NovelToon NovelToon
Sebatas Pacar Sewaan

Sebatas Pacar Sewaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:150k
Nilai: 5
Nama Author: Kurniasih Paturahman

Shanum namanya.. wanita periang nan cantik.

Tanpa sebuah rencana, tanpa sebuah aba-aba. Seorang pria tampan dan sukses memintanya untuk menjadi pacarnya. Ya.. "Sebatas Pacar Sewaan" demi menutupi kepergian kekasihnya.

"Satu tahun, hanya satu tahun, berpura-puralah menjadi pacarku." Pinta Pria itu.

"Kenapa mesti aku?" Tanya Sha dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.

Hari demi hari mereka jalani bersama. Cinta hadir tanpa mereka sadari. Tawa dan air mata menghampiri keduanya. Menjadi sebuah kenangan menuju masa depan.

"Aku hanya sebatas pacar sewaan saja. Harusnya aku siap jika saat perpisahan itu tiba, kenapa aku tak rela sekarang."

Mampukah Sha menjalankan hari-harinya? Mari tertawa dan menangis bersama ya.. Yuk, kita kepoin kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kurniasih Paturahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah

Aku merasa kesal dengan kabar yang disampaikannya. Itu membuatku makin tak mengerti tentang dirinya. Namun entah kenapa, aku merasa itu menjadi hal yang biasa. Rasa cemas dan khawatir terkikis perlahan.

Tak terlalu lagi berharap, mungkin aku sedang mengharapkan yang lain.

-Keenan-

🍁🍁🍁

Keenan tampak terdiam, begitupun dengan pena yang saat ini sedang di genggamnya. Pena itu tak lagi bergerak, karena sebuah lamunan yang hadir dipikiran Keenan. Ia sedang mengingat sesuatu, sesuatu yang terjadi semalam. Tanpa disadari senyum terukir begitu saja di wajahnya. Keenan sedang mengingat Shanum saat ini.

"Wahh Ken, ada apa gerangan?" Tanya Radit yang tiba-tiba saja hadir menghapus lamunan Keenan.

Kehadiran Radit tidak diketahui Keenan, bahkan Radit membiarkan Keenan tersenyum untuk beberapa saat.

"Sejak kapan kamu masuk?"

"Ehm.. lima menit yang lalu." Jawab Radit sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kenapa tidak ketuk pintu."

"Biasanya juga tidak ketuk pintu." Jawab Radit santai.

"Mulai hari ini, setiap masuk ruangan harus ketuk pintu." Pinta Keenan dengan tatapan kesal.

"Ok..ok.., jadi siapa yang berhasil buat bos kita yang satu ini, senyum-senyum."

"Kau melihatnya?"

"Enggak sengaja Ken." Jawab Radit dan tertawa kecil kemudian. Namun Keenan tampak cuek menanggapi dan melanjutkan menandatangani dokumen yang sempat tertunda.

"Tolong kirimkan aku daftar nama mahasiswi magang dikantor ini."

"Untuk apa?"

"Untuk membantu pekerjaanmu."

"Kau tak puas dengan pekerjaanku."

"Bukan, Aku hanya ingin ada orang yang bisa meringankan pekerjaan mu." Ucap Keenan menjelaskan namun tetap membuat Radit bingung.

"Aku tunggu siang ini, dan ini dokumen yang sudah ku tanda tangani semua." Ucap Keenan kemudian sambil bangkit dari duduknya dan menyerahkan setumpuk dokumen di kedua telapak tangan Radit saat ini.

Selanjutkan Keenan melangkah menuju pintu, membukanya dan Radit paham maksudnya.

"Terima kasih sudah bukakan pintu, lanjutkan lamunannya pak bos." Ucap Radit dengan mengejek kemudian.

Raditpun segera melangkah begitu cepat setelah mengatakannya. Tertawa sepanjang jalan mengingat wajah Keenan yang tampak kesal setelah Radit mengejeknya.

Keenan kembali melangkah menuju kursinya. Sebelum benar-benar berhasil untuk duduk kembali, handphonenya bersuara. Terlihat nama Yuna pada layar handphonenya saat ini.

