NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Story Yuu

Kiara dan Axel berteman sejak kecil, tinggal bersebelahan dan tak terpisahkan hingga masa SMP. Diam-diam, Kiara menyimpan rasa pada Axel, sampai suatu hari Axel tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Tanpa memberitahu Kiara, keduanya tak saling berhubungan sejak itu. Beberapa tahun berlalu, dan Axel kembali. Tapi anak laki-laki yang dulu ceria kini berubah menjadi sosok dingin dan misterius. Bisakah Kiara mengembalikan kehangatan yang pernah mereka miliki, ataukah cinta pertama hanya tinggal kenangan?

*
*
*

Yuk, ikuti kisah mereka berdua. Selain kisah cinta pertama yang manis dan menarik, disini kita juga akan mengikuti cerita Axel yang penuh misteri. Apa yang membuatnya pindah dan kembali secara tiba-tiba. Kenapa ia memutus hubungan dengan Kiara?.

MOHON DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN, JANGAN LUPA LIKE, DAN KOMEN.

Untuk menyemangati Author menulis.

Salam Hangat dari tanah JAWA TENGAH.❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Story Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Hampir Saja Khilaf

Sesampainya dirumah, Axel menurunkan Kiara di depan gerbang rumahnya.

“Kamu bisa masuk sendiri?” tanyanya seraya menyodorkan tas Kiara.

Kiara mengangguk pelan, meski jelas matanya menahan gugup. “Makasih.”

Axel menyelipkan kedua tangannya ke saku celana, tatapannya dingin seperti biasa. “Oke. Besok jangan nyusahin aku lagi,” ucapnya datar lalu menghela napas malas.

Kiara memiringkan kepala, menatapnya tak terima. “Nyusahin? Kamu yang nawarin diri buat gendong aku,” sahutnya ketus, alisnya terangkat penuh protes di hadapan pria dingin itu.

“Sana, masuklah,” cetus Axel sambil mengacak-acak rambut Kiara dengan seenaknya.

“Ih! Dasar kamu...” Kiara spontan menghindar, menepis tangannya dengan wajah cemberut.

Axel akhirnya melangkah keluar. Sementara Kiara masih berdiri didepan pintu, memandangi punggung pria idamannya yang kian menghilang saat gerbang ditutup.

“Bahkan punggungnya saja... terlihat tampan,” ucapnya lirih sambil senyum-senyum sendiri, pipinya mulai merona tak mampu menahan gejolak hangat yang berdesir di dadanya.

Ia buru-buru melangkah masuk kerumahnya.

Sesampainya di kamar, Bruk! Kiara merebahkan dirinya ke kasur, “Ahh... nyaman sekali, akhhh...” rintihnya kesakitan memegang pergelangan kakinya.

“Kenapa harus keseleo segala sih, huhh...” gumamnya kesal.

Tring! Suara ponselnya berdering. Muncul nama ‘Ibu negara’ di layar

“Halo bunda,” suaranya mengangkat telepon dari ibunda ratu.

“Ara... Ayah sama Bunda kayaknya bakal lembur malam ini,” ujar Widia terdengar lirih dari seberang.

“Lembur? Rumah sakit kekurangan staf kah?” protes Kiara tak suka ditinggal lembur oleh kedua orang tuanya.

Widia menghela napas, suaranya terdengar samar dari telepon. “Maaf sayang, Ayah ada operasi darurat. Bunda harus mengurus sesuatu.”

Kiara mulai mengerucutkan bibirnya, namun ia tak bisa menentang. Karena itu adalah tanggung ayah dan bundanya sebagai seorang dokter. “Yasudah Bunda,” sahutnya dengan nada putus asa.

“Kamu kalau merasa takut sendirian, nginap aja dulu dirumah tante Widia. Maaf ya sayang,” ujar Desy merasa bersalah pada putri semata wayangnya itu.

“Iya Bunda, Ara... gampang nanti,” sahut Kiara mencoba terdengar baik-baik saja, agar orang tuanya tak merasa khawatir.

“Ya udah, Bunda lanjut kerja dulu. Bye sayang,” Desy mengakhiri obrolan.

“Bye, Bunda,” Kiara menutup telepon.

Gadis itu langsung menjatuhkan diri di atas kasur, lalu menghela napas panjang, “Lagi-lagi lembur,” gerutunya kesal.

