Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.Di Apartemen.
"sepertinya kau sangat memikirkan statusku yang masih sekolah"
"ya benar"
"kenapa?"
"hah.."Anandita bingung karena sepertinya Gavin tidak perduli dengan perbedaan status diantara mereka.
"itu...karena aku gurumu,jadi aku merasa...."Anandita sangat gugup sampai tidak tau harus bagaimana mengatakannya.
"aku tidak masalah dengan perbedaan usia diantara kita,dan tentang statusmu sebagai guruku mau bagaimana lagi,toh kita sudah menikah jadi tidak perlu dipermasalahkan".
"tapi Vin..."kenapa sulit sekali menjelaskan masalah ini,pikir Anandita lebih sulit dari pada menghadapi sidang skripsi,bagaimana ini,pikir Anandita.
Anandita menghela nafas sebelum mengatakan apa yang ada dipikirannya.
"begini Vin bukan hanya tentang usia dan status kita,tapi yang lebih penting karena kita belum saling mengenal,bisa dibilang kita adalah dua orang asing sekarang dan itu...,yang pasti aku ingin kita menunda untuk melakukan MLnya sekarang"setelah mengatakannya dada Anandita terasa lega.
"kau pikir aku ingin melakukannya sekarang,sepertinya statusmu sebagai guruku tidak membuat otak dikepalamu juga ikut dewasa"
"hah.."
"aku sengaja mengajakmu kesini supaya kau tau bahwa aku serius"
"maksudmu.."
"sepertinya otakmu sedang tidak normal,jadi sekarang sebaiknya kau bersihkan dirimu dulu setelah itu mari kita bicara"
Anandita membetulkan apa yang baru saja diucapkan Gavin,sepertinya dia memang perlu menyegarkan diri agar sel sel diotaknya dapat kembali bekerja dengan baik.
Karena jujur saja selama seharian ini,bahkan dari tadi malam dia merasa tidak bisa berpikir seperti biasanya karena terlalu banyaknya kejutan yang terjadi di hidupnya dalam sehari semalam
"dimana aku bisa mandi"tanyanya pada Gavin.
"dikamarku"ucap Gavin dengan santai sambil menunjuk kamar tempatnya keluar tadi.
Seketika mata Anandita melotot menatap kearah Gavin karena terkejut.
"kenapa?"
"tidak ada,sebaiknya aku mandi sekarang"ucap Anandita sambil berjalan cepat menuju kamar yang di tunjuk Gavin.
Sampai dikamar Anandita belum sadar bahwa yang dia masuki itu adalah kamar seorang pria, saat sudah sampai didalam kamar mandi baru dia merasa gugup karena baru pertama kali masuk kekamar seorang pria,dan semua barang barang yang ada disitu semua milik pria.
Anandita melihat perlengkapan mandi yang ada dikamar mandi semua milik Gavin dan semuanya dikhusus untuk cowok, hanya saja ada satu sikat gigi baru yang belum dibuka disamping sikat gigi milik Gavin, mungkin Gavin sengaja menyiapkan sikat gigi itu untuknya,pikir Anandita.
Anandita melepas baju yang dipakainya ,lalu mengguyur tubuhnya dibawah shower,dan mengambil sabun mandi milik gavin untuk dipakainya,saat membuka tutupnya tercium aroma tubuh gavin dari sabun dibotol membuat dada Anandita seketika berdesir,teringat waktu tadi tubuh mereka menempel saat naik diatas motor Gavin.
Harum,batin Anandita sambil menggosokkan sabun itu ketubuhnya,sambil menggosok tiba tiba Anandita membayangkan bagaimana kalau itu Gavin yang melakukannya,tubuh Anandita langsung meremang karena membayangkannya,seketika langsung dibilasnya sabun yang masih ada ditubuhnya,dasar otak mesum,maki Anandita pada dirinya.
Setelah selesai Anandita bermaksud langsung berpakaian dikamar mandi,tapi...oh Tuhan,kebiasaan banget sih kamu Dita,makinya dengan menepuk jidatnya sendiri,dia lupa ternyata waktu melepas baju tadi dia langsung melemparkannya kelantai seperti kebiasaannya kalau mandi terburu buru dirumah.
Ih menyebalkan sekali,dumelnya pada dirinya sendiri.
Anandita mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang bisa dipakainya untuk keluar dari kamar mandi hanya ada handuk disana,segera diambilnya handuk milik Gavin dan dipakai untuk membungkus tubuhnya,untung handuknya besar jadi lumayan bisa menutup sampai lututnya.
setelah itu dengan pelan Anandita menyembulkan kepalanya kepintu kamar mandi,untuk melihat situasi dikamar Gavin.
