NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Kania dan Selly menatap heran ke arah Gisella , mama nya dan juga bunda Revan. Dalam hati bertanya - tanya kenapa Gisell terlihat begitu dekat dengan bunda nya Revan. "Elo ngerasa ada yang aneh nggak sih dengan hubungan antara Gisel dan bunda Revan."bisik Kania kepada Selly.

"Gue juga ngerasa gitu, meskipun mama nya sahabatan dengan bunda Revan tapi ini terlihat beda. Apalagi tadi dia juga panggilnya bunda."balas Selly. "Gue jadi penasaran deh ada apa sebenarnya. Gimana kalau kita nanti tanya langsung aja ke Gisel."sambung Kania. Selly hanya mengangguk tanda setuju. "Ma..bun..aku ke taman belakang dulu ya sama teman - teman aku."pamit Gisella kepada kedua wanita paruh baya itu. Ia pun bangkit dari duduknya lalu mengajak yang lain untuk ke belakang.

"Ayo kak Rania, Kania dan Selly."ajak Gisella semangat.

"Kakak mau ke kamar kak Marcel bentar anter makanan ini buat dia."sahut Rania menunjukkan makanan dan minuman yang ada di tangannya. "Iya kak tapi jangan lama - lama ya nanti ada setan lewat bahaya."

Mereka berempat tertawa bersama lalu mereka berjalan ke arah yang berbeda.

Saat sampai di taman belakang, Kania memanfaatkan ini untuk bertanya.

"Sel, gue boleh tanya nggak?"tanya Kania hati - hati. "Tanya aja."jawabnya seraya membuka jajanan yang ia bawa.

"Elo ada hubungan apa sama Revan."

Deg...

***

Di tempat lain, Revan jug sedang berkumpul dengan teman - temannya di markas. Raga nya berada di sana namun tidak dengan hati dan jiwa nya. Revan masih terus memikirkan kejadian tadi di sekolah. Ia memikirkan bagaiman keadaan Gisella saat ini. Sesekali ia melihat layar ponselnya, membuka aplikasi chatting seolah ingin menghubungi seseorang. Namun setelah nya ia keluar kembali dari aplikasi chat tersebut. Ia tampak ragu untuk mengirim pesan. Kegelisahan Revan itu dapat di lihat oleh kedua sahabatnya yang duduk di depannya. "Elo kenapa sih Van dari tadi gelisah banget. Ada yang elo pikirin?"tanya Rio kepo.

Pemuda itu tak menyahut. Ia hanya diam seraya tangannya memainkan ponsel.

Tidak mendapat jawaban akhirnya Rio diam. Ia membiarkan Revan untuk merasa tenang dulu baru ia akan kembali bertanya.

***

Kembali kerumah Gisella, gadis itu merasakan aliran darahnya begitu deras. Bibirnya kelu, tak tahu harus memberi jawaban apa kepada kedua sahabatnya.

Ia berharap Rania akan segera datang agar ia tidak perlu menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Sel, kok elo malah bengong aja sih.."seru Selly yang juga menanti jawaban dari Gisella. Gadis itu menelan ludahnya kasar, berpikir jawaban apa yang akan ia berikan agar kedua sahabatnya itu berhenti bertanya."ehm...itu..gue nggak ada hubungan apa - apa kok sama dia. Kalian sendiri kan gimana hubungan gue sama dia kalau kita ketemu."jawab Gisella dengan suara bergetar. Mata Kania dan Selly memicing, mencari - cari kejujuran dari mata Gisella. Sadar tengah di perhatikan begitu intens membuat Gisel semakin salah tingkah. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mencoba menghindari interaksi dengan sahabatnya.

"Kalau nggak ada apa - apa kenapa elo kelihatan deket banget sama bunda nya Revan dan elo juga panggilnya bunda." Timpal Selly masih belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Gisella.

Wajah Gisel mulai pucat, tubuhnya di banjiri keringat dingin. Gugup....ia merasa sangat gugup.

"Dan elo kenapa jadi gugup gitu? Elo nyembunyiin sesuatu dari kita?"timpal Selly.

