Hendrik seorang mafia kejam luluh dengan seorang wanita muda cantik, walau umur mereka berbeda. Cinta membutakan seseorang seperti halnya dengan Hendri yang kini jatuh cinta kepada Gersya gadis dibawah umur yang terpaksa menikah karena utang ayahnya. Seorang wanita yang sabar dan sholeh tapi setelah perjanjian pernikahan selesai yang dikonyrak selama 1 tahun.
apakah mereka akan bercerai atau cinta menyatukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Mala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 8
Gersya akhirnya keluar dari rumah sakit bersama dengan Hendrik. Gersya hanya diam mengikuti langkah Hendrik yang menggenggam tangannya dengan wajah lesu.
"Kau kenapa..," ucap Hendrik melihat wajah Gersya.
"Ah..eh...anu...aku..nggak papa," ucap Gersya terbata-bata akibat dikegetkan pleh Hendrik dari lamunanya.
"Hendrik....," panggil seorang Wanita berbaju seksy langsung memeluk Hendrik dan melepaskan tangan Gersya dari Hendrik.
"Lebih baik aku nggak usah ganggu mereka," batik Gersya hendak pergi tapi sebuah tangan menghentikan langkahnya.
"Kamu pergi kemobil di parkiran sebelah sana nanti aku akan kesana," ucap Hendrik, Gersya hanya mengangguk dan melihat wanita itu.
"Mau apa kamu kesini ingat yah aku udah nikah dan kita udah nggak ada hubungan apa-apa," ucap Hendrik menatap tajam Wanita tersebut.
"Tapi...Hendrik..," ucap Wanita itu sambil terisak.
"Steven...," panggil Hendrik.
"Iya boss," ucap Steven mengerti dan langsung membawa wanita itu pergi.
"Lepas...lepaskan Hendrik...," teriak Wanita itu.
"Kalau kamu nggak mau mati lebih baik kemu pergi," ancam Steven.
"Nggak...," ucapnya.
"Gimana....?" tanya Hendrik.
"Beres boss," ucap Steven.
"Bagus, ayo kembali" ucap Hendrik tersenyum sinis.
Sementara itu Gersya hanya duduk diparkiran tiba-tiba sekelompok pria berbaju hitam membiusnya dan membawa Gersya pergi.
"Ayo kita bawa wanita itu jangan sampai kita ketahuan," ucap Para penjahat.
Beberapa jam Hendrik sampai di perkiran tapi tak menemukan Gersya dimana-mana.
"Sial....!! cepat kalian cari Gersya segera...," perintah Hendrik dengan emosi.
Hendrik kemudian melajukan mobiknya dengan kecepatan tinggi.
"Gersya..sayang...kamu dimana..," ucap Hendrik melihat kiri dan kanan.
Kring.. kring...
"Halo...gimana sudah dapat kabar tentang hilangnya Gerya belum," ucap Hendrik.
"Boss..., saat kami melihat CCTV ternyata ada sekelompok orang yang menculik Nyonya boss," ucap Steven.
"Cari tau siapa mereka dan kirimkan ke email," ucap Hendrik mematikan telponnya.
"Hmmm, tungguk aku sayang....," batin Hendrik dengan tatapan sinis.
☆☆☆☆☆
Gersya kemudian perlahan-lahan membuka matanya,betapa terkejutnya saat melihat kaki dan tangannya diikat dan mulutnya di lakban.
"Ya allah kenapa aku disini...? Dimana ini...? " ucap Gersya berusaha membuka ikatan tangannya dan talinya.
"Ohhh, ternyata kamu sudah bangun," ucap seorang pria tiba-tiba datang menganggetkan Gersya.
"Mmmmmmmm," ucap Gersya memberontak.
"Hmmm, ternyata kamu cantik juga yah, nggak salah juga tuh Hendrik sibajingan itu," ucap Pria itu.
"Tapi..., kerena dia sudah membunuh adikku, aku akan membalas dendam dengan cara membunuhmu itu akan membuatnya merasakan bagaimana rasanya kehilangan," ucap Pria itu kemudian berdiri mengambil sebuah pisau dan pistol.
"Kamu mau mati dengan apa, pistol ini atau pisau," ucap Pria yang kemudian melepaskan lekban dimulut Gersya.
"Hiks...hiks...tolong lepasin aku kamu siapa...?" ucap Gersya terisak.
"Heh...,nama aku Poli dan kamu pikir Hendrik memiliki hati nurani saat membunuh adikku," ucap Poli memegang mulut Gersya.
"Sekarang kamu harus MATI.....," ucap Poli mengakat pistol dan mulai menembak.
"Tidaaaaaak........," teriak Gersya menutup matanya.
"Tunggu, apa aku sudah mati kenapa tidak sakit," batin Gersya kemudian membuka matanya, mata menbulat saat melihat bukan dirinya yang mati tapi Pilo yang bersimbar darah.
"Apa yang terjadi...?" ucap Gersya.
"Sayang...., kamu nggak papa kan,: ucap Hendrik tiba-tiba datang memeluk Gersya dan melepaskan ikatan Gersya.
"Bagaimana kamu bisa sampai disinu," ucap Gersya.
"Kamu nggak usah banyak tanya kita harus cepat keluar dari sini," ucap Hendrik.
Bip..bip..bip..
Suara bunyi dari bawah tanah dari tempat duduk Gersya.
"Hhhhh, jika Wanitamu itu keluar dari tempat duduknya makan boom yang ada dibawah tempat ia duduk akan meledak," ucap Poli yang menyalakan boomnya.
"Agrhhh....," suara rintih Poli saat Hendrik menginjak tangannya.
"Cepat beritahu aku bagaimana cara mematikan boomnya," tegas Hendruk.
"Hhhh...,kalian berdua akan mati...," ucap Poli tak kuat menahan rasa sakit dan meninggal ditempat.
"Kamu cepat pergi dari sini, kalau tidak kita berdua akan mati," teriak Gersya.
"Hmmmm, kita nggak akan mati," ucap Hendrik tersenyum.
"Kamu gila yah, kita akan mati kamh malah tertawa," ucap Gersya kesal.
"Lihat saja...," ucap Hendrik menginjak tempat Gersya tapi nggak terjadi apa-apa.
"Loh, kenapa nggak meledak...?" tanya Gersya.
"Hhh, boomnya sudah dimatikan," ucap Hendrik kemudian mengakat tubuh Gersya.
"Kenapa bisa," ucap Gersya.
"Kamu cerewet juga yah," ucap Hendrik tersenyum melihat
tingkah Gersya.