NovelToon NovelToon
Misi Balas Dendam

Misi Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Teen School/College / Tamat
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Vina Melani Sekar Asih

Hubungan antara Raka dan Jena memang baik-baik saja. Tetapi saat seorang teman kelas Jena memberitahu bahwa Raka sedang bersama seorang perempuan, membuat Jena merasa curiga bahwa Raka menjalin suatu hubungan dengan perempuan itu yang mana perempuan itu adalah sahabat Jena.

Namun kenyataannya, bukan dengan sahabat Jena melainkan dengan seseorang yang bahkan Jena tidak kenal. Dengan begitu, Jena akhirnya memutuskan hubungan dengan Raka dan bahkan Jena membuat kesepakatan dengan seorang lelaki bernama Jevan supaya menjadikan dia sebagai pacar pura-pura Jena.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vina Melani Sekar Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Suara gemuruh dari atas langit terdengar, sontak beberapa orang berlari menuju kelasnya masing-masing karena khawatir jika nantinya akan terjebak di kantin. Akan tetapi, saat ini aku masih berada di kantin dikarenakan makanannya belum habis. Bukan hanya Jena saja yang masih berada di kantin. Adapun Raka, Jevan dan beberapa murid dari kelas lain.

Saat ini aku memang sedang beristirahat dengan Raka. Namun saat datang ke kantin hingga sekarang, keduanya tidak mengobrol sama sekali. Keduanya hanya fokus menikmati makanan dan minuman masing-masing.

"Udah dong marahnya," pinta Raka sambil menatap wajah Jena.

"Aku akan berhenti marah kalau kamu berkata jujur sama aku tentang hubungan kamu sama Tasya."

"Aku udah bilang kalau aku gak selingkuh. Kamu kan tahu kalau aku sama Tasya cuma teman dan juga Tasya itu kan sahabat kamu."

"Bohong! mana ada yang selingkuh mengakui kalau dirinya selingkuh," sahut Jevan dan itu membuat Raka murka karena Jevan terus memanas-manasi keadaan.

Raka berjalan kearah Jevan, spontan aku berlari sebab dikhawatirkan akan terjadi perkelahian.

"Ka, ayo ke kelas." Jena dengan cepat menggenggam tangan Raka, namun Raka spontan menghempaskannya.

"Lo jangan memanas-manasi Jena deh!" murka Raka dengan tatapan seolah-olah ingin menghabisi Jevan.

"Ka, udah! malu dilihat orang." Jena segera menggenggam erat tangan Raka.

"Siapa juga yang memanas-manasi Jena." Jevan tersenyum seakan-akan meledek Raka.

Aku menyuruh Jevan untuk pergi karena jika Jevan masih disini kemungkinan Raka akan menghajarnya.

"Ka, maafin aku ya. Mulai sekarang aku gak akan bahas itu lagi. Aku percaya kok sama kamu, jadi sekarang kamu jangan marah-marah kayak gitu lagi."

"Kamu gak salah, jadi gak perlu minta maaf."

Aku mendekat dan memeluk Raka. "Jangan marah-marah kayak tadi lagi, soalnya aku takut lihat kamu marah-marah."

Mulai detik ini juga, aku akan menghilangkan prasangka buruk terhadap Raka. Mungkin karena aku cemburu saja kepada Tasya, maka dari itu aku salah paham dengan kedekatan Raka dan Tasya.

Selama pacaran, mungkin ini adalah masalah terbesar dalam hubungan antara aku dan Raka. Dan mungkin dengan adanya kesalahpahaman ini dapat membuat keduanya menjadi lebih dewasa dalam menghadapi suatu masalah.

...****...

Pulang sekolah, aku dan Raka pergi ke sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Keduanya sengaja tidak langsung pulang dikarenakan ingin menghabiskan waktu berdua.

Ya benar, akibat permasalahan tadi membuat Raka merasa bersalah dan tentunya Raka harus mengajak Jena jalan-jalan agar keduanya bisa melupakan masalah didalam hubungannya.

"Tentang ucapan kamu saat di kantin, emang itu benar ya?"

"Ucapan aku yang mana?" bingung Raka.

"Emang benar kalau Jevan suka sama aku?"

Raka mengangguk mengiyakan perkataanku. "Kenapa? kamu juga suka sama dia?" spontan saja aku menggelengkan kepala karena sejujurnya aku hanya bertanya saja untuk memastikannya.

Saat berada di taman, tiba-tiba saja rintik hujan turun dan otomatis aku dan Raka mencari tempat untuk berlindung agar pakaian kita tidak basah.

"Seragam kamu basah gak?" tanya Raka memastikan.

"Basah dikit sih."

"Ka, kita foto yuk! udah lama loh kita gak foto bareng."

