NovelToon NovelToon
Rain : Losing Us 2

Rain : Losing Us 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / One Night Stand / Enemy to Lovers / Barat
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cyne Wedding.

Kakek Xavier memasuki kamar Cyne tepat setelah George pergi, meninggalkan jejak amarah yang masih terasa di udara. Pria tua itu telah mendengar seluruh percakapan antara cucunya dan calon suami cucunya. Suasana kamar masih dipenuhi ketegangan yang mencekam. Cahaya pagi yang masuk melalui jendela menerangi wajah Kakek Xavier yang tampak penuh perhatian dan sedikit khawatir.

"Cyne," panggil Kakek Xavier, suaranya lembut namun tegas. Ia mendekati Cyne yang masih terduduk di tepi ranjang, tatapannya kosong, menatap foto dirinya bersama Angelo yang dipegang erat di tangannya. Foto itu tampak usang, menunjukkan betapa berharganya kenangan itu bagi Cyne.

Cyne menoleh, matanya berkaca-kaca. "Kakek," jawabnya lirih, suaranya terdengar sendu.

Kakek Xavier duduk di samping Cyne, tangannya dengan lembut menepuk pundak cucunya. "Cyne, Kakek mendengar semuanya. Setelah mendengar isi hati George, apakah kau akan tetap menunda pernikahan kalian?" tanyanya, suaranya penuh pengertian namun juga sedikit mendesak. Ia ingin cucunya memahami bahwa kesabaran memiliki batas, dan tak semua orang sanggup menunggu selamanya.

Cyne menundukkan kepalanya, jari-jarinya masih menggenggam erat foto itu. "Aku tidak tahu, Kakek," jawabnya, suaranya bergetar. "Aku... bingung." Rasa dilema dan kebimbangan tampak jelas terpancar dari raut wajahnya.

Kakek Xavier menghela napas panjang, tatapannya beralih ke foto yang dipegang Cyne. "Angelo pun akan marah jika kau mengabaikan kebahagiaanmu," katanya pelan, suaranya penuh bijaksana. "Dia akan merasa kecewa, saat dia yang menjadi penyebab kau terus menunda pernikahanmu. Ingatlah itu, Cyne." Kata-kata Kakek Xavier itu menusuk kalbu Cyne, mengingatkannya akan pentingnya kebahagiaan dan keseimbangan dalam hidup.

Air mata Cyne membasahi bahu Kakek Xavier. Ia menangis tersedu-sedu dalam pelukan hangat sang kakek, akhirnya menyadari betapa egoisnya ia selama ini. Di tengah isak tangisnya, ia merasakan beban di hatinya sedikit demi sedikit berkurang. Kakek Xavier mengelus rambut Cyne dengan lembut, memberikan ketenangan dan kekuatan.

Pada hari itu juga, Kakek Xavier, dengan sigap dan penuh kasih sayang, mempersiapkan segala keperluan pernikahan Cyne. Ia menghubungi George, menjelaskan kebimbangan Cyne dan meyakinkan pria itu akan kesungguhan hati cucunya. Ia juga memastikan agar pernikahan tersebut tetap berlangsung dengan khidmat dan penuh kebahagiaan.

George menemui Cyne, menunjukkan penyesalan yang tulus. Ia meminta maaf atas kekasaran dan kata-katanya yang melukai hati Cyne. Cyne pun meminta maaf atas keegoisannya yang telah membuat George merasa terabaikan. Mereka saling berpelukan, melepaskan beban di hati masing-masing. Pernikahan mereka akan dilangsungkan keesokan harinya, saat semua persiapan telah rampung. Suasana yang tadinya dipenuhi kesedihan kini berganti menjadi penuh harapan dan cinta.

Di tempat lain, di sebuah bandara yang ramai, Angelo, yang selama lebih dari dua bulan tak pernah mengaktifkan ponselnya, akhirnya menghidupkan perangkat itu. Layar ponsel menyala, menampilkan deretan pesan, panggilan tak terjawab, dan email yang membanjiri kotak masuknya. Ia tersenyum melihat pesan-pesan penuh kekhawatiran dari orang-orang yang ia sayangi. Setelah membaca satu per satu pesan tersebut, ia mengetikkan sebuah pesan singkat, pesan yang penuh harapan dan misteri, lalu mengirimkannya kepada Jacob.

["Ayo bertemu di New York."] Pesan singkat itu dikirim, menandai awal dari babak baru dalam hidupnya. Angelo menatap layar ponselnya, sebuah senyum terukir di bibirnya.

. . .

Cahaya lampu kristal menerangi gaun pengantin Cyne yang berkilauan, bak putri dalam dongeng. Namun, senyum yang dipaksakan tak mampu menyembunyikan kesedihan di matanya yang indah. Air mata mengancam untuk tumpah, namun ia menahannya dengan kuat.

"Jangan memasang raut wajah seperti itu, Sayang," ucap Emma, bibi Cyne, sembari mengelus pipi sang keponakan dengan lembut.

Cyne berusaha tersenyum, "Tenang saja, Bibi. Aku cukup handal menyembunyikannya," jawabnya, suaranya sedikit bergetar. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosi yang mengguncang hatinya.