****

Beberapa saat kemudian... hari sudah menjelang malam.

Disisi lain, Axel tampak berbaring di kasurnya, ia termangu menatap langit-langit kamarnya. Pemuda itu merasa bosan lalu bangkit dari kasurnya. Axel keluar dari kamar dan menuju ke ruangan sebelah, saat membuka pintu ia tercengang. “Ma!” teriaknya sambil ternganga melihat isi ruangan.

Ruangan itu, dahulu adalah tempat belajar Axel. Tapi entah apa yang terjadi, buku-buku koleksinya menghilang entah kemana. Beberapa hari setelah kepulangannya, baru hari ini ia menyempatkan diri memeriksa ruangan itu. Yang ia temukan hanyalah sebuah lemari kecil dan satu ranjang bernuasa merah muda.

Widia yang sedang sibuk menyiapkan makan malam, menoleh cepat. “Iya sayang,” jawabnya singkat, segera menaiki tangga menuju ke lantai atas.

Sesampainya disana, ia melihat putranya berdiri di ambang pintu dengan wajah terkejut.

“Ada apa sayang?” tanyanya santai sambil melangkah mendekat.

“Ma, apa ini?” sahut Axel masih melongo menunjuk ruangan itu, “Dimana buku-buku ku?”

“Ahaha...” Widia malah tertawa kecil. “Mama pikir kenapa, ini adalah kamar Ara,” jawabnya tenang seolah tak menghiraukan kekesalan putranya.

Axel mengangkat tinggi alisnya. “Ara? Kenapa dia punya kamar dirumah kita?” balasnya heran.

“Saat kamu diluar negeri, Ara yang sering nemenin Mama. Mama nggak tega mau bongkar kamarmu, jadi Mama menyulap ruang belajarmu menjadi kamar Kiara,” jawab Widia sambil tersenyum senang.

“Ma...” protes Axel tak terima.

“Mama memindahkan barangmu di ruangan lantai bawah, kamu periksa sendiri,” cetus Widia, langsung berbalik pergi.

“Mama...” suara Axel terdengar frustasi. "Entah siapa anak kandungnya sebenarnya."

****

Sementara itu, dilantai bawah, Widia sudah selesai dengan kesibukannya.

“Axel!” teriaknya memanggil putranya.

“Iya Ma,” jawabnya malas, namun tetap melangkah turun memenuhi panggilan ibunya.

“Sana, jemput Ara,” perintah Widia, sementara ia tengah sibuk menyusun piring di atas meja.

Axel mengangkat alisnya, menatap heran ke arah ibunya. “Ara? Kenapa?”

“Tadi tante Desy menelpon, katanya dia sama om Adam lembur dirumah sakit, Ara sendirian. Jemput sana,” titahnya lagi tanpa menoleh.

Axel memutar bola matanya malas. “Suruh aja datang sendiri,” jawabnya datar, malah merebahkan bokongnya di kursi.

“Axel Adiputra Wiguna...” panggil Widia penuh penekanan.

Axel menghela napas. “Huh... oke,” jawabnya, akhirnya melangkah keluar keluar menjemput Kiara.

****

Di depan gerbang rumah Kiara, Axel ragu-ragu ingin memanggilnya. “Kenapa dia nggak keluar-keluar,” gumamnya sambil tolah-toleh menatap jendela kamar gadis itu.

Tak lama, tiba-tiba listrik padam. Suasana menjadi gelap mencekam.

"Astaga!" serunya kaget, lalu buru-buru menyalakan senter dari ponselnya.

“Aaaaa!...” suara teriakan Kiara dari dalam.

"Ara?!" Axel terkejut dan langsung lari tergesa membuka gerbang. Ia buru-buru masuk ke rumah, dengan cepat ia menaiki tangga menuju kamar Kiara. “Ara!” panggilnya panik.

“Ara! Buka pintunya,” teriaknya mengetuk pintu kamar.

Tak ada jawaban, akhirnya Axel mendobrak pintu itu. Setelah masuk, ia mendapati Kiara yang duduk di sudut ruang kamar, menundukan kepala, sambil memeluk erat lututnya.

“Ara...” panggilnya pelan, mendekati Kiara.

