"Lahirkan anak Untukku. Dan aku akan memberimu 10 milyar!!"
.
.
Aster adalah seorang gadis yang terlahir ditengah-tengah keluarga sederhana. Dia hanya memiliki Nenek dan Ayahnya. Ibunya meninggal karena sakit. Sementara kakaknya entah pergi kemana.
Demi memenuhi kebutuhan keluarganya dan juga melunasi hutang-hutang ayahnya. Aster harus bekerja keras banting-tulang. Namun dari gaji yang dia dapatkan tentu saja tak mampu untuk melunasi semua hutang-hutang ayahnya pada rentenir. Sampai akhirnya laki-laki itu datang dan menawarkan sebuah batuan. Tentu saja dengan sebuah syarat, laki-laki itu ingin agar Aster melahirkan seorang anak untuknya dengan imbalan 10 milyar. Akankah Aster menerimanya, atau justru menolaknya?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Tergila-Gila Padaku
Ghisel menautkan alisnya ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti di halaman depan rumah bertingkat dua yang selama ini dia tempati bersama Mark. "Siapa yang datang?" perhatian perempuan itu teralihkan oleh teguran seseorang dari arah belakang.
Ghisel menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak tahu, mungkin saja tamu untukmu." ucapnya menimpali.
Baik Ghisel maupun Mark sama-sama tidak tahu mobil siapa itu. Sampai akhirnya mereka berdua melihat dua orang keluar dari mobil tersebut. Ghisel dan Mark sama-sama terkejut melihat siapa yang datang.
"Mark, bukankah laki-laki itu adalah Tuan Muda dari keluarga Xiao? Lalu kenapa dia bisa bersama Aster datang kemari?" tanya Ghisel penuh kebingungan.
Mark menggelengkan kepalanya. "Mana aku tahu, bahkan aku tidak pernah tahu jika Aster dan Keanu Xiao saling mengenal." Jawab Mark menimpali. Keduanya bergegas keluar untuk menyambut tamunya yang datang.
Ghisel-lah yang menyambut mereka berdua di depan pintu. "Aster, mau apa kau datang kemari?" tanya perempuan itu dengan nada yang sedikit tidak bersahabat.
"Wow, sangat mengejutkan dia pagi-pagi melihatmu di sini. Atau jangan-jangan rumor itu memang benar adanya, jika sebenarnya kau dan Mark selama ini sudah tinggal bersama?!" bukannya menjawab pertanyaan Ghisel, Aster malah balik bertanya.
kemudian Mark menarik Ghisel untuk menjauh dari Aster. Jika Ghisel yang bicara, bisa-bisa terjadi perang dunia ke-2. Dia sangat mudah tersulut emosi dan terkadang sulit mengendalikan emosinya sendiri. Apalagi setelah Aster mengakhiri hubungan dengannya, Ghisel menjadi lebih berani dan blak-blakan.
"Sebaiknya masuk dulu, tidak enak jika bicara di luar. Direktur Xiao, maaf atas ketidaksopanan calon istri saya pada Anda." ucap Mark penuh sesal. Wajar jika Mark mengenali Keanu, karena perusahaan mereka sudah lama bekerja sama.
Aster menatap Mark dengan senyum meremehkan. "Bagus ya, Mark. Kau berani mengakui Ghisel sebagai calon istrimu di depan orang lain, tapi selama kita pacaran kau tidak pernah mau mengakuiku sebagai calon istrimu di depan orang lain. Padahal saat itu kita sudah bertunangan!!"
"Itu karena yang dicintai oleh Mark adalah aku!!" Ghisel menyela ucapan Aster sambil memeluk lengan Mark. "Bukankah begitu, Mark?!"
Mark menyentak pelan tangan Ghisel dari lengannya dan menatapnya dingin. "Jaga sikapmu, ada Direktur Xiao disini!! Direktur Xiao, maaf atas sikapnya yang kurang sopan. Ngomong-ngomong ada angin apa sampai-sampai, Direktur Xiao, mau datang kemari?" tanya Mark penasaran.
Kemudian Aster menyerahkan sebuah undangan pada mantan tunangannya tersebut. "Aku harap kalian berdua datang di resepsi pernikahanku dengan, Keanu."
Kedua mata Mark membulat sempurna dan dia menatap Aster tak percaya. "Kau dan Direktur Xiao akan menikah?!" ucapnya memastikan. Buru-buru Mark membuka undangan itu guna memastikannya. "Kau dan dia, bagaimana bisa?" kemudian Mark mengangkat kepalanya dan menatap Aster dengan pandangan bertanya.
