NovelToon NovelToon
Akan Ku Balas Rasa Sakit Ini

Akan Ku Balas Rasa Sakit Ini

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:56.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Erchapram

Luna Aurora Abraham rela meninggalkan nama belakang dan keluarganya demi menikah dengan lelaki yang dicintainya yaitu Bima Pratama. Seorang pria dari kalangan biasa yang dianggap Luna sebagai dewa penyelamat saat dirinya hampir saja diperkosa preman.

Dianggap gila oleh suami dan Ibu mertuanya setelah mengalami keguguran. Dengan tega, Bima memasukkannya ke Rumah Sakit jiwa setelah menguasai seluruh harta kekayaan yang dimilikinya.

Tidak cukup sampai di situ, Bima juga membayar orang-orang di RSJ untuk memberikan obat pelumpuh syaraf. Luna harus hidup dengan para orang gila yang tidak jarang sengaja ingin membunuhnya.

Hingga suatu hari, Bima datang berkunjung dengan menggandeng wanita hamil yang ternyata adalah kekasih barunya.

"Aku akan menikah dengan Maya karena dia sedang mengandung anakku."

Bagaimana kelanjutan kisah Luna setelah Tuhan memberinya kesempatan kedua kembali pada waktu satu hari sebelum acara pernikahan.

Update setiap hari hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Daisy

Suara jeritan dan tangisan, menjadi hal pertama yang Ervan dengar saat dia bersama para mafia datang ke gedung tua itu. Rasanya Ervan ingin menangisi kebodohannya yang bergerak lambat karena tidak bisa cepat menemukan keberadaan istrinya. Hanya satu pintanya, semoga istri dan kandungannya baik-baik saja.

"Ervan, kamu tunggu di Sini."

"Tidak Dom aku akan ikut."

"Terserah, tapi aku tidak bertanggung jawab dengan keselamatanmu jika terjadi sesuatu. Aku rasa Anthony tidak mungkin teledor. Dia akan waspada."

"Yah benar, puluhan orang datang menghadang anak buah Dom. Tentu saja mereka adalah lawan yang tidak imbang. Preman bayaran berhadapan dengan mafia yang sudah berpengalaman.

Suara bersahutan peluru yang ditembakkan mulai terdengar. Anthony yang masih menikmati rintihan Daisy mengumpat kasar.

"Siapa lagi yang berani datang mengganggu kesenanganku saja." Anthony melempar pisau yang berlumuran darah itu ke lantai. Kemudian kembali mengelap darah di atas perut Daisy dengan handuk yang direndam air cuka. Tanpa memperdulikan kesakitan Daisy.

"DIAM... Jangan menangis sayang, atau aku robek mulutmu." Ucap Anthony.

Kemudian pria itu beranjak dan mengambil sebuah pistol dari dalam lemari kayu yang sudah lapuk.

Dengan amarah, Anthony keluar kamar kemudian menembaki secara brutal apa saja yang menurut dia mengganggu.

Dor

"Siapa kalian berani datang, mau cari mati?" Ucapnya sombong.

"Kita ketemu lagi Anthony, dan jangan berfikir bisa kabur hari ini. Siap-siap merasakan neraka." Ucap Dom menyeringai kemudian mengambil sebuah pistol dari balik tubuhnya.

Dar

Dor

"Ahhh..." Satu tembakan mengenai pundak tangan kanan Anthony.

"Hanya tembakan meleset yang bisa dibidikkan oleh seorang mafia. Konyol." Anthony kembali memuntahkan banyak peluru.

"Sial." Ucapnya ketika pistol ditangannya kehabisan peluru. Tapi ada yang aneh dengan senyuman Anthony. Dia merogoh saku celananya, kemudian mengambil satu buah bom berikuran kecil.

"Kita akan terkubur bersama di bangunan tua ini. Hahaha... Daisy akan mati bersamaku ke neraka. Anthony nampak berlari menuju kamar atas, kemudian melemparkan bom itu.

"SEMUANYA KELUAR CEPAT DARI BANGUNAN INI. ERVAN SELAMATKAN ISTRIMU." Teriak Dom, lalu menembakkan satu peluru tepat di punggung bagian kiri Anthony sebelum pria itu mencapai pintu kamar tempat Daisy disekap.

Dor...

Bruk...

Duar...

Bersamaan dengan itu, Ervan sudah berhasil mengangkat tubuh istrinya yang sangat memprihatinkan. Tapi saat sebuah kayu menghantamnya.

Duk...

"Ahhh... DOM TOLONG SELAMATKAN ISTRIKU." Teriak Ervan saat punggungnya di hantam kayu yang cukup besar. Ternyata Anthony belum mati. Di tengah rasa sakit akibat peluru yang bersarang di tubuhnya. Anthony masih sempat mengambil sebuah balok yang jatuh dari reruntuhan. Tepat saat Ervan sudah hampir mencapai tangga menuju lantai bawah.

