Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..
''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.
"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.
'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.
"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."
Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Kampus
Kembalinya dari hutan, Viona segera menuju pusat perbelanjaan untuk membeli keperluannya dan kembali pulang kerumahnya tak lupa dia mengajak Lan dan Lin ikut serta dengannya, tapi untuk sementara waktu Lan dan Lin tinggal di ruang dimensi milik Viona.
...----------------...
Pagi menyapa, kini matahari terbit menggantikan tugas rengbulan untuk menyinari dunia. Dan kita hanya memiliki dua pilihan setiap harinya. Melanjuti tidur dan bermimpi, atau bangun untuk mengejar impian.
''Bi aku berangkat ya,'' kata Viona kepada Bi Yun setelah menghabisi sarapannya.
''Iya non, hati-hati di jalan dan semangat belajar nya'' jawab Bi Yun memberi semangat.
''Siap Bi,'' ujarnya berjalan menuju arah pintu, karena Taxi yang dia pesan telah menunggunya lima menit yang lalu.
''Maaf Pak lama'' Kata Viona tidak enak hati kerena telah membuat Sopir Taxi menunggu dirinya.
''Ehh tidak apa mba'' Jawab Sopir Taxi tenang, ''Apa langsung ketempat tujuan?'' lanjutnya bertanya.
''Iya Pak antar langsung ke kampus'' jawab Viona yang sudah duduk manis jok belakang.
Beberapa menit berlalu tibalah Viona di area kampus di mana banyak kenangan buruk terjadi di sana. Banyak mata yang memandangnya terposana, iri dan juga senang untuk para kaum lelaki. Sesampainya di dalam kelas makin terjadi keheboan, bagaimna tidak Viona yang tiba-tiba masuk dan berjalan menuju tempat di mana Viona culun biasanya berada.
''Apa dia siswa baru?''
''Dia sangat cantik!''
''Apa itu si culun?''
''Tidak mungkin, tapi kenapa dia duduk disitu?''
Bisik-bisik terdengar dari mulut ke mulut, tapi Viona hanya cuek dengan muka datarnya. Tapi tiba-tiba ada yang memanggilnya dengan sedikit berteriak.
''Vionaaa!,'' panggilnya.
''Appaaa Viona?'' Tanya mereka serempak dengan mata yang melotot dan bingung, bagaimana bisa si anak culun berubah jadi sangat cantik.
Merasa namanya di panggil Viona pun menoleh ke asal sumber suara, dia melihat cewek yang lumayan tomboy berdiri tidak jau dari hadapannya. Tiba-tiba muncul bayangan di pikirannya tentang cewek itu.
''Yaa ada apa Tina?'' tanya Viona setelah mengingat kenangan baik yang di lakukan Tina kepadanya, Tina sering membantunya jika dia dibully.
Dengan menjawab pertanyaan Tina mereka makin heboh dan makin percaya, bahwa cewek cantik yang mereka lihat itu benar Viona si culun, karena mereka sangat mengenal pemilik suaru itu, tapi itu hanya masa lalu yang akan menjadi kenangan.
''Apa lo benar Viona?'' tina bertanya lagi karena merasa belum puas.
''Yaa lo benar ''jawabnya singkat''jika kalian semua tidak percaya itu bukan urusan gue.
''Wah wah wah, ada yang jadi artis dadakan ni'' Tiba-tiba terdengar suara yang cempreng dari ambang pintu, dan berjalan ke arah Viona, seketika mereka jadi bubar tidak lagi berani buka suara, mereka tau akan terjadi penindasan lagi. Tapi mereka hanya bisa diam melihat nya tidak berani bertindak untuk membela.
''Ohh jadi ini yang mereka maksud si culun yang burubah jadi cantik?'' Tanya3nya dengan nada mengejek.
Cika Arbeto. Ya dia pemilik suara cempreng itu, yang di kelilingi tiga antek anteknya. Merekalah yang sering membully Viona. Menyiramnya, memukul, dan menjadi babunya.
''He kenapa lo hanya diam? apa lo nggk dengar Cika berbicara denganmu, harusnya tanyakan kabar dengan kepala menunduk. kata Dela anteknya Cika.
''Hee target berada di depan mata'' Kata Vio dalam batin dengan sedikit senyum smirknya.
''Huu culun ya tetap aja culun, mau di permak bagaimanapun'' celutuk Rosa si antek satunya lagi.
''Hahaha ya Lo benar tidak ada anak culun yang berubah jadi bidadari'' katanya sambil
tertawa dengan tampang mengejeknya.
