NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Istri Siri

Hanya Sebatas Istri Siri

Status: tamat
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Obsesi / Tamat
Popularitas:443.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: poppy susan

"Maafkan aku karena aku sudah mengkhianatimu, sayang," batin Kaisar.

Kaisar sangat kaget saat mengetahui dirinya sudah merenggut kesucian seorang gadis cantik yang tidak lain adalah anak dari pembantunya.
Kaisar mabuk berat, sehingga menganggap Luna sebagai istrinya. Padahal istrinya saat ini sedang terbaring koma di rumah sakit.

Masalah semakin pelik, saat mengetahui Luna mengandung anaknya dan bersamaan dengan sang istri sadar dari komanya.

Apa yang akan dilakukan Kaisar? Apakah dia akan menikahi Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Derita Istri Siri

Malam pun tiba, seperti biasa Bi Sum dan Luna menyiapkan makan malam. Di meja makan sudah ada Mama Arini, Papa Mahaprana, Kai, dan juga Medina.

Luna menuangkan minuman ke dalam gelas dan terlihat Kai begitu sangat perhatian kepada Medina.

"Sayang, maafkan aku karena aku tidak bisa mengambilkan makanan untukmu," seru Medina.

"Tidak apa-apa sayang, aku bisa mengambilnya sendiri," sahut Kai dengan senyumannya.

Hati Luna serasa ditusuk ribuan pisau melihat perlakuan Kai kepada Medina begitu sangat lembut, berbeda kepada dirinya yang sama sekali tidak pernah diperhatikan padahal saat ini Luna sedang mengandung anaknya Kai.

Sementara itu, Mama Arini dan Papa Mahaprana saling pandang satu sama lain. Mereka tahu bagaimana perasaan Luna saat ini.

"Luna, kamu ikut makan di sini," seru Mama Arini.

"Ah, tidak Ma, Luna makan di belakang saja," sahut Luna.

"Ma? kenapa kamu memanggil Mama kepada Mama Arini?" seru Medina bingung.

Seketika semuanya terdiam, bahkan Kai sudah menatap tajam ke arah Luna karena dia sudah berani keceplosan di depan Medina.

"Oh itu, Mama yang bilang sama Luna supaya memanggil dengan sebutan Mama," sahut Mama Arini.

"Tapi kenapa? bukannya dia anaknya Bi Sum, enak banget kalau dia di suruh memanggil Mama," sinis Medina.

"Maaf Nyonya, tadi anak saya keceplosan," sahut Bi Sum dengan menundukkan kepalanya.

Bi Sum menarik tangan Luna dan membawanya ke belakang, sedangkan semuanya terdiam tidak ada yang bicara lagi.

Setelah selesai makan malam, Kai pun membawa Medina ke dalam kamarnya.

"Mas, kok anak pembantu itu berani sekali sih memanggil Mama Arini dengan sebutan Mama," kesal Medina.

"Jangan emosi sayang, kamu kan baru sembuh. Nanti biar aku kasih pelajaran sama wanita itu," seru Kai menenangkan istrinya.

"Pokoknya aku gak suka ya dia panggil Mama seperti itu, enak saja."

Kai menarik tubuh Medina ke dalam pelukannya. "Iya sayang, nanti aku marahi dia. Sekarang kamu istirahat ya dan jangan banyak pikiran, aku gak mau kalau sampai kamu sakit lagi."

"Ya sudah, kalau begitu aku istirahat dulu."

Medina pun melepaskan pelukannya dan mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kai menutup tubuh Medina dengan selimut.

"Selamat malam, sayang," seru Kai dengan mencium kening Medina.

"Selamat malam, Mas."

Medina pun mulai memejamkan matanya, Kai masih duduk di samping Medina. Tidak lama kemudian, napas Medina sudah mulai teratur dan itu tandanya Medina sudah masuk ke alam mimpinya.

"Maafkan aku sayang, aku sudah mengkhianatimu tapi aku janji, setelah anak itu lahir, aku akan menceraikan Luna," batin Kai.

Kai bangkit dari duduknya dan perlahan keluar dari kamarnya, Kai sudah sangat emosi. Dengan langkah cepat, dia pun segera menuju kamar Luna.

Kai membuka pintu kamar Luna dengan sedikit keras membuat Luna kaget dan langsung bangun.

"Tu-tuan Kai," seru Luna gugup.

Kai menghampiri Luna dan mencengkram lengan Luna dengan sangat kuat membuat Luna meringis kesakitan.

"Aku sudah bilang, jangan sampai kamu keceplosan bicara kalau di depan Medina. Apa jangan-jangan tadi kamu sengaja bicara seperti itu biar Medina tahu dan marah sama aku, begitu!" sentak Kai dengan nada yang tertahan karena takut semua orang mendengarnya.

"Ma-maafkan aku Tuan, tadi aku benar-benar keceplosan," sahut Luna dengan deraian airmatanya.

