NovelToon NovelToon
Selir Alam Gaib

Selir Alam Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis:
Liora, seorang gadis muda, dipaksa menjadi pengantin pengganti tanpa mengetahui siapa calon suaminya. Namun saat tirai pernikahan terbuka, ia terseret ke dalam Azzarkh, alam baka yang dikuasai kegelapan. Di sana, ia dinikahkan dengan Azrakel, Raja Azzarkh yang menakutkan, dingin, dan tanpa belas kasih.

Di dunia tempat roh jahat dihukum dengan api abadi, setiap kata dan langkah bisa membawa kematian. Bahkan sekadar menyebut kata terlarang tentang sang Raja dapat membuat kepala manusia dipenggal dan digantung di gerbang neraka.

Tertawan dalam pernikahan paksa, Liora harus menjalani Upacara Pengangkatan untuk sah menjadi selir Raja. Namun semakin lama ia berada di Azzarkh, semakin jelas bahwa takdirnya jauh lebih kelam daripada sekadar menjadi istri seorang penguasa neraka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 8

Sehabis mandi di Danau Bunga Malam, Liora berjalan ringan kembali ke kediamannya. Rambutnya yang masih basah dibiarkan terurai, langkahnya lebih ringan daripada biasanya. Senyum tersungging di bibirnya, membuat para pengawal yang menjaga pintu menoleh heran.

Bagaimana tidak? Hari ini ia merasa menemukan sebuah tempat ajaib yang hanya diperuntukkan baginya, danau yang mampu membuatnya seolah disucikan, dikuatkan, dan dipeluk oleh cahaya bunga-bunga malam.

Bayangan itu membuatnya berdebar. Ia membayangkan, jika di dunia manusia, tempat seperti itu pasti dianggap surga tersembunyi. Orang-orang akan rela membayar mahal hanya untuk melihat bunga yang bercahaya di permukaan air.

“Seandainya aku bisa membawanya ke dunia asal…,” gumamnya sambil tersenyum kecil.

Vaelis dan Dreya yang mengikuti dari belakang saling pandang. Mereka tidak mengerti apa yang membuat sang Putri, selir muda Raja, tampak begitu bahagia hanya karena berendam di danau itu.

“Putri benar-benar aneh,” bisik Vaelis lirih.

Dreya hanya mengangkat bahu. “Selama ia senang, kita tak perlu ikut campur.”

Begitu masuk ke kamarnya, Liora menyapa dua pelayan yang tidak ikut ke danau. Senyumnya begitu cerah, membuat keduanya heran. Ia bahkan sempat menyapa pengawal yang menjaga pintu dengan suara ceria, berbeda dari biasanya yang selalu murung.

Di dalam kamar, ia langsung naik ke ranjang besar, duduk bersila di atas kasur empuk. Ia masih teringat jelas sensasi bunga-bunga bercahaya itu yang menempel lembut di kulitnya, membuat tubuhnya ringan seolah semua beban hilang.

Liora menatap tangannya sendiri dengan mata berbinar. “Tempat itu… seperti surga rahasia. Aku merasa… untuk pertama kalinya, aku benar-benar hidup.”

Vaelis mendekat dengan hati-hati. “Putri… apakah benar danau itu memberi Anda kekuatan?”

“Ya,” jawab Liora cepat. “Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Tapi aku merasa tubuhku lebih kuat, lebih berani. Seolah ada sesuatu yang mengalir dalam darahku.”

Dreya mengangguk pelan. “Itu wajar. Danau Bunga Malam hanya merespons darah kerajaan. Tidak ada selir lain yang bisa merasakannya seperti Anda.”

Liora terdiam, hatinya bergetar. Jadi hanya dirinya yang bisa merasakan kedekatan itu? Ia tersenyum samar, lalu berbaring di ranjang, membiarkan pikirannya terbuai oleh kenangan indah sore tadi.

Saat itulah pintu terbuka, dan Nyonya Nyonya Veyra masuk bersama dua pelayan yang membawa nampan berisi hidangan malam. Wanita tua itu menghentikan langkahnya, menatap Liora yang sedang tersenyum sendiri.

“Sepertinya Putri menemukan sesuatu yang menyenangkan,” kata Nyonya Veyra dengan nada penuh arti.

Liora buru-buru menggeleng. “Tidak… hanya sedang mengingat sesuatu.”

Namun tatapan tajam Nyonya Veyra berkata lain. Ia selalu punya naluri tajam membaca gelagat selir-selir muda.

