Benci, perasaan itu yang dimilki oleh Sienna Abraham pada Michael Robinson. Pria yang telah merenggut keperawanannya dan membuatnya memilki seorang putra.
Akan tetapi ia terpaksa berjumpa lagi dengan pria itu karena permintaan sang putra yang sedang sakit keras.
Justin bukan hanya butuh kasih sayang dari sang Daddy tapi juga biaya pengobatan agar ia bisa sembuh dan merasakan kebahagiaan.
Akankah hubungan mereka akan membaik atau malah semakin buruk?
Pantengin kisahnya ya😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 AG Harapan Michael
Michael Robinson membuka pakaian Justin saat anak itu tertidur dan langsung membuat dadanya sesak.
Ada beberapa tanda memar di bagian lengan pada tubuh anak itu. Tak sadar ia menitikkan airmatanya karena sangat sedih melihat keadaan sang putra yang baru ia tahu keberadaannya.
Ia pun segera menutup kembali pakaian sang putra agar tidak menimbulkan kecurigaan. Ia menghela nafas berat kemudian meninggalkan ruangan itu setelah memastikan Sienna dan putranya sudah tertidur pulas.
"Buat mereka senyaman mungkin!" titahnya pada dua orang perawat yang ia tugaskan untuk merawat dua orang kesayangannya itu.
"Baik Tuan." Mereka membungkukkan badannya hormat.
Michael pun segera melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan dimana sudah ada Shane Filan dan juga Luke Shawn menunggunya dengan sabar.
"Jelaskan padaku dengan lengkap hasil pemeriksaan laboratorium tentang Justin!" titah Michael tanpa basa-basi. Ia langsung duduk di depan para dokter senior itu dengan tatapan serius.
Selembar kertas dari dalam amplop berwarna putih pun Luke Shawn keluarkan dan ia bacakan di depan pemilik rumah sakit itu.
"Jumlah trombosit Justin hanya berada pada angka 130.000 per mikroliter nya. Dan ini agak jauh dibawah normal Tuan. Untuk itulah ia lebih beresiko mengalami pendarahan."
Michael merasakan tubuhnya menegang. Meskipun ia sudah mendengar tentang hasil diagnosa Justin yang mengidap ITP, ia masih saja merasa tak percaya anak sekecil itu menanggung derita yang sangat menakutkan seperti ini.
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) adalah penyakit yang menyebabkan tubuh mudah memar atau berdarah. Hal ini terjadi karena rendahnya jumlah sel keping darah dalam tubuh.
"Justin seringkali mimisan dan ya, kami menemukan beberapa tanda memar dan juga ruam merah pada kulitnya Tuan," ucap Luke Shawn dengan tatapan lurus pada wajah Michael.
"Ya, aku juga baru melihatnya," jawab Michael.
"Untuk Justin dan penderita ITP perlu berhati-hati dalam beraktivitas, khususnya aktivitas yang melibatkan kontak fisik dan berisiko menyebabkan cedera atau luka Tuan, misalnya bermain sepak bola atau kegiatan berat lainnya. Dan bila mengalami luka, segera lakukan upaya untuk menghentikan perdarahan dengan menekan area yang berdarah."
Michael hanya mengangguk pelan. Rasanya ia sudah tak punya tenaga mendengar berita buruk ini. Lalu bagaimana dengan Sienna? Apakah ia akan kuat menerima keadaan Justin?
"Pada anak-anak, ITP terkadang tidak menimbulkan gejala. Jika muncul, gejala biasanya bersifat ringan dan berlangsung kurang dari 6 bulan (akut). Gejala ITP juga dapat berlangsung lebih dari 6 bulan (kronis), tetapi biasanya terjadi pada penderita dewasa Tuan," ucap sang dokter.
Michael menghela nafasnya kemudian menatap dua orang dokter dihadapannya.
"Kami juga sudah mencari dan menyingkirkan kemungkinan perdarahan dan rendahnya jumlah trombosit disebabkan oleh kondisi lain Tuan," ucap Luke Shawn setelah lama terdiam.
"Uji fungsi hati dan pemeriksaan fungsi ginjal sudah kami lakukan Tuan, dan puji Tuhan semuanya masih sangat bagus."
Michael bernafas lega. Ia bersyukur mendengar kabar baik ini.
"Jangan khawatir, penyakit Justin belum terlalu parah. Kami akan memantau dan melakukan pemeriksaan trombosit secara rutin untuk mencegah perdarahan lagi," lanjut Like Shawn dengan senyum tipis diwajahnya.
"Apa saja tindakan yang sudah kalian lakukan?" tanya Michael untuk membuat hatinya tenang.