Sempat berpikir sejenak, sepertinya sudah lama sekali Yuna berinisiatif menghubungi dirinya pertama kali. Biasanya Keenan yang selalu menghubunginya dahulu.

Keenan sudah menggenggam handphone miliknya, ia melangkah menuju sisi jendela besar di ruangannya.

"Halo." Sapa Keenan sambil menatap kesibukan jalan yang terlihat dari posisi dirinya saat ini.

"Ken, kamu sedang apa?"

"Bekerja seperti biasa. Ada apa?"

"Maafkan aku Ken, aku dapat pekerjaan baru di sini. Aku tidak bisa cepat kembali."

"Kenapa kau tidak menolaknya?"

"Maaf Ken, aku sudah menandatangani kontrak kerjasamanya dan ini kesempatan bagus buatku."

Keenan menghela napas mendengarnya. Selalu ini yang menjadi alasannya.

"Berapa lama lagi kamu di sana?"

"Mungkin setahun."

"Yuna.. selama itu."

"Maaf Ken, maaf."

"Apa perlu aku menyusulmu."

"Jangan.. jangan." Jawab Yuna cepat.

"Kenapa?" Tanya Keenan dan tampak kecewa dengan jemari yang mengukir nama Yuna pada jendela yang saat ini ada di hadapannya.

"Kamu dibutuhkan di perusahaan, kamu punya tanggung jawab di sana."

Keenan kembali menghela napasnya, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Ia pun tak tahu harus menjelaskan seperti apa pada Omanya nanti.

"Hati-hati di sana." Pinta Keenan dan mengakhiri pembicaraan begitu saja.

Kembali menatap kesibukan jalan, termenung untuk beberapa saat.

Ditempat lain, Yuna tampak menatap layar handphonenya. Keenan langsung memutuskan pembicaraan begitu saja.

"Yuna.." Panggil Endru yang sejak tadi menunggunya.

"Ya.."

"Kau kenapa?"

"Tidak apa-apa." Jawab Yuna dan tersenyum sambil menatap kehadiran Endru yang kian mendekati dirinya.

"Sudah menghubungi Keenan?" Tanyanya dengan jemari yang menyentuh beberapa helai Rambut Yuna yang tak sengaja menutupi sebagian keningnya.

"Baru saja." Jawab Yuna dengan kedua tangan sudah melingkar sempurna di pinggang Endru.

"Apa yang dia katakan?"

"Dia hanya bilang hati-hati."

"Itu yang membuatmu berpikir."

"Mungkin, dia tidak seperti biasanya."

"Itu satu hal yang bagus, dia mengizinkan mu di sini.. bersamaku." Ucap Endru lagi lalu tersenyum.

"Ya.. kau benar." Jawab Yuna dan ikut tersenyum saat itu.

Yuna kembali lagi menikmati kebersamaannya dengan Endru, kekhawatirannya lenyap begitu saja. Mungkin dirinya terlalu banyak berpikir. Itu yang akhirnya diyakini Yuna saat itu.

.

.

.

.

Keenan sedang menatap layar laptop miliknya, matanya mencari sebuah nama. List nama yang diminta Keenan pada Radit sudah masuk dalam emailnya.

"Aku menemukanmu." Ucap Keenan sendiri dan tersenyum.

"Shanum Anindya Lesham." Ucapnya lagi lalu meraih telephone dan menghubungi Radit.

"Ya.. Ken."

"Tolong kamu urus kepindahan Shanum Anindya Lesham ke sini, mulai hari ini dia bekerja bersama mu dan di bawah pengawasanku langsung."

"Oh.. oke, baik segera." Ucap Radit dan Keenanpun langsung menghentikan pembicaraan itu.

Radit terdiam, berpikir dan mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Ia pun mencari CV dari nama yang disebutkan Keenan barusan. Lalu ia terdiam dan berpikir, rasanya ia pernah bertemu dengan wanita ini.

"Ah.. aku ingat." Teriak Radit dan tertawa sendiri karena keberhasilannya telah mengingat sesuatu yang menurutnya berharga.

"Jangan-jangan, dia yang telah buat Keenan agak berbeda belakangan ini." Ucapnya sendiri lalu menjatuhkan punggungnya menyandar pada kursi yang sedang di didudukinya.

