NovelToon NovelToon
Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Tara Azhara Putri Mahendra—biasa dipanggil Tara—adalah seorang wanita muda yang menjalani hidupnya di jantung kota metropolitan. Sebagai seorang event planner, Tara adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kesibukan dan tantangan, tetapi dia selalu berhasil melewati hari-harinya dengan tawa dan keceriaan. Dikenal sebagai "Cewek Tangguh," Tara memiliki semangat pantang menyerah, kepribadian yang kuat, dan selera humor yang mampu menghidupkan suasana di mana pun dia berada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Tara dan Adrian melangkah ke dalam lorong yang panjang dan gelap itu, hanya ditemani oleh bunyi derap langkah mereka yang terdengar menggema. Mereka berjalan perlahan, dengan jantung yang berdegup kencang, seolah-olah lorong itu tak ada habisnya. Rasa takut semakin mencekam, namun di sisi lain, rasa penasaran mereka justru membuat langkah mereka tetap teguh.

"Lorong ini kayak nggak ada ujungnya, ya?" bisik Tara, suaranya nyaris tenggelam dalam gelap.

Adrian menoleh sebentar, lalu kembali fokus ke depan. "Gue juga ngerasa gitu, tapi kita harus terus jalan. Gue yakin ujungnya nggak jauh lagi."

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka melihat secercah cahaya di kejauhan. Cahaya itu seakan menjadi penanda bahwa ada sesuatu yang menunggu mereka di sana. Mereka berdua mempercepat langkah, dengan harapan dan ketakutan yang bercampur menjadi satu.

Ketika mereka semakin mendekat, cahaya itu semakin jelas, dan mereka bisa melihat bahwa cahaya itu berasal dari celah di pintu besar yang berada di ujung lorong. Pintu itu tampak berbeda dari pintu-pintu lain yang mereka lewati sebelumnya. Terbuat dari logam tebal dan tampak sangat kokoh, pintu itu seolah-olah melindungi sesuatu yang sangat penting di baliknya.

Adrian menelan ludah. "Ini dia, Tar. Kayaknya ini pintu yang menuju ke tempat rahasia itu."

Tara mengangguk, meskipun dia tidak yakin apakah dia lebih takut atau lebih penasaran sekarang. "Gue siap, Ad. Buka pintunya."

Adrian mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan alat pembuka kunci yang dia bawa. Dia bekerja dengan cepat dan hati-hati, mencoba membuka kunci pintu tanpa menimbulkan suara. Setelah beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup, akhirnya kunci pintu itu terbuka dengan bunyi "klik" yang pelan namun jelas.

Mereka berdua saling pandang sejenak sebelum Adrian mendorong pintu itu perlahan. Pintu itu berderit saat terbuka, dan di baliknya, mereka melihat sebuah ruangan besar yang penuh dengan peralatan canggih yang tampak sangat aneh.

Ruangan itu terang benderang, dengan lampu-lampu neon yang bersinar terang. Di tengah ruangan, ada berbagai macam mesin dan alat yang sepertinya diambil langsung dari film fiksi ilmiah. Tara merasa sangat terintimidasi oleh suasana di ruangan itu. Semuanya terasa begitu asing, begitu berbeda dari dunia yang mereka kenal.

"Ini… luar biasa," bisik Tara, matanya tak bisa lepas dari peralatan yang ada di ruangan itu. "Apa semua ini, Ad?"

Adrian berjalan pelan-pelan ke tengah ruangan, mencoba memahami apa yang dia lihat. "Gue nggak tau pasti, Tar. Tapi sepertinya semua ini berhubungan dengan teknologi yang mereka kembangin. Lihat tuh," katanya sambil menunjuk ke sebuah mesin besar di sudut ruangan. "Gue pernah baca tentang mesin kayak gitu. Itu kayaknya semacam alat buat ngelacak aktivitas otak."

"Ini gila, Ad," Tara bergumam, merasa bulu kuduknya kembali berdiri. "Mereka kayaknya lagi lakuin eksperimen yang nggak masuk akal di sini."

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah pintu lain di ruangan itu. Tara dan Adrian langsung bersembunyi di balik salah satu mesin besar, mencoba menahan napas agar tidak ketahuan.

Mereka bisa melihat seorang pria masuk ke dalam ruangan. Pria itu tampak rapi dengan jas putih, sepertinya seorang ilmuwan atau teknisi. Dia berjalan mendekati salah satu mesin dan mulai memeriksa layar yang ada di situ, seolah-olah sedang memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Adrian memberi isyarat pada Tara untuk tetap diam dan tenang. Mereka menunggu dengan sabar sampai pria itu selesai dengan pekerjaannya dan meninggalkan ruangan. Setelah beberapa menit yang terasa sangat lama, pria itu akhirnya keluar dari ruangan melalui pintu lain, meninggalkan mereka berdua dalam keheningan.