"Kamu itu hanya istri siri aku, dan aku bisa saja menceraikan kamu kapan saja jadi kamu jangan macam-macam. Ingat, pernikahan kita hanya sampai anak itu lahir jadi setelah anak itu lahir, aku minta kamu pergi sejauh mungkin dari sini dan jangan memperlihatkan wajah kamu lagi, ngerti kamu!"

Kai menghempaskan tubuh Luna sampai terjatuh ke atas kasur, Luna memegang perutnya dengan deraian airmatanya.

"Sekali lagi aku peringatkan sama kamu, jaga sikap dan ucapan kamu di hadapan Medina kalau sampai aku dan Medina bertengkar gara-gara kamu, aku pastikan hidup kamu tidak akan tenang," ancam Kai.

Kai pun segera keluar dari dalam kamar Luna, sedangkan Luna hanya bisa menangis. Sungguh sangat malang nasib Luna, hati Luna begitu sangat sakit mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya sendiri.

"Ya Allah Nak, kamu yang kuat ya demi Mama," batin Luna dengan mengusap perutnya.

***

Keesokan harinya....

Luna menyiapkan sarapan dengan menundukkan kepalanya, dia sama sekali tidak berani menatap Kai, apalagi saat ini matanya terlihat bengkak karena semalaman dia terus saja menangis.

"Nyonya, saya mau izin keluar sebentar," seru Luna dengan menundukkan kepalanya.

"Kamu mau ke mana, Luna?" tanya Mama Arini.

"Hari ini jadwal pemeriksaan Nyonya."

"Oh, kalau begitu kamu minta antar saja kepada Pak Didin," seru Mama Arini.

"Ma, kenapa dari kemarin Medina lihat Mama sangat perhatian sama dia? dia kan cuma anak pembantu di sini?" ketus Medina.

"Medina, Bi Sum itu sudah puluhan tahun bekerja di rumah ini jadi sudah sewajarnya kami membalas kebaikan Bi Sum. Kamu bisa lihat kan, sekarang Luna sedang hamil? apa salahnya kalau Mama memberikan bantuan menyuruh sopir untuk mengantarkan Luna?" seru Mama Arini.

"Apa kamu mau, Kai yang mengantarkan Luna?" seru Papa Mahaprana.

Medina membelalakkan matanya begitu juga dengan Luna mendengar ucapan Papa Mahaprana.

Medina tidak bisa berkata-kata lagi, dia pun langsung terdiam dan melanjutkan sarapannya.

"Luna, kamu pergi sama Pak Didin saja," seru Papa Mahaprana.

"Baik Tuan besar, kalau begitu saya permisi dulu."

Luna dan Bi Sum pun segera pergi, sedangkan Medina tampak mengepalkan tangannya.

"Sialan, kenapa Mama dan Papa begitu membela anak pembantu itu? sedangkan aku, yang jelas-jelas baru saja pulang berobat tidak pernah mereka perhatikan," batin Medina dengan kesalnya.

Kai melirik ke arah Medina, dia tahu kalau saat ini istrinya sedang marah dan Kai benar-benar sangat takut kalau Medina akan curiga kalau kedua orangtuanya terus-terusan memperlihatkan perhatiannya kepada Luna.

1
Hafizah Aressha R
oh wala peran wanitanya koq loyo gtu si.. is..
guntur 1609
jangan bilang aura anaknya medina
guntur 1609
lanjut
guntur 1609
kok jadi sedih gini ya thor
guntur 1609
dasar mark begok. ya. ia lah kau dari kecil emang sdh kaya raya. nah loe. emang kismin
guntur 1609
mampus kau bidat. dasar bodoh
guntur 1609
bagus tuh Luna. itu yg terbaik
guntur 1609
tinggalkan saja sdh kami. nanti kalau sdh tahu istrinya Medina berkhianat dia akan mencarimu sendiri Luna. biar dia kelimpungan sm mu
guntur 1609
padahalefina istrimu juga sdh berkhianat sm kawanmu mark
Nuroden Lina
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Adi Saputra
Luar biasa
kalea rizuky
kai g sadar ya bini nya dlu. pembantu miskin/Smug/
Lila Susanti
ceritanya mirip serial turki judulnya noer
Lila Susanti: ada dlu tayang di anteve serial turki judulnya noer. tp sy nton ga smpe tamat
total 2 replies
mask gorden
cara baru jemput ansk
🌸so0bin🌸
gak jadi nih rebutan cowoknya 🤭🤭
🌸so0bin🌸
aseek gak jomblo lagi 😆😆😆
🌸so0bin🌸
jangan sampe deh ya amira dihasut mamah nya yg tidak²...yg ada malah perang sodara beneran lagi...atau jangan² malah si farah lagi yg bikin rusuh hubungan aura fahmi
🌸so0bin🌸
perang sodara gak tuh akhirnya ....
🌸so0bin🌸
yg dimaksud amira mungkinkah fahmi 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!