Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19. Tempat Tinggal Untuk Ayu
"Bagaimana kamu tau April tidak mencintaimu, kamu aja tidak berani mengungkapkan isi hati mu." Ujar Bu Lusi kesal sama anaknya.
Juni menggaruk kepalanya yang tidak gatal, yang dikatakan Ibunya benar, dia sendiri tidak berani bilang jatuh cinta pada April, jadi bagi mana mungkin April akan berkata padanya kalau dia juga sama.
"Tapi sekarang aku sudah jujur," ujar Juni, saat melihat ini dia tidak berani menatap April lagi, mungkin Juni malu.
"Kok natap nya ke Ibu, ke april lah, tanya sama dia, apakah dia mencintaimu !" Bu Lusi ingin mendengar Juni mengungkap perasannya pada April istrinya.
Bu Lusi sudah tau kalau April juga mencintai Juni, karena April sudah mengatakan pada Bu Lusi.
Juni menarik nafas, dia mencoba menetralkan detak jantungnya, dia harus berani.
"Ehem, sayang, apa kamu juga punya perasaan padaku seperti aku padamu ?" Juni bukan mengatakan perasaannya dia malah bertanya pada April apakah April juga punya perasaan padanya.
Bu Lusi menepuk jidatnya.
April mengangguk pelan, dia juga tidak berani menatap Juni, April malu jika harus bertatapan dengan Juni suaminya.
"Benarkah, terimakasih sayang, kalau tau seperti ini kenapa tidak kemarin-kemarin aku bertanya padamu." Juni menggenggam tangan April, lelaki itu begitu senang saat tau April juga mencintainya.
Sementara dirumah sakit Ayu mulai mengerjap, dia membuka matanya, dia terkejut dan langsung duduk saat menyadari kalau dia berada disuatu yang asing dari pandangannya.
"Aku dimana, anda siapa ?" tanya Ayu pada lelaki yang duduk disamping ranjangnya yang tidak lain adalah Agus.
Agus langsung menoleh pada Ayu saat mendengar dan suara Ayu. "Aku yang menolong mu dan membawa mu kesini, ini dirumah sakit, apa kamu tidak ingat, kamu diberikan obat perangsang." Jawab Agus menjelaskan agar Ayu mengingat kalau dirinya yang memohon pertolongan pada Agus.
Ayu terdiam, dia mencoba mengingat, ayu ingat dia dibawa ke hotel, dan dijual oleh juragan Sofyan kepada lelaki tua.
Ayu juga ingat bagaimana dia kabur dan menabrak Agu, hingga memohon pertolongan pada lelaki didepannya sekarang.
"Maaf, saya lupa, dan sekarang saya sudah ingat, terimakasih sudah menolong saya, kalau tidak ada anda, saya tidak tau bagaimana nasib saya sekarang ini."
"Sudah, tidak apa-apa, yang penting kamu tidak apa-apa, tapi kalau boleh tau kenapa kamu sampai berada dihotel dna dikejar oleh orang itu ?" tanya Agus penasaran.
Ayu terdiam, apa mungkin dia harus bercerita pada orang yang baru dia kenal.
"Kalau kamu tidak mau cerita gak apa-apa, oh ya, tadi dokter bilang kamu sudah baik-baik saja, jadi aku akan mengantarmu pulang, beri tau dimana rumahmu ?"
Ayu lagi-lagi terdiam, dia menatap Agus sesaat, dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kenapa diam, apa kamu tidak mau pulang ?" tanya Agus melihat Ayu tidak menjawab bahkan tidak beranjak sama sekali.
Ayu masih terdiam, dia tidak tau bagaimana cara mengatakan kalau dia tidak mau pulang kerumah.
"Kenapa diam, beri tau alamat rumahmu, aku akan mengantar mu !" sekali lagi Agus bertanya karena belum mendapat tanggapan dari Ayu.
"Sa, saya, saya tidak punya rumah." Akhirnya Ayu bicara.
"Maksud kamu, bagai mana mungkin kamu gak punya rumah, jadi selama ini kamu tinggal dimana ?" tanya Agus, tidak mungkin Ayu tidak punya rumah, setiap orang pasti punya rumah walaupun terbuat dari kardus.