''He Culun cepat lo kerjain tugas gue, terus beliin gue makanan untuk sarapan'' katanya dengan angkuh.
''Kenapa lo masih diam ha? lo gue mau pukul?'' lanjut Cika yang makin mendekat menuju Viona.
Viona hanya diam mendengar omongan Cika cs dengan muka datar nya.. Dalam diam nya dia mengingat semua memori kejadian di mana Cika membullynya, yang membuat muka datar nya berubah menjadi dingin dengan mata tajamnya.
''Ck apa lo habis koma membuat lo jadi tuli? dasar ******* cepat lo kerjain tu tugas gue'' lanjutnya.
Mendengar kata kramat itu, Viona tidak lagi bisa menahan amarah nya, dia berdiri dan..
Plakk
Plakk
''Lo yang jal*ng'' kata Viona dengan emosi, bagaimana tidak, dia paling tidak suka jika ada yang memanggilnya dengan sebutan *******.
''Brengsekk lo, beraninya lo nampar gue?'' tanya cika dan maju untuk menampar balik Viona. Tapi sebelum tangannya menyentuh pipi mulus Viona terdengar suara bariton yang sangat tegas.
''berhenti apa yang kalian lakukan? cepat balik ketempat masing masing'' katanya dengan tegas.
''Baik Pak'' ucap iswa siswi.
''Awas lo gue akan balas'' ucapnya berbisik sebelum berbalik.
''Gue tunggu'' balas Viona menantang dengan senyum smirknya.
Setelah kedetangan Dosennya, suasana berubah menjadi tenang. Bukan fokus dengan materi yang di sampaikan, tapi pikiran mereka malah berkelana, masih kaget dan syok atas kejadian di mana Viona menampar si ratu ular. Viona hanya memiliki satu mata pelajaran, jadi dia langsung pulang, dan Cika cs pun tidak jadi membalasnya.
...----------------...
Kini Viona sudah menaiki Taxi, tapi tidak langsung pulang, dia tidak betah berdiam diri di rumah sepanjang hari. (Hhe dia bukan anak rumahan)
''Ck baru juga hari pertama masuk, sudah ada masalah'' gumam nya pelan ''bagusnya kemana?'' lanjutnya berbicara sendiri.
''Apa mbak nya berbicara dengan saya?'' Tanya Pak Sopir bingung karena dia mendengar Viona bergumam kecil.
''Ehh tidak pak, saya hanya lagi banyak pikiran jadi begitulah'' jawabnya ngawur.
''Hmm gitu ya mba'' Balas Pak Sopir. ''Huf anak muda jaman sekarang belum apa apa sudah banyak pikiran, bagimana dengan kami yang sudah berkepala dua?''
Viona hanya tersenyum mendengar keluhan batin Pak Sopir. Apa anak muda jaman sekarang di larang banyak berpikir?
''Pak kita singga sebentar di Showroom motor'' Kata Viona. ''Apa Bapak bisa menunggu sebentar?'' lanjutnya bertanya.
''Ah iya mba, bisa asalkan jangan terlalu lama soalnya sebentar saya ada urusun'' Jawab Pak Sopir ''untuk menjenguk istriku yang lagi di rawat dirumah sakit'' lanjutnya hanya dalam batin.
Entah kenapa mendengar pikiran Pak Sopir tentang istrinya sedang di rawat di rumah sakit, membuatnya sedih. Mungkin dia trauma yang namanya rumah sakit.
''Eh tidak usah Pak kalau begitu, urusan Bapak pasti jauh lebih penting, saya turun di sini saja'' katanya dengan bijak.
''Tidak mba, biarkan saya menunggu'' ucap Pak Sopir berusaha untuk tetap profesional.
''Tidak usah Pak, dan ini ongkosnya'' kekeh Viona tidak mau kalah sembari menyodorkan uang merah sebanyak sepuluh lembar.
''Baiklah jika mba memaksa'' U2capnya tidak enak hati tapi juga merasa senang karena dia bisa lebih cepat menjenguk istrinya.
''Eh mba ini terlalu banyak, ongkosnya hanya Tiga Puluh Dua Ribu'' lanjut Pak Sopir dengan kaget.
''Sisanya untuk Bapak'' ujar Viona tenang ''Anggap saja saya lagi bersedekah'' lanjutnya cepat karena dia tau Bapak itu pasti akan menolak.
''Te-terima kasih mba'' ucapnya gugup dengan rasa syukur.
''Sama-sama Pak'' Viona
#Note: Novel ini alurnya lambat yang tidak suka silahkan di SKIP