Teman Bahagia

"Al!" panggil Vajen pada sosok lelaki yang sedang fokus mengemudi di sebelahnya.

"Paan?"

"Jantung gue berdetak cepat."

Sebelah alis Alden terangkat saat mendengar ucapan Vajen barusan. "Jangan ngawur! Lo gak ada riwayat jantung kan? Atau jangan-jangan Lo grogi lagi dekat gue." duganya.

Vajen memutar bola matanya malas. Kepedean sekali temannya yang satu ini. "Kalimat gue tadi masih ada sambungannya, bro."

"Yaudah, sambung lagi!" suara Alden kini terdengar lebih besar.

Vajen terkekeh mendengar sahabatnya mulai nge-gass. "Jantung gue berdetak cepat kalau berada di sekitar adek Lo."

Ckiiitttt!!!

Bunyi suara ban yang beradu dengan aspal cukup memekakan telinga.

"Lo kalau mau mati gak usah ngajak gue. Gue yang patah hati, masa' Lo sih yang mau bu-nuh diri." dumel Vajen.

"Lagian omongan Lo ada-ada aja." Alden menimpali, lalu kembali menginjak pedal gas setelah tadi sempat menghentikan laju mobil.

"Ya kan gue kasih tahu ke Lo." ujar Vajen. "Gimana menurut Lo?" tanyanya kemudian.

"Lo baru aja ngerasain patah hati, dan sekarang Lo bilang kalau jantung Lo aneh kalau dekat-dekat adik gue. Kalau gitu, jangan dekat-dekat lagi dengan adik gue, takutnya jantung Lo kumat lagi." jawab Alden.

"Jadi gak dikasih lampu hijau nih?"

"Lampu hijau apa nih maksudnya?"

"Gue jadi ipar Lo aja deh. Capek juga pacaran tapi diselingkuhi."

"Gak usah ngawur " ucap Alden.

"Gue serius yah."

"Lo tahu, adek gue tuh cuma satu dan gue sayang banget ke dia. Sebagai seorang abang, gue tentu gak mau adik gue sedih. Jadi kalau omongan Lo barusan beneran dari hati Lo, silahkan jalan. Tapi ingat, persahabatan kita yang jadi taruhannya. Gue gak segan kehilangan sahabat macam Lo ini kalau saja Lo cuma mempermainkan perasaan adik gue." Alden tentu sangat bijaksana dalam hal ini. Ia adalah lelaki yang sudah memasuki usia dewasa, adiknya pun begitu.

"Thanks, Al " senyum Vajen terlihat, meski hanya sekejap. "Gue akan mengambil langkah pelan namun pasti menuju adik Lo."

"Good luck!" ucap Alden.

✨✨✨

Sementara yang sedang dibicarakan dengan sibuk mencetak foto adik-adik bimbel. Untung saja yang lain sedang sibuk meninjau biogas yang baru hendak dipakai hari ini. Tadi sudah diadakan acara potong tumpeng sebagai bentuk rasa syukur karena keberhasilan pembuatan biogas.

Suara derap langkah kaki yang mendekat membuat Alegria sedikit gugup. Ia masih belum ingin keberadaan Abang dan sahabat abangnya semalam diketahui oleh warga. Ia berniat akan memberikan foto yang kini dicetaknya di hari terakhir ia di tempat ini.

"Sudah?" tanya Keanu.

Barulah Alegria bernafas lega saat mengetahui jika Keanu lah yang datang. "Done." jawabnya saat kegiatannya memang telah selesai. Ia lalu menyusun lembaran foto itu dan memasukkannya ke dalam map.

"Anak-anak dan beberapa tokoh desa sudah menunggu di rumah pak dusun. Kita semua diminta untuk berada di sana dan menyaksikan langsung nyala apinya." beritahu Keanu.

"Okay. Ayo!" Alegria lalu mengikuti langkah Keanu.

Tiba di rumah pak dusun, ia bisa menyaksikan beberapa tokoh masyarakat dan kawan-kawannya sedang bercakap-cakap sambil melakukan beberapa hal.

"Satu, dua, tiga!"

Ctak!

