"Bukan kah ini hanya pernikahan sementara sampai Semua warisan berganti nama mu, Algi. lantas apa lagi yang akan kamu pertahankan?"
sang kakek yang awalnya tidak mengetahui rencana Algi, kecewa saat farell memberi tahu niat Algi yang sebenarnya menikah Salwa.
Salwa terpaksa menerima kesepakatan menikah dengan algi untuk mempertahankan rumah panti asuhan tempat ia di besarkan.
Salwa pikir mereka hanya menikah nyatanya yang terjadi Algi meminta hal semestinya sebagai suami istri yang menikah bukan karena kesepakatan.
Pernikahan sementara itu melahirkan cinta, sementara Farrell juga menginginkan Salwa yang sebagai gadis masa lalunya.
Saat cinta itu hadir sang kakek meminta kedua nya untuk berpisah.
bagaimana perjuangan algi mempertahankan pernikahan sementara nya hingga menjadi pernikahan untuk selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wanita biasa.
Algi langsung menghampiri Wira Tama yang tengah duduk di kursi kebesaran nya, Ia ingin menanyakan tentang janji sang Kakek pada nya.
"kamu sudah kembali ?"
tanya Wira Tama memindai cucu satu satu nya itu, karena yang lain hanyalah anak tiri.
"sudah, aku akan menjemput Salwa nanti siang karena masih ada kelas !"
Wira Tama mengangguk.
"Algi sekarang sudah menikah dan kini tinggal kakek yang harus menepati janji !"
Wira Tama paham maksud pembicaraan cucunya itu.
"Kakek akan mengganti semua nama aset atas nama mu setelah kamu memberikan kakek cicit !"
Algi terperangah tak percaya dengan apa yang Wira Tama sampai kan.
"tapi bagaimana bisa, Salwa masih kuliah dan Tidak ingin hamil sebelum kuliah nya selesai !"
"Itu resiko kamu memilih perempuan yang masih berstatus mahasiswa, apa salahnya hamil ? soal kuliah bisa lanjut setelah melahirkan ? tak ada batasan umur menjadi seorang dokter !"
jawab Wira Tama, Ia harus benar benar yakin bahwa tak ada yang mereka sembunyikan dari nya, bisa saja kan keduanya bersekongkol. Wira Tama lebih pintar dari yang algi bayangkan.
Entah apa alasannya tiba tiba rumah panti tak jadi di gusur, Algi malah memilih lahan lain yang berada di belakang hotel padahal tanah panti itu milik hotel.
Algi terdiam tak bisa menjawab penuturan Wira Tama, Apakah ia harus meminta Salwa untuk hamil juga ?
melakukan nya memang menyenangkan dan membuat candu tapi untuk memiliki anak dari Salwa Itu akan merepotkan dan nantinya akan membuat hubungan keduanya berlangsung karena terikat anak.
"cepat berikan kakek cicit, setelah lahir anak itu. Semua aset akan berganti nama mu !"
sambung Wira Tama lalu pergi meninggalkan Algi yang terpaku sendiri.
Algi memijat keningnya lalu beranjak dari duduknya kemudian masuk ke dalam kamar.
*
Salwa dan teman teman nya pergi ke kantin kampus, satu jam lagi mereka akan kembali memulai kelas pelajaran.
Salwa memperhatikan Farrel yang hendak masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa,Ia mendapatkan telpon dari rumah sakit dan harus segera datang karena ada pasien yang harus segera melakukan operasi.
Salwa menghela nafas karena Farrel tidak menyapa nya sama sekali, apa mungkin Farrel tidak mengingat nya?
"traktir kita dong..."
pinta Rena senyum duduk di kursi, Salwa justru terlihat tengah memikirkan sesuatu.
bekal yang tadi ia bawa juga tertinggal di mobil karena terburu-buru.
"Salwa, Lo kenapa ?"
tanya Alya memindai sahabat nya itu.
"enggak...!" jawab Salwa singkat, kenapa ia merasa kecewa karena hal itu padahal Mereka dulu hanya dekat, farrell juga tak pernah menjanjikan apapun pada nya.
Salwa memindai ke sekeliling tempat Itu, beberapa ada yang melihat nya tidak suka. sebelum pernikahan itu berlangsung juga Banyak yang mencibir dan mengatakan bahwa ia telah hamil oleh algi, dan pria itu terpaksa menikahinya.
