Luo Feng, Tuan Muda dari keluarga kaya-raya mati setelah mobil yang dia kemudikan mengalami kecelakaan di lintasan kereta api.
Saat mengira dirinya akan pergi ke alam selanjutnya setelah mengalami kematian, Luo Feng justru membuka mata di tempat asing dengan pemandangan bola cahaya tepat berada di hadapannya, dengan tubuh sedikitpun tak bisa di gerakan.
“Kematianmu adalah takdir yang aku ciptakan di kehidupanmu, tapi kematianmu bukanlah akhir dari segalanya. Aku memberimu kesempatan hidup sekali lagi di tempat baru, dan kamu aku berkati dengan setengah dari kekuatanku.”
Mendengar suara dari bola cahaya di hadapannya, Luo Feng hanya bisa mengerutkan kening kebingungan dengan apa yang dia dengar.
“Ingat, di Alam Semesta yang akan kamu tempati, Dewa hanyalah sebutan untuk manusia yang telah menapaki jalan setengah abadi. Akan tetapi, dengan memiliki setengah dari kekuatanku, kamu akan menjadi Dewa yang sesungguhnya, yang tak akan pernah mati sekalipun tubuhmu berubah menjadi abu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil Dari Latihan
Satu bulan berlalu sejak Luo Feng
memulai pelatihan Patriak Shui Zen dan sembilan belas orang lainnya.
Baru saja Luo Feng
memberikan pil pemurnian tubuh tingkat Langit untuk membantu Patriak Shui Zen yang akan segera menerobos ranah Nirvana. Sebuah peningkatan kekuatan yang sangat luar biasa untuk Patriak Shui Zen. Dari ranah Heaven Spiritual tingkat 5, dalam satu bulan dia hampir mencapai ranah Nirvana.
Namun, bukan sesuatu yang mudah untuk menerobos ranah Nirvana. Dia harus menyerap manfaat pil pemurnian tubuh sembari menahan rasa sakit, jika ingin secepatnya menerobos ranah Nirvana.
Untuk para Tetua, dalam satu bulan ini kekuatan mereka yang semula berada di ranah Heaven Spiritual, mereka berhasil menerobos ranah Yin Dan Yang, dengan Tetua Pertama menjadi yang paling unggul diantara para Tetua.
Sedangkan sepuluh murid yang akan mewakili Klan Shui dalam kompetisi Pulau Kecil Bai Dao, mereka berhasil menerobos ranah Heaven Spiritual, dengan Shui Cen dan Shui Yin menjadi yang terkuat setelah berhasil menerobos tingkat 8 ranah Heaven Spiritual.
Semua itu adalah perkembangan yang sangat luar biasa yang bisa tercapai hanya dalam kurun waktu satu bulan, dan jika Patriak Shui Zen berhasil menerobos ranah Nirvana dalam usahanya, dia akan menjadi satu dari dua orang lain di Pulau Kecil Bai Dao yang kekuatannya berada di ranah Nirvana. Dua orang yang sudah lebih dulu menerobos ranah Nirvana adalah Patriak Klan Huo dan Patriak Klan Yun. Diantara keduanya, Patriak Klan Huo adalah yang terkuat karena sudah berada di tingkat 3 ranah Nirvana, satu tingkat di atas Patriak Klan Yun.
Tenggelam dalam meditasi menyerap manfaat pil pemurnian tubuh, Patriak Shui Zen terus menahan rasa sakit.
Satu minggu kemudian, suara ledakan teredam terdengar dari tubuh Patriak Shui Zen.
Booomm...
Itu adalah terobosan yang membuatnya menerobos ranah Nirvana tingkat 1, tapi tak lama terdengar suara ledakan teredam selanjutnya.
Booomm...
“Ranah Nirvana tingkat 2, aku benar-benar berhasil menerobos ranah Nirvana tingkat 2 hanya dalam kurun waktu kurang dari dua bukan?” Kedua sudut bibir Patriak Shui Zen terangkat, dan terlihat senyuman penuh kepuasan di wajahnya.
Dia tidak pernah menyangka dapat memiliki kekuatan di ranah Nirvana. Jangankan ranah Nirvana, memiliki kekuatan di ranah Ying Dan Yang saja, selama ini dia hanya berangan-angan memiliki kekuatan di ranah itu. Namun, sekarang dia benar-benar berhasil memiliki kekuatan di ranah Nirvana, dan lagi ini sudah di tingkat 2.
Tak ingin membuat pondasi kekuatannya goyah, Patriak Shui Zen melanjutkan meditasinya, tapi kali ini tujuan meditasinya adalah untuk menguatkan pondasi kekuatannya.
Booomm... Booomm... Booomm...
