NovelToon NovelToon
Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / PSK
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

“Di balik seragam putih abu-abu, Nayla menyimpan rahasia kelam.”

Di usia yang seharusnya penuh tawa dan mimpi, Nayla justru harus berjuang melawan pahitnya kenyataan. Ibu yang sakit, ayah yang terjerat alkohol dan kekerasan, serta adik-adik yang menangis kelaparan membuatnya mengambil keputusan terberat dalam hidup: menukar masa remajanya dengan dunia malam.

Siang hari, ia hanyalah siswi SMA biasa. tersenyum, bercanda, belajar di kelas. Namun ketika malam tiba, ia berubah menjadi sosok lain, menutup luka dengan senyum palsu demi sesuap nasi dan segenggam harapan bagi keluarganya.

Sampai kapan Nayla mampu menyembunyikan luka itu? Dan adakah cahaya yang bisa menuntunnya keluar dari gelap yang menelannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07

Cahaya samar dari lampu tidur di pojok ruangan menyoroti wajah Nayla yang pucat. Tubuhnya menggeliat pelan di atas ranjang hotel, seolah menolak kenyataan yang baru saja ia alami. Seluruh tubuhnya terasa remuk, terlebih di bagian terdalam dari dirinya yang seolah tak lagi utuh.

Ia membuka mata, pelan. Menatap langit-langit dengan kosong, tak tahu apakah harus menangis. atau menjerit.

Semua sudah terjadi.

Pelan-pelan ia duduk. Selimut putih membungkus tubuhnya, menutupi rasa malu yang menusuk dari balik kulitnya sendiri. Di lantai, gaun tipis hitam yang tadi malam membuatnya merasa asing, kini tergeletak tak berdaya, seperti dirinya. Satu per satu, Nayla memungut pakaiannya, mengenakannya kembali dengan gerakan gemetar.

Langkahnya menuju pintu tertahan oleh suara berat dari sofa di sudut ruangan.

“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Elvino.

Ia duduk santai, hanya mengenakan celana panjang hitam dan kemeja yang tak dikancingkan penuh. Tangan kirinya memegang gelas kristal berisi minuman sisa semalam, sementara mata tajamnya terus mengikuti setiap gerak Nayla.

“Aku akan pulang,” jawab Nayla pelan, tanpa menatapnya.

“Jam segini?” Elvino melirik arlojinya.

“Ini sudah pukul 03:45.”

Nayla tak menjawab. Ia hanya melanjutkan kegiatannya, merapikan rambutnya seadanya, mengencangkan tali sepatunya. Jiwanya sudah terlalu letih untuk memperdebatkan apa pun.

Namun Elvino belum selesai.

“Aku punya tawaran untukmu.”

Langkah Nayla terhenti.

“Bagaimana kalau. kau bekerja untukku saja?” ucap Elvino dengan nada yang tenang tapi penuh pengaruh.

“Tak perlu melayani banyak pria. cukup aku.”

Nayla diam. Kata-kata itu menggantung di udara, berat, tajam.

Ia menoleh perlahan. Pandangannya kosong, namun dalam. Ada sesuatu di sana. bukan marah, bukan kecewa. Tapi kehampaan. Seperti seseorang yang telah kehilangan terlalu banyak dalam satu malam.

“Berapa harga yang kau tawarkan?” tanyanya dengan suara pelan, datar.

Elvino tersenyum miring. Ada sesuatu yang menghina di balik tawanya.

“Dua puluh juta sekali pertemuan.”

Dada Nayla terasa sesak. Tapi ia tahu, ia butuh uang. Ibu masih di rumah sakit. Dio dan Lili harus makan. Kontrakan harus dibayar. Semua membutuhkan sesuatu yang tak bisa ia dapatkan dengan air mata.

“Baik. Aku terima tawaranmu,” ucap Nayla akhirnya.

Kalimat itu tak keluar dari hati. Tapi dari kebutuhan. Dari luka. Dari kekosongan.

Lalu ia berjalan keluar, meninggalkan kamar hotel itu dengan langkah yang terseok. Bukan karena fisiknya lemah, tapi karena jiwanya. baru saja terkoyak habis.

Di luar, angin malam menusuk tulang. Jalanan sepi. Dunia masih gelap. Tapi di dalam dirinya, malam telah berlangsung terlalu lama, dan entah kapan pagi akan kembali datang.

...

Langit masih kelabu ketika Nayla tiba di depan kontrakan mungil itu. Udara pagi terasa lembap, menyelip masuk ke tulang, dan menyatu dengan lelah yang menggumpal di seluruh tubuhnya. Di genggamannya, sebuah amplop berisi uang lima juta rupiah. tebal dan berat. Bukan karena jumlahnya, tapi karena harga yang harus ia bayar untuk mendapatkannya.

