Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Marah
"Dinda ...!!" teriak Daniel saat saat dia masuk ke dalam apartemen. Dia baru pulang dari kantor tapi melihat dapur masih berantakan. Banyak barang-barang yang belum di masukkan ke dalam kulkas dan itu membuatnya kesal. Daniel adalah orang yang sangat rapi dan tertata. Dia ping membenci yang namanya berantakan jadi ketika melihat dapur seperti itu dia menjadi kesal.
"Cih, di mana dia? kenapa tidak menjawab?"
Daniel memilih mendatangi kamar Dinda lagi, tapi ketika dia hendak masuk langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamar karena dia mengingat kejadian di mana dia melihat Dinda yang hanya memakai kaus dalamnya dan itu membuat Daniel panas dingin. Dia takut akan melakukan hal itu pada Dinda. Apalagi anak itu masih sekolah dan dia tidak ingin merusak masa depannya.
Niatnya mencari sugar baby bukan untuk menidurinya seperti apa yang sering di lakukan Kevin, dia melakukan semua ini hanya untuk ya, sekedar kesenangan saja dengan menyuruh Dinda untuk membersihkan apartemennya dan lagi ndak bisa memasak dan makanannya bisa dimakan oleh lidah Daniel itu pula yang menyebabkannya mau menerima gadis itu.
Daniel masih berdiri di depan pintu kamar Dinda sampai dia memutuskan untuk saja, lagi pula siapa yang berani memarahinya karena tempat ini miliknya bukan?
"Dinda ..." panggilnya lagi hingga membuat gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi itu langsung menatap heran pada Daniel yang berteriak memanggil namanya.
"Om?" Dinda bertanya dengan heran dan dia baru sadar jika dirinya hanya memakai handuk saja saat ini dan itu tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan Daniel sendiri langsung terpaku di tempatnya ketika melihat bagaimana penampilan Dinda saat ini. Kemarin dia melihat gadis ini menggunakan kaos dalam saja dan kali ini dia melihat Dinda hanya mengenakan handuk dan bahkan handuk putih itu tidak bisa menutupi bagian pahanya.
"Damn!" umpat Daniel yang langsung menghampiri Dinda. Tanpa basa-basi dia langsung menghampiri gadis itu dan menariknya ke atas tempat tidur.
"Om, mau apa?" tanya Dinda dengan panik hingga membuatnya mulai ketakutan.
Brugh ...
Tubuhnya di hempasan begitu saja ke atas tempat tidur hingga membuatnya terlentang dan Daniel langsung menyerang bibir Dinda begitu saja. Dia yang mendapatkan perlakuan seperti ini ingin menolaknya. Namun, ketika dia mengingat apa yang teman-temannya katakan membuatnya hanya bisa pasrah saja karena dia sudah menandatangani surat perjanjian di antara mereka berdua. Dia membiarkan Daniel terus mencium bibirnya dengan rakus dan bahkan tangan Daniel juga sudah mulai meraba bagian pahanya. Entah mengapa rasanya gejolak di dalam diri Daniel langsung menguasainya begitu saja.
"Ah ..., Om," desah Dinda saat dia merasakan pria itu mulai bermain di bagian lehernya. Dinda tidak sadar jika saat ini handuknya sudah terbuka semua hingga membuat tubuhnya bisa di lihat oleh Daniel. Di tatapnya dengan seksama tubuh Dinda sebelum dia kembali melanjutkan aksinya. Daniel kembali beraksi dengan mencium bibir Dinda lalu turun lagi ke bagian lehernya. Meremas dadanya dns meraba bagian pahanya. Semua itu Daniel lakukan karena dia ingin tau bagaimana reaksi Dinda atas apa yang mereka lakukan saat ini.
"Mendesahlah Dinda, lakukan seperti itu terus," ucap Daniel yang membuat Dinda mulai menggeliat seperti ikan yang menggelepar karena kekurangan oksigen di atas tempat tidurnya.
"Om Daniel ..." panggil Dinda dengan suaranya desahannya. Dia tidak tau apa itu mendesah, dia hanya mengikuti nalurinya saja.
"Ya, mendesahlah seperti itu Dinda."
Daniel terus saja melakukan apa yang ingin dilakukannya sampai dia merasa gemas dengan dada Dinda yang sangat mungil tapi menggairahkan. Entah mengapa rasanya Daniel gemas dan ingin merasakan bagaimana sensasi dari gumpalan daging kenyal yang memiliki puncak kecil berwarna pink kecoklatan.
"Ah ..., om Daniel," desah Dinda ketika merasa dadanya di permainkan seperti itu. Dia tidak bisa menahan gejolak dalam dirinya lagi sampai dia merasakan kain segitiga miliknya di tarik oleh Daniel.
"Om!" pekik Dinda ketika merasa Daniel yang semakin jauh tak terkendali lagi.
"Aku akan mengajarimu sebelum kita sampai di permainan inti. Nikmati saja malam ini dan aku akan membuatmu merasakan sensasinya."
Daniel kembali mencium bibir Dinda dan tangannya kembali meraba bagian paha hingga dia sampai di bagian terlarang milik gadis itu.
"Om ..." Dinda kaget bukan main saat merasa jari-jari Daniel sudah sampai di bagian inti tubuhnya dan bermain di sana.
"Ah ..., Om Daniel ..." desah Dinda kala merasakan miliknya di permainkan oleh Danie dengan begitu luar biasa. Tubuhnya berguncang hebat sesuai dengan tempo jari Daniel.
"Om ...," tubuh Dinda semakin tidak terkendali kala dia merasakan bagian perutnya mengencang dan seperti ada yang ingin keluar dari dalam dirinya. Daniel yang melihat Dinda hampir mencapai puncaknya semakin menambah kecepatan jarinya hingga membuat Dinda semakin tidak terkontrol lagi. Bahkan suara desahannya semakin nakal dan liar.
"Om Daniel, aku mau pipis om...," suaranya mulai tidak terdengar baik tapi Daniel terus melakukan semua itu hingga membuat Dinda menjerit ketika merasakan sensasi yang sangat luar biasa itu.
"Om Daniel, Ah ...," desahnya panjang saat merasakan sesuatu yang keluar dari inti tubuhnya begitu saja. Tubuhnya lemas dan dia merasakan bahwa ada cairannya yang keluar dari dalam daerah intimnya.
Sedangkan Daniel yang merasakan hal itu tersenyum puas karena dia bisa membuat Dinda seperti itu dan kini saatnya dia yang melakukan hal itu untuknya.
"Om," Dinda kaget ketika dia kembali dibtari oleh Daniel sedangkan keadaan dia saat ini tidak memakai apa pun. Kedua bola matanya langsung membulat ketika melihat apa yang ada di depannya saat ini.
"Ledakkan dia dan buat dia kembali tidur!"
"Hah?" Dinda bertanya dengan ekspresi terkejut ketika melihat sesuatu yang benar-benar panjang, besar dan berdiri tegak di hadapannya. Seketika jantung Dinda ingin melompat dari tempatnya. Apalagi ketika Daniel menarik tangannya dan memegang batangan besar itu.
***
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