"Ayah saya menyewa rumah, tapi saya tidak mau pulang kesana, ayahku yang membuatku berada dihotel." Ujar Ayu.
"Maksud kamu, ayahmu yang menyuruhmu ?" tanya Agus masih tidak paham.
Ayu menggeleng, kemudian dia bercerita, ada baiknya dia bercerita, Agus memang bari dia kenal, tapi lelaki itu terlihat baik dan sopan, apa lagi yang menolongnya juga Agus.
"Ayah saya penjudi dan pemabuk, dia terlilit hutang sama juragan Sofyan, dia menyuruh saya menikah dengan juragan itu, Saya tidak bisa menolak, tapi ternyata juragan itu bukan menikahi saya, dia malah menjual saya ke lelaki tau di hotel, disanalah saya kabur hingga bertemu dengan anda." Ayu menjeda sebentar, kemudian dia lanjut lagi.
"Sebelumnya Kakak saya, kami bukan Kakak kandung, saya dengannya hidup serumah karena ayahku menikah dengan Ibunya, Kakak saya berhasil kabur, kerena itu ayah memaksaku menikah dengan juragan Sofyan." Air mata Ayu tumpah dengan sendirinya, dia sedih mengingat teganya ayahnya padanya, Ayu juga sedih, menyesal sudah pada April.
Ayu ingin sekali bertemu dengan April, dia ingin meminta maaf, dan menganggap April seperti Kakaknya sendiri, Ayu sudah sangat membenci ayahnya, ayah yang seharusnya menjadi pelindung baut anaknya, tapi malah jadi penghancur masa depan anaknya.
Mendengar cerita Ayu, Agus merasa Iba, dia bersyukur dirinya tidak sesedih kisah hidup gadis didepannya sekarang, walaupun Agus hanya tinggal dengan Ibunya, tapi Ibunya sangat baik padanya.
Dia ingin bagaimana Ibunya membesarkannya setelah ayahnya yang seorang satpam meninggal waktu dia umur sepuluh tahun.
"Lalu kamu sekarang mau kemana ?" tanya Agus, mungkin Ayu ada saudara atau teman yang bisa dia minta tolong untuk tinggal sementara.
"Tidak tau, saya tidak punya saudara satupun, kalau tuan ingin pulang, tuan pulang aja, Saya pergi sebentar lagi, sekali lagi terimakasih sudah menolong saya."
"Oh ya, berikan nomor tuan, suatu hari setelah saya mendapat kerja dan punya uang, saya akan menggantikan biaya rumah sakit ini." Ujar Ayu.
"Tidak perlu, aku ikhlas, kalau kamu mau kamu bisa tinggal di apartemen ku, disana saya tinggal sendiri, Ibuku ada didesa, kalau kamu mau kamu bisa tinggal bersamaku." Agus menawarkan tempat tinggal untuk Ayu.
Setelah mendengar cerita Ayu, dia tidak tega, dan tidak aman bagi gadis didepannya untuk saat ini, sudah pasti juragan Sofyan dan lelaki tua yang dimaksud tadi akan mencarinya.
Ayu menatap wajah Agus mencari keseriusan dari kata-katanya tadi. "Tuan serius, apa boleh, saya janji, akan sopan disana nanti.
"Iya, kamu bisa tinggal dimana sementara waktu, oh ya dari tadi aku belum tau namamu, namaku Agus, siapa namamu ?" tanya Agus dari tadi lupa berkenalan atau bertanya nama.
"Nama saya Ayu, Ayu lestari tuan." Jawab Ayu.
"Jangan panggil taun, panggil saja nama." Protes Agus tidak enak terdengar Ayu memanggilnya tuan.
"Tidak sopan, tuan lebih tua dari saya, jadi tidak sopan kalau saya hanya memanggil anda nama." Jawab Ayu.
"Aku tidak terlalu tua, umurku baru 26 tahun, memangnya berapa umurmu ?"
"Saya 19 tahun, saya baru tamat SMA tahun lalu, gimana kalau saya panggil anda mas atau Kakak aja, biar terdengar sopan ?" tawar Ayu.
"Terserah kamu, oh ya satu lagi, tidak usah formal kalau bicara, biasa aja, anggap aja kita udah akrab."
Ayu mengangguk, dan setelah itu kedua insan beda jenis itu keluar dari rumah sakit.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