"Dasar bodoh, suami lemot, menyelamatkan istri sendiri tapi tidak cekatan. Max... Bawa istrinya ke mobil. Aku akan urus Ervan dan memastikan Anthony mendapatkan tiket ke neraka." Ucap Dom pada rekannya.

Max pun mengangkat tubuh berperut besar itu dengan menatap ngeri. Pasalnya perut Daisy hampir bolong karena goresan pisau sudah dalam.

Sedangkan Dom, kini menghabisi Anthony dengan menembakkan peluru tepat di jantungnya. Darah keluar menyembur hingga mengenai wajah Dom yang memang menembaknya dengan posisi sangat dekat.

"Sudah selesai, ayo pergi. Aku tidak menyangka banyak CEO ketika menjadi suami jadi pria bodoh. Kamu tidak jauh berbeda dengan Nathan, tapi kamu lebih bodoh."

"Apa istriku baik-baik saja?"

"Sekarang pikirkan dirimu sendiri dulu, apa kamu yakin bisa tetap berjalan dengan kondisi seperti ini."

"Bisa, tapi tolong bantu aku berdiri." Ucap Ervan dengan lemah.

Setelah semua orang berhasil keluar dengan selamat, bangunan tua itu runtuh dan rata menjadi tanah. Yang menjadi kuburan bagi Anthony.

Setelah beberapa saat berlalu, Daisy dan Ervan sudah berhasil dibawa ke Rumah Sakit. Kondisi Ervan memar dan ada tulang punggung yang retak. Sedangkan keadaan Daisy membuat dokter yang menanganinya tercengang. Karena Luka sayatan itu sudah hampir mengenai selaput rahim yang berguna melindungi bayi dari goncangan jika tetap diteruskan oleh Anthony.

Mau tidak mau, Dokter harus menjahit luka di perut Daisy. Dan mungkin akan menjadi luka parut yang membekas seumur hidup. Yang akan terus mengingatkan Daisy dengan kejadian yang tak terlupakan.

Waktu terus berganti, saat ini sudah satu hari Daisy ditemukan. Dia masih tertidur akibat obat bius yang diberikan oleh Dokter.

Ervan lebih dulu terbangun, setelah kemarin menjalani operasi pada punggungnya.

"Sayang... Daisy...?" Ucap Ervan memanggil istrinya yang ada di brangkar sebelahnya. Ya, mereka sudah ditempatkan di satu ruangan atas pemintaan Papa Bram. Pria itu yang baru pulang dari Luar Negeri untuk urusan bisnis harus mendengar berita buruk tentang kedua anaknya.

"Istrimu masih belum sadar, apa ada yang kamu inginkan?" Tanya Papa Bram, menatap sendu putranya.

"Aku bodoh Pa, aki tidak bisa menjaga istriku, bahkan aku membuat adikku kembali terguncang. Aku bersalah Pa, aku bukan suami dan kakak yang baik." Ucap Ervan penuh sesal, air mata tak bisa lagi dia tahan.

"Tidak perlu meratapi nasib, ini sudah takdir. Yang perlu dilakukan adalah jangan pernah mengulang kesalahan yang sama. Memprioritaskan istri memang perlu tapi juga tidak boleh menghakimi adikmu saat terjadi hal yang tak diinginkan. Jika sudah seperti ini, perbaiki dirimu. Dan berdoa lah supaya kondisi Daisy dan Luna segera pulih kembali.

Sementara itu, kondisi Luna masih belum menunjukkan perubahan. Dia masih terdiam dengan mata yang terpejam.

"Maaf... Maafkan aku Kak, aku tidak bermaksud membuat Istri Kakak menghilang. Itu bukan mau ku." Racau Luna dengan air mata yang terus mengalir deras di balik pelupuk yang tertutup rapat.

"Honey... Jangan buat mas takut."

Pintu terbuka, Papa Bram datang menjenguk putri kesayangannya yang memprihatinkan

"Apa Luna belum bisa diajak bicara Atlas?" Tanya Papa Bram.

"Belum Pa, dia tetap sama mata terpejam tapi mulut meracau. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membuatnya mau membuka mata. Hanya Daisy yang bisa melakukan semua itu."

Ucap Atlas sendu. Karena apa yang dia ucapkan sesuai dengan pernyataan Dokter padanya kemarin malam.

"Tapi, Daisy juga masih belum sadarkan diri. Kondisinya tidak lebih baik dari pada Luna. Penculik itu ingin melubangi perut Daisy dengan menyayat perlahan membentuk pola huruf. Dan ada ruam di sekitar luka itu akibat cuka."

"Penculik itu memberikan air cuka setelah selesai menggoreskan pisau di lapisan kulit Daisy. Beruntung janinnya tidak apa-apa, tapi kemungkinan besar Daisy juga akan trauma. Entah dosa apa yang telah aku lakukan di masa lalu, hingga anak dan menantuku yang harus menanggung hukumannya" Ucap Papa Bram menatap kosong langit-langit.