Aman,gumamnya sambil memegangi ujung handuknya.
Tapi bagaimana sekarang,gumamAnandita,aku nggak mungkin keluar kamar dengan hanya memakai handuk ditubuhnya walaupun handuk itu tidak terlalu pendek tapi bagian atas tubuhnya masih tetap terekspos dan lagi,oh Tuhan bagaimana dengan dalamanku,segera Anandita berlari lagi kekamar mandi untuk memeriksa pakaian dalamnya apakah masih bisa dipakai atau tidak.
Hah ,selamat untung belum basah jadi masih bisa dipakai,untuk bajunya terpaksa dia akan pinjam pakaian Gavin dulu sementara,pikirnya.
Setelah selesai dengan masalah pakaian dalam sekarang Anandita harus menebalkan muka untuk bilang pada Gavin dia ingin meminjam baju miliknya.
Masih dengan mengenakan handuk ditubuhnya Anandita berjalan keluar dari kamar Gavin,mencari dimana keberadaan Gavin.
diedarkannya pandangan keseluruh ruang tamu tempat dia danGavin duduk tadi tapi,Gavin sudah tidak ada disana' kemana dia,batin Anandita sambil mengedarkan pandangannya kearea ruang tamu itu.
"kau mencari apa?"
Seketika Anandita tersentak melihat Gavin sudah berdiri lagi dibelakangnya.
"aku mencarimu"
"aku ?"tanya Gavin bingung.
"iya,aku mencarimu untuk meminjam baju bersihmu"ucap Anandita.
Gavin menatap Anandita dari atas kebawah dengan pandangan yang sulit dibaca.
"kemana bajumu tadi"
"itu...,aku lupa kalau aku tidak sedang dirumah jadi bajuku basah kena air waktu aku mandi.
"kau mandi memakai bajumu?"tanya Gavin dengan wajah bingung.
"bukan,tapi..."seketika wajah Anandita bersemu merah karena teringat kebiasaannya yang melempar baju sembarangan saat mandi"pokoknya pinjamkan saja baju bersihmu sekarang,aku tidak mungkin kemana mana hanya memakai handuk"
"baiklah,ayo"
"kemana?"tanya Anandita dengan cenggo.
"ML"
"haaah"seketika Anandita memegang erat ujung handuknya.
Melihat itu Gavin tertawa terbahak bahak.
"apa yang lucu"sungut Anandita masih dengan memegang erat ujung handuknya.
"kamu,"ucap Gavin sambil menyentil gemas jidat Anandita.
"kenapa,aku?"Anandita masih bingung.
Membuat Gavin semakin ingin menggoda istrinya itu.
"Sebenarnya aku heran dengan otak yang hanya sebiji jagung ini kenapa kau bisa menjadi guru"
"apa maksudmu,kau mengatakan aku tidak
pintar"jawab Anandita dengan nada sewot.
"ya,bisa dibilang bahasa kasarnya seperti
itu"ucap Gavin sambil mengedikkan kedua bahunya membuat Anandita semakin disulut emosi.
Tanpa sadar dia berjalan kearah pintu keluar Apartemen.
"mau kemana kau"teriak Gavin sambil mencekal lengan Anandita.
"pulang"jawab Anandita marah.
"kau gila mau pulang seperti ini"
"kenapa?,kau pikir aku tidak bisa pulang sendiri"ucapnya dengan wajah menatap tajam kearah Gavin.
"shitt"seketika Gavin langsung mengangkat tubuh Anandita kepundaknya.
"Gavin apa yang kau lakukan,lepaskan aku!! kau tidak bisa memaksaku untuk melakukannya kalau aku tidak mau,lepaskan Gavin!!"
Gavin tidak menggubris ocehan Anandita yang ada dipundaknya,dia terus saja membawa' tubuh Anandita masuk kedalam kamar,membuat Anandita semakin ketakutan,tamatlah sudah sekarang kau Anandita sepertinya otak Gavin sudah dikuasai oleh setan sekarang,gumamnya dalam hati.
Sampai dikamar diturunkankannya tubuh Anandita didepan cermin besar yang ada dipintu lemari dikamar Gavin.
"lihat lah,kau mau keluar dengan telanjang seperti itu"
"hah!!!"seketika Anandita tersadar jadi dari tadi dia belum berpakaian,pantas saja Gavin marah.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