karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama
kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.
Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Extra - Raden: Ryan Shevchenko.
Tahun 675, bulan 12, tanggal 1.
Sudah tiga tahun berlalu semenjak pertarungan gila dengan Litch, setelah pertarungan ayah Ryan menyusul ke hutan timur Carrington.
Karena para sandera bandit diutus oleh Ryan untuk mendatangi keluarga Shevchenko, semua menjadi runyam.
“...Saat itu ayah benar-benar terkejut.”
“Melihat hutan hancur dan ledakan yang ia saksikan saat menyusul kami.”
Ayah Ryan adalah seorang bangsawan Raden yang menolak untuk menjadi penguasa wilayah Tumenggung.
Pendekar pedang pencetus ilmu hunus, takkan pernah ada seorangpun yang berhasil selamat dari pedangnya.
Joseph Shevchenko.
Anak dari Joseph adalah Ryan, anak semata wayang mereka yang tak mereka ketahui dirinya berasal dari masa depan.
Joseph mengerti situasi tentang pertarungan Litch, jika makhluk jahanam itu dikabarkan kalah oleh seorang anak berusia sepuluh tahun, kekaisaran akan geger.
Keselamatan Lala dan Ryan menjadi prioritas, menjadikan Larasati sebagai tokoh pahlawan yang mengalahkan Litch.
Larasati dan para elf kembali ke pohon kehidupan tempat mereka berasal, sementara sandera ibu rumah tangga dari ras manusia menjadi warga Carrington.
Dengan satu syarat 'rahasiakan fakta tentang pertarungan Litch'.
Joseph meminta izin pada Tumenggung untuk menerima imigran diwilayahnya.
“Semua yang dilakukan orang tua itu memang terpuji.”
Ryan bergumam sebelum waktu makan siang bersama keluargannya, ia termenung didalam kamar megah miliknya.
“...Semua tidak sama seperti masa depan yang aku tahu.”
“Lala, kamu bilang mati diusia sepuluh tahun dan kembali ke masa lalu.”
“Namun yang kutahu, kamu mati ditanganku saat di akademi.”
Ryan membuka buku jurnal yang ia genggam dan ditulis sendiri, buku jurnal dengan judul Lala Rosalia pada sampulnya.
“Litch yang kami lawan tiga tahun lalu, dia sosok yang meneror akademi sepanjang tahun.”
“Masa depan tak lagi sama, bahkan pertemuan pertama kami terjadi sembilan tahun lalu saat Natasya tersesat.”
Ryan menghelakan napas panjang, lalu menghembuskanya perlahan.
“Kekuatanmu yang sekarang itu sudah setara dengan dirimu dimasa depan saat kubunuh Lala.”
“Aku kembali ke masa lalu hanya untuk menyelamatkanmu dari penderitaan.”
“Dikehidupan sebelumnya di masa depan, aku tidak sempat mengungkapkan perasaanku.”
Ryan bangkit dari kasurnya, menaruh buku jurnalnya didalam laci meja—lalu menguncinya.
“Bahkan sampai sekarang, kamu tetap yang aku cintai.”
Ryan melangkah keluar kamar menuju ruang makan keluarga, disana terduduk Chintya Shevchenko—Ibu Ryan, dan Joseph disebelahnya.
“Wah wah anak ibu sudah datang...” Chintya menggoda Ryan “Apa sudah kamu ungkapkan cintamu itu ke Lala?”
Joseph terbatuk pada air yang hendak ia minum “Eughh, kamu harus bertambah kuat Ryan jika ingin menjadikan Lala wanitamu, anak gadis itu sangat kuat.”
Ryan sinis menatap mereka berdua.
“Hah... Kalian ini, aku tidak menyukai Lala.” menyangkal perasaannya sendiri, seketika wajahnya memerah karena terbayang dada Lala mode dewasa tiga tahun lalu.
Chintya tertawa geli “Hahaha kamu seperti ayahmu saat masih muda.” ketusnya “Ayahmu juga selalu memerah seperti itu waktu dulu.”
Joseph tertunduk “Chintya jangan bahas aku...”
Chintya kembali melanjutkan ucapannya, sebagai ibu Ryan.
“Yang harus kamu lakukan cukup ajak dia berbicara denganmu setiap hari.”
“Wanita itu sebenarnya mudah loh dibaca...”
“Jika sudah nyaman, wanita itu cepat luluhnya.”
“Kasih perhatian yang cukup jangan terlalu terobsesi, beri ruang gerak pada wanita yang kamu cintai.”
“Puji saja dia, cukup katakan saja 'kamu cantik' tanpa menyebutkan hal yang lain, jangan bertele-tele.”
Walau Chintya mengatakan wanita itu mudah terbaca, namun apa yang dikatakannya cukup merepotkan.
Membuat Joseph bersuara kecil.
“Wahh kalo dilanjutin bakal panjang, seribu satu cara memahami wanita.”
Mendengar apa yang Joseph katakan, membuat Cinthya merasa kesal “Joseph!!”
Ryan hanya mendengarkan, hingga ia berkata.
“Beneran aku tidak menyukainya.” Walau nyatanya ia sangat tersipu dengan dada Lala mode dewasa.
Tuhan, berikan aku keberanian untuk berkata cinta...
Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.
Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.
Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.
Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.
Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.
Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.
Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.
Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.