Selepas dari kediaman Liora, Nyonya Malvera menuju ruang Raja. Di tangannya ada sebuah bejana perak berisi cairan merah gelap, minuman yang selalu diminum Raja Azrakel setiap malam.

Ruang singgasana itu luas, dingin, dengan pilar-pilar hitam menjulang. Raja Kaelith duduk di singgasananya, topeng hitam tetap menutupi wajahnya.

Nyonya Veyra menuangkan minuman itu ke dalam piala kristal, lalu menyuguhkannya dengan penuh hormat. “Silakan, Yang Mulia.”

Raja menerima, meneguk setengahnya, kemudian menoleh. “Kau baru saja dari kediaman Selir Liora?”

“Iya, Yang Mulia,” jawab Nyonya Malvera.

“Bagaimana keadaannya?”

Wanita itu tersenyum samar. “Dia tampak begitu bahagia. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Katanya, semua itu karena Danau Bunga Malam.”

Raja Azrakel terdiam sejenak, lalu… tersenyum. Senyum itu begitu ringan, tulus, membuat Nyonya Veyra terperanjat. Sudah lama sekali ia tidak melihat raja tersenyum seperti itu.

“Dia akhirnya tahu arti danau itu,” gumam Raja. “Tentu saja… hanya dirinya yang bisa merasakan keistimewaannya.”

Nyonya Veyra mengamati wajah yang tertutup topeng itu, hatinya bergetar. Senyum ini… senyum yang dulu, sebelum tragedi…

Ia menunduk dalam-dalam. “Yang Mulia, apa yang akan dilakukan pada keluarga selir An Yu? Mereka sudah berani mengganti pengantin. Seharusnya Selena yang datang, bukan Liora.”

Raja Azrakel meletakkan pialanya, sorot matanya kembali dingin. “Biarkan. Mereka tidak akan lolos dari hukuman. Semua akan dibalas pada waktunya.”

Seketika udara di ruangan itu membeku.

Malam itu, Liora hendak tidur ketika suara mengerikan memecah keheningan.

“Uwoooooohhh…”

Bukan lolongan, melainkan jeritan panjang dan serak, seperti ratusan tenggorokan bersuara bersamaan. Liora terloncat dari ranjang, wajahnya pucat, lalu berlari ke arah Vaelis dan Dreya yang berjaga.

“Apa itu?” suaranya bergetar.

“Itu suara Bayangan Kelam, Putri,” jawab Vaelis dengan tenang.

“Bayangan Kelam? Apa itu?” Liora meremas lengan Dreya dengan panik.

“Makhluk penghisap jiwa,” jelas Dreya. “Setiap roh jahat yang mencoba melarikan diri akan diburu oleh Bayangan Kelam dan dibelenggu dengan rantai api. Setelah tertangkap, mereka diseret ke hadapan Raja untuk dijatuhi hukuman.”

Liora merasakan bulu kuduknya berdiri. Dunia ini penuh dengan hal-hal yang bahkan dalam mimpi buruk sekalipun tak pernah ia bayangkan.

Jeritan itu kembali terdengar, kali ini lebih dekat dan menusuk telinga. Disusul dentang lonceng berat yang membuat dadanya bergetar.

“Bunyi apa lagi itu?” tanyanya panik.

“Itu Lonceng Neraka, Putri,” kata Vaelis. “Menandakan roh itu sudah ditangkap dan pintu pengadilan jiwa akan dibuka.”

Liora menutup telinga, gemetar. “Aku tidak mau tidur sendirian. Kalian harus menemaniku!”

Vaelis dan Dreya saling tatap, wajah mereka cemas. “Putri… kami tidak pantas tidur di ranjang yang sama dengan Anda. Itu tidak sopan.”

“Tolong… aku mohon,” Liora nyaris menangis.

Akhirnya, dengan berat hati, keduanya naik ke ranjang besar itu. Mereka tidak bisa menolak desakan Liora. Malam itu, untuk pertama kalinya sejak berada di istana, ia tertidur tanpa tangisan.

Pagi itu, Liora terbangun dengan kepala masih berat, namun tubuhnya jauh lebih tenang dibanding malam sebelumnya. Vaelis dan Dreya sudah berdiri di sisi ranjang, wajah mereka tetap datar seakan tidak pernah berbaring di ranjang yang sama dengannya. Mereka tahu, bila Nyonya Malvera mengetahui hal itu, bisa-bisa mereka dihukum tanpa ampun.

Saat sarapan, Liora meletakkan sendoknya dan menatap kedua pengawalnya.