Pernikahan mewah itu digelar di ballroom megah sebuah hotel bintang lima. Aroma bunga lili putih memenuhi ruangan, bercampur dengan aroma parfum mahal para tamu undangan. Para rekan kerja Cyne hadir, wajah-wajah mereka yang ramah seakan menjadi pengingat akan kebahagiaan yang seharusnya ia rasakan. Namun, di antara mereka, ia melihat beberapa pejabat tinggi dan petinggi kerajaan bisnis, semuanya datang untuk merayakan pernikahannya. Di sudut ruangan, Janet, mewakili Maximilliam yang sedang sibuk mencari Angelo, menatap Cyne dengan tatapan simpati. Suasana meriah itu terasa hampa bagi Cyne. Ia seperti berdiri di tengah pesta yang bukan miliknya.

Janji suci telah terucap, ikatan pernikahan antara Cyne dan George resmi terjalin. Kini, pasangan pengantin baru itu, dengan senyum yang masih terasa canggung, menyapa rekan-rekan kerja mereka satu per satu, suara riuh pesta pernikahan seakan menjadi latar belakang percakapan kecil mereka. George, dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Cyne, sesekali melirik sang istri dengan tatapan penuh kasih sayang.

Namun, keheningan sesaat menyelimuti ballroom saat pintu besar kembali terbuka. Seorang wanita melangkah masuk dengan anggun, gaun putihnya yang simpel namun elegan membentuk lekukan tubuhnya yang indah, perutnya yang sedikit membuncit tak tersembunyi. Gaun itu, dengan desain minimalis yang modern, berbeda jauh dari kemewahan gaun pengantin Cyne. Ia membawa aura yang berbeda, sebuah ketenangan yang menenangkan di tengah hiruk pikuk pesta.

Wajahnya, tanpa riasan berlebihan, memancarkan pesona alami yang menawan. Ekspresi datarnya justru membuatnya terlihat lebih memesona, seakan menyimpan misteri yang menarik perhatian. Beberapa tamu undangan terkesima, bisikan-bisikan memenuhi ruangan. Namun, yang paling terkejut adalah Janet, mata hijaunya melebar tak percaya, tatapannya terpaku pada wanita itu dengan campuran rasa terkejut dan… kebahagiaan.

"Angelo..." bisik Janet, suaranya nyaris tak terdengar di tengah riuh rendah pesta. Setetes air mata jatuh di pipinya, campuran antara lega dan kecemasan.

Angelo, dengan tenang, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ballroom yang megah. Lampu kristal berkilauan, memantulkan cahaya di gaun putihnya. Matanya, tajam dan jeli, langsung menemukan Cyne di tengah kerumunan pejabat pemerintah yang berbincang dengan serius.

Angel tersenyum tipis. Ia melangkah dengan anggun, langkahnya tenang dan pasti, menuju sahabatnya. Di belakang Cyne, ia berbisik, suaranya lembut namun tegas, "Sepertinya, aku terlambat."

Suara itu, suara yang sangat dikenali Cyne, membuat wanita itu berbalik dengan cepat. Mata mereka bertemu, dan dunia seakan berhenti berputar. "Akh... Angelo..." teriak Cyne, suaranya penuh kejutan dan kelegaan. Tanpa ragu, ia menubruk tubuh Angel dalam pelukan erat, menenggelamkan wajahnya di bahu sahabatnya, tangis haru pecah di antara keheningan sesaat yang tercipta. Aroma parfum Angelo, yang sangat familiar, membuat Cyne merasa sedikit tenang di tengah badai emosinya. Pelukan itu, pelukan yang penuh rasa rindu dan kebahagiaan yang tertunda.

1
Noey Aprilia
Akhrnyaaa.....
Angelo mau jg nkah sm max.....aws aja kl max ky sng mntan yg bjingn....
Laahhh.....janet mlh ktmu mntan...bkln gelut ga y????🤔🤔🤔
Reka Cantika
lagi Thor
Noey Aprilia
Max srius ko....mngkn slain dia mau mnebus kslhn d msa lalu,dia jg bnrn cnta sm angelo....mngkn bsa sma2 mnymbuhkn luka jg...
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Reka Cantika
luar biasa
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bguslh kl max yg yg mnglaminya,biar bumil sntai aja....lgian kn udh bwa baby kmn mna,mualnya buat bpknya baby....
Noey Aprilia
Mnjauh smntra,mngkn lbih baik buat angelo....apa lg ada ssrorng yg sllu ada d smpingnya....biarlh orng yg udh bkin dia sdih,mnrima hkumannya.....
Noey Aprilia
Wjar sih kl angelo jd stress,scra mntalnya pst trgnggu krna kta2 mreka....
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
Reka Cantika
lanjut lagi
Noey Aprilia
Pntsn angelo mrah,dia trauma trnyta.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Yg d perut aja blm kluar,mlah mau ngadopsi ank orng...urus ankmu dlu lh...
Reka Cantika
lanjut lagi Thor
Noey Aprilia
Abs tu siap2 kna gmpar angelo,trs gas bleh dkt2 lg apa kg bbo bareng....spa sruh pke mbuk sgla.....
Noey Aprilia
Angelo sllu pnuh kjtan....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Jd gmna pnggilan buat mreka y????
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔
SamdalRi: Dipikir², aku tidak kepikiran /Facepalm/
total 1 replies
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bagooossss......
ppet trs smp angelo brsdia buat nkah sm max.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!