"Kakak..." Teriak Luna kemudian membuka matanya dengan nafas yang terengah dan keringat yang membasahi kepala.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun sayang? Apa ada yang kamu inginkan? Minum dulu sebentar ya, baru setelah ini kami bicara." Ucap Atlas kemudian meminumkan segelas air.

"Kakak, di mana Kak Daisy mas, aku harus bertemu dengannya."

"Daisy aman, dia sedang tidur bersama Ervan. Sekarang kamu makan ya, mau Papa suapi? Kamu harus tetap menjaga kesehatanmu, ingat di dalam perutmu ada buah cintamu dengan Atlas." Ucap Papa Bram membelai penuh kasih sayang.

"Baiklah, aku akan makan asal Papa yang suapi aku." Ucap Luna manja sambil tersenyum manis.

"Mau makan pakai lauk apa? Tadi Papa sudah bawakan masakan Bibi dari rumah. Katanya terakhir kamu sangat suka ceplok telor. Ini ada balado telor dan juga sayur asam-asam kesukaanmu."

"Mau, Pa aku mau." Ucap antusias Luna seperti anak kecil.

"Tapi, Papa khawatir ada yang cemburu." Ucap Papa Bram menggoda.

"Siapa yang cemburu, pasti dia pria yang sangat posesif." Jawabnya.

"Tuh, ada pria bermata biru yang menatap tajam Papa." Ucap Papa Bram yang dibalas deheman.

"Hmmm... Papa sudah pandai menyindir menantu ya sekarang. Aku tidak mungkin cemburu pada cinta pertama istriku, karena tanpa Papa aku tidak bisa bersama dengan Luna.

Kebahagiaan mulai dirasakan oleh Atlas ketika Luna makan dengan lahap dari tangan sang Papa tercinta.

"Sementara itu, di kamar sebelah, Daisy juga sudah membuka matanya.

"Abang... Di mana aku sekarang?" Tanya Daisy yang belum menyadari keberadaan Ervan di samping brangkarnya.

"Sayang, abang ada di sebelahmu."

"ABANG... Kenapa punggungnya?" Teriak Daisy.

1
Cicih Sophiana
semoga semua di beri kesembuhan dan bahagia untuk keluarga Luna dan Daisy...
Cicih Sophiana
manusia bia dab si Anthony
Cicih Sophiana
ketemu cowok yg kelewat gila...
Cicih Sophiana
waduh cari penyakit aja tuh orang...
bisa di musnahkan dia...
Cicih Sophiana
musnahka pelakor Atlas... boleh gak Atlas aq titip satu pelakor untuk di mustahil kan...🤭😁
Cicih Sophiana
ternyata luar biasa cobaan cinta nya untuk Luna... gimana gak sesakit itu klo kejadian nya memang seperti itu...
Cicih Sophiana
waduh tersiksa sekali mau mati nya... judul novel terdahulu apa ya thor klo boleh tau..
Erchapram: Pelacur Cantik Di Tubuh Istri Sampah
total 1 replies
Cicih Sophiana
siapa itu yg datang... pasti si kadal buntung🤭😂
Binti Shl
kalo atlas bener2. berubah,ok lah.buka hatimu. Luna mungkin udah takdir mu bersama atlas
Binti Shl
ada juga ya bidan yang gemblung 😀
Binti Shl
lah gak sadar mak e bima punya dosa apa 🤦
Cicih Sophiana
uek Luna mau muntah mendengar Bima cinta Luna hanya untk dia...
Cicih Sophiana
wah Ervan gak pake pemanasan dulu main coblos aja... gak sabaran banget🤭😁
Cicih Sophiana
Dahsyat orang beruntung mendapatkan Ervan yg baik, mertua yg baik ade iparpun baik.. dari kluarga yg kaya raya pula
Erchapram: Betul
total 1 replies
Cicih Sophiana
wow yg jd Luna cantik nya 🥰😍😍
Erchapram: Terima kasih
total 1 replies
Cicih Sophiana
5 tahun bertemu lagi...
Cicih Sophiana
seribu satu untuk laki" yg mulus belum ada bekas perempuan lain... walau itu hanya ciuman
Cicih Sophiana
klo jodoh ya Van... qta tdk tau datang nya dari mana dgn siapa dan tdk tau siapa dia... klo Allah berkehendak akan datang sendiri
Cicih Sophiana
heis siapa jg yg mau bunuh diri... aq malah sedang melihat air sungai mengalir 🤫
Erchapram: Haha bisa saja kak
total 1 replies
Cicih Sophiana
terbuka kan hati dan mata kamu Ervan... siapa kekasih kamu yg kamu cintai sebenar nya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!