"Ok, jika ini maunya bos kita, kita laksanakan." Ucap Radit lagi dan bergegas bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan.

.

.

.

.

Shanum tampak begitu kesal hari ini, Andre sejak semalam tak dapat dihubungi. Tak ada satupun pesan yang dibalas Andre. Nomornya pun tak aktif. Awalnya Shanum ingin memarahi Andre karena sudah meninggalkannya begitu saja. Tapi sekarang Shanum merasa khawatir.

Shanum tatap dirinya di hadapan cermin besar, di salah satu toilet di kantor ini. Menghela napas dan mencoba menenangkan hatinya.

"Sebenarnya ada apa sih ini." Bisik Sha sendiri.

Shanumpun melangkah keluar menuju ke ruangannya kembali. Sebuah ruangan yang letaknya tak jauh dari toilet ini berada.

Shanum membuka pintu dan mencoba masuk ke dalam. Matanya menuju sosok lain yang hadir di dalam ruangan itu. Seorang pria yang sedang duduk berhadapan dengan Aulia.

"Ah.. itu Shanumnya." Ucap Aulia dan membuat Sha berpikir dengan maksud ucapannya.

"Ya ada apa?" Tanya Sha dan terkejut setelah melihat wajah pria yang ada di hadapan Aulia sejak tadi.

Pria itu bangkit dari duduknya dan melangkah menuju Shanum. Ia tersenyum menatap dirinya. Shanum makin dibuat tak mengerti, dengan apa yang sebenarnya terjadi. Entah lah.. saat pria itu melangkah maju, Shanum melangkah mundur perlahan.

.

.

.

.

Semangat.. Semangat UP☺️💪💪💪

Selamat membaca, yuk ikuti kisahnya dan Mohon dukungannya.

Like, favorite, vote dan ratenya ya kakak semua.

Jika berkenan memberikan Gift, author ucapkan terika kasih😚

Semoga betah disini dan tetap setia menanti UPnya🙏

1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Iͫπͧcᷠeᷲsͪ⁴ᵐ❀∂я
may ulangi lag] kk nhie akun yg bca kmrin ilang gk bsa masuk
Anonymous
yuk bs dilanjut yuk thor...
it's me oca -off
semangat onel
it's me oca -off
semangag
it's me oca -off
penyesalqn dteng blkgan klo awal pendftaran namanya 😆
Putri Atoe
waduh g update2 kak...tetap semangat kak
ꪶꫝ🅘︎𝗇𝖼𝖾𝗌mͫaͧyᷠrᷲaͪ⁴ᵐᏦ͢ᮉ᳟
@kk nhie...up nya mna weehhh...aq tengok sekian purnama lo kk😴
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
kapan mak bangun ya
Glendys Santoso
salting nih si shanum🤣🤣
Glendys Santoso
jangan mancing mancing sha...😂😂
Glendys Santoso
kalau yg pendek trs perutnya buncit mungkin itu bpak'nya si bos sha..😂😂
Glendys Santoso
udh berasa kek ikutan lari gk tau nya cm mimpi🤦
Andariya 💖
Yuna..Yuna
baru sadar kamu sekarang, tapi Uda terlambat 😅😂🤪
Fitria_194
aku bisa meninggalkannya. ck emangnya kamu se istimewa itu. bisa membuang org lain dgn mudahnya. nanti klo kamu dicampakkan semua org baru tau rasa.
Fitria_194
kenapa dgn oma. yg tadinya tenang2 aja knp tiba2 pingsan???
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
makkkk bangun up mak
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga Oma baik² saja
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh lah Yuna jngn mengganggu hbngn mereka LG,,lagian kan keenan skrg enggak mencintai mu 🤭
●⑅⃝ᷟ◌ͩNasira✰͜͡ᴠ᭄
na Yuna baru nyesal kan 🙈
ꪶꫝ🅘︎𝗇𝖼𝖾𝗌mͫaͧyᷠrᷲaͪ⁴ᵐᏦ͢ᮉ᳟
bner2 yuna wanita gk ada hati ya...nnti endru jga lpas bru tau rasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!