"Nggak kok, gue nggak papa. Kita emang deket karena bunda nya Revan kan sahabat mama aku jadi kita sering ketemu gitu."jawab Gisel.

Kania akan bertanya lagi namun ia urungkan karena melihat Rania yang berjalan menuju mereka. Gisel tampak bernapas lega, ia berterima kasih kepada calon kakak iparnya itu yang sudah menyelamatkan mereka.

"Hai guys,,kok pada tegang banget sih kenapa?" Dengan polos Rania bertanya tidak tahu ketegangan yang baru saja terjadi.

"Nggak papa kok kak, oya kita mau nonton apa nih."tanya Gisella yang sudah terlihat lebih tenang dan lega.

"Gue ada rekomendasi drakor baru nih, kita nonton itu aja ya.bentar biar aku cari dulu filmnya."seru Kania semangat. Mereka pun akhirnya nonton bersama dan kini Kania dan Selly melupakan kecurigaan mereka perihal hubungan antara Gisel dan juga Revan.

Waktu bergulir begitu cepat, kini bunda Diana pamit pulang karena sebentar lagi suaminya akan pulang. Tak berselang lama, papa Rizal pulang. Wajahnya terlihat sangat lelah karena pekerjaan yang menumpuk. Papa Rizal sengaja lembur beberapa hari ini karena ia ingin tenang saat besok liburan ke Bali.

"Mas..kamu sudah pulang."suara lembut mama Sinta menyapanya.

"Iya ma..mama kenapa kok lesu banget kelihatannya?"tanya papa Rizal yang melihat istrinya tidak seperti biasa. Tanpa aba - aba air mata mama Sinta mengalir begitu saja. Papa Rizal melongo melihat istrinya menangis. Tanpa banyak kata ia merengkuh tubuh istrinya itu hingga membuat air mata mama Sinta semakin deras menetes.

"Ada apa ma? Apa terjadi sesuatu? Apa ada hubungannya dengan putri kita?"tanya nya lembut. Perlahan mama Sinta menganggukkan kepalanya. Ia mendongak menatap suaminya.

"Dia datang pa, dia mengirim bucket bunga untuk Gisella usai mengambil raport. Ia juga menaruh surat kecil dengan tulisan yang ia yakini itu adalah dia. Gisel bilang kalau hanya dia yang memanggilnya my heart. Putri kita sempat histeris dan trauma nya kambuh pa." Cerita mama Sinta dengan deraian air mata.

Papa Rizal tampak menahan emosi, "dia sudah berani muncul di sekitar kita."ujarnya pelan.

"Dia juga bilang kalau pernikahan tidak bisa menghentikannya pa."tambah Mama Sinta.

"Sekarang bagaimana keadaan putri kita ma? Papa ingin melihat Gisella."

"Dia sudah lebih baik pa, kalau pun papa ingin bertemu dengannya jangan bahas lagi soal kejadian tadi. Karena itu akan membuatnya kembali mengingat kejadian tadi siang. Mama nggak mau Gisel terus merasa takut."

Papa Rizal menghela napas berat lalu mengangguk kecil. "Papa akan mandi dulu setelah itu kita temui Gisel sama - sama ya ma. Papa Rizal masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri setelah bekerja dari luar. Beberapa menit kemudian mereka turun ke meja makan. Di sana ia sudah melihat jika Gisella begitu menikmati makan malamnya.

"Jangan ungkit masalah tadi pa, biarkan putri kita merasa lebih tenang."

Mereka melanjutkan langkahnya dan mendekat kearah kedua putra putri nya yang sedang makan malam. Papa Rizal sengaja menyuruh mereka makan lebih dulu karena ia sudah makan bersama kliennya saat tadi tengah meeting di salah satu restaurant terkenal di Jakarta.

"Selamat malam kesayangan - kesayangan papa dan mama."seru papa Rizal.

1
Murni Dewita
👣
Reni Anjarwani
lanjuttt
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
ella ayu aprillia
terima kasih sudah mampir kak
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!