Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wisuda Vivienne
Mike, Edward dan Alex melongo mendengar ucapan Jammie yang 11-12 dengan Vivienne tanpa filter dan mendengar soal anak, membuat ketiga pria tampan itu segera menarik Jammie untuk meminta penjelasan.
"Apa maksudmu dengan anak?" cecar Mike.
"Kamu sudah berani melakukan hal 'itu' ke Vivet? Kamu mau mati?" ancam Edward.
"Aku nikahin kalian saja sekalian!" balas Alex.
Keempat pria itu sekarang berada di sebuah ruangan yang berupa dapur kering.
"Whoah! Whoah! Tunggu dulu tuan-tuan semuanya. Saya tidak pernah menyentuh nona Vivienne!" ucap Jammie yang merasa dirinya salah bicara.
"Jelaskan!" ucap Edward dingin.
Jammie lalu menceritakan kenapa bisa nyelemong soal anak dan nasi kambing karena ulah Vivienne sendiri yang membuat cerita itu. Ketiga pria itu akhirnya tertawa ketika tahu Jammie tidak pernah menyentuh adik perempuan mereka dan melakukan karena level cemburu.
"Kejelekan Vivienne adalah, dia selalu menganggap kepemilikan absolute dan aku tidak heran jika suatu saat nanti kamu akan diminta sebagai miliknya secara mutlak!" kekeh Alex Reeves.
"Maksudnya tuan?"
"Be her husband," cengir Mike Cahill. "Jadi suaminya."
"No Sir, saya tidak pantas untuk nona Vivienne."
"Tapi Vivienne maunya sama kamu! Terus gimana?" kerling Edward.
"Berarti musibah buat saya" bisik Jammie manyun.
Ketiga kakak laki-laki Vivienne terbahak.
***
Waktu berlalu dan kini sudah tiga tahun Jammie tetap mengawal nona minus filternya. Selama itu pula entah sudah beberapa kali Jammie meminta berhenti dari pekerjaan mengawal Vivienne tetapi tetap saja dia tidak bisa meninggalkan nona bar-barnya.
Hari ini adalah hari wisuda Vivienne yang memperoleh hasil sangat memuaskan membuat kedua orangtuanya tidak percaya putrinya bisa membuktikan omongannya bahwa akan lulus dari kampus ternama di Tokyo bahkan dengan Suma cum laude.
Alex Neville dan Adinda Pratomo Neville pun datang ke Tokyo untuk menghadiri wisuda putrinya sedangkan Jammie memutuskan untuk tidak menemani nonanya karena menganggap acara hari ini adalah acara spesial Vivienne dan kedua orangtuanya.
Gadis itu sudah memakai gaun panjang dan sepatu boot tinggal memakai toga. Wajahnya sengaja dia beri pulasan make up agak tebal meskipun Vivienne tidak suka make up berlebih.
"Wah, cantiknya anak mama," puji Adinda Pratomo Neville.
"Anak mama kan memang selalu cantik paripurna tanpa cacat," narsis Vivienne.
"Ada cacatnya kok!" sahut Alex Neville.
"Apa tuh pa?" tanya Vivienne.
"Lambe turah, abuser, seenaknya sendiri..." kekeh Alex.
"Udah pa! Nggak usah diperjelas deh!" cebik Vivienne.
"Toga sudah dibawa sayang?" tanya Adinda agar tidak terjadi keributan antara Alex Neville dan Vivienne.
"Sampun ma. Yuk berangkat!" Vivienne menggandeng tangan sang mama keluar apartemen diikuti sang papa.
Ketiganya sampai di mobil Alphard milik Hiroshi Al Jordan yang memang dipinjam oleh Alex Neville sekalian dengan sopirnya.
"Jammie nggak ikut?" tanya Vivienne sambil celingukan mencari pengawalnya ketika mereka di dalam mobil.
"Jammie memang nggak ikut sayang, kemarin sudah bilang kalau ini waktunya keluarga jadi dia masuk kerja ke AJ Corp lah," jawab Adinda.
"Iisshhhh! Dasar pria itu!" Vivienne mengambil ponselnya.
***
Jammie sedang bersiap untuk terbang ke Hokkaido bersama Alexa dan Jeffry untuk memeriksa pembangunan resort disana ketika ponselnya berbunyi.
Vivienne Bar-bar
Wajahnya langsung manyun ketika mengetahui siapa yang menelpon.
"Kenapa Jammie?" tanya Alexa melihat asistennya manyun.
"Nona Vivienne menelpon saya" jawab Jammie.
"Angkat saja, paling kamu kena omel" kekeh Jeffry.
