NovelToon NovelToon
LEGENDA LAUT TIMUR

LEGENDA LAUT TIMUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:477
Nilai: 5
Nama Author: Fii Cholby

Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 08

Di sisi lain, Jesly berjalan cepat menuju Aula Terestrial. "Berhenti, Jesly! Itu bukan urusan kita. Kenapa kita ke sini?" tanya Lily tak mengerti dengan jalan pikiran Jesly.

"Heinrich adalah musuh yang licik. Untuk melawan dia, kita harus menggunakan siluman yang sangat buas."

Lily memegang pundak Jesly. "Tapi ini Peri Ruby, minta bantuan padanya? Bagaimana kalau kita malah mengacaukan semuanya?"

"Peluang ini sangat berharga. Aku tidak bisa diam begitu saja. Aku tidak akan menyia-nyiakan peluang ini."

Lily melihat Jesly dengan tatapan khawatir. Jesly tersenyum tipis.

Aula Terestrial

"Saya janji, selama saya menerima tugas Peri. Saya akan berusaha keras melatih duyung agar dapat memuaskan Peri. Tapi, seperti yang Peri tahu, duyung adalah siluman langka. Jika saya telah menyelesaikan tugas, apakah mungkin untuk saya meminta hadiah?" Ucap Tuan Muda Alaric.

"Itu tugas kita untuk melayani Kerajaan Langit Celesterra. Kamu seharusnya tidak berbicara seperti itu!" Ucap Yang Mulia Heinrich dengan penuh penekanan.

"Tidak merepotkan! Saya bukan tipe orang yang cemburu. Siapapun yang memenuhi keinginan saya, akan memenuhi keinginannya. Anda dapat meminta apapun dari saya."

Tuan Muda Alaric tersenyum, menunduk hormat. "Terimakasih, Peri."

"Jesly, Guru Spiritual dengan suka relawan akan melatih duyung." Jesly berjalan angkuh memasuki aula terestrial. "Izinkan saya, Peri." Jesly menunduk hormat.

Yang Mulia Heinrich, Tuan Muda Alaric dan Tzeitel tampak terkejut dengan permintaan Jesly yang ingin ikut melatih duyung. Tuan Muda mengepalkan tangannya kuat.

Dengan wajah datar, Peri mengamati Jesly. "Lancang! Usir dia dari sini!" Tegas Utusan Guard.

"Bagaimana anda bisa tahu bahwa Peri tidak akan mengizinkan saya untuk ikut berpartisipasi?" Bantah Jesly tanpa rasa takut sedikitpun.

"Anda sangat percaya diri sekali! Katakan, apa alasan anda?" Peri menegakkan tubuhnya. Ia sedikit terkesan dengan keberanian Jesly.

"Saya seorang wanita sama seperti Peri. Jadi, saya tau apa yang di inginkan Peri. Peri menginginkan boneka yang penurut atau pelayan yang setia pada Peri?"

Peri tersenyum miring. "Lanjutkan!"

"Tubuh adalah meja dan hati adalah bagian dalamnya. Apakah takut atau sabar? Menyerah seperti ini tidak bisa di andalkan. Hanya keinginan dari hati yang paling ternilai. Di antara guru spiritual yang lain untuk melatih hati, tidak ada yang bisa menandingi saya. Selain itu, Peri juga suka melakukan sesuatu dengan cepat. Mengapa tidak mengizinkan saya untuk bergabung dalam partisipasi ini? Lalu kita bisa mencoba beberapa cara untuk melatihnya. Kami semua bekerja untuk Peri. Dan saya rasa, Tuan Muda tidak akan keberatan, bukan?" Jesly menoleh kesamping, tersenyum smirk.

Peri beranjak dari duduknya. Ia merasa puas dengan alasan yang di berikan Jesly. "Saya sudah lama tidak melihat orang sesombong anda. Tadi, siapa nama anda?"

"Nama saya Jesly."

"Oohh... Saya ingat, andalah orang yang menaruh jimat putih pembungkam mulut pada Guard."

"Iya."

"Kalau begitu, peran dari guru spiritual adalah untuk melatih hati, bersikap sopan. Tapi, bukan untuk menyenangkan pelayan di sekitar Peri. Itu 'kan maksud anda?"

"Benar."

"Itu adalah pilihan anda sendiri. Jika sampai ada kesalahan, apakah anda bisa menanggung konsekuensinya?"

"Saya bersedia menanggung semua konsekuensinya. Tetapi, saya ingin bertanya satu hal lagi. Saya ingin tau, apakah hadiah yang baru saja Peri katakan bahwa Peri akan memberikannya pada Tuan Muda juga akan berlaku pada saya? Saya rasa, segala sesuatunya haruslah adil."

"Anda sangat menarik! Anda mendapatkan izin dari saya. Salah satu dari kalian harus ada yang melatih fisik dan juga melatih hati. Siapapun yang lebih awal menyelesaikan tugas dari saya, akan mendapatkan hadiah dari saya."

Peri Ruby kembali duduk di singgasana. "Bagaimanapun juga, Kaisar masih dalam pengasingan dan tidak bisa di ganggu. Saya akan menggantikannya seperti sedang menonton pertunjukan yang bagus."

Jesly tersenyum puas bisa mendapatkan izin untuk melatih duyung.

"Karena Peri menyetujuinya, masalah ini telah selesai. Alaric, Jesly, kalian berdua bisa mengambil kesempatan ini untuk bersaing. Saya yakin, kalian berdua tau bagaimana cara agar tidak membuat Peri kecewa." Ucap Yang Mulia Raja Heinrich.

"Baik." Ucap Tuan Muda Alaric.

.

.

.

"Duyung adalah siluman dari lautan dalam yang sangat kuat dan penuh misteri. Duyung tidak pernah di latih oleh guru spiritual. Demi membuka kotak hari ini, dia mencelakai begitu banyak guru spiritual sekaligus. Untuk melatih duyung? Apakah kamu cari mati?" Lily berkacak pinggang memarahi Jesly.

Jesly duduk manis, kepalanya menunduk saat Lily marah dengan keputusan yang ia ambil. Namun ia tidak merasa keputusannya ini salah. Justru dengan keputusan yang ia ambil sekarang. Ia akan lebih cepat keluar dari tempat neraka ini."Jesly, apakah kamu di bodohi oleh hadiah Ruby?"

Jesly mengepalkan tangannya . "Tapi Lily, coba kamu pikirkan. Jika pedang menjadi tajam, apa gunanya batu asah? jika Alaric bisa mendapatkan duyung ini. Dia akan mendapatkan kebaikan hati peri. Lalu, itu akan menjadi kesempatan terbaik baginya untuk menjadi penguasa Kerajaan Vielstead. Jika dia menjadi penguasa Kerajaan Vielstead, apa yang akan terjadi padaku?"

"Kamu tidak bisa meyakinkanku! Ini terlalu beresiko!" Lily memalingkan wajahnya.

"Duyung adalah kesempatan terakhir kita."

Lily diam sejenak, menghela nafas kasar lalu duduk di samping Jesly. "Tanpa tinggal di pulau, aku tidak bersedia untuk mati. Kamu Jesly, sudah melatih begitu banyak siluman dan aku Lily, telah membaca berjuta-juta buku. Aku tidak percaya, kita akan bisa sukses melatih duyung bersama-sama."

Jesly tersenyum melihat Lily kembali semangat dan ceria seperti sedia kala. "Ayoo kita baca buku. sekarang kamu yang baca." Lily menunjuk buku di sampingnya menggunakan dagu.

Jesly menatap beberapa buku yang siap di baca agar bisa melatih duyung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!