“Maafkan bunda nak, bunda terpaksa melakukan hal ini” Isak tangis Shanaya Anindya Nugraha memenuhi kamarnya
Bertemu dengan Rain Sky Allendra orang yang dulu merenggut mahkota yang paling berharga dalam hidupnya, membuat harus menyembunyikan rahasia yang selama ini dia tutupi dari semua orang.
Akankan semua rencana Embun berjalan dengan mulus atau dia akhirnya mengalah pada keadaan yang tidak memihak padanya?....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 27 Cemburu pada Bryan
Arsen sibuk bermain dengan Nolan mengacuhkan yang lainnya, terlihat Naya dan Hendrik serta Bryan sedang memperhatikan tingkah Arsen.
“Nih anak benar benar ya, main sama Nolan sampai lupa diri, nggak mau memperkenalkan Nolan pada kita” umpat Bryan
“sudah biarin aja Bryan, nanti kalau dia kesel kita bisa di usir dari sini oleh Arsen, mending kau panggil Naya barang barang nya sudah mau sampai ke sini, nanti kalau ayah Naya datang biarkan Arsen bicara sendiri nggak perlu kita bantuin, biar bertanggung jawab sendiri” balas Hendrik
“Oke siap aku panggil Naya dulu” sahut Bryan kemudian dia berjalan mendekati Naya yang sedang bicara dengan ibunya sambil beberes barang barang yang sudah di beli tadi oleh Hendrik dan Bryan.
Sedangkan Hendrik berjalan ke luar rumah menunggu mobil yang membawa barang barang keluarga Naya.
“Naya, barang barang nya sudah pada datang, nanti kamu arahin aja barang barangnya mau di letakkan dimana sama mereka “ ucap Bryan
“Oh sudah datang ya barangnya, cepat juga ya ternyata Arsen nggak bohong” sahut Naya
“Ha ha ha mana berani bohong Arsen sama kamu Naya, aku mau ke depan kamu ikut atau disini aja” imbuh Bryan
“Aku ke depan saja Bryan, ayo kita kesana, Bu Naya ke depan dulu ya” pamit Naya
“Iya Naya” balas ibu, kemudian mereka berdua berjalan beriringan ke depan rumah menunggu barang yang datang, hanya satu mobil dan nggak banyak.
“Bryan kau mau kemana sama Naya!” panggil Arsen
“Kau main saja sama Nolan, aku mau kedepan sama Naya” sahut Bryan
“Mau ngapain kedepan berduaan kayak gitu, nggak ada nggak ada!, Naya kamu disini aja biar Bryan yang kedepan sama Hendrik” protes Arsen.
“Nggak mau!” sahut Naya lalu melanjutkan langkah kakinya kedepan rumah
“Naya..!” panggil Arsen lalu ikut berlari mengejar Naya dan Bryan yang sudah sampai di ruang tamu.
“Kamu jagain Nolan, biar aku yang ke depan dengan Bryan” ucap Arsen dengan wajah masam.
“Ribet banget sih perkara kedepan aja sampai harus sesuai kemauan kamu, aku nggak mau, kamu main aja sama sama Nolan” sahut Naya membuat Arsen diam lalu menatap ke arah Bryan yang sedang menahan tawanya.
“Bryan kau jangan mencari kesempatan dalam kesempitan ya, aku nggak suka mending kau segera pulang deh, bikin pusing aku kan nggak ajak kamu untuk datang ke rumah ini” protes Arsen
“Aku tadi bantuin Hendrik belanja dia kerepotan makanya aku ikut dengan Hendrik, lagian aku juga ingin kenal dengan Nolan dan setelah aku lihat Nolan sangat tampan sekali” sahut Bryan
“Putraku memang tampan, aku peringatkan kau Bryan, jangan mendekati Naya dan putraku” ancam Arsen
“Kalau soal itu aku nggak janji Arsen, Naya kan bukan siapa siapamu Arsen untuk saat ini kalian tidak punya hubungan apapun, jadi siapa saja bebas untuk mendapatkan hati Naya, kenapa kau yang ribut” balas Bryan
“Ya nggak begitu juga Bryan, Naya itu ibu dari anakku, apa kau nggak malu mendekati Naya nanti apa kata orang kalau kau mendekati naya” jelas Arsen
“Aku nggak peduli apa kata orang Arsen, kenapa harus malu kan kau dan Naya bukan suami istri, jadi aku bukan merebut istri orang arsen” jelas Bryan
“Kau benaran ingin mengejar cinta Naya?” tanya Arsen dengan wajah merah padam menahan marah pada sahabatnya itu.