"Kami sudah memberikan Kortikosteroid, yang berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan jumlah trombosit. Dan jika jumlah trombosit sudah kembali normal maka kami akan menghentikan Justin mengkonsumsinya Tuan."
"Dan juga Eltrombopag, kami berikan untuk membantu sumsum tulang agar dapat memproduksi lebih banyak trombosit."
Michael tersenyum. Ia semakin lega saja mendengar penjelasan sang dokter.
"Bagus, aku berharap semuanya bekerja dengan baik. Kalau begitu beristirahatlah. Ini sudah larut. Keluarga kalian juga pasti butuh kalian di rumah," ucap Michael kemudian segera berdiri dari duduknya.
"Terimakasih banyak dokter, aku percaya kalian pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk putraku," lanjut pria itu kemudian benar-benar pergi dari hadapan dua orang dokter senior di rumah sakit itu.
Luke Shawn dan Shane Filan saling berpandangan kemudian menarik nafas lega. Mereka pun mengambil barang-barang mereka dan segar pulang untuk beristirahat.
Tugas mereka hari ini sudah Mereka laksanakan dan saatnya untuk pulang dan bertemu dengan keluarga yang sudah lama menunggu mereka.
Michael dan asisten pribadinya, Nicholas Smith berjalan menuju ruangan perawatan untuk Justin yang lebih nampak seperti sebuah rumah yang nyaman. Ada beberapa ruangan lagi di dalam ruangan yang cukup luas itu. Dan khusus untuk ruangan Justin ada dua ranjang yang sengaja di pasang di dalam ruangan itu agar Justin dan Sienna bisa nyaman berada di dalamnya.
Michael menatap dua orang yang sedang tertidur itu dengan tatapan sayang. Ia pun mengalihkan pandangannya pada sang perawat yang bertugas di tempat itu.
"Apa mereka bangun saat aku pergi?" tanya Michael pada sang perawat yang sejak tadi berada di dalam ruangan itu.
"Tidak Tuan. Nyonya Sienna tidur dengan sangat nyenyak begitupun dengan tuan Justin," jawab salah satu perawat.
"Ah iya itu sangat bagus. Kalau begitu kalian bisa beristirahat. Ini sudah waktunya tidur," ucap Michael kemudian berjalan ke arah ranjang Sienna yang berukuran besar. Dua perawat itu membungkukkan badannya hormat kemudian langsung keluar dari ruangan itu.
"Nick, kamu juga istirahatlah. Kita akan tidur disini sampai keadaan Justin membaik," ucap Michael seraya menatap sang asisten yang selalu setia mengikutinya kemanapun.
"Nyonya Megan menelpon saya beberapa saat yang lalu dan dia menanyakan keberadaan anda Tuan," ucap Nick dengan wajah datarnya.
"Oh, lalu apa katamu Nick?" tanya Michael dengan santai. Ia mulai membuka suitnya kemudian menyerahkannya pada sang asisten.
"Saya tidak memberitahu kalau anda ada di rumah sakit."
"Bagus. Aku selalu suka dengan apa yang kamu lakukan." Michael tersenyum kemudian membuka lagi kemejanya dan menggantinya dengan sebuah kaos untuk dipakainya tidur.
"Dan jangan pernah mengatakan kalau kita sudah menemukan Sienna dan seorang cucu untuknya sebelum Justin benar-benar sembuh," lanjut Michael seraya melangkahkan kakinya ke arah toilet untuk membersihkan dirinya.
Nick hanya membungkukkan badannya sedikit kemudian meninggalkan ruangan itu menuju ruangan di sebelahnya untuk tidur. Seharian ini adalah hari yang cukup sibuk dan berat baginya.
Sementara itu, Michael yang sudah mencuci wajahnya di toilet mendatangi ranjang Justin dan menatap sang putra dengan perasaan haru.
"Justin, aku sangat mencintaimu sayang," bisiknya kemudian mencium kening sang putra.
"Semoga kamu cepat sembuh dan kita akan hidup bahagia bersama," ucapnya lagi kemudian memperbaiki letak selimut sang putra. Setelah itu ia menuju ke sebuah ranjang yang tak jauh dari ranjang Justin.
Ia naik kemudian masuk ke dalam selimut wanita yang sangat dicintainya itu. Ia memeluk wanita itu sampai ia tertidur karena lelah.
🍁🌺
*Tobe Continued.
Like dan komentar dong 🤭😍
karena kalo Oh itu justru konotasinya meremehkan, tapi kalo "Apa" itu seperti tidak percaya dengan suatu yg di dengar.
lbh enakan gitu thor,ketika seanna bicara dengan justin dia manggil dirinya sendiri mommy,ketimbang aku.
mf ya thor kritikan nya🙏