Aster memeluk lengan Keanu dengan begitu mesra. "Memangnya kenapa tidak bisa? Asal kau tahu saja, selama ini Direktur Xiao sangat tergila-gila padaku. Dia mengejar ku sampai jungkir-balik. Dia tetap tidak mau menyerah meskipun aku berkali-kali menolak, dan akhirnya aku setuju untuk menikah dengannya setelah melihat ketulusannya padaku." Ujar Aster panjang lebar.
Sontak saja Keanu menoleh dan menatap Aster dengan penuh intimidasi. Seolah-olah dia berkata 'Memangnya kapan aku pernah mengejarmu?!' kurang lebih begitulah arti tatapan Keanu.
Aster tersenyum lebar kearah Keanu."Sudahlah, urusan kita disini sudah selesai. Ayo pergi, dan kalian berdua jangan lupa datang," kemudian keduanya meninggalkan kediaman Mark. Aster sangat puas melihat reaksi mereka berdua.
Dan sekarang dia hanya perlu memikirkan cara menghadapi kekesalan Keanu setelah apa yang dia katakan barusan. Saat ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil.
"Omong kosong apa yang kau katakan?! Memangnya kapan aku pernah mengejarmu sampai jungkir-balik?!" Keanu menatap Aster dengan kesal dan marah.
Perempuan itu menggelengkan kepalanya."Memang tidak pernah. hanya saja aku ingin terlihat lebih berkelas di depan mantan, apalagi aku yang tidak pernah beruntung dalam hal percintaan. Sekalinya jatuh cinta dia sudah memiliki kekasih, dan sekalinya memiliki kekasih dia malah berselingkuh. Aku benar-benar tidak pernah beruntung dalam hal percintaan. Sekalinya ada kesempatan jadi bagaimana mungkin aku sia-siakan!!" ujar Aster panjang lebar.
Keanu mendesah berat. Sepertinya berdebat dengan Aster dia tidak akan gunanya. Dia tidak akan menang berdebat dengan Aster yang sekarang sedang mengurai senyum penuh kemenangan.
.
.
"Beri saya waktu lagi, Tuan Hoju. Saya berjanji akan segera melunasi hutang-hutang saya pada, Anda. Tidak lama, hanya satu bulan. Satu bulan saja, beri saya waktu lagi. Saya sudah tidak ada uang sama sekali."
"Waktu, waktu, waktu dan waktu!! Apa kau tidak bosan meminta waktu terus padaku? Aku saja sudah bosan memberimu waktu. Satu Minggu, dua Minggu, tiga Minggu, empat Minggu. Lama-lama kau meminta waktu satu tahun padaku!! Aku sudah tidak bisa memberimu toleransi lagi, sesuai perjanjian di awal jika kau tidak bisa melunasi semua hutang-hutangmu maka rumah ini beserta isinya akan menjadi milikku. jadi cepat bereskan semua barang-barang mu lalu tinggalkan rumah ini!!"
Tuan Jovan menggelengkan kepala. Buru-buru dia berlutut lalu memeluk kaki pria berwajah sangar tersebut. "Jangan ambil rumah saya, Tuan. Saya mohon, jika anda mengambil rumah ini lalu dimana kami akan tinggal? Ibu saya sudah tua, dan dia sedang sakit. Dia membutuhkan tempat yang nyaman untuk tinggal. Jika rumah ini tidak ada lagi lalu bagaimana dengannya?!"
"Itu bukan urusanku. Masalah dengan keluargamu tidak ada hubungannya denganku!! Aku akan memberimu waktu satu jam untuk berkemas, dan kemudian tinggalkan rumah ini!!"
Tuan Jovan terduduk lemas di lantai teras rumahnya. Dia benar-benar kehilangan tempat tinggalnya. Bagaimana dengan ibu dan putrinya jika mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi, lalu di mana dirinya akan membawa mereka berdua untuk tinggal.
Disaat bersamaan. Sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di depan Tuan Jovan. Terlihat Aster turun dari mobil itu dan menghampiri paruh baya tersebut. "Papa, apa yang terjadi? Kenapa kau duduk disini?" tanya Aster sembari berlutut di depan ayahnya.
Paruh baya itu mengangkat kepalanya dan menatap putrinya itu dengan sendu. Kesedihan terlihat jelas dari sepasang mata hitamnya yang sayu.
"Aster, maafkan Papa karena sudah gagal menjadi ayah yang baik untukmu. Papa, tidak bisa memberikan apa yang di berikan oleh kebanyakan ayah di luar sana kepada putrinya. Bahkan sekarang Papa tidak bisa memberikan tempat tinggal yang layak untukmu, karena rumah ini sudah disita oleh rentenirr kejam itu!"
Kedua mata Aster membulat sempurna."APA?! DISITA OLEH RENTENIRR?!"
.
.
Bersambung