Di sisi lain para Tetua juga berhasil mendapatkan terobosan, dan setelahnya disusul oleh Shui Cen dan yang lainnya.
Ini adalah terobosan terakhir mereka sebelum mengikuti tahapan latihan selanjutnya. Kitab-kitab jurus mulai dibagikan oleh Luo Feng
pada kesepuluh perwakilan Klan Shui, tapi sebelum melatih kitab jurus di tangan mereka, Luo Feng
menyuruh kesepuluh perwakilan Klan Shui untuk mempelajari jurus Tubuh Naga.
...----------------...
Beberapa hari kemudian.
Melihat semua orang yang sedang berlatih, Luo Feng
mengangguk puas melihat hasil pelatihan mereka. Saart ini dia hanya berfokus mengamati latihan sepuluh murid yang akan mewakili Klan Shui dalam kompetisi Pulau Kecil Bai Dao, yang akan diadakan kurang dari dua bulan lagi.
Untuk Patriak Shui Zen dan para Tetua yang tak lagi ikut dalam pelatihan Luo Feng
, saat ini mereka sedang meningkatkan kekuatan keseluruhan Klan Shui, dan mereka bisa melakukan semua itu berkat bantuan sumberdaya pemberian Luo Feng.
Selain meningkatkan kekuatan keseluruhan Klan Shui, malam harinya mereka akan melatih jurus tingkat Bumi, yang telah diberikan Luo Feng
pada mereka.
Swuuussh...
Di halaman belakang kediaman Patriak Shui Zen, sosok Patriak Shui Zen sedang bergerak cepat kesana-kemari. Tinjuan dan tendangan terus dilakukan, sampai dia membuat kerusakan besar di halaman belakang kediamannya.
Booomm... Booomm...
Menggunakan jurus Tinju Angin Pemusnah, dengan mudah Patriak Shui Zen menghancurkan baru besar yang dia bawa sendiri ke halaman belakangnya dari bukit tempat Luo Feng
melakukan pelatihan.
Booomm... blaaar...
Ada total sepuluh batu di halaman belakangnya, dan dalam waktu sangat singkat seluruh batu berhasil dihancurkan oleh Patriak Shui Zen, dan menghancurkan sepuluh batu tak terlalu banyak membuatnya kehilangan energi spiritual.
“Aku hanya menggunakan secuil kekuatanku, tapi batu yang begitu keras dapat aku hancurkan. Secuil kekuatan saja sudah memiliki daya hancur sangat besar, apalgi jika aku menggunakan seluruh kekuatanku? Mungkin sekali pukul aku sudah meratakan seluruh bangunan di kediamanku.”
Setelah menyelesaikan pelatihannya di tengah malam, Patriak Shui Zen memutuskan melihat pelatih yang sedang dilakukan Luo Feng
. Meski ini tengah malam, Patriak Shui Zen yakin kalau Luo Feng
masih terus memberi menu latihan.
Seringnya mendapatkan menu latihan selama sehari semalam, sepuluh murid yang dilatih Luo Feng, kekuatan mereka berhasil meningkat pesat, dan jauh melampaui harapan Patriak Shui Zen.
...----------------...
Di satu-satunya bukit yang masih masuk dalam wilayah Klan Shui.
Dalam kegelapan malam, sepuluh murid Klan Shui masih gigih berlatih. Setelah lebih dari satu bukan terus meningkatkan ranah kultivasi, memasuki pertengahan bulan kedua sejak dimulainya pelatihan di bawah bimbingan Luo Feng, saat ini mereka sedang melatih beberapa jurus pemberian Luo Feng.
Tak ada jurus dibawah tingkat Hitam yang mereka pelajari. Minimal jurus yang mereka pelajari adalah jurus tingkat Hitam, dan tertinggi merupakan jurus tingkat Bumi.
“Mereka memang belum ada yang berhasil menerobos ranah Yin Dan Yang, tapi mereka menguasai jurus yang mampu menumbangkan lawan di ranah Yin Dan Yang.” Suara pelan keluar dari mulut Luo Feng
yang dari senantiasa mengawasi pelatihan Shui Cen dan sembilan orang lainnya.
Lebih dari satu bulan ini Luo Feng
tidak hanya menghabiskan waktu untuk mengawasi mereka yang berlatih, dia sendiri juga berlatih banyak jurus dalam ruangan latihan khusus yang ada di cincin ruang miliknya.
Bisa dikatakan saat ini dia adalah kultivator dengan seribu jurus mematikan karena saking banyaknya jurus tingkat Ilahi yang berhasil dia kuasai. Selain banyak jurus yang berhasil dia pelajari, Luo Feng
juga berhasil mempelajari kitab berbagai jenis penyakit dan ciri-cirinya, kitan racun, kitan cara pengobatan berbagai jenis penyakit, dan kitab berbagai penawar racun.