"Ya udah ayo kita foto bareng."

Kita berfoto bersama. Sebenarnya niatku ingin berfoto supaya aku bisa menunjukkan kepada semua temannya kalau hubungannya dengan Raka baik-baik saja, sebab teman-teman sekelasnya pasti tahu tentang rumor itu.

Jika tidak memberitahunya, mungkin sampai saat ini teman-teman sekelasnya masih bergosip tentang masalah hubunganku dan Raka.

"Oh iya, tadi aku bicara sama Ara terkait foto yang dia tunjukkan ke kamu. Tapi setelah aku bertanya tentang foto itu, dia justru berkata kalau dia gak pernah menunjukkan foto ke kamu."

"Ara kok gitu sih, udah jelas-jelas dia waktu itu menunjukkan foto."

"Iya, aku tahu kok. Dari awal kan aku udah bilang kalau kamu dibohongi sama Ara."

Ting!

Aku otomatis mendekat saat ada notifikasi di ponsel Raka. Jujur aku masih khawatir jika Tasya masih berkomunikasi dengan Raka lewat SMS ataupun telepon.

Ya, lagi-lagi aku khawatir. Padahal tadi aku sudah berjanji untuk melupakan masalah ini.

"Siapa?"

"Jen, kayaknya aku harus pergi deh."

"Kamu kok gitu sih! masa mau tinggalin aku sendiri disini."

"Aku minta maaf. Tapi masalahnya ini penting banget."

Aku menghela nafasnya, seharusnya tadi aku menelpon Papah saja dan segera pulang. Kalau seperti ini jadinya, aku tentunya sangat kesal kepada Raka.

"Kamu pulang naik taksi aja ya."

Lagi-lagi Jena menghela nafasnya. "Ya udah iya."

"Kalau gitu aku pergi dulu." Raka berlari meninggalkan Jena padahal posisinya sekarang sedang hujan.

Entah ada apa dengan Raka, tetapi sepertinya Raka mempunyai masalah sehingga dia harus pergi dengan terburu-buru.

...****...

Aku menikmati makanan dengan sangat lahap. Baru kali ini ia merasakan perutnya sangat lapar. Ya, alasannya mungkin karena tadi aku kehujanan, makanya makanan yang aku makan terasa sangat lezat.

"Tadi kata Papah katanya kamu ada di taman ya?" tanya Mamah.

"Iya, Mah.

"Kenapa ke taman? kenapa gak langsung pulang aja," heran Mamah.

"Karena tadi Raka ajak Jena ke taman. Tapi karena Raka ada urusan, jadi Raka meninggalkan Jena sendirian."

Mendengar penjelasanku membuat Mamah kesal karena tak seharusnya Raka seperti itu.

"Kamu lebih baik putuskan Raka. Bagaimana bisa dia tinggalkan kamu sendirian. Kalau misalnya kamu kenapa-napa gimana coba?"

"Mamah kok bicara kayak gitu sih."

"Habisnya Mamah kesal sama lelaki yang gak bertanggung jawab. Kalaupun dia mau pergi, setidaknya dia antar kamu ke rumah."

"Masalahnya Raka gak bawa kendaraan, Mah."

Tingtong! Tingtong!

Aku hendak berdiri, namun Mamah menyuruhku untuk menikmati makanan saja. "Biar Mamah yang kesana." Mamah segera pergi untuk menemui orang yang menekan bel.

Beberapa menit kemudian, Mamah kembali menghampiriku dengan raut wajah seperti seseorang yang sedang marah.

"Kenapa, Mah?"

"Gak kenapa-napa kok."

"Tadi siapa, Mah?"

"Tetangga."

Aku sangat penasaran dengan percakapan Mamah dengan orang itu. Melihat Mamah yang seperti ini membuatku yakin bahwa Mamah dan orang itu pasti mempunyai masalah yang serius.

Untuk membuat Mamah kembali tersenyum, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya hal-hal yang membuat Mamah kembali ceria. "Waktu dulu, diantara Mamah sama Papah siapa dulu yang jatuh cinta?"

"Kenapa kamu bertanya tentang hal itu tiba-tiba?" heran Mamah sambil tersenyum.

"Jena cuma pingin tahu, karena siapa tahu Mamah duluan kan yang jatuh cinta sama Papah."

"Iya, kamu benar. Dulu Mamah yang pertama kali jatuh cinta sama Papah. Cuma waktu itu Mamah gak berani mengungkapkan ke Papah. Tapi karena ada satu teman Mamah yang kasih tahu Papah, akhirnya Papah jadi mendekati Mamah."

1
Zhree
Halo Kak.. salam kenal dari "Terjerat Cinta Pria Beristri"
Vimel: salam kenal juga kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!