“Kan aku sudah bilang, dari pada Naya sama laki laki lain lebih baik sama aku, lagian kau belum tentu juga bisa mendapatkan cinta Naya” balas Bryan
“sekarang memang masih belum, kedepannya aku harus bisa menikahi Naya” tegas Arsen
“Jangan dipaksa Arsen, nanti hasilnya nggak aja bagus” nasehat Bryan
“Apa pedulimu Bryan” balas Arsen
“Ya aku harus peduli dong, kan aku calon papa Nolan juga” seloroh Bryan membuat Arsen ingin meninju wajah sahabatnya itu.
“Kau benar ingin ribut denganku Bryan?” tanya Arsen
“Ini pada ngapain ribut disini, awas ada barang mau dibawa kedalam, usah tua masih ribut aja” sapa Hendrik yang datang membawa tas di kedua tangannya, Naya mengikuti nya dari belakang membawa plastik kecil di tangannya.
“Belum selesai debatnya?” sindir Naya sambil berjalan ke arah dalam dari rumah tersebut, mengatur semua barang untuk diletakan dimana saja.
Arsen mendelik tajam pada Bryan lalu berjalan ke arah Nolan yang asik bermain sendiri, Bryan mengikuti nya dari belakang.
“Nolan, kenalkan ini om Bryan sayang” sapa Bryan ketika sudah sampai di depan Nolan sambil mengulurkan tangganya untuk salaman dengan Nolan, Arsen memperhatikan tingkah Bryan dengan geram.
Nolan menatap wajah Bryan yang sedang tersenyum ke arahnya, Nolan mengangkat tangannya menyambut uluran tangan dari Bryan, lalu Nolan salim dengan bryan, membuat Bryan terharu.
“Pintar banget sih Nolan” ucap Bryan sambil mengelus lembut kepala putra Arsen itu.
“pintal Olan…” balas Nolan sambil tertawa kecil memperlihatkan gigi nya yang sudah hampir tumbuh semuanya di bagian depan.
“Iya sayang, Nolan pintar….” balas Bryan.
“mending kau jauh jauh dari putraku Bryan…” usir Arsen
“Kau ini kenapa sih, Nolan itu juga keponakanku, kamu nggak berhak melarangku, untuk menyayangi nya Arsen” balas Bryan
“Kalau kau dalam keadaan normal, aku nggak akan melarang mu untuk menyayangi putraku, kalau saat ini kau punya rencana lain aku nggak sudi” sahut Arsen dengan wajah penuh permusuhan.
“Aku nggak punya rencana apa apa Arsen, aku kan hanya bilang kalau kau gagal untuk mendapatkan cinta Naya, aku sebagai om nya Nolan mau menyelamatkan hidup Nolan, dari pada dia punya ayah sambung yang kau nggak kenal, mending aku om nya sendiri” jelas bryan
“Bryan kau jangan merusak hati baik ku saat ini, aku baru bertemu dengan putraku Nolan, dan kau merusak suasana hatiku” umpat Arsen
“Aku serius Arsen, apa kau pikir aku hanya main main kalau aku juga menyayangi Nolan” ungkap Bryan sambil memperlihatkan ekspresi wajah seriusnya pada Arsen.
“sayang sama Nolan bukan berarti kau menikahi ibunya, kau ini habis dari mana sih, kok ada pemikiran ingin mengganggu hubungan ku dengan Naya” ucap Arsen
“Iya sih mencintai Nolan bukan berarti harus menikahi ibunya, nah kalau jodohnya Naya menikah sama ku siapa yang berani menolak, kemungkinan itu selalu ada Arsen, Kay harus paham akan hal itu” jelas Bryan
“jodohnya Naya aku Bryan, bukan kamu, mending kau carilah wanita lain yang bisa membuat kau nyaman” usul Arsen
“Aku merasa kalau dengan Naya, aku merasakan kenyamanan walupun baru bicara sebentar dan baru bertemu” ucap Bryan nggak mau kalah.
“Tapi aku yang akan membuat kau nggak nyaman Bryan!” ancam Arsen
“Ha ha ha, emosi aja nih si bapak, santai dikip kenapa sih pak, tegang banget tuh wajah” goda Bryan sambil tertawa membuat Arsen melengos malas melihat wajah Bryan yang sedang tergelak kencang.
Kamu harus tegas Sen...