Semua telah dipelajari dengan sempurna oleh Luo Feng
, dan dia tinggal mempraktikkan apa yang sudah dipelajari.
Namun untuk sekarang dia masih belum bisa praktik secara langsung apa yang sudah dipelajari karena masih harus memberi pelatihan pada Shui Cen dan yang lainnya. Sebenarnya dia bisa menggunakan Shui Cen dan yang lain untuk menguji kemampuannya, tapi sayangnya dia tidak melihat adanya kesempatan melakukan itu pada mereka.
Luo Feng
yang sedang bersantai, tiba-tiba sosoknya menghilang dan muncul tepat di belakang pria yang diam-diam mengamati pelatihan Shui Cen dan yang lainnya. “Kalau saja Paman adalah musuh, sudah sejak tadi aku mematahkan leher paman karena datang secara diam-diam ke tempat ini!” bisik Luo Feng
di dekat telinga pria tua yang baru sadar keberadaannya setelah dia berbisik.
Pria tua yang tak lain adalah Patriak Shui Zen, dia mengelus dada karena benar-benar terkejut dengan keberadaan Luo Feng
yang secara tiba-tiba sudah berada di belakangnya.
“Nak, bagaimana kamu bisa bergerak secepat itu? Dan lagi aku sama sekali tidak bisa merasakan hawa kehidupan ataupun hawa keberadaanmu!” ucap Patriak Shui Zen setelah mengatur napasnya yang sempat memburu.
Luo Feng
terkekeh pelan mendengarnya lalu berbicara, “Paman saja yang terlalu fokus dan kagum pada pelatihan mereka, sampai-sampai tidak menyadari keberadaanku. Untuk saja aku bukan musuh, kalau saja musuh yang datang, mungkin besok akan menjadi hari berduka untuk Klan Shui.”
Merasa benar dengan ucapan Luo Feng
, Patriak Shui Zen hanya menganggukkan kepalanya. Dia juga merasa beruntung kalau Luo Feng
bukanlah musuh. Kalau sosok seperti Luo Feng
menjadi musuh Klan Shui, tak mungkin ada hari esok untuk dirinya dan seluruh anggota Klan Shui.
Setelahnya tak lagi ada pembicaraan diantara keduanya. Mereka hanya fokus mengawasi latihan Shui Cen dan sembilan orang lainnya, sampai akhirnya sebelum matahari terbit Patriak Shui Zen pamit kembali ke kediamannya, sementara Luo Feng
memberi waktu setengah hari pada Shui Cen dan yang lainnya untuk istirahat.
“Kalian memiliki waktu dua minggu untuk menyempurnakan jurus yang aku berikan. Setelah dua minggu berlalu, kita akan berangkat menuju Klam Yun untuk mengikuti kompetisi!” ucap Luo Feng.
Tahun ini tuan rumah kompetisi adalah Klan Yun. Seharusnya Klan Shui lah yang menjadi tuan rumah untuk tahun ini, tapi karena Klan Shui tidak dapat memberi hadiah yang layak untuk pemenang kompetisi, semua Patriak kecuali Patriak Shui Zen, mereka setuju menunjuk Klan Yun sebagai pengganti Klan Shui.
Sebenarnya menjadi tuan rumah bisa memberi banyak keuntungan pada Klan Shui, salah satunya bisa langsung lolos ke putaran selanjutnya, yang mana itu dapat menghindarkan Klan Shui dari posisi terbawah, dan tak akan kehilangan wilayah Klan seperti yang sudah-sudah.
Hanya saja Klan Shui harus mengubur dalam-dalam rencana menjadi tuan rumah kompetisi, dikarenakan Klan Shui terlalu miskin untuk menyediakan hadiah yang layak. Jangankan menyediakan hadiah layak, menyediakan sumberdaya untuk murid Klan saja, Klan Shui hampir sudah tidak mampu melakukannya.
Melupakan kegagalan menjadi tuan rumah, melihat perkembangan kekuatan sepuluh murid yang akan mewakili Klan nya, Patriak Shui Zen yang saat ini berada di kediamannya, dia yakin Klan nya tak akan lagi berada di posisi terbawah.
Meski terlalu tinggi jika berharap menjadi pemenang kompetisi, Patriak Shui Zen berharap perwakilan Klan nya dapat masuk putaran kedua, atau jika memiliki keberuntungan mereka bisa masuk sepuluh besar.
“Jika benar mereka bisa masuk sepuluh besar, itu benar-benar akan menjadi pencapaian terbaik Klan Shui selama aku menjabat sebagai Patriak Klan.” Patriak Shui Zen berbicara dengan semangat.
...----------------...
Bersambung.