cerita ini adalah kumpulan kisah nyata yang di ambil dari pengalaman horor yang dia alami langsung oleh para narasumber
-"Based On truth stories"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butet shakirah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiriman Teluh
Pagi menjelang siang, Ibuku pergi bertandang ke rumah tetangga (tetangga yang satu dusun) cukup jauh dari rumahku. Setelah lama berbincang dengan temannya, dia pamit untuk pulang ke rumah. Namun sebelum pulang ke rumah temannya memberikan satu bungkus plastik bubur kacang hijau untuk dimakan di rumah. Tetapi tidak berselang lama, baru setengah perjalanan tepat di depan rumah tetanggaku yang lain masih tidak jauh dengan rumah kami tiba – tiba ibuku diterpa angin dingin yang begitu cepat melewatinya. Ibuku menjadi kaget dan tiba - tiba merasa merinding akan angin tadi. Karna pada hari itu sangatlah terik tidak ada angin sedikitpun dan daun saja tidak bergerak sangking panasnya. Disitu ibuku merasa heran tetapi dia tepis rasa kebingungannya dan tetap melanjutkan langkahnya menuju pulang kerumah kami.
Sesampainya dirumah, ibuku menyimpan bubur kacang hijau yang dibawanya kedalam kulkas supaya ketika dimakan terasa sejuk dan dapat dinikmati. Lalu, ibuku menyapu rumah dan memasak nasi agar nanti ketika anak – anaknya pulang sudah ada nasi untuk dimakan. Beberapa menit kemudian, aku yang duluan pulang dari sekolah sebab aku masih tingkat SD. Pada tahun itu, SD masih pulang cepat dibandingkan tahun sekarang. Setelah dzuhur, abangku pulang dari perkuliahannya. Sedangkan kakakku sedikit lebih lama pulang sekolah karna dia masih ada bimbingan belajar dari sekolahnya jadi dia pulang agak sorean.
Sedangkan Aku harus juga lanjut pergi ke madrasah pada pukul jam dua sore. Abangku ketiduran karna lelah dari kampus. Tiga jam kemudian setelah waktu dzuhur, ayahku pulang kerja (bekerja sebagai tukang bangunan) dan sudah sampai kerumah serta disambut oleh ibuku sambil merapikan alat pertukangan ayah.
"assalamualaikum buu, ayah pulang" ucap ayah sambil mencopot sepatu kerjanya.
"waalaikum salam yah, bapak ganti baju dulu ya nanti ibu siapin makanannya, mumpung ada bubur kacang hijau di kulkas, yah" sahut ibu sambil menyalami bapak.
"wah enak tuh makan bubur kacang hijau yang dingin mumpung panas hari ini, yaudah ayah mau ganti baju dulu sekalian sholat ashar" ujar ayah lalu masuk ke kamar mandi.
Dia membersihkan diri dan membereskan alat – alat tukangnya. Karna haus akibat cuaca terik ibuku inisiatif memberikan air dingin dan mengeluarkan bubur kacang hijau tersebut dari bungkusan kedalam mangkok untuk dimakan ayahku. Setelah selesai shalat ashar, ayahku langsung memakan bubur tersebut sampai habis. Namun disini belum terjadi apa – apa. Ayahku masih sehat ngobrol dengan istrinya dan abangku yang telah bangun dari tidurnya. Tidak lama kemudian aku dan kakaku pulang serentak kerumah.
Malamnya, setelah makan malam dan shalat isya Akupun melanjutkan membuat tugas. Tidak hanya aku yang buat tugas kakakku dan abangku juga ikut serta mengerjakan tugas masing - masing. Hari sudah semakin larut malam, satu persatu kami mulai terlelap dan tidur. Tidak ada aktivitas lain yang terdengar malam itu, hanya jangkrik dan hewan lain terdengar. Namun tiba – tiba, (degg) ayahku mendadak demam dan jatuh sakit. Ada apa ini? Rasanya ayahku sehat dan kuat tadi sore masih bercengkrama dengan kami. Tidak ada tanda – tanda sakit seperti biasa pada umumnya. Jika ayahku sakit dia selalu mengeluh dan tidak bekerja. Ini aneh sekali dia mendadak demam. Maka dari itu, ibuku berinisiatif dengan sigap memberikan obat penurunan panas dan mengkompres ayah. Namun demamnya tidak kunjung turun.