Tangannya sempat gemetar saat memasukkan kunci ke lubang pintu. Hatinya memukul-mukul dadanya, menyesakkan hingga hampir tak bisa bernapas. Setiap langkah menuju rumahnya terasa seperti menuju ruang pengakuan, di mana hanya dirinya sendiri yang bisa menghakimi.

Pintu terbuka dengan suara kecil. Aroma tubuh adik-adiknya yang masih terlelap menyambutnya. Di sudut ruangan, Dio dan Lili masih tertidur dengan posisi saling memeluk di atas kasur tipis yang mereka bagi bertiga. Wajah mereka damai, jauh dari kerasnya dunia yang Nayla hadapi tadi malam.

Nayla menatap mereka lama. Lalu duduk di lantai, meletakkan amplop itu di hadapannya. Tangannya menyentuh uang itu, tapi tak segera membukanya. Ada perasaan jijik. bercampur sedih. bercampur marah.

"Aku nggak pantas." bisiknya pada diri sendiri, nyaris tak terdengar.

Matanya berkaca-kaca saat membayangkan wajah ibunya di ranjang rumah sakit. Jari-jari kurus yang menggenggam tangannya semalam, suara parau yang memaksanya tetap kuat. dan sekarang ia membawa uang haram ini untuk membayar biaya rumah sakit itu. Demi menyambung hidup keluarganya, ia menjual dirinya. Dan tak ada yang bisa mengubah kenyataan itu.

Tapi dunia tak pernah memberi Nayla pilihan lain.

Tangannya yang bergetar akhirnya membuka amplop itu. Ia menghitung perlahan, memastikan jumlahnya. Lima juta. Cukup untuk membayar sisa kontrakan bulan ini, cukup untuk biaya rumah sakit hingga ibunya sedikit pulih, cukup untuk membeli lauk dan buku Dio serta susu Lili. Tapi. tak pernah cukup untuk menebus harga dirinya yang hilang.

Nayla berdiri, berjalan pelan ke dapur sempit. Ia memasak air, menyiapkan susu hangat dan sarapan. Ia ingin adik-adiknya makan enak pagi ini, meski hatinya terasa pahit.

Saat aroma makanan mulai menyebar, Lili terbangun. Mata kecilnya yang bulat menyipit, mengucek-ucek matanya sebelum tersenyum lebar melihat kakaknya.

“Mbak Nayla udah pulang?”

Nayla membalikkan badan, tersenyum. senyum yang hanya bisa dilukis oleh orang yang sudah hancur tapi tak ingin anak kecil itu tahu.

“Iya, Sayang. Maaf ya, Mbak pulang telat.”

Lili menghampiri, memeluk pinggang Nayla. “Mbak masak? Harum banget.”

Dio menyusul bangun, lalu duduk di kursi plastik yang sudah mulai rapuh.

“Mbak. nanti kita jenguk Ibu lagi, kan?”

Nayla mengangguk.

“Pasti. Kita jenguk Ibu, dan Mbak udah bayar kontrakan buat bulan ini. Kita nggak akan diusir lagi.”

Mata Dio berbinar. “Beneran, Mbak? Uangnya dari mana?”

Pertanyaan itu menusuk Nayla lebih dalam dari sembilu.

“Dari kerja lembur...” jawab Nayla pelan. “Mbak dapat bonus. lumayan.”

Anak-anak itu tak tahu. Dan semoga. tak akan pernah tahu.

Setelah mereka selesai sarapan, Nayla membereskan dapur sambil menahan air mata yang terus menggenang. Ia tahu, malam itu bukan yang terakhir. Tawaran Elvino akan datang lagi.

Tapi pagi ini, dengan dua adiknya yang kini tertawa lagi, dan ibunya yang masih bernafas di tempat tidur rumah sakit. Nayla membungkam rasa sakitnya.

Demi mereka... ia bersedia mati berkali-kali.

...

Seminggu telah berlalu sejak malam itu. Sejak ia menjual dirinya demi menyelamatkan ibu dan adik-adiknya dari kehancuran yang lebih dalam. Dan selama tujuh hari itu pula, Nayla hidup dalam diam. Dalam kecemasan. Dalam doa agar pria bernama Elvino tidak kembali muncul di hidupnya. Aneh, tapi benar. ketidakhadirannya adalah anugerah sementara yang membuat Nayla bisa bernapas.

Ibu telah diizinkan pulang dari rumah sakit dua hari lalu. Tubuhnya masih lemah, tapi senyum hangatnya sedikit demi sedikit kembali. Nayla bahkan sempat membeli buah dan biskuit untuk persediaan dengan sisa uang yang masih tersimpan rapat di dalam dompet usangnya. Ia juga membelikan buku tulis baru untuk Dio dan lili.

Untuk pertama kalinya rumah kontrakan mungil mereka terasa seperti rumah. meski hanya sebentar.

Dan pagi ini, Nayla berdiri di depan kaca retak di kamar, mengenakan seragam SMA-nya yang kini makin kekecilan. Ia menghela napas panjang, lalu mengikat rambutnya seadanya. Hatinya berdebar. Sudah seminggu ia tak masuk sekolah. Sudah seminggu pula ia tak melihat Elang.

