

Akhirnya waktu berkerja ku telah habis, aku pun berpamitan kepada Bu Ida untuk pulang. Aku pun menunggu angkutan umum di pinggir jalan, tidak lama angkot yang aku tunggu-tunggu pun datang saat tapi bertepatan dengan itu, aku melihat orang yang benar-benar aku hindari saat ini baru saja turun dari mobil mewah miliknya.

Aku pun cepat-cepat masuk ke dalam angkot, berusaha agar dia tidak melihat ku. Untung saja orang itu tidak sadar dengan keberadaan aku, angkot yang aku tumpangi pun langsung berjalan meninggalkan tempat tadi.

Sedangkan di tempat lain di waktu yang sama, seorang pria baru saja turun dari mobil mewahnya dan memasuki sebuah toko bunga. Pria itu membeli bunga untuk dibawa ke makam mendiang sang istri yang ada di dekat sini.

Setelah mendapatkan bunga yang dia cari yaitu lili putih kesukaan mendiang istrinya, pria itu langsung meninggalkan toko bunga tersebut dan kembali masuk ke dalam mobil milik nya itu.

Mobil nya pun berjalan membelah jalanan sore hari ini, berjalan menuju ke tempat pemakaman yang ada di dekat sini. Setelah sampai, pria itu berjalan sendiri ke arah makam mendiang istri nya itu, dapat dilihat jika dia berjongkok di dekat pusara istri nya dan melantunkan doa.

Memang sudah menjadi rutinitas nya untuk mengunjungi makan mendiang istrinya itu setiap bulannya, entah itu sendiri ataupun bersama dengan putra semata wayangnya.

Tidak ingin berlama-lama, pria tersebut langsung meninggalkan area pemakaman itu dan tidak lupa untuk meletakkan bunga kesukaan mendiang sang istri.

Kembali lagi ke latar tempat utama, aku baru saja turun dari angkot yang membawa ku pulang tadi. Aku lanjutkan dengan berjalan ke area kosan karena memang angkot itu hanya sampai di jalan raya saja, sore ini matahari benar-benar terik menyorot mata ku, dengan keringat di pelipis yang sesekali aku usap.

Saat sampai di kosan, sudah bangun anak kos-kosan lainnya yang sudah pulang dari kesibukan mereka, baru saja aku menutup gerbang suara milik Mba Anna menghampiri ku

"Sore banget Mir pulangnya, kamu naik angkot aja?"

"Iya Mba, ini belum terlalu sore kok."

"Ya udah kalo gitu. Cepet sana masuk di dapur ada makanan yang aku beli tadi siang, kamu abisin ya."

"Makasih Mba, kalo gitu aku masuk dulu."

Ngomong-ngomong anak kosan yang lain sudah tau jika aku sedang hamil, tapi tentu saja aku tidak memberitahu dengan jujur anak siapa yang sedang aku kandung, aku menggunakan alasan yang sama dengan alasan yang aku berikan kepada Damar kemarin yaitu aku ditinggal meninggal oleh suami ku disaat aku sedang hamil muda.

Langkah kaki ku memasuki kosan dan dapat aku lihat di dalam kosan juga sama halnya dengan di depan, sudah ada anak kos-kosan lainnya yang sudah pulang dari kesibukannya. Ada yang di depan televisi, ada yang di dapur dan ada juga yang hanya duduk-duduk biasa.

Walaupun tadi aku disuruh ke dapur oleh Mba Anna tetapi aku tidak langsung ke dapur, aku memilih untuk masuk ke kamar terlebih dahulu untuk membersihkan diri dan beristirahat sebentar.

Badanku rasanya pegal-pegal bekerja seharian dari pagi sampai sore dan harus rela berjalan kaki beratus-ratus meter, untungnya anak yang ada di perut ku tidak rewel seperti kemarin-kemarin yang sering keram.

Setelah selesai membersihkan diri dan merapikan kamar ku, aku keluar dari kamar menuju dapur, ternyata disana sudah ada Mba Anna.