Salwa tak heran, perempuan miskin seperti dirinya tidak mungkin di cintai pria Mapan seperti algi, hal itu memang benar. kalau bukan karena harta warisan tidak akan pernah ada kesepakatan pernikahan sementara antara kedua nya.
Namun Salwa berpikir untuk tidak berkecil hati, Ia harus bisa melewati semua ini dan menunjukkan pada mereka bahwa ia bisa meski hanya wanita biasa.
"yah tunggu aja kabar nya sebentar lagi juga mencuat, gue yakin bentar lagi juga dia ngambil cuti karena hamil duluan !
hahaha....!"
Tantri senior di kampus nya melayangkan cibiran pada Salwa, namun Salwa tak menanggapi dan tak mau ambil pusing dengan omongan orang.
"udah kalian pesan makanan aja, nanti aku bayar !"
ujar Salwa cuek.
"Kalian juga aku bayarin...!"
tambah Salwa ke arah teman teman nya yang di belakang.
mereka bersorak senang lalu pergi memesan makanan, Salwa senyum senang karena bisa berbagi dengan teman teman nya.
semalam algi memberikan nya tiga buah ATM dan uang tunai untuk nya jajan.
"enggak usah dengerin mereka lah wa...!"
ujar Rena paham dengan cibiran Tantri.
"enggak lah, ngapain juga aku sih santai !
kalau pun hamil ada ayah nya kok dan kalau harus cuti juga bisa lanjut nanti setelah melahirkan !"
ungkap Salwa tanpa pikir lagi, padahal itu lah yang tengah algi pikir kan saat ini meski sebenarnya Salwa berharap Ia hanya menjadi janda tanpa anak, hal itu akan mengikat nya dengan algi.
"ya bener wa, gue juga setuju ! mereka tuh iri karena Lo dapetin pangeran ! gue aja iri !" Alya terkekeh melihat wajah Salwa yang langsung terperangah.
"secara kan algi suami Lo tuh cakep banget, gue juga yakin pasti hot deh malam pertama kalian !"
Salwa membulat kan matanya mendengar penuturan Rena, Bisa bisa nya mereka memikirkan hal sejauh itu. meskipun yang terjadi demikian algi memang hampir membuat nya kewalahan, seperti semalam.
suami nya Itu benar benar membuat nya lelah sementara dia sangat menikmati nya.
Rena dan Alya tertawa kecil melihat wajah Salwa yang langsung memerah, Ia jadi malu sendiri.
"stop ya otak mesum, mikir kayak gitu mulu!"
Salwa memalingkan wajahnya dari Rena dan Alya, keduanya malah tak berhenti tertawa.
"tapi bener kan Salwa, gue juga jadi pengen nikah ! mau nya sih sama dokter Farrel !"
Ujar Alya terkekeh geli dengan khayalan tingkat tinggi nya.
"jatuh baru tahu rasa, mengkhayal enggak kira kira !"
jawab Salwa lalu mereka tertawa bersama.
Hal yang selalu Salwa rindukan, tak ada scat di antara mereka, siapapun boleh berekspresi dan memberikan pendapat.
setelah selesai ketiga nya kembali ke kelas, Algi menelpon menanyakan jam berapa ia harus datang menjemput.
"dua jam yang akan datang, Biar Abang enggak lama nunggu ?!"
jawab Salwa, saat ini Algi tengah berbaring sendiri di ranjang. tak seharusnya Salwa masuk hari ini karena ia juga masih libur.
algi pun memejamkan mata nya yang mengantuk lalu tertidur.
dua jam berlalu..
Salwa mencoba menelpon algi namun tak ada jawaban, pria itu tertidur dan lupa hendak menjemput Salwa.
"naik taksi aja deh...!"
ujar Salwa karena ia sudah menunggu setengah jam lama nya.
"enggak naik motor sama kita tuan putri ?"
tanya Rena terkekeh.
"Mau nya sih tapi takut hujan lihat tuh Awan mendung banget ?!"
jawab Salwa, keduanya langsung memindai langit yang mulai gelap.
"ya sudah kalau gitu, tuh taksi !"
gegas Salwa menyetop nya.
"Hati hati ya kalian !"
pesan Salwa sebelum naik ke mobil, kedua sahabat nya langsung mengacungkan jempol.
mobil melaju meninggalkan tempat itu, hujan mulai turun rintik-rintik, Salwa tertegun saat mobil tiba tiba berhenti di tengah jalan.
"kenapa pak mobil nya ?"
tanya Salwa.
"sepertinya mogok lagi neng, maaf ya cari taksi yang lain saja !"
bersambung...