Entah mengapa, justru itu yang membuatnya lebih cemas.

Saat sampai di sekolah, lorong-lorong tampak tak berubah. Suara tawa, keluhan soal tugas, dan langkah kaki tergesa kembali memenuhi udara. Tapi Nayla merasa seperti orang asing. Setiap langkahnya terasa canggung, setiap tatapan yang ia dapatkan seolah membawa tanya yang tak ia tahu bagaimana menjawabnya.

Begitu masuk ke kelas, ia langsung merasakan atmosfer aneh.

Elang duduk di tempat biasa. sebelah kanannya. Tapi kali ini, ia tidak menyapa seperti biasanya. Tidak menoleh. Tidak tersenyum. Hanya menatap lurus ke depan, dingin dan kaku.

Nayla ragu sejenak, lalu duduk perlahan. Ia mencoba bersikap biasa, membuka buku pelajaran, pura-pura sibuk menulis sesuatu di catatannya.

Beberapa menit berlalu dalam hening.

Lalu suara itu akhirnya datang. Dingin. Tegas. Tanpa basa-basi.

“Kemana aja kamu?”

Nayla mendongak, sedikit terkejut.

“Aku. merawat Ibu di rumah sakit,” jawab Nayla jujur, meski singkat.

Elang mengangguk pelan, matanya melembut.

“Kenapa kamu nggak kasih kabar?”

Nayla menunduk, menggenggam ujung roknya erat-erat. “Aku nggak mau merepotkan siapa-siapa. Termasuk kamu.”

“Kamu pikir itu merepotkan?” suara Elang terdengar sedikit berat.

“Kalau kamu cerita, aku pasti bantu.”

“Aku tahu.” bisik Nayla.

“Tapi aku juga tahu, kamu punya hidupmu sendiri. Aku nggak ingin jadi beban untuk siapa pun.”

Elang terdiam. Tak ada lagi yang ia ucapkan. Tapi pandangannya tak lepas dari wajah Nayla. menyimpan sesuatu yang tak diucapkan. Campuran rasa simpati, penasaran, dan mungkin. sebuah keinginan untuk masuk lebih dalam ke kehidupan gadis yang makin hari makin sulit ditebak itu.

1
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
waduuuuhhh kayaknya kalo menyangkut konplik orang tua dan perjodohan bakalan berat nih, apalagi saingannnya yg syar'i syar'i pasti dibanding bandingin trus nih....
Dzimar
Thor kmren2 sering triple bab😍
Her$a: besok kak insyaallah,, tapi cuma 2 bab pr hari... GPP yaa😉
total 1 replies
Dzimar
gak rela klu Nayla di tinggal nikah SMA elvino Thor ..elvino juga udh cinta bngt ke nayla
Dzimar
up Thor udh jam 6 blm up... menantikannya
Her$a: masih proses kak😁 agak terkendala hari ini
total 1 replies
Dzimar
Nayla pasti TLP elvino....ayo elvino datang&liat kondisi Nayla yg hdupnya hancur karena keadaannya 😭
Siti Aminah
trs lanjut ya kak AQ suka banget ceritanya.
Siti Aminah
seru banget . tlng di lanjut episode selanjutnya
Her$a: terima kasih 😘
total 1 replies
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
semangat kakak othor... aku gak tau mau bikin ulasan apa,,, tapi sejauh ini ceritanya bagus banget....
Her$a: Terima kasih 😘
total 1 replies
Bunda Dzi'3
hp Thor ..smngts bnyk pembaca karyamu thor👍
Bunda Dzi'3: smngtsss🖤
total 2 replies
Bunda Dzi'3
beban nya Nayla berat bngtt😭
Bunda Dzi'3
Aulia sma elang aja..sma2 bersih...biar Nayla sma elvino...krna Nayla udh di tidurin elvino biar Elvino tanggung jawab...Nayla khawatir hamil saat elvino nikahin Aulia...trs elang yg nikahin Nayla 😭😭
Bunda Dzi'3
ervino udh cinta sma Nayla...
Bunda Dzi'3
lanjutttt🖤
Bunda Dzi'3
buat aja Nayla hamil biar di nikahin Elvino Thor
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
Elvino udh Cinta mungkin sma Nayla tapi gengsi...Dia pikir Nayla gak lebih dri pemuas ranjangnya...pdhl elvino udh ada rasa sblm kjdian MLM pertama...Haa khayalan Qu sperti ini ..nikahin Elvino buat Nayla bhgia👍
Bunda Dzi'3
elvino knpa gak di nikahin aja Nayla&angkat derajatnya Nayla..biar gak bnyk dosa&Dio gak benci lagi😭
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
lanjut thor
Bunda Dzi'3
i
kasian Nayla hancur N merasa bersalah bngt pastinya ..ibunya mninggal karna tau kerjaan nayla😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!