Tetapi ada yang lebih anehnya, Aku sedang bermimpi yang begitu mengagetkan. Posisiku masih tertidur lelap dan hanya saudaraku yang terbangun akan kejadian sakit yang diderita ayahku. Dalam mimpiku, Posisiku disana aku berdiri disamping rumahku, aku melihat sekeliling rumah yang sepi dan gelap seperti suasana pada malam hari tanpa aktivitas. Namun, tiba – tiba datang dua bola api yang bermunculan diatas atap rumahku. Aku melihat ada dua bola api saling bertabrakan dan melawan satu sama lain. Yang satu bola api biru datang dari belakang rumahku sedangkan yang satu bola api merah dari depan rumahku tepat kemunculan dari arah rumah tetanggaku. Aku merasa heran kenapa bola api itu muncul dari arah rumahnya tetapi aku tetap positif thinking akan hal itu. Aku pun tidak mengerti apa maksud bola api itu muncul. Seolah – olah bola api ini ingin memberikan sebuah bencana dalam keluargaku. Firasatku semakin menjadi gelisah seperti mengatakan sebuah pesan ada hal yang begitu menyeramkan akan terjadi.
Ketika aku masih terkunci dalam mimpi yang cukup seram dan badanku kebanjiran keringat dingin, Ayahku mulai mengigau dan berkata tidak jelas.
“Adaaa.... yang menunggukuuu...diluar sana. Katanya ada yang ingin menyerangku dan keluargaaakuu. Tolonn....ngggg, dii..aaa menyerangku” lirih ayahku dalam ngigauannya sambil mata yang tertutup dan mengalir air mata dari sudut matanya.
Ibuku mencoba membangunkan secara paksa ayahku dari tidurnya.
"yah yah bangun, istighfar yah, bawa ngucap" ucap Ibu dengan wajah yang panik dan sedih.
"bu ini ayah kenapa? " tanya bg firman yang ikut panik kepada ibunya.
"ibu gk tau, makanya kita harus bangunin ayahmu sebelum terjadi apa apa" jawab ibu yang masih panik dan memasang wajah sedih.
"ayah banguun" kata kak Rima yang ikut panik dan sedih sambil memencet kaki ayah dengan begitu keras.
Lalu, ayahku kaget dan langsung terbangun. Dia sudah dibanjiri keringat dingin dan ibuku menuntun ayah melafalkan ayat – ayat suci al – quran serta melaksanakan sholat tahajud guna meminta perlindungannya dari yang maha kuasa.
"gimana yah, udah agak tenang? " tanya ibu dengan wajah sedih dan mata yang sembab.
"iya bu, hati ayah udah gk gelisah kek tadi" lirih ayah dengan suara yang agak kecil.
" yasudah anak anak kalian tidur aja, besok kalian sekolahkan? " tanya ibu
"iya bu" jawab kak Rima
"tapi bu yakin gk butuh kami buat bantu jaga ayah? " sahut abang Firman yang masih khawatir akan kondisi ayahnya.
"yakin, ayah kalian udah mendingan, kalian tidur gih, takut besok telat bangunnya" ucap ibu.
"baik bu" serentak abang dan kakak, lalu mulai memasuki kamar masing-masing.
"yah tidur aja lagi, jangan lupa baca ayat kursinya yah" ajak ibu.
"iya bu ayah baca baca doa dan ayat kursi" seru ayah.
Setelah keadaan kondusif, ayahku sudah enakan dan ibuku melanjutkan tidurnya. Begitu juga sebaliknya, abangku dan kakaku juga melanjutkan tidurnya. tetapi diriku tetap berlanjut akan masih dalam mimpi. Anehnya bola api tersebut mulai menghilang dari atap rumah kami. Aku merasa keheranan kenapa mereka pergi secara mendadak dan tetapi ada satu hal yang tidak kusadari adalah waktu telah menunjukkan waktu subuh.
(jadi jika waktu subuh itu telah muncul maka teluh tidak akan berhasil dan orang yang dituju masih selamat)