Kompornya benar-benar menyala. Dan suara tepuk tangan terdengar menggema. Raut wajah masyarakat setempat juga sangat memuaskan.

Apa itu biogas?Biogas adalah gas alam yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi lingkungan tanpa oksigen, disebut juga sebagai kondisi anaerobik.

Gas-gas yang terbentuk pada suatu pembuatan biogas adalah metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dengan sedikit kandungan gas lainnya seperti hidrogen sulfida (H2S), nitrogen (N2), dan uap air.

Biogas berasal dari limbah organik, termasuk kotoran hewan, limbah pertanian, limbah makanan, dan materi organik lainnya.

Proses fermentasi ini dapat terjadi secara alami di lingkungan yang sesuai, tetapi juga dapat diinduksi dan dikelola dalam sistem gas gobar yang dirancang khusus.

Biogas adalah sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk memasak, memanaskan rumah, menghasilkan listrik, dan menggerakkan mesin-mesin yang menggunakan gas.

Karena dihasilkan dari bahan organik yang dapat diperbaharui, gas gobar atau biogas dianggap sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang terbatas.

"Keren sekali. Ibu bisa masak sampai jompo ini." ucap Bu kades, saking bahagianya, beliau bahkan merangkul Alegria.

"Nah, ini juga bisa memudahkan ibu membuat roti, cake atau apapun itu." Alegria mengangguk setuju.

Di desa ini ada 5 dusun. Setiap dusun dipilih dua rumah untuk dibuat biogas lewat musyawarah dan ditilik dari segi kepentingan masyarakat. Kebetulan rumah pak dusun ini sering digunakan sebagai tempat memasak oleh para ibu-ibu PKK saat akan diadakan rapat di balai desa atau saat acara-acara lainnya.

"Gue bisa bernapas lega sekarang." ucap Fathan begitu mereka sudah tiba di posko. Ia bahkan langsung rebahan.

"Pundak gue berasa anteng banget. Gak expect bakalan melihat respon yang sangat positif." Ali sama leganya. Sebagai ketua kelompok, ia tentu saja merasa bahagia saat ini.

"Besok bimtek untuk tim pemasaran, sorenya meresmikan pojok baca di lapangan. Ternyata hari-hari berlalu begitu cepat." ujar Yoga.

"Dan kita sudah berada di penghujung KKN. Kayaknya gue bakalan rindu makan intel (Indomie telur) buatan Ade deh." ucap Keanu.

"Ya udah, aku bikin deh. Mumpung lagi dingin gini, sepertinya anak-anak juga gak datang hari ini, sudah mulai rintik di luar." tawar Alegria.

"ASIIIIK!" seru yang lain.

Saat Alegria tengah sibuk di dapur, maka tidak dengan kelima temannya. Keanu dan Naku menatap Yoga dan Fathan bergantian. Tatapannya tentu tatapan yang penuh dengan ejekan.

"Apaan cuma ngejek lewat tatapan. Langsung ulti lah, misalnya, mundur wirr, dia terlalu MasyaAllah untuk Lo berdua yang masih astagfirullah. " ucap Ali.

"HE, ISTIGHFAR!"

"ASTAGAA, PAK ALI!"

"LO SADARKAN, LI?"

Seketika tawa mereka berlima pecah. Ya, Yoga dan Fathan memang sedang berkompetisi secara sehat dan disaksikan langsung oleh Naku, Keanu dan Ali untuk mendapatkan hari Alegria.

"Ikhlas gue, nyadar diri juga." ucap Fathan.

"Kalau Fathan mundur, gue jugalah." Yoga mengangkat kedua bahunya.

Sebagai seorang laki-laki, Yoga dan Fathan tentu cukup tahu gelagat sesamanya. Lebih dari itu, sepertinya Alegria adalah sosok perempuan yang sulit untuk dijadikan pasangan. Mengingat saat mereka hendak berangkat dulu, Alegria sempat bertemu dengan seorang taruna yang mereka tahu jika itu adalah mantan Alegria.

"Cukuplah ia menjadi seorang teman untuk kita semua. Dia teman yang merangkap menjadi adik dan juga ibu, kadang jadi koki, kadang jadi suster. Enough!" ucap Ali.

"Benar!"

"Lucky to know her."