Jammie pun mengangkat panggilan nonanya.
"Selamat pa..."
"Jambreeeettt! Kamu dimana!" teriak Vivienne dari seberang.
"Bandara nona. Saya ada jadwal ke..."
"Kamu kesini nggak!" bentak Vivienne.
"Maaf nona. Kali ini saya tidak akan menuruti permintaan nona Vivienne!"
"Heh? Woooiiii! Jambret! Kamu kesini atau..."
"Nona Vivienne. Ini adalah hari wisuda nona jadi harusnya ini adalah waktu nona dengan kedua orangtua nona! Saya matikan ponsel saya karena saya akan segera masuk pesawat. Selamat atas wisudanya, selamat Suma cum laudenya. Selamat pagi." Jammie langsung menutup ponselnya dan mematikannya.
Alexa dan Jeffry yang melihat Jammie bisa galak hanya terbengong bengong.
"Whoah! Jammie! Salut aku!" Jeffry menepuk bahu Jammie sambil tertawa.
"Ada waktunya Vivienne harus berubah agar tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya," ucap Alexa.
Jammie hanya diam saja meskipun dalam hatinya tidak enak tadi sempat bernada tinggi saat sebal dengan gadis itu.
"Yuk berangkat!" ajak Jeffry.
***
Vivienne menatap ponselnya dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa Jammie menolak untuk datang melihat dia wisuda?
Apa pria itu tidak tahu bagaimana perjuangannya kuliah itu juga karena support darinya? Kalau tidak ada Jammie, bisa jadi dirinya malah malas kuliah.
Adinda yang melihat putrinya hampir menangis karena Jammie menolak datang ke acara wisudanya hanya bisa memeluk gadis bar-bar itu.
"Ternyata Vivienne yang suka bikin ulah, galak, bar-bar, seenaknya sendiri, bisa mewek juga," goda Adinda.
"Jujur ma, kalau nggak ada Jammie, aku nggak semangat kuliah. Meskipun aku suka jurusan yang aku ambil tapi tanpa ada Jammie, bakalan boring juga!" Vivienne mengusap air matanya kasar. Gara-gara Jammie, aku jadi cengeng! Nyebelin tuh orang!
"Kamu bener-bener suka sama Jammie, Vi?" tanya Alex Neville.
"Nggak tahu Pa tapi rasanya tanpa Jammie, hidupku nggak bewarna meskipun dikelilingi kakak-kakak durjanaku," keluh Vivienne.
"Sudah, jangan mewek Vi. Nanti makeup dan mascara mu bleber lho" goda Alex Neville.
"Ini mascara anti air papaaaaa!" protes Vivienne.
"Lha mana papa tahu!" kekeh Alex Neville.
Vivienne lalu bersidekap sambil manyun. Kayaknya memang kamu ada pekerjaan dengan Mbak Alexa dan Mas Jeffry. Ya udah deh! Tapi awas nanti kalau pulang! Aku hajar kamu! Enak saja main pergi tanpa pamit sama aku! Pamit kok sama Mama! Kamu tuh pengawalku atau apa sih?
Adinda yang melihat putrinya ngedumel nggak jelas hanya senyum-senyum saja. Sekali-kali ada yang berani melawan Vivienne, biar tahu bahwa tidak semua bisa dimilikinya.
***
Acara wisuda pun dilaksanakan dengan penuh khidmat dan Vivienne dengan bangganya maju ke depan ketika Dekan Fakultas Kimia memindahkan tassel dari mortarboard nya dari kiri ke kanan serta berfoto bersama karena gadis itu adalah lulusan terbaik.
Wajah bangga Alex Neville dan Adinda Pratomo Neville tampak jelas mengingat putri mereka terkenal bandel.
Ketiganya pun berfoto bersama yang sayangnya ketiga kakak lelaki Vivienne sibuk dengan kariernya di bidang olahraga jadi tidak bisa menghadiri acara wisuda adiknya.
"Selamat ya sayang. Habis ini mau kerja dimana? Tokyo atau Manchester?" tanya sang mama.
"Tokyo saja ma. Aku bosan di Manchester soalnya nggak ada Kak Brandon juga yang pindah ke Edinburgh."
Adinda melihat ke arah belakang Vivienne. "Lihat siapa yang datang tuh!"
Vivienne pun menoleh ke belakang dan wajahnya merona.
"Ini bunganya enaknya kasih ke siapa ya?"
Vivienne sumringah. "Jambreeeettt!" serunya sambil memeluk Jammie tanpa perduli dilihat kedua orangtuanya.
"Selamat ya nona."
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️