“Aku ingin melihat-lihat istana. Aku bosan terkurung di kamar.”

“Baik, Putri,” jawab Vaelis dengan hormat.

Mereka pun keluar bersama beberapa pelayan yang membawa payung hitam dan kipas perak. Liora terperangah ketika menapaki jalan setapak yang dihiasi batu obsidian mengilap. Bayangannya, Underworld hanyalah tempat muram yang dipenuhi asap pekat. Namun kenyataan berbeda.

Di hadapannya terbentang taman yang menakjubkan. Pohon-pohon tinggi menjulang dengan daun berwarna hijau zamrud, bunga-bunga berkelip seperti bintang kecil, dan aliran air berwarna perak mengalir tenang di antara bebatuan hitam. Sejenak, Liora merasa seperti berjalan di sebuah kerajaan dongeng, bukan di dunia yang disebut Azzarkh.

Namun pesona itu cepat memudar. Dari kejauhan, suara langkah teratur terdengar. Tiga wanita berjalan mendekat, masing-masing diiringi oleh pelayan yang membawa payung berhias batu permata. Gaun panjang mereka berkilau, setiap helai kain tampak dijahit dengan cahaya bulan.

Liora berhenti. Hatinya berdebar keras.

“Siapa mereka?” bisiknya gugup.

“Mereka adalah selir-selir Raja yang lain,” jawab Dreya lirih.

Ketiga wanita itu akhirnya berdiri di hadapan Liora. Aura mereka begitu kuat, membuat para pelayan segera menunduk dalam-dalam.

Yang pertama melangkah adalah seorang wanita berwajah lembut dengan senyum anggun. Dialah Selir Hua ,selir pertama, Liora pernah melihatnya saat hari pengangkatannya, terkenal dengan kebijaksanaannya dan sikapnya yang tenang.

Di sampingnya berdiri wanita berwajah tegas dengan sorot mata tajam bagai pedang. Namanya Selir Zhang, selir kedua, yang dikenal paling berpengaruh dalam urusan militer dan kedisiplinan harem.

Dan yang terakhir, seorang wanita cantik dengan bibir merah dan tatapan penuh sinis. Dialah Selir Wei, selir ketiga, terkenal dengan kecantikannya yang memikat, namun juga dengan kata-katanya yang sering menusuk.

Keheningan menekan, hingga akhirnya Selir Zhang membuka suara.

“Jadi ini… selir baru itu. Bahkan tidak tahu cara memberi hormat pada yang lebih tua.”

Selir Hua menoleh lembut, nada suaranya menenangkan.

“Jangan terlalu keras padanya. Dia baru saja masuk, tentu saja belum paham aturan.”

Selir Wei mengangkat dagu, senyumnya penuh ejekan.

“Baru atau tidak, dia tetap harus tahu posisinya. Ingat baik-baik, Liora, kau hanyalah selir termuda. Jangan pernah mencoba melangkahi kami.”

Kata-kata itu menusuk dada Liora. Ia menunduk, merasakan detak jantungnya makin cepat. Rasanya seperti berhadapan dengan istri-istri sah dari seorang kaisar yang ditakuti.

Dalam hati, ia hanya bisa merintih lirih. Aku tidak pernah meminta menjadi selir siapa pun…

1
Cucu Doank
liora dah mulai berubah , 😄
Cucu Doank
bagus, akhirnya keadilan di tegakkn..
Kustri
☕teman u/menulis thor
Kustri
☕💪💪💪
Lyza Yessy
bs gak ya sang raja jd bucin😁
Lyza Yessy
semangat up ya kak author 💪💪💪😊😊
Irsyad layla
tolong diperiksa lagi typonga ya thor
Lyza Yessy
aku tunggu up nya thor, semangat up nya ya thor💪💪😊
Kustri
☕semangat UP yaa
Kustri
👍👉👉👉
Kustri
hehee... kirain pengen balik ke dunia nyata, ealah malah betah

krn di dunia nyata kamu g diperhatikan, g disayang
Kustri
kira" yg diperjuangkan apa yaa🤔

apa mungkin bgmn cara'a spy kembali ke dunia sebenar'a, bgtukah thor🤭💪
Kustri
apa liora dijadikan tumbal🤔😩
Lyza Yessy
d tunggu up nya thor
Maria Mariati
hellehhhh 🤣🤣🤣
Ririn Wati
great
Ben Aben
goodddddddd......
Syifa Nabila
suka semua novel karya author
Nanda
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
M.S Inisial
menarik Thor, genre baru y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!