"Nyaris aja," bisik Tara lega.

Adrian mengangguk. "Kita harus cepet. Sebelum ada orang lain yang masuk."

Mereka berdua keluar dari persembunyian dan mulai mencari-cari petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu. Tara mengambil kamera kecilnya dan mulai merekam semua yang dia lihat, dari mesin-mesin canggih hingga layar-layar yang menunjukkan data yang tak bisa dia pahami.

Namun, di salah satu sudut ruangan, mereka menemukan sesuatu yang membuat mereka berhenti. Ada sebuah meja yang dipenuhi dengan dokumen dan peta. Adrian mengambil salah satu dokumen itu dan mulai membacanya. Wajahnya langsung berubah serius.

"Apa yang lo temuin, Ad?" tanya Tara penasaran.

Adrian mengernyitkan kening. "Ini… ini kayaknya peta. Tapi bukan peta biasa. Ini peta yang nunjukin lokasi-lokasi di seluruh kota yang mereka monitor."

Tara mendekat, melihat peta yang ada di tangan Adrian. "Mereka monitor seluruh kota? Buat apa?"

"Gue nggak tau," jawab Adrian dengan suara pelan. "Tapi ini jelas sesuatu yang besar. Kalau mereka bisa monitor aktivitas di seluruh kota, itu artinya mereka punya kontrol yang sangat besar. Ini nggak cuma proyek teknologi biasa, Tar. Ini lebih dari itu."

Tara merasakan ketakutan mulai merayap ke dalam dirinya. "Kita harus ngelaporin ini, Ad. Ini udah di luar batas."

Adrian mengangguk. "Iya, gue setuju. Tapi kita harus keluar dari sini dulu. Kita udah dapet bukti yang cukup, sekarang kita harus mikir gimana caranya biar nggak ketangkep."

Mereka segera mengemasi semua barang yang mereka bawa dan bersiap-siap untuk keluar dari ruangan itu. Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, terdengar suara alarm yang tiba-tiba berbunyi dengan keras, membuat mereka berdua terlonjak kaget.

"Shit! Mereka tahu kita di sini!" teriak Adrian, wajahnya langsung berubah panik.

Tara merasakan jantungnya berdegup kencang. "Kita harus keluar sekarang, Ad! Cepet!"

Mereka berdua berlari keluar dari ruangan itu, kembali ke lorong panjang yang tadi mereka lalui. Suara alarm terus berbunyi, dan Tara bisa mendengar suara langkah kaki orang-orang yang mulai berdatangan dari berbagai arah.

Mereka berlari secepat mungkin, mencoba kembali ke pintu keluar yang mereka masuki. Namun, lorong itu terasa semakin panjang dan sempit, seolah-olah waktu berjalan lebih lambat saat mereka berlari.

Akhirnya, setelah apa yang terasa seperti seumur hidup, mereka melihat pintu keluar di depan mereka. Namun, sebelum mereka bisa mencapainya, mereka melihat beberapa orang berpakaian hitam muncul dari arah lain, berlari ke arah mereka dengan senjata di tangan.

"Tara, cepat! Ke sini!" teriak Adrian sambil menarik Tara ke samping, mencari jalan keluar lain.

Mereka berbelok ke sebuah lorong sempit di sebelah kanan, berharap bisa menemukan jalan keluar yang aman. Namun, Tara merasa semakin panik. Mereka dikejar, dan dia tahu bahwa waktu mereka hampir habis.

"Ad, kita nggak bisa terus lari kayak gini!" Tara berteriak dengan napas tersengal.

"Kita harus coba! Jangan berhenti, Tar!" jawab Adrian, meskipun Tara bisa merasakan nada putus asa di suaranya.

Lorong itu membawa mereka ke sebuah ruangan kecil yang tampaknya adalah ruang penyimpanan. Mereka masuk ke dalamnya dan menutup pintu di belakang mereka, berharap bisa bersembunyi sejenak untuk mengambil napas.

Namun, sebelum mereka bisa tenang, pintu ruangan itu terbuka dengan keras, dan mereka berdua melihat beberapa orang berpakaian hitam masuk dengan senjata terarah pada mereka.

"Jangan bergerak!" teriak salah satu dari mereka.

Tara dan Adrian saling pandang, tahu bahwa mereka telah tertangkap. Tidak ada jalan keluar kali ini. Mereka hanya bisa berharap bahwa bukti yang mereka kumpulkan akan cukup untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu.

1
·Laius Wytte🔮·
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
Kei Kurono
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
<|^BeLly^|>
Nggak sia-sia baca ini. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!