"Amira, ini makanan kamu belum dimakan toh? Kasian anak yang ada di dalam kandungan kamu, pasti dia kelaparan."

"Mau aku makan kok Mba, tadi aku abis mandi dulu."

"Kalo gitu cepet dimakan keburu dimakan sama anak kos yang lain."

"Iya-iya ini aku makan."

Aku pun langsung duduk di kursi yang ada di meja makan kemudian membuka bungkus makanan yang diberikan oleh Mba Anna, aku bersyukur memiliki orang-orang disekitar yang masih peduli kepada ku.

Saat tengah menikmati makanan, tiba-tiba Damar duduk di depan ku dengan membawa segelas teh hangat dan meletakkannya di depan ku.

"Nih minumnya."

Karena aku sedang mengunyah makanan, aku tidak langsung membalas ucapannya.

"Gak perlu repot-repot kali Dam, aku masih bisa ambil dan bikin sendiri kok."

"Ini aku yang pengen bikinin, udah minum aja. Kamu baru pulang Mir?"

"Eum aku pulang sekitar tiga puluh menit yang lalu deh, tapi aku mandi sama beres-beres kamar dulu tadi."

"Oh gitu."

"Kamu udah makan Dam?"

"Udah, tadi aku juga dapet makanan dari Mba Anna."

"Loh kamu juga dapet? Emang Mba Anna sering bagi-bagi makanan gitu ya sama anak kos."

"Gak sering sih, kalo lagi dapet bonus aja dia kayak gitu."

"Gitu toh, pantesan. Emangnya Mba Anna kerja di mana?"

"Setahu ku sih dia jadi bagian administrasi di salah satu perusahaan, dan dia juga sering dapet bonus dari lemburan."

"Ohh gitu."

"Kalo kamu kerja dimana Mir?"

"Eum aku cuma kerja di toko kelontong aja sih, kerjanya gak terlalu capek cuma jaga kasir aja."

"Syukur deh kalo gitu, kamu jangan kerja yang terlalu berat, harus inget sama keadaan kamu sekarang."

"Iya Dam, aku inget kok."

Karena makanan milik ku telah habis, maka aku bangkit dari tempat duduk menuju wastafel untuk mencuci piring dan juga gelas bekas aku makan tadi. Saat sudah selesai aku kembali duduk di kursi yang ada di meja makan dan kembali berhadap-hadapan dengan Damar.

"Kalo kamu Dam, kerja dimana? Aku belum tau loh."

"Aku kerja di bagian staff marketing di salah satu perusahaan di dekat sini."

"Emang kayaknya anak sini banyak yang kerja di kantoran ya?"

"Enggak juga, ada beberapa yang kerja bukan sebagai orang kantoran dan kamu sendiri juga tahu kalo disini juga masih ada anak kuliahan."

"Oh gitu."

Kami pun masih berlanjut mengobrol sampai pada waktu magrib tiba kami kembali ke kamar masing-masing, aku kembali ke dalam kamar ku dan dia kembali masuk ke dalam kamar nya.

Sampai di kasur milk ku, aku langsung merebahkan diri diatasnya dan karena tidak ada kegiatan lain, aku berinisiatif untuk melihat beberapa video edukasi untuk ibu hamil yang ada di internet. Kurang lebih sudah dua jam aku menonton video-video itu dan mulai merasa jenuh, aku bangkit dari tidur ku dan keluar dari kamar menuju ke arah ruang televisi.

Di ruang televisi ternyata tidak ada seorang pun anak kosan, begitupula di dapur, seperti mereka memilih untuk beristirahat di kamar dan memulihkan tenaga untuk hari esok. Beberapa chanel televisi telah aku tonton, mulai dari acara sinetron, berita, kartun sampai ke acara variety show karena aku merasa rasa kantuk sudah menyerang, aku pun mematikan layar televisi itu dan memilih untuk berbalik ke dalam kamar untuk tidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!