Kiara mengangkat wajahnya perlahan, secercah cahaya dari senter, menyoroti sekilas wajah Axel. “Axel...” lirih Kiara, suaranya bergetar. Ia langsung bangkit dan memeluk Axel dengan erat.

Sontak Axel terkejut, ia membeku sejenak, matanya membelalak, jantungnya berdegup cepat.

“Huhuhu...” Kiara menangis tersedu di pelukannya.

Axel menelan ludah, tubuhnya mendadak gemetar, namun ia berusaha mengendalikan diri. “Apa yang terjadi?” tanyanya pelan.

Kiara terus menangis, tak bisa menjawab pertanyaan Axel.

Axel balas memeluknya. “Tenanglah, aku disini” bisiknya sambil menepuk pelan bahu Kiara.

Setelah merasa tenang, Kiara melepas pelukannya. “Maaf,” ujarnya menatap Axel sejenak, lalu menunduk.

Axel masih memegang pinggang Kiara. “Oke, kamu udah tenang?”

Kiara hanya mengangguk pelan.

Axel melepas tangannya, karena kaki Kiara yang gemetar, tiba-tiba ia oleng hampir terjatuh. Sigap, ia meraih kerah baju Axel, sehingga Axel ikut terjatuh bersamanya di atas ranjang.

Bruk! Tubuh Axel menimpa tubuh kecil Kiara. Wajah mereka sangat dekat hanya berjarak satu senti saja, keduanya terpaku dan saling pandang.

Kiara mengerjap Aaaaa!!! Wajahnya sangat dekat, batinnya menjerit menahan napas.

Axel masih terpaku, ia menatap wajah Kiara yang begitu dekat, matanya, hidungnya, hingga bibir Kiara tertangkap jelas di matanya.

Axel menelan ludah. Apa ini? Jantungku... sangat berisik! protesnya dalam hati.

Sejenak, suasana yang gelap terasa hangat. Meski hanya ada satu cahaya yang berasal dari ponsel Axel, keduanya larut dalam tatapan keheningan. Pipi Kiara memerah, lalu Axel... tubuhnya sudah mulai terasa panas.

Hampir saja mereka khilaf!

“Axel! Ara! Kalian nggak apa-apa?!” teriak Widia dari jendela sebelah, membuyarkan keheningan antara Axel dan Kiara.

Keduanya sontak bangun dan duduk di tepi ranjang. Mereka bertingkah kikuk, “A-anu...” ujar Kiara tak tahu harus berkata apa.

Axel memijat tengkuk, lalu bangkit dan mendekat ke jendela, “Iya Ma, kami kesana sekarang,” ucapnya membalas Widia.

Axel berbalik, “Ehem... Kamu bisa berdiri?” tanyanya pelan.

“Oh, bisa. Tapi... kakiku masih sedikit gemetar,” jawab Kiara.

Axel tertegun. Gemetar? Kakiku juga. batinnya, ia menunduk dan meremas lututnya

Kemudian ia maju dan langsung berjongkok di depan Kiara. “Ayo naik, biar kugendong,”

“Hah? Lagi?” sahut Kiara tak yakin.

“Cepat, ini pegang senternya,” ujar Axel seraya menyodorkan ponselnya.

“O-oke,” balas Kiara, langsung memeluk punggung Axel dengan erat.

**Go! Ara, kapan lagi bisa peluk-peluk bahu kekar mas crush wkwk**

...****************...

Bersambung...

Mohon Dukungannya Teman-teman Sekalian...

Jangan Lupa Like, Vote dan Coment! Untuk Menyemangati penulis.

Salam Hangat Dari Author, 🥰🥰

1
Anna
alahh modus ee si Axel ..
Anna
cerita nya fress, alur nya simple sukaa pollll ..
Yuu: makasih kakak sudah mampir🥰🥰
total 1 replies
Fausta Vova
thor, bisa ga yah up tiap hari???
🤣
ak pasti menunggunya thor
Fausta Vova
jangan ribet-ribet thor
otakku baru bangun nih
Yuu: Terimakasih sudah mampir, 🥰
total 1 replies
Duane
Gila, endingnya bikin terharu.
Yuu: Terimakasih ka. nantikan update selanjutnya ya🥰
total 1 replies
Maris
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Yuu: Terimakasih 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!